• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

H. Penentuan nilai wajar

44. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

31 Maret

2012 2011

Sewa 212.133 170.242

Promosi 208.031 132.355

Perbaikan dan pemeliharaan 132.860 106.195

Penyusutan dan amortisasi aset tetap (Catatan 17) 125.192 112.698*)

Barang/jasa pihak ketiga lainnya 112.403 71.747

Komunikasi 100.183 105.276

Alat tulis kantor 76.379 74.444

Listrik, air dan gas 74.693 59.816

Transportasi 57.697 42.843

Beban jasa profesional 45.016 149.806

Beban perjalanan dinas 29.493 23.645

Beban premi asuransi 367 95

Lainnya 439.933 474.730

1.614.380 1.523.892

*) Penyusutan dan amortisasi aset tetap 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2011.

Untuk periode yang berakhir tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, beban promosi termasuk beban hadiah undian dana pihak ketiga masing-masing adalah sebesar Rp427 dan Rp1.250.

Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa Tunjangan Hari Raya (THR), gaji masa bebas tugas (MBT), fasilitas kesehatan, uang duka dan santunan duka, tunjangan cuti, fasilitas jabatan untuk jabatan tertentu, program pensiun untuk pegawai tetap, insentif sesuai dengan kinerja pegawai dan Bank, dan manfaat untuk pegawai yang berhenti bekerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku.

Dana Pensiun

Bank Mandiri menyelenggarakan lima Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) sebagai berikut:

a. Satu Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK - PPIP) atau disebut Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) dibentuk tanggal 1 Agustus 1999. Peraturan untuk DPBM telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No. KEP/300/KM.017/1999 tanggal 14 Juli 1999 dan diumumkan di dalam Tambahan

Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 3 Agustus 1999, serta Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 004/KEP.DIR/1999 tanggal 26 April 1999 dan telah diubah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-213/KM.5/2005 tanggal 22 Juli 2005 dan diumumkan di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia

No. 77 tanggal 27 September 2005 serta Keputusan Direksi Bank Mandiri

No. 068/KEP.DIR/2005 tanggal 28 Juni 2005.

Bank Mandiri dan para pegawainya masing-masing membayar sebanyak 10,00% dan 5,00%

dari Base Pension Plan Employee Income.

Direksi dan Dewan Pengawas DPBM adalah pegawai aktif Bank Mandiri, sehingga Bank Mandiri memiliki pengendalian atas DPBM. DPBM menginvestasikan beberapa sumber keuangannya pada deposito berjangka Bank Mandiri. Saldo deposito berjangka tersebut untuk periode/tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah sebesar Rp51.000 dan Rp35.175. Tingkat suku bunga atas deposito tersebut adalah sama dengan suku bunga atas deposito berjangka pihak ketiga.

Untuk periode/tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Bank telah membayar iuran pensiun masing-masing sebesar Rp55.865 dan Rp200.629.

b. No. S-923/M-MBU/2003 tanggal 6 Maret 2003, Bank Mandiri telah melakukan penyesuaian manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP) dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan masing-masing No. KEP/115/KM.6/2003 untuk PDP DPBM I, No. KEP/116/KM.6/2003 untuk PDP DPBM II, No. KEP/117/KM.6/2003 untuk PDP DPBM III, dan No. KEP/118/KM.6/2003 untuk DPBM IV semuanya tertanggal 31 Maret 2003.

Dana Pensiun (lanjutan)

Peserta program pensiun manfaat pasti adalah mereka yang berasal dari legacy bank dengan masa kerja tiga tahun atau lebih pada saat penggabungan yang terdiri dari pegawai aktif bank, bekas karyawan (karyawan yang berhenti bekerja dan tidak mengalihkan haknya ke dana pensiun lain) dan pensiunan.

Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Mei 2007, Bank Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No. KEP-144/ KM.10/2007 (DPBM I); No. KEP-145/KM.10/2007 (DPBM II); No. KEP-146/KM.10/2007 (DPBM III) dan No. KEP-147/KM.10/2007 (DPBM IV) semuanya tertanggal 20 Juli 2007.

Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Mei 2010, Bank Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-441/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMS); No. KEP-442/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMD); No. KEP-443/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMT) dan No. KEP-444/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBME).

Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 23 Mei 2011, Bank Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-588/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMS); No. Kep-589/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMD); No. 590/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMT) dan No. KEP-591/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBME).

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, cadangan liabilitas manfaat pensiun dihitung berdasarkan perhitungan biaya aktuaria manfaat pensiun untuk tahun yang berakhir

31 Desember 2011 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen

PT Dayamandiri Dharmakonsilindo tanggal 18 Januari 2012 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Asumsi yang digunakan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Dana Pensiun (lanjutan)

DPBM I DPBM II DPBM III DPBM IV

Tingkat diskonto 7,25% per tahun 7,25% per tahun 7,25% per tahun 7,25% per tahun Tingkat pengembalian

aset dana pensiun yang diharapkan

8,00% per tahun 9,25% per tahun 7,50% per tahun 8,00% per tahun

Masa kerja yang digunakan

Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999

Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) yang digunakan

Gaji bulan terakhir per 31 Juli 1999 yang telah

disesuaikan kembali pada tanggal 1 Januari

2003

Gaji bulan terakhir per 31 Juli 1999 yang telah disesuaikan kembali pada tanggal 1 Januari

2003

Gaji bulan terakhir per 31 Juli 1999 yang telah

disesuaikan kembali pada tanggal 1 Januari

2003

Gaji bulan terakhir per 31 Juli 1999 yang telah disesuaikan kembali pada tanggal 1 Januari

2003 Tingkat kenaikan PhDP Nihil Nihil Nihil Nihil Tabel tingkat kematian

Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II)

untuk karyawan dan bekas karyawan dan

Group Annuity Mortality 1983 (GAM’

83) untuk pensiunan

Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II)

untuk karyawan dan bekas karyawan dan

Group Annuity Mortality 1983 (GAM’

83) untuk pensiunan

Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II)

untuk karyawan dan bekas karyawan dan

Group Annuity Mortality 1983 (GAM’

83) untuk pensiunan

Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II)

untuk karyawan dan bekas karyawan dan

Group Annuity Mortality 1983 (GAM’

83) untuk pensiunan

Tingkat pengunduran diri

5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan

sesudahnya

5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan

sesudahnya

5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear

sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan

sesudahnya

5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan

sesudahnya

Tingkat kecacatan 10,00% dari TMI II 10,00% dari TMI II 10,00% dari TMI II 10,00% dari TMI II

Metode aktuaria

Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit

Usia pensiun normal

48 tahun sampai dengan 56 tahun disesuaikan berdasarkan strata

56 tahun untuk semua strata

56 tahun untuk semua strata

56 tahun untuk semua strata

Jumlah maksimum manfaat pasti

80,00% dari PhDP 80,00% dari PhDP 62,50% PhDP 75,00% dari PhDP

Tingkat kenaikan manfaat pensiun

Nihil Nihil Nihil 4,00% per 2 tahun

Tarif pajak rata - rata 3,00% dari manfaat pensiun 3,00% dari manfaat pensiun 3,00% dari manfaat pensiun 3,00% dari manfaat pensiun

Dana Pensiun (lanjutan)

Estimasi Nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Maret 2012 berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut:

DPBM I DPBM II DPBM III DPBM IV

Nilai kini liabilitas

manfaat pensiun 1.202.093 1.480.535 612.021 394.378

Nilai wajar aset bersih 1.515.268 1.758.000 743.026 547.210

Funded Status 313.175 277.465 131.005 152.832

Biaya jasa lalu yang belum

diakui - - - -

Keuntungan aktuarial yang

belum diakui (219.227) (144.142) (109.850) (52.637)

Surplus berdasarkan PSAK

No. 24 (Revisi 2004) 93.948 133.323 21.155 100.195

Batas Aset (Asset Ceiling)*)

Aset Program Manfaat Pensiun yang diakui

di laporan posisi

keuangan (neraca)**) - - - -

*) Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.

**) Tidak ada aset yang diakui di laporan posisi keuangan (neraca) karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi.

Nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut:

DPBM I DPBM II DPBM III DPBM IV

Nilai kini liabilitas

manfaat pensiun 1.212.086 1.484.395 614.362 395.053

Nilai wajar aset bersih 1.517.006 1.748.625 742.595 544.190

Funded Status 304.920 264.230 128.233 149.137

Biaya jasa lalu yang belum

diakui - - - -

Keuntungan aktuarial yang

belum diakui (221.559) (144.142) (111.007) (52.637)

Surplus berdasarkan PSAK

No. 24 (Revisi 2004) 83.361 120.088 17.226 96.500

Batas Aset (Asset Ceiling)*) - - - -

Aset Program Manfaat Pensiun yang diakui

di laporan posisi

keuangan (neraca)**) - - - -

*) Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.

**) Tidak ada aset yang diakui di laporan posisi keuangan (neraca) karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi.

Undang - undang Ketenagakerjaan No. 13/2003

Bank Mandiri telah menerapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja PSAK No. 24 (Revisi 2004) dengan mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (employee service entitlements). Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Bank mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai berdasarkan UU No. 13/2003 sejumlah Rp1.458.497 (termasuk Rp8.240 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) dan Rp1.404.375 (termasuk Rp8.240 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) berdasarkan perkiraan biaya uang penghargaan pegawai sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen (Catatan 30).

Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dihitung berdasarkan perhitungan hak masa kerja pegawai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo tanggal 18 Januari 2012 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Asumsi-asumsi yang digunakan oleh aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

a. Tingkat diskonto 6,00% per tahun. b. Tingkat kenaikan gaji 8,50%.

c. Tabel tingkat kematian yang digunakan Tabel Mortalita Indonesia 1999 atau TMI II.

d. Tingkat pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun.

e. Metode aktuaria adalah projected unit credit method. f. Usia pensiun normal 56 tahun.

g. Tingkat kecacatan 10,00% dari TMI II.

Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai yang diakui di laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi dengan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):

31 Maret 31 Desember

2012 2011

Nilai kini liabilitas 1.584.501 1.547.952

Biaya jasa lalu yang belum diakui 39.390 39.675

(Keuntungan)/ kerugian aktuarial yang belum diakui (302.463) (314.525)

Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai

yang diakui di laporan posisi keuangan (neraca) 1.321.428 1.273.102

Biaya jasa kini 33.746 127.117

Biaya bunga 22.625 96.892

Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui (285) (1.138)

Amortisasi (keuntungan)/kerugian aktuarial yang belum diakui (4.914) 8.682

Pengakuan segera atas biaya jasa lalu - (28.244)

Biaya Uang Penghargaan Pegawai 51.172 203.309

Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):

31 Maret 31 Desember

2012 2011

Cadangan atau tunjangan masa kerja pegawai awal periode/tahun 1.273.102 1.087.572

Biaya selama periode/tahun berjalan 51.172 203.309

Pembayaran manfaat (2.846) (17.779)

Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (Catatan 30) 1.321.428 1.273.102*)

Undang - undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (lanjutan)

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai Anak Perusahaan masing-masing adalah sebesar Rp137.069 dan Rp123.033.

Masa Bebas Tugas (MBT)

MBT adalah suatu jangka tertentu sebelum usia pensiun jabatan pegawai yang membebaskan pegawai dari tugas-tugas rutin sebagaimana pegawai aktif dimana pegawai tidak masuk kerja dengan tetap memperoleh fasilitas kepegawaian yang ditentukan, meliputi: gaji, fasilitas kesehatan, tunjangan hari raya keagamaan, cuti tahunan (jika pada tahun berjalan masih terdapat masa kerja pegawai aktif), cuti besar (jika perhitungan cuti besarnya jatuh tempo pada periode MBT), uang duka dan santunan duka.

Fasilitas MBT juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada pegawai dalam rangka persiapan memasuki usia pensiun jabatan.

Usia Pensiun Jabatan, Masa Kerja Minimal dan Lama MBT adalah sebagai berikut:

No Usia Pensiun Jabatan Masa Kerja Minimal Lama MBT

1. 56 tahun 12 tahun 12 bulan

2. 46 tahun 9 tahun 9 bulan

Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa bebas tugas yang diakui di laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi dengan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut:

31 Maret 31 Desember

2012 2011

Biaya jasa kini - -

Biaya bunga - -

Pengakuan (keuntungan)/kerugian aktuarial - (15.962)

(Pendapatan)/biaya pencadangan masa bebas tugas - (15.962)

Cadangan atas tunjangan masa bebas tugas awal periode/tahun 10.352 56.273

(Pendapatan)/biaya selama periode/tahun berjalan - (15.962)

Pembayaran manfaat (2.588) (29.959)

Pembayaran ke Koperasi - -

Cadangan atas masa bebas tugas (Catatan 30) 7.764 10.352

Sesuai dengan surat keputusan Direksi No KEP.DIR/346/2010, tertanggal 22 Desember 2010, Manajemen menetapkan bahwa fasilitas MBT dihapuskan secara penuh sejak tanggal 1 Januari 2012 dan menetapkan bahwa tahun 2011 merupakan masa transisi MBT dimana karyawan yang memasuki usia pensiun di tahun 2011 dengan jatuh tempo pembayaran MBT terakhir di Mei 2012 akan tetap menerima pembayaran MBT. Saldo cadangan atas masa bebas tugas yang tersisa pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp7.764 dan Rp10.352.

Masa Bebas Tugas (MBT) (lanjutan)

Selanjutnya, sesuai dengan surat keputusan Direksi No KEP.DIR/347/2010, tertanggal 22 Desember 2010, Manajemen menetapkan bahwa Program Kesehatan Pensiunan berlaku efektif sejak 1 Januari 2011. Program kesehatan pensiunan ini diperuntukkan bagi pensiunan dan pegawai tetap di masa pensiunnya. Pengelolaan program dilaksanakan oleh Koperasi Kesehatan Pegawai dan Pensiunan Bank Mandiri atau disebut Mandiri Healthcare (“Koperasi”) yang didirikan pada tanggal 1 November 2010 dan beranggotakan pensiunan dan pegawai tetap Bank Mandiri.

Dalam pelaksanaan program tersebut, pada tanggal 31 Desember 2010, Bank telah menyetor dana awal atas nama para peserta program ke Koperasi sebesar Rp1.135.203 yang diambil dari cadangan atas masa bebas tugas yang telah dicadangkan oleh Bank. Selanjutnya, Bank dan karyawan akan melakukan kontribusi setiap bulannya kepada koperasi masing-masing sebesar 3% dan 2% dari gaji pokok karyawan.

Anak Perusahaan tidak memiliki Imbalan Masa Bebas Tugas (MBT).