• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batik sebagai salah satu Identitas Nasional bangsa Indonesia

Bab IV : Kesimpulan dan penutup

1.2 Batik sebagai salah satu Identitas Nasional bangsa Indonesia

Batik yang dikenal oleh dunia Internasional sebagai warisan kebudayaan bangsa harus terus dilestarikan supaya tidak menjadi punah dan tidak diakui oleh bangsa lain. Pelestarian batik di kalangan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Masyarakat dengan berbagai usaha terus mencoba melestarikan keberadaan batik dan memperkenalkannya ke dunia Internasional . Batik Indonesia,

53Batik Indonesia (online) dalam http://batikindonesia.info/2005/04/18/sejarah-batik-

sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.54

Sesungguhnya, identitas budaya kita tidak hanya ditentukan dari pilihan dan citra motif pakaian semata -mata. Melainkan ada hal-hal yang lebih substansial dari batik itu sendiri, yaitu etos, jiwa, kebudayaan, pelayanan, dan ketulusan mengabdi. Pengakuan secara nasional bahkan internasional terhadap eksistensi batik menjadi bagian rekonstruksi budaya yang dilakukan secara kreatif sebagai bagian dari daya cipta manusia, bukan sekedar warisan tradisi.55

Ada beberapa pemikiran mengenai eksistensi batik agar dapat terus dilestarikan dalam masyarakat dan menjadi kebudayaan yang turun-menurun. Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, asas-asas tersebut dapat digunakan untuk menganalisis eksistensi batik dalam masyarakat di era modern saat ini yaitu56:

1. Kontinyuitas

Prinsip yang berguna untuk menjamin berlangsungnya kebudayaan, perlu pembudayaan melalui berbagai institusi. Dalam konteks ini, untuk menjamin

54Suryanto, 2 Oktober 2009. Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO. (online) dalam

http://www.antaranews.com/berita/1254491066/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco (diakses pada 21 mei 2013)

55

Efianingrum, Ariefa. 2011. Batik Sebagai Sarana Peneguhan Identitas Lokal Dan Karakter Bangsa (online) dalam

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Proceeding%20Seminar%20Batik%202011_0.pdf, diakses pada 27 juli 2013

berlangsungnya batik secara fisik maupun maknanya, perlu adanya proses pembudayaan melalui beberapa institusi yaitu di keluarga, sekolah, masyarakat, dan media.

2. Konvergensi

Untuk menuju dunia global, perlu membuka diri dengan adanya budaya asing.demikian pula untuk menginternasionalkan batik, diperlukan kesediaan untuk mebuka diri dengan kebudayaan lain atau asing

3. Konsentrisitas

Adanya pertemuan antar budaya tersebut tidak serta merta mencabut masyarakat masing-masing dari akar kebudayaannya, melainkan semakin memperteguh keyakinan Identitas nasional budayanya.

Adanya perkembangan globalisasi sangat mempengaruhi keberadaan batik, terutama globalisasi teknologi. Dengan adanya berbagai teknologi yang kian meluas, masyarakat Indonesia dapat mengambil sisi positif dari perkembangan tersebut. Misalnya dengan adanya teknologi internet yang ada, yang juga dapat digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan masyarakat asing, anggota masyarakat baik pemerintah maupun non pemerintah dapat mempromosikan batik ke luar negeri dengan waktu singkat dan cepat . Informasi yang begitu cepat, dapat diperoleh oleh berbagai masyarakat dengan adanya teknologi Internet yang pada saat ini kian meluas dan bersifat modern.

Dengan adanya globalisasi yang kian meluas, untuk melestarikan batik, seperti yang dijelaskan diatas mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara, bahwa adakalanya

eksisitas batik harus melakukan kontinyuitas yaitu Prinsip yang berguna untuk menjamin berlangsungnya kebudayaan, perlu pembudayaan melalui berbagai institusi. Berbagai usaha dan peran institusi dalam masyarakat terus ditingkatkan hingga batik pada saat ini dapat menjadi semakin booming di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia dan generasi penerus semakin mengenal keberadaan batik sebagai national identity kebudayaan milik bangsa Indonesia yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada berbagai negara. usaha-usaha lain yang ditunjukkan oleh masyarakat diantaranya57:

1. Museum Tekstil Jakarta yang mengadakan Perakitan koleksi batik. Memberikan pelatihan dalam pembuatan batik menggunakan pewarna alam. 2. Museum Batik Danar Hadi di Surakarta mengadakan Pengorganisasian update

secara rutin pameran di Museum. Koleksi dari pertengahan abad 18 sampai pertengahan 20,Penerbitan buku tentang batik.

3. Museum Batik Istana Sultan Yogyakarta yang mempertunjukkan koleksi batik yang dipinjamkan oleh anggota keluarga kerajaan.

4. Paguyuban sekar jagad Asosiasi Pecinta Batik Indonesia Yogyakarta: Mengorganisir pameran batik berkala dan penerbitan buku-buku pola dan motif batik. Sosialisasi penggunaan pewarna alami. Upaya untuk menjaga budaya batik di daerah itu dulunya pernah ada dengan mendirikan asosiasi paguyuban pecinta batik.

5. Kantor Penelitian dan Pengembangan Batik dan Cinderamata Yogyakarta mengadakan Pelatihan pembuatan batik untuk siswa lokal dan asing.

6. Asosiasi pecinta Batik Pekalongan Mengorganisir pameran batik dan festival periodik.

7. Pembentukan Forum Masyarakat Batik Indonesia oleh Pemangku Kepentingan Batik Nasional.

Dengan adanya berbagai usaha masyarakat dari dalam negeri tersebut, membuat batik semakin popular khususnya pada keberadaannya saat ini di Indonesia. Dahulu batik tidak terlalu menjadi penting dan dikenal di kalangan bangsa, tapi dengan adanya kesadaran masyarakat dan usaha-usaha masyarakat , kini batik kian diminati oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia.

Pelestarian batik sebagai identitas nasional bangsa juga salah satunya adalah mempertahankan alat yang digunakan dalam membuat batik yaitu canting. Canting merupakan salah satu sarana dan prasarana membatik yang juga merupakan icon batik Indonesia. Batik Indonesia tidak akan sempurna tanpa canting. Selain itu motif dan corak yang khas dari berbagai batik di Indonesia merupakan salah satu identitas nasional yang dimiliki kebudayaan Indonesia

Selain adanya berbagai usaha masyarakat tersebut, batik kian menjadi penting karena batik diakui oleh UNESCO sebagai salah satu kebudayaan asli milik bangsa

Indonesia sejak 2 oktober 2009 lalu.58 Selain itu, batik menjadi penting di kalangan masyarakat saat ini dikarenakan adanya klaim negara Malaysia bahwa batik merupakan warisan kebudayaan Negara Malaysia. Sejak awal tahun 2000, Indonesia dikejutkan dengan adanya berita bahwa Malaysia memperkenalkan batik sebagai barang buatan asli Malaysia ke Mancanegara.59 Dengan begitu membuat pemerintah Indonesia melakukan beberapa usaha diantaranya Departemen Budaya dan Pariwisata yang meminta pertanggung jawaban dengan mengirimkan surat protes ke Malaysia. Selain itu juga membuat program dalam bidang budaya dan pariwisata untuk melestarikan budaya Indonesia dan memasyarakatkan budaya tersebut agar bangsa Indonesia dan dunia Internasional lebih menghargai dan mengenal budaya yang ada di Indonesia.60Usaha lain yang dilakukan pemerintah Departemen Luar Negeri melakukan diplomasi dengan Departemen Budaya Malaysia. Departemen Hukum dan HAM yang mematenkan HAKI (Hak Karya Intelektual) dalam hak-hak paten dan hak cipta semua aset seni budaya.61

Jadi, dengan berbagai usaha-usaha yang dilakukan pemerintah tersebut nampak bahwa masyarakat Indonesia sangat mencintai seni budaya yang di miliki oleh Indonesia yang menjadi suatu simbol negara, dan masyarakat serta pemerintah menyadari adanya usaha-usaha tersebut dapat memperkuat identitas seni budaya

58Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO”lock cit . 59

http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=49821 (online) diakses pada 17 juli 2013

60Melati, Arum. Sikap Pemerintah Indonesia dalam Mengatasi Klaim Budaya oleh Malaysia (online)

dalam http://publikasi.umy.ac.id/files/journals/8/articles/675/public/675-2295-1-PB.pdf ,diakses pada 17 juli 2013

bangsa. Dengan berbagai usaha yang dilakukan tersebut, baik pemerintah dan masyarakat berharap bahwa kekuatan seni budaya bangsa semakin melekat pada jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia, dan agar tidak ada negara lain yang meng klaim adanya seni budaya yang di miliki bangsa Indonesia. Berbagai usaha masyarakat menunjukkan adanya kecintaan pada seni budaya batik yang merupakan identitas nasional bangsa Indonesia yang berakar dari lahirnya batik hingga sekarang yang semakin meluas. Dengan adanya kesadaran dari masyarakat, selain dapat mempererat kebudayaan bangsa, batik juga dengan kekuatannya mampu memberikan pengaruh bagi negara-negara lain agar dikenal oleh negara-negara lain.

BAB III

Batik Sebagai Salah Satu Soft Power Bangsa Indonesia

Adanya perkembangan globalisasi sangat mempengaruhi keberadaan batik, terutama globalisasi teknologi. Dengan adanya berbagai teknologi yang kian meluas, masyarakat Indonesia dapat mengambil sisi positif dari perkembangan tersebut. Misalnya dengan adanya teknologi internet yang ada, yang juga dapat digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan masyarakat asing, anggota masyarakat baik pemerintah maupun non pemerintah dapat mempromosikan batik ke luar negeri dengan waktu singkat dan cepat . Informasi yang begitu cepat, dapat diperoleh oleh berbagai masyarakat dengan adanya teknologi Internet yang pada saat ini kian meluas dan bersifat modern.

Dengan adanya globalisasi juga mempengaruhi perubahan batik yang dulunya batik hanya menggunakan alat-alat tradisional, kini dapat diciptakan menggunakan berbagai alat modern seperti misalnya batik cap yang dapat digunakan dengan hanya memberikan motif gambar cetak pada kain batik tersebut. Dengan demikian, keindahan batik semakin meluas dan banyak masyarakat di dunia internasional yang semakin tertarik akan keanekaragaman motif dan corak batik yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan batik modern yang dibuat oleh masyarakat pada saat ini, tidak merubah adanya motif dan corak batik Indonesia yang sangat khas dan memiliki ciri bahwa batik tersebut adalah batik milik bangsa Indonesia.

Dengan meluasnya gaya dan motif batik yang ada dengan didikung oleh globalisasi, semakin mudah masyarakat Indonesia melakukan misi untuk dapat memberikan masukan ke negara lain tentang keberadaan batik Indonesia. Dengan adanya globalisasi yang terjadi saat ini sangat mempengaruhi beragam budaya yang masuk ke suatu Negara. Dunia hiburan berpengaruh besar terhadap dunia fashion, dan gaya hidup masyarakat Indonesia sehingga dapat mempengaruhi perkembangan batik Indonesia. Batik sempat hampir meredup di kalangan masyarakat indonesia dengan adanya globalisasi yang terjadi, sebelum peresmian hari batik sedunia yang jatuh pada tanggal 02 Oktober 2009 oleh UNESCO, penggunaan batik di kalangan remaja sangat jarang ditemui.62 Tetapi setelah ditetapkannya peresmian hari batik tersebut, pemakaian batik di Indonesia semakin meluas hingga ke seluruh kalangan masyarakat Indonesia, bahkan ada yang menetapkan hari batik setiap hari jumat dan sabtu oleh pemerintah setempat.

Batik yang saat ini telah memiliki berbagai jenis corak, warna, dan motif , kini semakin indah dengan adanya model-model pakaian yang dikembangkan dengan gaya keluaran terkini sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan batik dilihat dari pola , corak dan warna batik yang diimbangi dengan model pakaian yang modern.Bahkan, perusahaan-perusahaan banyak yang menetapkan karyawannya pada hari Jumat untuk mengenakan batik. Begitu meluasnya kegunaan batik pada saat ini dengan didorong adanya globalisasi, batik dapat dikenal di berbagai belahan dunia dan dapat dipakai oleh semua kalangan masyarakat. Batik sangatlah penting bagi

bangsa Indonesia karena batik merupakan identitas budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sejak tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity.63

1.3 Usaha Masyarakat Menjadikan Batik Sebagai Soft Power Bangsa

Batik Indonesia sebagai salah satu kebudayaan bangsa telah melekat dan diakui oleh berbagai negara. Inilah yang menjadi kekuatan tersendiri bagi batik untuk mengembangkan sayapnya di dunia internasional dengan identitas nasional bangsa. Beberapa usaha batik sebagai soft power bangsa dapat diwujudkan melalui peran masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan batik. Masyarakat diantaranya banyak mendirikan museum-museum batik yang senantiasa dimaksudkan agar batik Indonesia dapat dilestarikan ke dalam suatu tempat dan dapat dipertunjukkan bagi seluruh kalangan masyarakat. Seperti pada Yayasan Kadin Indonesia yang menginspirasi dan mendukung pembentukan museum batik pekalongan dan rencana lima tahunnya. Yayasan Kadin ini juga Mengorganisir pertemuan, koordinasi, dan pembentukan tim komunitas batik untuk menominasikan Batik Indonesia untuk prasasti UNESCO prasasti mendukung workshop UNESCO.64

63Suryanto, 2 Oktober 2009. Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO. (online) dalam

http://www.antaranews.com/berita/1254491066/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco (diakses pada 21 mei 2013)

64Putri, Leni. 2 Februari 2012. Model Diplomasi Indonesia Terhadap UNESCO Dalam Mematenkan

Seni dan budaya merupakan salah satu perangkat soft power diplomasi yang dapat mendukung hubungan masyarakat antar negara, dan memiliki bahasa universal yang dapat dipahami oleh seluruh umat manusia tanpa memandang perbedaan. Dalam pelaksanaan diplomasi sekarang ini, seni dan budaya memberikan kontribusi yang positif dalam menciptakan perdamaian dunia, dan itu tercermin dalam semboyan "a million friends and zero enemy”.65 Oleh sebab itu, diadakan kegiatan Indonesia Chanel di Hotel Eldorado pada tahun 2011 di bandung yang bertemakan Art and Culture for Peace, Solidarity and Friendship, karena mempunyai makna yang mendalam bahwa seni dan budaya dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan persahabatan, yang pada akhirnya dapat mendorong terciptanya dunia yang lebih aman dan damai. 66 Dengan berbagai keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, Indonesia Chanel juga mengadakan Pemeran batik dalam rangka menyambut perayaan ASEAN day yang ke 44. Pagelaran seni dan budaya Indonesia Chanel ini diadakan oleh Kementrian Luar Negeri RI. Pameran batik ini diadakan di Gedung sekertariat ASEAN Bandung. Menurut Menteri luar Negeri Marty Natalewaga, pameran ini diadakan bukan hanya untuk menunjukan keanekaragaman batik Indonesia, tetapi juga untuk menjalin hubungan antar negara-negara tetangga

65 Seni Dan Budaya Sebagai Soft Power Diplomasi, 2 Agustus 2011 (online) dalam

http://www.dnaberita.com/berita-39792--seni-dan-budaya-sebagai-soft-power-diplomacy.html, diakses pada 23 Agustus 2013

ASEAN.67Acara pameran batik ini akan menampilkan sembilan seniman muda yang berasal dari negara-negara ASEAN. Sembilan seniman inilah yang mendapatkan beasiswa dari pihak Kemlu RI. Kesembilan seniman tersebut dipilih oleh perwakilan Indonesia yang ada di negara-negara anggota ASEAN dengan berbagai syarat diantaranya sudah sampai sejauhmana mereka mengenal budaya Indonesia. Menurut Kusuma Habir, ini merupakan bentuk promosi yang dilakukan Kemlu untuk batik yang bertujuan agar para masyarakat anggota ASEAN dapat mengenal budaya Indonesia dan selain itu program ini juga ditujukan untuk pencapaian komunitas ASEAN 2015.68

Keberadaan batik sebagai soft power juga dilakukan oleh salah satu masyarakat Indonesia seperti Anissa Larasati Pohan , menantu dari Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Rasa peduli dan cinta akan batik itulah, yang mebuat Anissa didapuk sebagai ikon Alleira Batik untuk kesekian kalinya. Dengan posisinya sebagai ikon dari Alleira, tentunya ini membawa manfaat tersendiri bagi Anissa untuk mempromosikan batik lebih lanjut. Apalagi, Alleira juga selama ini

67Indonesia Chanel 2011, Tampilkan Seniman Batik (online) dalam

http://www.wisatamelayu.com/id/news/13909-Seribu-Seniman-Meriahkan-Pasar-Kangen-Jogja-2010, diakses pada 23 agustus 2013

68Krisnamurti,Dahlia, 8 Agustus 2011, Indonesia Chanel 2011, Tampilkan Seniman Batik(online)

dalam http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1762938/indonesia-channel-2011-tampilkan-seniman- batik#.UhcJQqzTqKF,diakses pada 23 agustus 2013

dikenal memiliki konsep busana yang universal sehingga mudah diterima di kalangan masyarakat.69

Contoh usaha lain terlihat pada lembaga Museum batik di Pekalongan yang Membuka dan menjalankan Museum Batik serta menyelenggarakan pameran dan seminar.Museum batik Pekalongan ini melaksanakan Pelaksanaan program studi wajib batik konten lokal untuk SD dan siswa SMP, sekolah menengah di kota Pekalongan, dengan pelatihan dan pengujian dilakukan di museum setiap hari. Selain itu juga mengumpulkan buku-buku tentang budaya batik dan mendirikan perpustakaan, serta membuat database desain batik dan hal-hal yang berhubungan dengan batik, Menyelenggarakan loka karya tentang pembuatan canting tulis dan canting cap. Sedangkan pada Yayasan Batik Indonesia, Menyelenggarakan Pameran Batik tahunan untuk mempromosikan keahlian membatik, dan kompetisi desain batik untuk mencari desain baru. Memberikan bimbingan, bantuan dan pendidikan bagi pembatik. Penerbitan buku Batik: Spirit of Indonesia tahun 1999.70

Batik diperkuat sebagai soft power juga dilakukan di Surabaya, di Surabaya pemerintah membuka tempat pameran atau showroom kerajinan tangan khususnya batik yang berada di jalan kedungdoro Surabaya, disana terdapat seluruh hasil kerajinan tangan terkhusus batik yang berasal dari seluruh UKM masyarakat di Jawatimur. Menurut hasil wawancara dengan Dian salah seorang pegawai disana

69

Fika,Ainun. 11 oktober 2011. Soft Power, Cara Anissa Pohan Promosikan Batik(online) dalam http://lifestyle.okezone.com/read/2012/10/11/29/702411/soft-power-cara-anissa-pohan-promosikan- batik, diakses pada 23 agustus 2013

70Putri, Leni. 2 Februari 2012. Model Diplomasi Indonesia Terhadap UNESCO Dalam Mematenkan

mengatakan bahwa batik yang dipamerkan disini adalah bebas milik pengrajin batik di seluruh jawa timur. Seluruh UKM milik masyarakat di Jawatimur bebas memamerkan usahanya pada showroom tersebut. Dian juga mengatakan bahwa menurutnya ini adalah bentuk usaha pemerintah untuk menampung hasil karya mereka untuk memperkuat batik sebagai hasil kebudayaan bangsa Indonesia. Bisa dikatakan pada tempat ini batik merupakan produksi utama, karena berbagai macam batik dan asalnya dari berbagai jawatimur dipamerkan dalam showroom tersebut. Beberapa UKM batik yang ada disana diantaranya Batik tulis pantrang maz yang berasal dari sidoarjo,batik manggur yang berasal dari probolinggo, Batik Aulya yang berasal dari Kediri, batik primadewi yang berasal dari madiun, batik tulis talang kusuma yang berasal dari tulungagung, dan berbagai jenis batik lainnya yang berasal dari seluruh jawa timur. Dian menambahkan bahwa masyarakat begitu antusias dengan adanya pameran batik, dan dibuktikan dengan banyaknya minat masyarakat dalam membeli dan memesan batik. Menurut Dian, salah satu cara agar peminat batik semakin banyak dan berkembang yaitu dengan mengadakan event atau acara-acara pameran batik Jawa timur yang membuat masyarakat datang dan dapat menyaksikan langsung kerajinan batik di seluruh jawa timur, seringkali diadakan pameran dalam acara event yang mendatangkan langsung UKM dari masing-masing pengrajin batik. Berbagai batik diproduksi mulai dari yang tradisonal menggunakan canting sampai batik modern yang menggunakan cap dalam pembuatannya, bahan dan kain yang digunakan pun beraneka ragam.

Sebenarnya, usaha dari pemerintah maupun masyarakat sudah diadakan sejak dulu sebelum batik marak dengan adanya berbagai isu, pemerintah mengadakan berbagai workshop batik Internasional yang diadakan didalam maupun diluar negeri. Beberapa worksop internasional tersebut diantaranya71:

1. Pada tahun 2008 mengadakan workshop batik di Amerika pada acara Mendocino Arts Center Mendocino California USA, Creativity Center Bainbridge Island,Washington USA,Textile Museum, Washington DC USA 2. Pada tahun 2007 sampai 2008 diadakan seminar workshop Artist in Residence

Studio Classes, Western Michigan University School of Art 3. Pada tahun 2007, International Schools Papua, Indonesia

4. Pada tahun 2005, American Cultural Center, Bamako, Mali Africa ,World Batik Conference, Massachusetts College of Art, Boston, Massachusetts. 5. Pada tahun 2004Asian Civilization Museum, for ‘Sari to Sarong’exhibition 6. Pada tahun 2002 Academy of the Arts, Delft, Holland

7. Pada tahun 2000 University of Alberta, Textile Dept, Edmonton Alberta, Canada

8. Pada tahun 1999 Jilamara Arts & Crafts, Melville Island, Australia. Batik workshop for Aboriginal art studio

9. Pada tahun 1997 Ernabella Batik Studio. (Funded by Australian Indonesia Institute). Batik workshop

71 Batik Studio Brahma Tirta Sari (online) http://www.brahmatirtasari.org/cv2.html, diakses pada 17

10. Pada tahun 1996 Jakarta International School, Jakarta, Indonesia. Batik workshop for children

11. Pada tahun 1995 Nungalinya College, Darwin, Australia. Batik workshop International Fibre Forum, Mittagon, NSW, Australia ; Batik workshop Cowen University. Artist-in-residence, Perth, Australia ; Workshop for students Tasmania University, Tasmania, Australia ;Artist-in-residence. Introductory batik Dept. Of Education Northern Territory of Australia, Central Desert, Australia ; Traveling workshops for three months in Aboriginal communities of the Central Desert

12. Pada tahun 1994 Brahma Tirta Sari Studio. Workshop for Australian Aboriginal art community Utopia funded by the Northern Territory Dept. Of Education (Yogyakarta, Indonesia)

13. Pada tahun 1993 Pattimura International School, Jakarta, Indonesia artists in residence

14. Pada tahun 1992 Studio Brahma Tirta Sari–workshop for Aboriginal artists from Ernabella Studio, Central Desert, Australi

15. Pada tahun 1991 Cowen University, Textiles Department, Perth, Australia. Batik workshop Jilamara Arts & Crafts Studio, Melville Island, Australia. Artist-in-Residence batik workshop with leather, dying and silk screen at Milikapiti, Northern Territory

16. Pada tahun 1990 Workshop Tour Australia: Tiwi Design, Bathurst Island. Jilamara Arts & Crafts, Melville Island. Lokakarya batik; Western Australia College, Advanced Education Department, Perth. Artist-in-Residence.

17. Pada tahun 1988 Brahma Tirta Sari Studio. Workshop for Western Australia College of Advanced Education dari Perth, Australia

Dengan berbagai bentuk usaha pemerintah maupun masyarakat yang semakin memperkuat adanya batik sebagai identitas nasional bangsa, masyarakat semakin yakin, bahwa usaha tersebut dapat dilakukan untuk memperkuat dan menjadikan batik sebagai salah satu usaha soft power bangsa. Soft power yang dilakukan dengan menjadikan batik sebagai identitas nasional bangsa bertujuan untuk mengajak masyarakat dari berbagai negara mengenal batik, jadi, batik dengan segala kekhasannya semakin mendunia dengan adanya globalisasi tekhnologi dan informasi yang sangat membantu, serta teknik-teknik yang semakin modern dan universal sehingga model batik yang modern dapat disukai dan diterima berbagai masyarakat di seluruh penjuru dunia.

Ketika batik menjadi warisan budaya bangsa yang telah diakui dunia, kecintaan

Dokumen terkait