i STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SMP NEGERI 13 MALANG
SKRIPSI
Oleh:
WARDATUL HIDAYAH NIM. 201210010312044
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
vi KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta ridha-Nya, sehingga skripsi yang berjudul, “STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SMP NEGERI 13 MALANG” yang penulis susun
dalam karya ilmiah skripsi. Shalawat dan salam senantiasa terhanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada:
1. Drs. Faridi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang beserta para stafnya
2. Nur Afifah KM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang
3. Drs. Sunarto, M. Ag dan Saiful Amien, M. Pd selaku dosen pembimbing yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan arahan, saran, bimbingan, doa, serta motivasi kepada penulis
4. Nur Afifah KM, M.Kes, selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi, saran, arahan, dan doa kepada penulis
vii 6. Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Malang yang telah mengijinkan penulis untuk
melakukan penelitian
7. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang dengan tulus mencurahkan usaha,
do‟a dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan, semoga amal dan jasa yang telah diberikan menjadi amal yang baik dalam kehidupan ini serta diterima oleh Allah SWT. Dan pada akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Malang, 13 Januari 2016
Penulis,
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Manfaat Penelitian ... 13
E. Batasan Istilah ... 14
F. Sistematika Penulisan ... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Strategi Pembelajaran ... 21
1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 21
2. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran ... 26
ix
4. Pendekatan Pembelajaran ... 27
B. Konsep Guru Pendidikan Agama Islam.... ... 30
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ... 30
2. Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam. ... 35
C. Konsep Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an... ... 37
1. Pengertian Membaca Al-Qur‟an... 37
2. Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an ... 40
3. Model-Model Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an ... 46
4. Cara Mudah dalam Membaca Al-Qur‟an ... 49
5. Adab dalam Membaca Al-Qur‟an. ... . 50
6. Langkah-Langkah Mengajarkan Membaca Al-Qur‟an. 50
7. Tujuan Pembelajaran Al-Qur‟an. ... 51
D. Pembahasan Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an. ... 51
1. Strategi Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an. ... 51
2. faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an. ... 55
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 59
B. Sumber Data ... 60
x
D. Teknik Analisis Data... ... 65
E. Uji Keabsahan Hasil Penelitian. ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian ... 73
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 13 Malang... 73
2. Visi dan Misi Sekolah... ... 75
3. Data Guru dan Siswa SMP Negeri 13 Malang. ... 77
4. Sarana prasarana SMP Negeri 13 Malang ... 78
B. Penyajian dan Analisa Data. ... 78
1. Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa SMP Negeri 13 Malang... ... 78
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Strategi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an ... 83
3. Hasil yang Diperoleh dalam Penerapan Strategi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa SMP Negeri 13 Malang. ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 99
A. Kesimpulan ... 99
B. Saran-Saran ... 101
xi DAFTAR TABEL
TABEL I : JUMLAH GURU SMP NEGERI 13 MALANG TABEL II : JUMLAH SISWA SMP NEGERI 13 MALANG
xii DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Pius, & Prasetya, Danu. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya: Arloka.
Ahmadi Abu, Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia
Ahmadi, Ruslam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif . Yogyakarta : Ar-Ruzz.
Al-Ghazali,. 2007“Strategi belajar mengajar melalui penanaman konsep umum
& konsep islami,” diedit dalam „Pupuh Fathurrohman, Bandung: Pt Refika Aditama
Ardiansyah, M. Asrori. Problematika PAI Di Sekolah, dari http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/problematika-pai-di
sekolah.html, diakses pada 26 Agustus 2015.
Ar-Ramli, Muhammad Syauman. 2007. Keajaiban Membaca Al-qur’an. Jawa Tengah : Insan Kamil Sukoharjo.
Ar-Ramli,Syauman. 2008. Keajaiban Membaca Al-Qur’an. Jawa Tengah : Insan Kamil Sukoharjo.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Cet. XVI. Jakarta: Rajawali Press. Berkibar, Indonesia, “Fakta Pendidikan”,
http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan, diakses tanggal 23 Agustus 2015.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial dan Format-format Kualitatif-Kuantitatif . Surabaya : Angkasa Prima.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif . Jakarta : Rajwali Press. Daradjat, Zakiah. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Azain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Echol, John dan Hasan Sadily. 1996. Kamus Inggris-Indonesia.
Jakarta:PT.Gramedia
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT. RajaGrafinto Persada.
xiii Galaksi Islam, Cara Mudah Belajar Membaca Al-Qur’an, http:wordpress.com,
diakses 10 november 2015
Guntur Tarigan, Henry. 1993. Strategi pengajaran dan pembelajaran, Bandung:Angkasa
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hawi. Akmal. 2013. Kompetensi Guru PAI, Jakarta: Rajawali Pers
Ibrahim, R., & Syaodih, Nana S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Gelora Aksara.
Indriana, Diana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press.
Izzuddin, Muhammad. 2009. Memperbaiki Bacaan Al-Qur’an Metode Tartil 12 Jam, Solo: As-Salam
Jahuli, Ahzami Samiun. 2006. Kehidupan Dalam Pandangan Al-quran. Jakarta : Gema Insani Press.
Maidir Harun, dkk. 2007. Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA, Jakarta: Depag Badan Litbang dan Puslitbang
Majid, Abdul & Andayani, Dian. 2004. Pendidikan agama islam berbasis kompetensi, Bandung: Pustaka remaja rosdakarya.
Misbahul Munir, M. 2005. Ilmu dan Seni Qiro’atil Al-Qur’an: Pedoman Bagi
Qori’-Qori’ah, Hafidz-Hafidzah dan Hakim dalam MTQ, Semarang: Binawan
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media Muhajir. 1989. Metode Penelitian Kualitatif, Semarang: Bina Ilmu.
Mulyadi. 2009. Classroom Management Mewujudkan Suasana Kelas yang Menyenangkan bagi Siswa. Malang: UIN Malang Press.
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pmbelajaran Kreatif dan Menyenangka, Bandung: Rosda.
xiv Musthafa, Fuhaim. 2009. Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, terj., Wafi
Marzuki Ammar: Surabaya: Pustaka Elba
Nana Sujana. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algo Sindo
Nawawi Imam. 2006. Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin, terj., Muhil Dhofir (etal), Jakarta: Al-I‟tishon
Putra, Nusa, & Lisnawati, Santi. 2012. Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan,Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Riyadh, Sa‟ad. 2007. Mengajarkan Al-Qur’an pada Anak, Surakarta: Ziyad
Rohani, Ahmad dan H. Abu Ahmadi, Pengelolaan pengajaran. Jakarta: Rineka cipta
Salim, Peter dan Yenny Salam. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press
Samsul, M, Ulum. 2007. Menangkap Cahaya Al-Qur’an, Penerbit Uin-Press Sanjaya, Wina. 2007. Strategi pembelajaran berorientasi Standar proses
Pendidikan, Jakarta:Kencana
Sardiman, A. M. 2010. Inertaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Sawiwati. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 3 Makarti Jaya Tentang Ciri-Ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi, Palembang: Perpustakaan UT
Sja‟i. 2008. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab. Semarang : Walisongo Press.
Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Pendidikan-Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sujana Nana . 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Biru. Sulthon, Muhadjir. 1994. Jalan Pintas 200 menit sudah bisa mengaji, Surabaya:
Pena Suci Surabaya
Sulthon, Muhadjir. 1994. Jalan Pintas 200 Menit Sudah Bisa Mengaji, Surabaya: Pena Suci
Surakhmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional, Jember: Tanpa Tahun Surasman Otong. 2002. Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik
xv Susanto , Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Syah, Muhibbin M.Ed. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:PT.Remaja Rosda Karya
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : Rineka.
Thalib, Muhammad. 2005. Fungsi dan Fadilah Membaca Al-Qur’an. Surakarta : Kaffah.
Tim penyisun kamus Besar. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Wawancara Guru PAI SMP Negeri 13 Malang, Ibu Sti Fatimah S. Pd.I., 03 Oktober 2015.
Yahya As-Syilasyabi, Abu. 2007. Cara Mudah Membaca Al-Qur’an Sesuai Kaidah Tajwid, Yogyakarta: Darul Ibnu Hazm
Yusuf, Choirul Fuad, dkk. 2006. Inovasi Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Departemen Agama RI.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa.
Perkembangan sumber daya manusia (SDM) dihasilkan oleh kualitas
pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan kawasan masih berada dibawah
benua Eropa dan Amerika jika dilihat berdasarkan peringkatnya.akan tetapi
bukan tidak mungkin wilayah asia, terutama asia tenggara dan Indonesia
mampu untuk mengejarnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang sangat memperhatikan
dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan dasar negara Indonesia yang
tertulis dalam undang-undang dasar (UUD) 1945 dan terdapat dalam paragraf
ke empat yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pendidikan yang ada di Indonesia saat ini, baik pendidikan formal
atau non formal, dapat dikatakan sedang mengalami banyak masalah terutama
pendidikan formal. Permasalahan yang dihadapi pendidikan formal secara
umum saat ini ialah masalah kurikulum, kompetensi guru, sarana prasarana
yang belum memadai dan permasalahan mengenai siswa. Sebagai contoh
2
sumber daya manusia (SDM) yang berdampak pada lulusan yang kurang
memiliki kompetensi yang baik sehingga banyak dari siswa setelah lulus dari
sekolah menjadi pengangguran. Dan berikut adalah fakta tentang pendidikan di
Indonesia,: 1) Setiap Menit, Empat Anak Putus Sekolah, 2) 54% Guru di
Indonesia Tidak Memiliki Kualifikasi yang Cukup untuk Mengajar, 3)Menurut
Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69, dan
4) 34% Sekolah di Indonesia Kekurangan Guru.1
Masalah-masalah di dunia pendidikan formal selalu ada dan
bertambah, tapi belum ada kebijakan dari pemerintah yang benar-benar dapat
menyelesaikan masalah-masalah tersebut, terutama masalah siswa tentang
sumber daya manusia dan pengangguran. Hatta Rajasa sewaktu masih menjadi
Menteri Koordinator Perekonomian menyatakan bahwa betapa pentingnya
sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Kualitas SDM menentukan daya saing Indonesia di percaturan ekonomi dunia.
Sebab itu seorang guru, khususnya guru PAI sebainya dapat membuat siswa
untuk selalu opimis belajar dengan giat dan rajin sehingga menjadi siswa yang
berprestasi dan memiliki kompetensi yang bagus atau sumber daya manusia
yang baik.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari
3
sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.2
Ruang lingkup materi PAI di dalam kurikulum 1994 sebagaimana
dikutip oleh Muhaimin pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu:
al-Qur’an-Hadist, keimanan, syari’ah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Pada
kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: al-Qur’an,
keimanan, akhlak, fikih dan bimbingan ibadah serta tarikh yang lebih
menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan. 3
Mata pelajaran PAI itu secara keseluruhan dalam lingkup: al-Qur’an
dan al-hadis, keimanan, akhlak, fikih/ibadah, dan sejarah, sekaligus
menggambarkan bahwa ruang lingkup PAI mencangkup perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan.4
Untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang maksimal
diperlukan cara penyampaian yang baik, yang biasa disebut dengan metode
mengajar. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Selain itu
2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hal. 21 3 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), hal. 79
4Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep
4
bisa juga disebut sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar
atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas.
Menurut Ibrahim dan Syaodih ada beberapa kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru yaitu: 1) menggunakan cara atau metode dan media mengajar
yang bervariasi. Dengan metode dan media yang bervariasi kebosanan pun
dapat dikurangi atau dihilangkan. 2) memilih bahan yang menarik minat dan
dibutuhkan siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik perhatian, dengan
demikian akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. 3)
memberikan saran antara lain ujian semester, ujian tegah semester, ulangan
harian dan juga kuis. 4) memberikan kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal
yang sulit yang hanya bisa dicapai siswa yang pandai. Agar siswa ysng kurang
pandai juga bisa maka diberikan soal yang sesuai dengan kepandainnya. 5)
diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam hal ini di lakukan guru
dengan cara belajar yang punya rasa persahabatan, punya humor, pengakuan
keberadaan siswa dan menghindari celaan dan makian. 6) mengadakan
persaingan sehat melalui hasil belajar siswa. Dalam persaingan ini dapat
diberikan pujian, ganjaran ataupun hadiah5. Akan tetapi permasalahan
pendidikan dan kualitas guru terjadi hampir di semua jenjang dan mata
pelajaran di sekolah, termasuk di bidang pendidikan agama Islam (PAI).
Strategi dibutuhkan untuk memberikan sebuah pengajaran yang
menarik, efektif, dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Dan
5
salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari materi PAI adalah pada cara
membaca al- Qur’an dengan baik dan benar.
Guru PAI dituntut memiliki strategi pengajaran yang jitu untuk
mencapai sebuah pembelajaran yang efektif. Syaiful Bahri Djamarah,
mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi digunakan untuk
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi
berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation
achieving something; Sedangkan metode adalah a way in achieving something.
Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya Guru Pendidikan Agama Islam
(GPAI). Karena GPAI di samping mempunyai peran mentransfer ilmu dan juga
membantu proses internalisasi moral kepada siswa. Jadi GPAI diharapkan
mampu membawa anak didiknya menjadi manusia yang ”sempurna” baik
lahiriah maupun batiniah. Dan guru profesional adalah guru yang mempunyai
strategi mengajar, menguasai bahan, mampu menyusun program maupun
membuat penilaian hasil belajar yang tepat. Selain itu seorang guru yang
profesional juga harus mampu memotivasi siswanya untuk semangat dalam
6
Guru memiliki peran penting dalam membimbing dan
menghantarkan keberhasilan peserta didik. Karena langsung berhadapan
dengan siswa di kelas. Maka sudah semestinya jika guru mempunyai
kemampuan (kompetensi) tertentu yang disyaratkan agar dalam
pelaksanaannya mengelola kelas bisa berjalan dengan baik. Indikator baik
tersebut ditunjukkan dengan siswa menguasai materi pelajaran dan
menjalankan dalam kehidupan sehari-hari.6 Faktor guru atau tenaga pengajar
adalah salah satu dari beberapa masalah pendidikan yang paling berpengaruh.
Guru dinilai memiliki peranan yang sangat vital dalam proses pembelajaran,
karena ia adalah perancang dan eksekutor untuk mencapai pembelajaran yang
efektif.
Guru PAI sebaiknya bisa menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif, efektif dan menyenangkan, sehingga membuat siswa nyaman untuk
belajar dan membuat siswa tidak tertekan, meski hal itu terkadang tidak mudah
untuk diwujudkan. Salah satu permasalahan umum yang dihadapi oleh guru PAI
dalam pembelajaran yaitu kebanyakan dari siswa terkadang meremehkan mata
pelajaran PAI disebabkan banyak hal diantaranya yaitu pelajaran PAI tidak
masuk dala Ujian Akhir Nasional (UAN), pelajaran PAI dianggap gampang dan
cenderung membosankan dan lain-lain. Sedangkan permasalahn secara
kompleks yang dihadapi oleh pelajaran PAI bisa dakatakan berasal dari dua
7
faktor intern (guru) dan ektern (materi, metode, media dan sarana prasarana
yang belum lengkap).
Merujuk pada permasalahan di atas, maka guru PAI diharapkan
pandai dalam menangani permasalahan yang dihadapi dengan meningkatkan
kopetensi yang dimiliki, memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan
media yang sesuai dengan materi sekaligus menarik dan menyenangkan untuk
siswa dan yang terakhir masalah sarana prasarana yang belum memadai, guru
PAI diharapkan bisa lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sarana
prasarana yang ada sehingga meskipun sarana prasarana yang ada sehingga
meskipun sarana prasarana kurang memadai tetapi pembelajaran PAI di dalam
kelas akan tetap menyenangkan, efektif dan tepat sarana sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Bisa dikatakan juga bahwa keterampilan guru dalam mengelola
kelas bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi atau meminimalisir
masalah-masalah dalam pembelajaran PAI, karena pengelolaan kelas dapat
menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar.
Seorang guru PAI diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan
yang baik dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan media
pembelajaran yang tepat, akan tetapi guru PAI juga harus bisa memiliki
kterampilan mengajar yang baik, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
Turney dalam Mulyasa bahwa delapan keterampilan mengajar yang sangat
berperan dan menentukan kualitan pembelajaran yaitu keterampilan bertanya,
8
pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan.7 Delapan
keterampilan tersebut sehausnya dikuasai oleh guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas.
Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
mempengaruhi kualitas pembelajaran yang akan dihasilkan. Ini merupakan satu
kerangka atau sistem pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.8
Pada prinsipnya tidak satupun dari metode pembelajaran yang
dipandang sempurna dan cocok dengan semua materi yang ada dalam
kurikulum pembelajaran. Hal ini dikarenakan setiap metode memiliki
keunggulan dan kelemahan yang khas. Guru yang professional dan kreatif justru
akan memilih metode pembelajaran yang tepat setelah menetapkan topic
bahasan, materi, dan tujuan pembelajaran, serta jenis kegiatan siswa yang
dibutuhkan. Metode pembelajaran pada dasarnya bersifat fleksibel dan hal
itulah yang membuat guru bisa lebih cermat dan teliti dalam memilih
penggunaan metode pembelajaran, terutama untuk memahami al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah firman Allah yang menjadi sumber aqidah kita.
Secara mutlak al-Qur’an merupakan perkataan yang paling agung dan paling
7 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pmbelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Rosda, 2008), hal. 69
9
mulia. Allah telah menjelaskan keutamaan al-Qur’an tersebut setelah
sumpahnya yang agung:
“Sesungguhnya al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (lauhul mahfuzh) tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.” (QS. al-Waqiah: 56)
Al-Qur’an dinilai sangat sakral dan penting bagi seorang muslim
yang mengaku taat terhadap TuhanNya. Mukjizat yang dimiliki oleh Nabi
Muhammad adalah al-Qur’an. Allah telah menyempurnakan al-Qur’an sebagai
pedoman bagi seluruh umat manusia di dunia. Bahkan, diantara kitab-kitab suci
yang lain hanya al-Qur’an yang paling sempurna. al-Qur’an diturunkan Allah
kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. al-Qur’an telah terbukti menjadi
pelita agung dalam memimpin manusia mengarungi perjalanan hidupnya.
Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti akan isinya dan tanpa
mengamalkannya manusia tidak dapat merasakan kebaikan dan keutamaan
petunjuk Allah dalam al-Qur’an.9
Menurut Ahzami al-Qur’an adalah pedoman kehidupan yang
menyeru kepada orang-orang yang mengimaninya untuk bisa merealisasikan
kehidupan keberagamaanya pada semua aspek pada dirinya. Getaran hatinya,
kerinduan ruhnya, gerakan fisiknya, perilaku terhadap tuhan yang terimplikasi
dalam interaksinya dengan keluarga dan sesamanya. Dengan keimanan inilah
9 Muhammad, Thalib, Fungsi dan Fadilah Membaca Al-Qur’an, (Surakarta : Kaffah,
10
ia bisa mendekatkan diri kepada Allah Awt.10 Dengan demikian al-Qur’an
merupakan petunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia. al-Qur’an juga
sebagai sumber utama bagi manusia.
Pembelajaran al-Qur’an dapat dilakukan di berbagai tempat
misalnya: di rumah, di masjid, di TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), di
pesantren, di sekolah dan sebagainya. Lingkungan anak yang pertama adalah
keluarga, diharapkan di dalam keluarga anak mulai kecil mendapatkan
pembelajaran al-Qur’an dari orang tuannya. Ketika orang tua kuarang mampu
mengajari al-Qur’an maka orang tua dapat menitipkan anaknya ketempat
pembelajaran al-Qur’an.
Kegiatan belajar membaca al-Qur’an tidak selalu lancar sesuai
dengan apa yang diharapkan, banyak hambatan dan kesulitan yang dialami oleh
siswa. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam membaca al-Qur’an misalnya
siswa masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an (belum lancar), belum
mampu mempraktikan bacaan tajwid dengan benar, kadang bacaan panjang
dibaca pendek begitu juga sebaliknya.
Pembelajaran al-Qur’an di SMP merupakan lanjutan dari tingkat
SD. Idealnya siswa SMP sudah bisa membaca al-Qur’an. Sebelum memahami
ayat al-Qur’an, siswa harus bisa membaca al-Qur’an terlebih dahulu. Tetapi
realitanya masih banyak siswa yang kurang lancar membaca al-Qur’an.
11
Ketidakmampuan siswa dalam membaca al-Qur’an tersebut disebabkan oleh
berbagai macam faktor diantaranya adalah kurangnya pendidikan agama
didalam keluarga, lingkungan yang kurang mendukung atau bisa juga faktor
internal dari siswa itu sendiri.
SMP Negeri 13 adalah sebuah sekolah Negeri yang terdapat di JL.
Sunan Ampel II Malang. Sekolah tersebut mengajarkan berbagai mata pelajaran
umum dan mata pelajaran PAI, seperti sekolah pada umumnya. Ada beberapa
hal yang menarik di sekolah tersebut, yaitu: 1) SMP Negeri 13 memiliki tingkat
toleransi beragama yang tinggi, seperti ketika terdapat mata pelajaran PAI,
maka siswa non Islam dipisahkan di kelas tertentu dan mendapat mata pelajaran
agama (sesuai dengan agamanya masing-masing), 2) SMP Negeri 13 memiliki
laboratorium PAI yang digunakan untuk menunjang pembelajaran PAI yang
efektif, 3) SMP Negeri 13 memiliki fasilitas belajar yang lengkap di setiap
kelas, seperti LCD dan TV.11 Akan tetapi ada permasalahan yang terjadi ketika
peneliti melakukan praktik pengajar lapangan (PPL) di SMP Negeri 13 Malang
selama dua bulan (agustus-oktober), yaitu: kemampuan siswa dalam membaca
al-Qur’an dan Hadits kurang baik dan kurang lancar, bahkan hal tersebut terjadi
di semua tingkatan (VII, VIII, dan IX) dan beberapa kelas terutama di kelas VII.
Hal tersebut menuntut seorang guru untuk mengambil sebuah langkah solutif
agar masalah tersebut mampu teratasi dengan baik, sehingga seyogyanya
12
seorang guru mempunyai strategi yang menarik dalam mengajar (terutama
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an).
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk menggali lebih
dalam tentang bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang, dengan terjun langsung ke
lapangan untuk mengetahui dan melihat secara langsung realita pembelajaran
yang ada di sekolah tersebut, sehingga akan didapatkan pengetahuan dan fakta
baru tentang sejauh mana dan bagaimana strategi guru PAI dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa. Oleh karena itu , peneliti
mengambil judul penelitian “Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP Negeri 13 Malang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan
menyajikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca
al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang?
2. Bagaimana hasil dari strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam menerapkan
strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP
13 C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat ditentukan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang.
2. Mendeskripsikan hasil dari strategi guru PAI dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang
3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam
menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an
siswa SMP Negeri 13 Malang.
D. Manfaat Penelitiana
Adapun manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu secara teoritis dan praktis:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
khususnya tentang strategi guru pendidikan agama Islam dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an.
14
a. Lembaga pendidikan
Sebagai bahan masukan yang dapat membantu lembaga pendidikan
untuk meningkatkan siswa dalam membaca al-Qur’an.
b. Guru
Sebagai panduan bagi guru untuk memperbaiki strategi yang digunakan
untuk meningkakan kemampuan membaca al-Qur’an siswa
c. Penulis dan pembaca
Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk tambahan ilmu dalam
meningkatkan membaca al-Qur’an serta menjadi bahan rujukan untuk
penelitian yang akan datang.
E. Batasan Istilah
1. Strategi
Strategi adalah sebuah cara tertentu untuk menangani sebuah
problematika atau pekerjaan.12 Pendapat lain menyatakan bahwa setrategi
adalah taktik, langkah-langkah rencana yang dilakukan secara sistematis
dalam perang.13 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
strategi adalah langkah-langkah atau rencana awal yang harus dipersiapkan
seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran untuk menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
12 Sja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang : Walisongo Press, 2008), hal. 24-25
15
Sedangkan yang dimaksudkan strategi disini adalah strategi guru
PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP
Negeri 13 Malang.
2. Guru PAI
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara suka rela telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua.14 Pendapat lain
menyatakan guru adalah figur manusia yang menepati posisi dan memegang
peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan
masalah dunia pendidikan, figur guru selalu terlibat dalam agenda
pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal
disekolah.15
Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah setelah selesai pendidikannya
dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup.16 Tujuan Pendidikan Agama
Islam adalah mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan,
menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa dan menunjukkan kualitas
manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga dihadapan Allah.17
14 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta :Bumi Aksara, 2012), hal.39 15 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif , (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 1
16Ibid, hal. 86
16
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Guru PAI
adalah guru yang profesional yang secara suka rela telah merelakan dirinya
menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul
dipundak para orang tua guna mengasuh, membimbing, mendorong,
mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa dan
menunjukkan kualitas manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga
dihadapan Allah.
3. Meningkatkan
Kata “meningkatkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kata kerja dengan arti antara lain:
1). Menaikkan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi; memperhebat (produksi
dsb);
2). Mengangkat diri; memegahkan diri.18
Sedang Menurut Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati,
peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk
mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik.19
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di
dalam makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang
bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap
puncak.
18 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 1197-1198 19 Sawiwati, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 3 Makarti Jaya Tentang
Ciri-Ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi, (Palembang: Perpustakaan UT, 2009), hal.
17
Sedangkan “meningkatkan atau peningkatan” yang penulis
maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa
yang mendapat nilai rendah, ditingkatkan agar hasil belajarnya lebih tinggi
atau memuaskan dengan cara meningkatkan keterampilan belajarnya.
4. Kemampuan
Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata
“mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat,
berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu
kesanggupan dalam melakukan sesuatu.
Kemampuan/kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan
bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap
dan keterampilasen melakukan sesuatu.
Adapun kemampuan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah
penguasaan siswa SMP Negeri 13 Malang dalam hal baca Al-Qur’an pada
mata pelajaran PAI.
5. Membaca Al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “baca,
membaca” diartikan:
1. Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati)
2. Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis
18
4. Mengetahui, meramalkan
5. Memperhitungkan.20
Pengertian “Baca” dalam judul penelitian ini secara khusus merujuk
pada kemampuan membaca al-Qur’an siswa pada pelajaran Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah
kata-kata manusia. Bukan pula kata-kata-kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama
sekali bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan
pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini
ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan
hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)…”
Membaca al-Qur’an makna sebenarnya adalah memahami al-Qur’an
dengan baik hingga penerapannya dalam kehidupan kita. Jadi jelaslah
bahwa membaca adalah hal yang tak hanya untuk melihat atau menyurakan
namun juga pada pemahaman dari proses membaca tersebut sebagai makna
yang sesungguhnya.
Setiap Huruf di al-Qur’an memiliki hak sesuai panjang dan
pendeknya. Jadi maka layaklah ada anjuran membaca al-Qur’an secara
tartil, jadi bahasa al-Qur’an memiliki panjang dan pendek yang sudah
ditetapkan. Hal ini tentu berbeda dengan kita mengucapkan bahasa
19
Indonesia, Inggris , bahkan bahasa Arab dalam pembicaraan. Maka bahasa
Arab yang dalam percakapan itu diucapkan seperti di percakapan bahasa
pada umumnya, yang mana hal ini berbeda dengan bacaan al-Qur’an. Oleh
karenanya jika berdoa mengguakan bacaan al-Qur’an sebaiknya
menggunakan pula kaidah tajwid yang mengatur panjang, pendek dan
bagaimana membacanya.
6. Siswa
Kata “Siswa” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kata benda yang sinonim dengan kata “murid”, (terutama pada tingkat
sekolah dasar dan menengah).21
Menurut St. Vembriarto dalam “Kamus Pendidikan”, kata siswa
diartikan peserta didik yang belajar di Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah.22
Menurut Sardiman, A. M., siswa atau anak didik dalam proses
belajar mengajar dikatakan sebagai kelompok manusia yang belum dewasa
dalam artian jasmani maupun rohani.23 Lebih jauh menurutnya pernyataan
mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan
berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki
potensi dan kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi
dan kemampuan-kemampuan atau talent (bakat) tertentu. Hanya yang jelas
21 Hasan Alwi, et.al, (ed.), “Sis.wa”, Op.Cit., hal. 1077
22 St. Vembriarto, et. al. kamus Pendidikan, Cet. Ke- 1, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994), hal. 61
20
siswa itu belum mencapai tingkat yang optimal dalam mengembangkan
talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau
siswa dikatakan subjek dalam proses belajar mengajar, sehingga subjek
disebut sebagai subjek belajar.24
Adapun yang penulis maksudkan “siswa” dalam judul penelitian ini
adalah siswa SMP Negeri 13 malang.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini meliputi :
BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika
penulisan.
BAB II : Tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas tentang strategi guru
PAI dan meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa.
BAB III : Metode penelitian, meliputi jenis penelitian, objek penelitian,
informan penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian, pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang
diperoleh dari lapangan serta menyajikan data dari lapangan.
BAB V : Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil
penelitian dan saran-saran yang bisa disampaikan kepada pihak
sekolah.