Beban Kerja Pada Perawat Ruang Rawat Inap RSD

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan

4.3.1 Beban Kerja Pada Perawat Ruang Rawat Inap RSD

Beban kerja dapat berupa beban fisik dan beban mental. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, mengangkut, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja mental dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya (Manuaba, 2000).

Menurut Hasibuan (Munandar, 2001), beban kerja adalah upaya merinci komponen dan target volume pekerjaan dalam satuan waktu dan satuan hasil tertentu. Sedangkan Eveerly dkk (Munandar, 2001) mengatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana perkerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu.

Menurut Rodahl (1989) (dalam Manuaba, 2000) menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:

a. Faktor eksternal yaitu berupa beban kerja yang berasal dari luar tubuh, seperti: 1) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang,

tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

tugas yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan.

Pada faktor tugas ini, penelitian menekankan pada faktor kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab pekerjaan yang diaplikasikan dalam kuesioner dengan pertanyaan mengenai pekerjaan yang harus dilakukan, tuntutan keluarga pasien, pengambilan keputusan, pemanfaatan terhadap keterampilan yg dimiliki, dan lain- lain. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tersebut, menunjukkan bahwa terdapat 25% responden sering merasakan keluhan, 15% responden sangat sering merasakan keluhan dan 51,7% menyatakan kadang-kadang merasakan keluhan terhadap faktor tugas sebagai beban kerja.

2) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.

Pada faktor organisasi kerja ini, penelitian menekankan pada faktor lamanya waktu kerja, kerja bergilir, struktur organisasi yang diaplikasikan dalam pertanyaan mengenai lamanya waktu kerja, penundaan waktu pulang atau isirahat, menggantikan tugas rekan kerja, tuntutan dari pimpinan atau atasan, dan lain-lain. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tersebut menunjukkan bahwa sebesar 18,3% responden menyatakan sangat sering merasakan keluhan dan 46,7% responden menyatakan kadang-kadang merasakan keluhan terhadap faktor organisasi kerja tersebut.

Berdasarkan sistem kerja bergilir, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada shift pagi mempunyai beban kerja lebih berat daripada shift kerja lainnya dimana pada shift pagi terdapat 6 responden (10%) mempunyai beban kerja berat dan shift kerja malam merupakan shift kerja dengan beban kerja lebih ringan daripada shift kerja lainnya dimana terdapat 13 responden (21,67%) mempunyai beban kerja ringan. b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

dapat dimulai baik secara objektif maupun subjektif. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

Pada faktor internal ini, dalam faktor somatis yang berdasarkan pada kelompok umur dapat ditunjukkan dengan hasil penelitian bahwa kelompok umur yang mempunyai jumlah terbanyak kategori beban kerja ringan dan sedang adalah kelompok umur 25-29 tahun yaitu masing-masing sebanyak 15 dan 20 responden serta kelompok umur 30-34 tahun mempunyai jumlah terbanyak kagori beban kerja berat yaitu 3 responden. Sedangkan dalam faktor psikis ditunjukkan dengan pertanyaan dalam kuesioner mengenai motivasi kerja yang berupa penanganan pasien dalam jumlah banyak dan penyelesaian tugas secara cepat dan tepat. Pada faktor psikis ini sebesar 23,3% responden menyatakan sering merasakan keluhan, 11,7% responden menyatakan sangat sering merasakan keluhan dan 41,7% responden menyatakan kadang-kadang merasakan keluhan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan pengukuran secara subjektif menghasilkan 40% mempunyai beban kerja ringan dan 50% mempunyai beban kerja sedang, sedangkan berdasarkan pengukuran secara objektif menghasilkan 96,7% mempunyai beban kerja ringan dan hanya 3,3% mempunyai beban kerja sedang. Hasil pengukuran ini berbeda karena dalam pengukuran secara objektif tidak dapat dilakukan secara optimal dikarenakan keterbatasan peniliti yang tidak dapat melakukan pengukuran dengan benar. Pengukuran tidak dapat dilakukan dengan benar pada semua responden karena kegiatan responden yang tidak dapat diganggu.

Beban kerja perawat di ruang rawat inap sebagian besar ada pada kategori ringan dan sedang karena terdapat bantuan dari transporter, pekarya, dan dokter muda atau mahasiswa keperawatan yang sedang praktek serta keluarga pasien dalam melaksanakan tugasnya. Bantuan dari keluarga pasien dapat berupa pengambilan kantong darah, ampul, dan obat, sedangkan dari dokter muda atau mahasiswa keperawatan yang praktek dapat berupa pengukuran tensi/tekanan darah.

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Menurut Eveerly dkk (dalam Munandar, 2001) yang mengkategorikan beban kerja dalam beban kerja berlebih atau terlalu sedikit kuantitatif serta beban kerja berlebih atau terlalu sedikit kualitatif, kategori lainnya adalah kombinasi dari beban kerja berlebih kuantitatif dan kualitatif. Dengan kategori beban kerja responden yang sebagian besar pada kategori sedang dan ringan serta ditinjau dari teori tersebut maka kategori beban kerja terlalu sedikit kuantitatif dimana banyak terjadi pengulangan gerak atau aktivitas.

Dalam dokumen HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSD Dr. SOEBANDI JEMBER (Halaman 82-85)