• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMEKARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN MENJADI KABUPATEN ASAHAN DAN BATUBARA

PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM A. Gambaran Umum Kabupaten Asahan

D. Batubara Sebagai Daerah Otonom Baru

Mengingat potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batubara berada diatas skor minimal kelulusan, maka ini mengartikan bahwa Kabupaten Asahan tidak akan bermasalah jika ditinggalkan oleh Kabupaten Batubara atau sebaliknya. Untuk itu, disarankan kepada tim DPRD bahwa calon Kabupaten Batubara dapat dipertimbangkan kelayakannya untuk mendapat status sebagai Kabupaten Otonom dengan skor 4,44. Sebagai perbandingan, kota Padang Sidempuan menjadi Kota Otonom dengan kelayakan administratif yang hanya bernilai 4,14.

Usaha - usaha pendekatan persuasif kepada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, dengan prinsip “Surut Berpantang Batubara Harus Menjadi Kabupaten”, akhirnya kerja berat ini berhasil diselesaikan dengan hasil yang

49

Majalah Bias Op Cit, hlm.11 50

PP No. 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah

memuaskan. Kabupaten Batubara akhirnya terbentuk setelah pihak legislatif (DPR-RI) dalam Sidang Paripurna pada hari Jum’at tanggal 8 Desember 2006 membahas tentang pembentukan Kabupaten Batubara dan dinyatakan syah menjadi sebuah Kabupaten melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batubara di Propinsi Sumatera Utara dan Lampiran Lembaran Negara Nomor 7 Tahun 2007.

Kabupaten Batubara ini diresmikan pada tanggal 15 Juni 2007, bersamaan dengan dilantiknya Penjabat Bupati Batubara, Drs. H. Sofyan Nasution, S.H. Kabupaten Batubara adalah salah satu dari 16 kabupaten dan kota baru yang dimekarkan pada dalam kurun tahun 2006. Rapat Paripurna DPR RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat, menyetujui RUU pembentukan 16 kabupaten baru, termasuk Kabupaten Batubara, pemekaran dari Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Persetujuan DPR dicapai dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Soetardjo Soerjogoritno. Fraksi-fraksi menyampaikan pendapat atas pembentukan kabupaten baru, sedangkan ratusan orang dari daerah yang baru dimekarkan mendatangi Gedung DPR dan menunggu didalam maupun diluar ruang rapat. Tokoh-tokoh dari wilayah Kabupaten Batubara, termasuk Asro Kamal Rokan, juga tampak hadir di gedung parlemen menyambut kelahiran kabupaten seluas 92.220 Ha itu. Kabupaten ini terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan, yakni Medang Deras, Sei Suka, Air Putih, Lima Puluh, Talawi, Tanjung Tiram, dan Sei Balai.51

51

Wilayah ini memiliki area perkebunan cukup luas dan wilayah wisata strategis untuk dikembangkan. Kawasan wisata Medang Deras, wisata Pantai Kuala Sipore, wisata Pantai Kubah Padang, wisata Pantai Beting Boga, Pulang Pandang, Pulau Salah Nama merupakan daerah ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik. Bila mendapat sedikit sentuhan, pantai itu diyakini akan menarik minat wisatawan negeri jiran, seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan lainnya.

Di luar itu, wilayah berpenduduk 374.765 jiwa ini juga telah lama dikenal dunia internasional sebagai pengekspor aluminium hasil olahan PT Inalum. Daerah ini memiliki pula industri pengolahan kelapa sawit (CPO) yang berpotensi besar dalam menyejahterakan masyarakat. "Aset dan potensi besar Batubara ini, bila dikembangkan lebih baik lagi akan memberikan kontribusi signifikan bagi kesejahteraan masyarakat secara umum, dan khususnya masyarakat Batubara," kata Syaini.52

Wilayah Kabupaten Batubara di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Asahan, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka. Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan, daerah Lima Puluh merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah mencapai 239,55 Km² atau 26,47 persen dari luas total Batubara. Sedangkan Kecamatan Medang Deras merupakan wilayah terkecil dengan luas 65,47 Km² atau 7,23 persen dari luas total Batubara.53 52 Ibid 53

Wilayah Administrasi pemerintahan Kabupaten Batubara terdiri dari 7 kecamatan, 93 desa dan 7 kelurahan yang terdiri dari 1 desa swadaya mula, 25 desa swakarya mula, 6 swakarya madya, 62 desa swasembada mula dan 6 desa swasembada madya yang seluruhnya telah definitif. Dari 100 kepala desa atau lurah, 9 diantaranya dikepalai oleh perempuan atau sekitar 9 persen.

Jumlah penduduk Batubara keadaan Bulan Juni Tahun 2008 diperkirakan sebesar 380.570 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 421 jiwa per km2. Sebagian besar penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 77,11 persen dan sisanya 22,89 persen tinggal di daerah perkotaan. Jumlah rumah tangga sebanyak 85.364 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh sekitar 4,5 jiwa, sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sebesar 1,80 persen.

Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2008 lebih sedikit dari penduduk perempuannya dengan persentase sebesar 49,90 persen dengan rasio jenis kelamin sebesar 96,47 yang artinya dari 100 penduduk perempuan terdapat kira-kira 99 penduduk laki-laki. Bila dilihat per kecamatan maka Kecamatan Lima Puluh merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar dengan tingkat persebaran penduduk sebesar 22,85 persen sedangkan Kecamatan Sei Balai adalah yang terkecil yaitu 7,63 persen.

Untuk Kecamatan terpadat urutan pertama adalah Kecamatan Medang Deras dengan kepadatan mencapai 705 jiwa per km2 disusul dan yang terjarang adalah Kecamatan Sei Suka yaitu 311 jiwa per km2. Dilihat dari kelompok umur, persentase penduduk usia 0-14 tahun sebesar 36,26 persen, 15-64 tahun sebesar

59,90 persen dan usia 64 tahun ke atas sebesar 3,84 persen yang berarti jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif dengan rasio beban ketergantungan sebesar 66,94 artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 67 orang penduduk usia non produktif.

Penduduk Batubara yang menganut agama Islam pada tahun 2008 sebesar 85,37 persen, Katolik sebesar 2,27 persen, Protestan sebesar 11,59 persen, Budha sebesar 0,74 persen dan Hindu sebesar 0,04 persen. Untuk suku bangsa yang terbanyak adalah Jawa sebesar 39,34 persen kedua suku Melayu sebesar 37,99 persen dan urutan ketiga adalah suku Batak sebesar 18,44 persen sedangkan sisanya adalah suku Minang, Banjar, Aceh dan lainnya.54

Selain itu, mengikuti jejak PT INALUM, berdiri juga PT Multimas Nabati Asahan (MNA) yang memproduksi minyak goreng Sania. Kemudian muncul lagi PT Domba Mas, yang kini masih tahap konstruksi. Kini menyusul lagi beberapa Kabupaten Batubara merupakan daerah potensial untuk berkembang menjadi daerah industri. Betapa tidak, daerah Kuala Tanjung, salah satu desa di Kab. Batubara, telah ditetapkan menjadi Daerah Ekonomi Khusus. Ini merupakan pengembangan wilayah industri dari KIM (Kawasan Industri Medan). Sebagai pioneer berkembangnya wilayah ini adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), perusahaan patungan antara Perusahaan-perusahaan swasta Jepang dengan pemerintah Indonesia. Perusahaan peleburan aluminium ini merupakan pabrik peleburan aluminium satu-satunya di Asia Tenggara.

54

perusahaan besar, yang mungkin akan beroperasi dalam waktu dekat ini seperi PLTU, PT Dairi Prima, PT AAA, dan lain sebagainya. Selain itu, Kabupaten Batubara kaya akan hasil laut dan pertanian. Banyak terdapat perkebunan yang terbentang di Kabupaten Batubara.55

1. Pantai Kuala Sipare

Banyak sekali potensi wisata yang masih belum dikelola dengan baik di Kabupaten baru ini seperti:

2. Pantai Jono

3. Pantai Perjuangan (Jl. Access Road Inalum, Desa Lalang, Kec. Medang Deras, Kab. Batubara)

4. Pantai Bunga (Kec. Talawi, Kab. Batubara) 5. Pantai Sejarah (Desa Parupuk, Kec. Lima Puluh)

6. Pulau Pandang dan Pulau Salah Nama (Selat Malaka, Kec. Tanjung Tiram)

7. Sebuah pulau kecil di Selat Malaka dan banyak menyebutnya Pulau Si Angsa Dua yg memiliki luas hanya 1 hektar. Ditempuh sekitar 2 jam dari Kuala Tanjung Batubara.

8. Istana Lima Laras (Desa Lima Laras, Kec. Tanjung Tiram) 9. Danau Laut Tador (Desa Laut Tador, Kec. Sei Suka).

Pantai Perjuangan berada di Dusun Mesjid, Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara. Dari Medan, jaraknya sekitar 120 km. Banyak jalan untuk menuju ke sana. Namun yang paling efektif adalah masuk dari kawasan

55

Kuala Tanjung, PT Inalum. Kira-kira 15 kilometer, ada tanda arah menuju Pantai Perjuangan. Jalan menuju pantai tak beraspal, sehingga menyulitkan kendaraan untuk masuk ke sana. Belum lagi soal sarana pantai yang sangat minim. Pantai yang masih tampak "garing" karena minimnya anggaran untuk peningkatan sarana dan prasarana.

Pantai Sejarah Perupuk merupakan satu-satunya objek wisata pantai di Kecamatan Limapuluh Batubara, jaraknya sekitar 17 kilometer dari Limapuluh Kota ibu kota Kecamatan Limapuluh. Pantai Sejarah memang menjadi tumpuan wisatawan lokal untuk berekreasi melepaskan lelah di akhir pekan dan hari besar lainnya. Bila di Pantai Sejarah digelar berbagai pertunjukan seperti keyboard dan kegiatan motocross dengan karcis masuk terjangkau dipastikan pengunjungnya cukup membludak dan pihak penyelenggara meraup untung lumayan besar. Di tempat itu juga sering dimanfaatkan mengadakan berbagai kegiatan seperti acara pelantikan maupun HUT Parpol, Ormas dan OKP plus hiburan.

Pantai Sejarah Perupuk juga terkenal sebagai tempat pertama kalinya bala tentara Jepang mendarat di Asahan thn 1946. Pantainya yang landai dengan pasir putih memanjang ratusan meter dijadikan tempat mandi-mandi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa penuh canda dan tawa ria. Di bagian daratnya seluas beberapa hektar tumbuh pohon-pohon besar, di bawahnya dijadikan tempat istirahat dengan menggelar tikar. Di pinggiran pantai tumbuh pohon-pohon bakau, jadi tempat berkembang biak berbagai jenis ikan laut. Banyak pengunjung yang datang untuk memancing ikan.

Di Pantai Sejarah juga dibangun hechery (proyek pembibitan udang) berikut bangunan sarana pendukungnya. Bangunan hechery dengan rangka baja beratap dan berdinding kaca merupakan bangunan antik yang banyak menjadi perhatian pengunjung. Tujuannya untuk memenuhi permintaan bibit udang untuk para nelayan pemilik tambak, juga dimaksudkan sebagai pendukung memajukan objek wisata Pantai.56

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN