FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah
Pengantar)
Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan
Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)
INTRODUCTION
Nama : Ismuyadi, S.E., M.Pd.I TTL : Kananga Sila Bima, 01
Februari 1971
Alamat : Tlogomas IV/40A Malang No. Hp : 081333390871
Fb :
Filsafat Ketuhanan adalah cabang dari ilmu
filsafat yang menyelidiki secara mendalam masalah
ketuhanan
sehingga
diperoleh
hasil
berupa
pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh
yang dapat dicapai akal manusia dan memahami
bagaimana
sikap
manusia
setelah
mencapai
pengetahuan itu.
Objek formal
:
Filsafat
Objek material :
Masalah-masalah Ketuhanan
(pengenalan terhadap Tuhan, argumen keberadaan
dan Tuhan, konsep dan aliran ketuhanan, pensifatan
Tuhan dan lainnya).
PERKEMBANGAN ALIRAN KETUHANAN
Prawacana: Sejak mula pemikiran manusia sudah mengenal adanya
kekuatan-kekuatan yang mengatasi dirinya, sesuatu
yang dianggap maha kuasa, dapat mendatangkan
kebaikan maupun bencana serta dapat mengabulkan doa
dan keinginan.
Kekuatan-kekuatan supra natural tersebut diberi nama
seperti mana, numia, dewa, tuhan, dan sebagainya.
Berbagai macam sebutan dan model serta bentuk
keyakinan itu secara sederhana dikelompokkan dalam
beberapa kategori baik yang didasarkan pada kuantitas
maupun kualitas (hubungan/sifat) tertentu.
Lanjutan……….. MONOTEISME OLIGATEISME DAN HENOTEISME POLITEISME ANIMISME DAN DINAMISME
Kategori Ketuhanan bedasarkan kuantitas
TEISME PANTEISME & PANENTEISME DEISME AGNOSTISISME ATEISME
Definisi kategori Ketuhanan berdasarkan kuantitas
Animisme : Doktrin atau kepercayaan bahwa segala sesuatu
(baik yang bernyawa atau tidak) memiliki roh.
Dinamisme
:
Keyakinan
bahwa
benda-benda
tertentu
memiliki tuah atau kekuatan tertentu.
Politeisme : Keyakinan menyembah Tuhan yang banyak
termasuk menyembah arwah nenek moyang dan arwah
leluhur.
Oligateisme : Oligateisme mrpk bagian dari politeisme, akan
tetapi paham ini mempercayai bahwa hanya beberapa dewa
yang mempunyai fungsi dan kedudukan lebih tinggi daripada
yang lain.
Lanjutan…….
Henoteisme : Kepercayaan akan banyak dewa namun
ada
Tuhan
Tunggal
yang
disembah
oleh
seluruh
pemeluknya.
Monoteisme : Paham yang mengakui hanya ada satu
Tuhan, dan secara tegas menolak keberadaan
tuhan-tuhan atau dewa-dewa lain. Wujud monoteisme yang
pertama secara historis adalah pemujaan pada matahari
sebagai penguasa tunggal oleh Raja Mesir, Ikhnaton.
Tuhan
dilihat
sebagai
A
personal
Being,
sebagai
penguasa
tertinggi,
pencipta
dan
pengatur
segala
sesuatu.
Definisi kategori Ketuhanan berdasarkan kualitas
Ateisme : Ateisme bukanlah percaya bahwa Tuhan tidak ada
melainkan tidak percaya bahwa Tuhan ada. Dengan kata lain,
ateisme
bukan
merupakan
kepercayaan
atau
keyakinan
melainkan
sistem
ketidakpercayaan
atau
ketidakyakinan.
Ateisme bukan merupakan suatu agama, tidak memiliki ajaran
resmi selayaknya agama pada umumnya.
Ateisme juga bukan sebuah pemikiran agama dan
anti-tuhan namun sering kali dikacaukan dengan Antiteisme yg
mrpk suatu pemikiran anti-agama atau anti-tuhan. Ateisme
bukanlah agama karena tidak punya ajaran tertentu, tidak
punya kitab suci tertentu, dan tidak juga menyembah apapun.
Ateisme sebagai pandangan filosofi adalah posisi yang tidak
mempercayai akan keberadaan tuhan dan dewa (nonteisme)
atau menolak teisme sekaligus.
Lanjutan………..
Agnostisisme : Paham yang menganggap bahwa adanya
Tuhan tidak dapat diketahui secara filosofis. Sehingga kaum
agnostisisme tidak akan mengambil pusing untuk berdebat
masalah Tuhan. Mereka tidak mempedulikan keberadaan
Tuhan namun juga tidak menolak keberadaan Tuhan. Kaum
agnostisisme menempatkan mereka dalam posisi apatis.
Deisme : Paham yang meyakini bahwa Tuhan jauh berada di
luar alam. Tuhan menciptakan alam dan sesudah alam
diciptakan, Tuhan tidak lagi memperhatikan alam tersebut.
Alam telah dilengkapi dengan peraturan-peraturan berupa
hukum-hukum alam yang tetap dan tidak berubah, sehingga
secara mekanis akan berjalan dengan sendirinya. Tuhan ibarat
pembuat jam (the clockmaker) yang tidak campur tangan lagi
dalam proses bergeraknya jam setelah jam itu selesai dibuat.
Lanjutan……….
Panteisme : Panteisme, berasal dari kata pan (seluruh) dan teisme (paham ketuhanan), suatu kepercayaan bahwa Tuhan berada dalam segala sesuatu, dan bahwa segala sesuatu adalah Tuhan. Kosmos ini adalah Tuhan. Tuhan diidentikkan dengan segala sesuatu, karena kehadirannya yang langsung dan aktif di dunia ini mengenakan bentuk yang nyata.
Panenteisme : Panenteisme, berasal dari kata pan-en-teisme (segala sesuatu ada di dalam Tuhan). K.C.F. Krause (perumus istilah ini), mengatakan bahwa dunia tidak dicampuradukkan dengan Tuhan, namun tidak pula dipisahkan. Dunia merupakan ungkapan empiris Tuhan yang berada di dalam segala hal secara imanen dan sekaligus transenden.
Teisme : Keyakinan akan Tuhan yang Maha Kuasa akan segala-galanya dan Maha Kudus.
Pandangan Ketuhanan Menurut Filsuf
St. Agustinus:
Manusia tahu dari pengalamannya bhw di alam ini ada
kebenaran. Pd saat yg sama ia ragu. Dgn kata lain, akal
manusia mengetahui bhw ada kebenaran tetap yg tidak
berubah ubah yg mjd sumber dan cahaya bg akal dlm usaha
mengetahui apa yg benar. Kebenaran tetap dan kekal itulah
kebenaran mutlak yaitu Tuhan
Immanuel Kant :
Manusia merasa bhw dlm dirinya ada perintah mutlak utk
mengerjakan yg baik dan menjauhi yg buruk dan kalau
perintah ini diperoleh bukan dari pengalaman ttp telah tdpt
dlm diri manusia, mk perintah ini mesti dari suatu zat yg tahu
akan baik dan buruk. Zat inilah yg disebut Tuhan.
Lanjutan………
Thomas Aquinas:
Rasio & wahyu merupakan metode yang valid untuk
mencapai kebenaran namun ada wilayah tertentu yang
masing-masing di antara mereka kompeten & penting untuk
membedakan
mereka.
Masalah
yg
berkaitan
dg
penyelamatan
manusia,
trinitas,
inkarnasi,
kehidupan
sesudah mati, dan berbagai topik yg berkaitan dengan
teologi tidak dapat dimengerti lepas dari wahyu Ilahi. Mereka
tidak
dapat
dibuktikan
maupun
dibantah
dengan
menggunakan
argumen
rasional.
Mereka
secara
ketat
merupakan masalah iman.
Lanjutan……….
Rene Descartes
Descartes mengemukakan bahwa Filsafat Ketuhanan berawal dari fungsi iman yang kemudian menemukan Tuhan. Tanpa Iman manusia cenderung menolak keberadaan Tuhan
Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
Dalam pandangan Hegel, seluruh kenyataan merupakan suatu kejadian dan kejadian itu merupakan kejadian Roh. Dan Roh itu adalah Dia Yang Absolut atau Allah. Menurut Hegel, Roh sebagai realitas Absolut sesungguhnya merupakan suatu ide yang melewati alam. Hegel memahami alam sebagai satu tahap dalam kejadian Allah. Oleh karena itu, Hegel mengajukan bahwa dalam Roh mutlak itu terdapat Roh subyektif, yaitu subyek yang memiliki kesadaran terhadap dirinya sendiri. Apa yang disebut sebagai Roh subyektif ini mengalami suatu perubahan menjadi Roh obyektif yang menciptakan suatu gambaran tentang hukum, moral, dan lain sebagainya. Karena Roh ini mengalami perubahan, maka puncak dari perkembangan Roh ini adalah Roh Absolut sebagai realitas yang sempurna.
Lanjutan……..
Scheleirmacher (1768-1834)
Scheleiermacher adalah penganut Immanuel Kant yang berpendapat bahwa dalam menelusuri tentang Tuhan sebaiknya tidak ditelusuri hanya dengan metafisika saja namun harus dilakukan pula dengan kontemplasi mendalam. Sehingga Scheleirmacher dalam mendekati Tuhan tidak melalui pendekatan moral-praktis atau teori spekulatif belaka namun melalui pendekatan intuitif-batin atau kontemplasi-perasaan.
ARGUMEN KEBERADAAN TUHAN
o Argumen melalui rancangan/desain (dalil al-inayah) – Ibnu Rusyd
Hal-hal yg ada di dunia tercipta untuk kepentingan manusia dalam arti kenyamanan dan kebahagiaannya. Ini bukti adanya Tuhan yg Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang rahmat-Nya tersebar di seluruh alam. Ciptaan yang menakjubkan dan keserasian yg ada di dalamnya tidaklah mungkin kebetulan belaka.
o Argumen melalui kebaruan (dalil al-huduts) – Al-Kindi
Dunia itu terbatas, dan segala yg terbatas tidak mungkin mempunyai awal yg tidak terbatas karena kalau begitu, itu berarti bahwa yg tidak terbatas telah diseberangi sehingga menjadi terbatas. Oleh karena itu tidak mungkin alam yg terbatas bersifat azali (tak mempunyai awal), ia mestilah mempunyai titik awal dalam waktu, dan tidak mungkin surut ke belakang secara tak terhingga (tasalsul).
Lanjutan……
Argumen keberadaan Tuhan menurut Thomas Aquinas (1225-1274):
Argumen 1 didasarkan pd sifat gerak
Argumen 2 didasarkan pd kausalitas
Argumen 3 didasarkan pd kemungkinan dan kemestian
Argumen 4 didasarkan pd konsep gradasi
Argumen 5 didasarkan pd keteraturan alam
Argumen Keberadaan Tuhan menurut William Paley (1743-1805): Alam mempunyai tujuan dalam evolusinya. Alam sendiri tidak bisa menentukan tujuan itu, yg menentukan haruslah suatu zat yg lebih tinggi dari alam sendiri, yaitu Tuhan.