• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yang mengatur tentang masuk dan keluar wilayah indonesia, dimana setiap orang yang masuk atau ke luar wilayah Indonesia wajib memiliki Dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Undang-undang Keimigrasian.

Surat perjalanan atau yang lebih dikenal dengan paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Pasal 38 Undang-undang No.6 Tahun 2011 menyebutkan visa kunjungan diberikan kepada orang asing yang akan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dalam rangka kunjungan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial budaya, pariwisata, bisnis, keluarga, jurnalistik, atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain adapun Jenis-jenis Visa Kunjungan, antara lain:

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

38

1. Visa kunjungan saat kedatangan : Diberikan selama 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang untuk 30 hari namun tidak dapat dialih statuskan;

2. Bebas Visa Kunjungan Singkat : Jenis visa ini diberikan selama 30 (tiga puluh) hari dan tidak dapat diperpanjang maupun dialihstatuskan;dan

3. Visa Kunjungan Beberapa Kali Perjalanan: Jenis visa ini tidak dapat diperpanjang maupun dialihstatuskan. Diberikan kepada orang asing yang akan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia berlaku untuk 1 (satu) tahun dengan setiap kali kunjungan tidak boleh lebih dari 60 (enam puluh) hari.

Pelanggaran mengenai visa kunjungan yang tentunya harus disikapi oleh pemerintah khususya divisi keimigrasian kanwil Hukum dan HAM Bali. Berdasarkan Undang–undang Keimigrasian, Divisi keimigrasian memiliki kewenang untuk menangani pelanggaran keimigrasian tersebut. Bahwa akibat hukum terhadap penyalahgunaan visa kunjungan bagi warga negara asing yang bekerja di Bali dapat dikenakan tindakan keimigrasian sesuai dengan Pasal 75 ayat (1) Undang – undang Keimigrasian dimana pejabat imigrasi berwenang melakukan tindakan administratif keimigrasian terhadap orang asing yang berada diwilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak menaati Peraturan Perundang-undangan.

Adapun beberapa macam tindakan administratif keimigrasian yang dapat ditempuh oleh deivisi keimigrasian sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat (2) Undang-Undang Keimigrasian, tindakan administratif, keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :

a. Pencatuman dalam daftar pencegahan atau penangkalan;

b. Pembatasan, perubahan, atau pembatalan izin tinggal;

c. Larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di wilayah Indonesia;

d. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia;

e. Pengguanaan biaya beban; dan/atau

f. Deportasi dari wilayah Indonesia Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori pengawasan.

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Kesiapan dan kendala kebijakan Wasdakim dalam penegakan hukum Layanan Bebas Visa di Provinsi DKI Jakarta

Dalam kesiapan Perpres 21 Tahun 2016 tentang Kebijakan Bebas Visa di Bandara Seokarno Hatta sebagai salah satu pinutu Tempat Pemeriksaaan Imigrasi (TPI) terdapat jumlah personel dalam di TPI atau yang menangani terkait Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) sebanyak 360 orang, hal ini dikatakan oleh Eko Juniarto16:

Jumlah pegawai di TPI Soekarno Hatta sebanyak 360 orang, dengan terbagi menjadi 2(dua) shift yaitu: shift I pukul. 06.00 sampai dengan 16.00 WIB dan shift II 16.00 sampai denhgan 06.00 WIB.

Jumlah tersebut dirasa cukup untuk melayani kedatangan wisatawan mancaranegara yang masuk melalui TPI Soekarno Hatta dengan rata-rata 50.000 jumlah kedatangan wisatawan. Berikut ini adalah data BVKS seluruh Indonesia dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

16 Wawancara dengan Eko Juniarto, Kanim Sokearno Hatta (TPI), tanggal 4 September 2016.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

42

Tabel 1

Data Perlintasan Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS)

Bulan Tahun 2015 Tahun 2016

1. 199.865 182.590

2. 226.939 229.063

3. 263.859 220.025

4. 251.698 85.447

5. 297.776 11.001

6. 279.334 18.445

7. 193.302 14.411

8. 254.807

-9. 248.496

-10. 229.728

-11. 268.626

-12. 342.689

-Total 3.057.119 760.982

Sumber: Direktorat Jenderal Imigrasi, 2016.

Dari data tersebut diatas dengan belum diberlakukannya Perpres 21 Tahun 2016 terlihat pada tahun 2015 dengan jumlah yang menggunakan BVKS sebanyak 3.057.119 sedangkan ketika mulai diberlakukan Perpres 21 tahun 2016 terjadi penurunan signifikan dalam jumlah utamanya setelah dikeluarkannnya Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS 169 Negara, terlihat dibulan April, Mei dan Juni terjadi penurunan siginifikan. Hal ini ketika dikaitkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Imigrasi per 35$ Dollar sangat menurun.

Dari sisi kuantitatif data Pengguna Jasa Visa on Arrival dan Bebas Visa Kunjungan yang masih mendominasi dari 4 (empat) negara )

yaitu: China, Australia, Jepang dan Korea. dapat dilihat dari Tabel. 2 dibawah ini:

Tabel. 2

Perbandingan Jumlah Penumpang Pengguna Visa On Arrival dan Bebas Visa

No. Bulan Voa 30 Hari

2015 2016

1. Januari 82.075 24.940

2. Februari 89.507 24.151

3. Maret 100.288 29.723

4. April 63.842 17.784

5. Mei 86.998 23.011

6. Juni 63.580 17.204

7. Juli 55.314 17.356

8. Agustus 69.553 21.102

9. September 62.577

-10. Oktober 40.405

-11. November 40.412

-12. Desember 27.972

-Total 782.523 150.331

Sumber: TPI Soekarno Hatta bulan Agustus 2016.

Dari data yang dikeluarkan oleh TPI Imigrasi Soekarno Hatta tersebut diatas terlihat pada tahun 2015 pengguna Visa On Arrival berjumlah 782.523 orang, hal ini masih terlihat banyak pada bulan Januari sebanyak 24.940, Februari 24.151, Maret 29.723 dan mulai terjadi penurunan pada bulan April dan seterusnya setelah

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

44

pemberlakuan Perpres 21 Tahun 2016, terlihat bahwa tidak terjadi peningkatan yang signifikan jumlah WNA yang melakukan wisata ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Standar Operational Procedure (SOP) yaitu merupakan suatu rangkaian tertulis mengenai suatu proses bisnis dari suatu aktivitas bisnis pada perusahaan, tujuan dari SOP adalah Instansi dapat memastikan suatu aktivitas bisnis bisa berjalan sesuai dengan standard yang diharapkan untuk menghasilkan system yang berkualitas, teknis yang konsisten dan mempertahankan kualitas kontrol serta menjaga proses bisnis tetap berjalan. Dari hasil wawancara terkait dengan SOP untuk Wasdakim menurut Arief Eka Riyanto dikatakan bahwa:

Pada tataran Pelaksanaan penanganan Perpres 21 Tahun 2016 dalam hal pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing masih mengacu pada Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02­PW.09.02 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing, dan Tindakan Keimigrasian serta Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F­338.IL.01.10 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pengawasan Orang Asing, yang mana menurut hemat informan sudah perlu untuk dilakukan pembaruan terkait dengan tata cara pengawasan Keimigrasian tersebut17. Lebih lanjut dikatakan oleh Arief bahwa struktur organisasi saat ini telah mampu menjawab tantangan Perpres 21 Tahun 2106¸ namun perlu kiranya penambahan SDM pengawasan dan penindakan untuk meningkatkan fungsi pengawasan Orang Asing, selain itu terbitnya Perpres 21 Tahun 2016 tidak menambah wewenang Direktorat Jenderal Imigrasi. Namun, dengan terbitnya Perpres 21 Tahun 2016

17 Wawancara dengan Arief Eka Riyanto (Kasie Wasdakim Bandara Soekarno Hatta), tanggal 02 Spetember 2016.

tersebut menjadikan pengawasan terhadap Orang Asing perlu ditingkatkan guna mengawasi keberadaan dan kegiatan Orang Asing yang menggunakan fasilitas Bebas Visa Kunjungan tersebut.

Lain halnya yang dikatakan oleh Sondang Dame bahwa dengan adanya Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS dapat menimbulkan:

Pekerjaan yang terkait dengan pengawasan dn penindakan kemigrasian semakin banyak, pemasukan PNBP semakin berkurang dan national security yang menjadi konsen pemerintah kita saat ini18.

Dalam mengimpelementasikan Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS, Kantor Imigrasi Soekarno Hatta dengan cara bekerjasamaa antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling mengisi, membantu dan melengkapi dengan tujuan Informasi terkait dengan keberadaan WNA dapat cepat diterima oleh Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA), selain itu dalam komunikasi dan koordinasi dibutuhkan komitmen dari semua pihak dalam menjalankannya. Komunikasi dan koordinasi yang dibangun antar stakeholders dalam penerapan BVKS. Menurut Sondang Dame :

Hubungan kerjasama antara TIMPORA sangat baik dan saling memberikan dan menukar informasi terkait keberadaan WNA, pengawasan yang dilakukan oleh TIMPORA sampai ke setiap Kecamatan19.

18 Wawancara dengan Sondang Dame (Kabid Inteldak Insarkom, Kanwil Kumham DKI Jakarta, tanggal 03 September 2016.

19 Wawancara dengan Sondang Dame (Kabid Inteldak Insarkom, Kanwil Kumham DKI Jakarta, tanggal 03 September 2016.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

46

Lebih lanjut dikatakan oleh Arief Eka Riyanto bahwa:

Komunikasi dan koordinasi antar­instansi terkait sehubungan dengan penerapan BVK ini diwujudkan dalam wadah TIMPORA. Dalam hal ini, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno­Hatta telah membentuk TIMPORA Wilayah Kerja dan TIMPORA Udara.

Pengawasan dan penindakan keimigrasian dilakukan pada prinsipnya dengan 2 (dua) cara yaitu; pengawasan administrasi, yakni:

melakukan pemeriksaan dan penelitian terhadap surat perjalanan, surat atau dokumen lain, daftar cekal, pemotretan, pengambilan sidik jari dan pengelolaan data keimigrasian daripada warga Negara Indonesia maupun orang asing, pemeriksaan dilakukan sewaktu memberikan atau menolak memberikan perizinan keimigrasian di tempat pemeriksaan imgrasi, kantor imigrasi, bidang imigrasi pada kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM maupun perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan Direktorat Jenderal Imigrasi dan Pengawasan operasional, yaitu melakukan kegiatan rutin dan operasi di lapangan dengan melakukan serangkaian pemantauan atau penyelidikan secara wawancara, pengamatan dan penggambaran, pengintaian, penyadapan, pemotretan, penyurupan, penjejakan, penyusupan, penggunaan informasi dan kegiatan lain. Kesemua kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh bahan keterangan atau informasi yang dibutuhkan pada pengambilan keputusan dalam rangka merumuskan dan menetapkan kebijakan keimigrasian, khususnya dalam hal mengawasi setiap orang baik warga negara Indonesia maupun orang asing yang masuk dan keluar wilayah Indonesia, mengawasi keberadaan dan kegiatan orang asing yang melanggar atau tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, berbahaya bagi keamanan dan ketertiban

umum, permusuhan terhadap rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk kelancaran dan keberhasilan penyelidikan, dilakukan tindakan pengamanan.

Menurut Arief Eka Riyanto, dalam melakukan pengawasan dan penindakan diperlukan keterampilan khusus atau penddidikan tentang Keimigrasian, sebagai berikut ini:

untuk memaksimalkan fungsi pengawasan dan penindakan, maka tentunya diperlukan keterampilan khusus dalam hal pengawasan dan penindakan Keimigrasian. Peningkatan SDM pengawasan dan penindakan Keimigrasian dapat diperoleh dengan mengikuti diklat/pelatihan mengenai pengawasan, intelijen, penindakan dan PPNS Keimigrasian, di Kantor Imigrasi Soekarno Hatta PPNS terdapat 60 orang, sedangkan di TPI ada banyak, jumlah pastinya kurang tahu20. Keterbatasan pejabat Imigrasi yang mempunyai sertifikat PPNS menjadi salah satu kendala dalam pengawasan dan penindakan WNA, hal ini dkatakan oleh Sondang Dame sebagai berikut:

Bidang Wasdakim, Kanwil Hukum dan HAM tidak mem­

punyai PPNS dan juga belum diperpanjang, terkait dengan pengawasan, sebaiknya diperketat di TPI, kondisinya apakah pejabat Imigrasi berani melakukan pengetatan terhadap WNA terkait dengan return ticket, surat penjamin, minimal cost US 1500, penginapan dan lain sebagainya21

Lebih lanjut terkait pengawasan yang dilakukan oleh pejabat Imigrasi di TPI sebelum masuknya WNA terkait BVKS dijelaskan oleh Eko Juniarto:

20 Wawancara dengan Arief Eka Riyanto (Kasie Wasdakim Bandara Soekarno Hatta), tanggal 02 Spetember 2016.

21 awancara dengan Sondang Dame (Kabid Inteldak Insarkom, Kanwil Kumham DKI Jakarta, tanggal 03 September 2016.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

48

Pengawasan yang dilakukan oleh petugas di TPI diantaranya:

minimal cost US 2000, return ticket, 6 (enam) bulan minimal masa habis pasport dan biaya hidup selama 30 (tiga puluh) hari di Indonesia22.

Aktifitas dari sebuah instansi dierplukan dukungan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal, walaupun terkadang dikatakan klasik dengan anggaran, maka Imigrasi dengan terbitnya Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS 169 Negara, anggaran terkait dengan keluarnya Perpres ini dijelaskan oleh Arief Eka Riyanto sebagai berikut:

Anggaran Bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno-Hatta cukup untuk melaksanakan kegiatan terkait dengan keluarnya Perpres BVK ini23.

Dari hasil wawancara dari berbagai narasumber baik di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta, dan TPI dapat diketahui kendala-kendala Wasdakim dalam penegakan Hukum Layanan Bebas Visa Kunjungan antara lain:

1. SDM untuk petugas imigrasi di TPI Soekarno Hatta sebanyak 360 orang dirasa kurang untuk menunjang pelayanan WNA, selain penambahan jumlah PPNS yang untuk pengawasan dan penindakan keimigrasian

2. Struktur Organisasi, dalam tugas dan fungsi intelijen, tidak ada anggaran terkait intelijen, selain itu untulk pengawasan orang asing Kanwil tidak mempunyai wewenang untuk memerintahkan

22 Wawancara dengan Eko Juniarto, Kanim Sokearno Hatta (TPI), tanggal 4 September 2016.

23 Wawancara dengan Arief Eka Riyanto (Kasie Wasdakim Bandara Soekarno Hatta), tanggal 02 Spetember 2016.

Kantor Imigrasi untuk melaporkan dan mengawasi orang asing;

3. Finansial, untuk meyukseskan Program Pemerintah terkait dengan Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS 169 Negara dibutuhkan penambahan anggaran khususnya untuk Tugas dan Fungsi intelijen yang ada di Kantor Wilayah;

4. Konsistensi Regulasi, dengan adanya Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS 169 Negara diharapkan menjadi salah satu pintu peningkatan devisa negara dari sisi pariwisata, untuk itu diperlukan konsisten regulasi dan komitmen dari para stakeholders terkait dengan hal ini;

B. Kesiapan dan Kendala Wasdakim dalam penegakan hukum Layanan Bebas Visa di Provinsi Bali

Bali merupakan destinasi paling populer di Indonesia. Bali memiliki pemandangan alam dan pantai-pantai yang menawan yang sangat terkenal keindahannya dengan segala aktifitas dan gemerlap kehidupan pesona alam yang tiada tara. Pulau Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya adalah Denpasar, selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.

Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata de-ngan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Oleh karena hal

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

50

tersebut diatas Bali menjadi salah satu tujuan wisata baik lokal maupun wisatawan mancanegara, khususnya bagi wisatawan Australia, Jepang, Korea, China, Eropa, India dan lain-lain.

Sejak diberlakukannya Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS 169 negara, TPI di Bali tetap melakukan aktifitas rutin dalam melayani wisatawan mancanegara. Dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Pariwisata Bali terkait dengan jumlah Kunjungan Wisatwan dapat dilihat dari Tabel berikut ini:

Tabel 3

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali

No Negara Tahun

2014 2015 Juli 2016

1. Australia 991.923 966.869 566.983

2. China 586.300 688.469 422.922

3. Jepang 217.402 228.185 124.051

4. Malaysia 225.572 190.381 89.394

5. Inggris 127.040 167.628 86.024

6. Korea Selatan

146.088 152.866 74.911

7. Singapura 179.719 146.660 70.008

8. Amerika 111.640 124.593 83.544

9. Francis 128.350 131.451 77.898

10 Taiwan 114.504 124.593 59.360

11. Jerman 105.471 120.348 67.120

12. India 88.074 118.678 89.394

13. Belanda 76.082 81.678 47.257

14. Selandia Baru

62.162 70.415 40.139

15. Rusia 72.127 51.805 29.605

16. Kanada 37.523 44.884 26.410

17. Hongkong 35.538 36.936 22.385

18. Filiphina 32.737 34.445 19.612

19. Swiss 27.281 34.445 21.036

20. Italia 30.713 33.266 12.635

21. Negara lainnya

370.392 443.574 265.864

Total 3.766.638 4.001.835 2.298.132

Sumber: Dinas Pariwsata, diolah kembali oleh Peneliti, data hingga Juli 2016.

Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa jumlah wisata-wan mancanegara yang datang ke Bali sampai akhir Juli 2016 tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, walaupun telah diberlakukan Bebas Visa Kunjungan untuk 169 Negara, ini artinya dengan jumlah wisawatan yang tidak signifikan kenaikan dari tahun ke tahun, pemerintah perlu memperhatikan jumlah PNBP imigrasi yang setiap orang sebesar $35 dollar itu sangat singnifikan dalam masuknya ke PNBP, biasanya dalam sehari TPI bisa mengeluarkan Voa sekitar 10.000an, tetapi dengan berlakunya Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS 169 Negara malah sedikit sekali PNBP yang dihasilkan.Hal lain yang menjadi perhatian utama adalah negara bagian Amerika Selatan dan Afrika Selatan yang tidak mempunyai tradisi berwisata ke Indonesia yang diberikan bebas visa.

Data yang didapatkan dari Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai terkait Jumlah BVK dan VKSK melalui TPI Bandara Ngurah Rai periode Tahun 2015 dan 2016 sebagai berikut:

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

52

Tabel 4

Jumlah BVKS dan VKSK

melalui TPI Bandara Ngurah Rai Tahun 2015

Bulan

Jenis Visa

BVKS Visa Kunjungan

Kedatangan

Januari 31.301 243.661

Februari 33.138 289.556

Maret 41.403 242.395

April 39.904 256.111

Mei 43.321 228.780

Juni 52.597 183.463

Juli

Agustus 22.778 113.446

September 43.426 103.485

Oktober 36.045 127.350

November 35.200 56.841

Desember 54.295 89.754

Jumlah 462.879 2.011.857

Sumber: Kanim Kelas I Khusus Ngurah Rai, 2015.

Tabel 5

Jumlah BVKS dan VKSK melalui TPI Bandara Ngurah Rai periode Agustus Tahun 2016

Bulan

Jenis Visa

BVKS Visa Kunjungan

Kedatangan

Januari 235.691 88.798

Februari 284.346 68.010

Maret 283.710 53.053

April 348.562 3.720

Mei 373.069 3.763

Juni 388.625 3.527

Juli 454.445 4.164

Agustus 412.740 3.064

Jumlah 2.781.188 228.097

Sumber: Kanim Kelas I Khusus Ngurah Rai per Agustus 2016.

Dari data tersebut diatas terlihat terjadi penurunan dalam menggunakan Visa Kunjungan Kedatangan, utamanya sejak Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS 169 Negara sangat jelas terjadi penurunan PNBP Imigrasi pada bulan mulai berlakunya April 2016 sebanyak 3720, Mei 3763, Juni 3527, Juli 4164 dan Agustus 3064.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para informan di Bali salah satunya dengan Fransesco, wisatawan dari Italia ditanyakan bagaimana dengan berlakunya Bebas Visa ini, berikut hasilnya:

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

54

...with the introduction of visa­free visit to Indonesia is expected to increase foreign exchange for Indonesia, it is very advantageous for tourists to not pay for a visa for 35 dollars, this should be followed by improvement of facilities and infrastructure including tourism infrastructure24.

Lebih lanjut dikatakan oleh Fransesco yaitu:

in the implementation of the visa­free employee assigned on arrival at immigration checks should be firm, for example: see the return ticket, hotel, living cost, and the period of validity of the passport, the officer is required to have good integrity, it is also related to national security of Indonesia.

Kesiapan kebijakan pelaksanaan Perpres 21 Tahun 2016 tentang BVKS 169 Negara pada prinsipnya untuk menarik jumlah wisatawan sebanyak 20.000.000 pada tahun 2020. Salah satu tujuan wisata di Indonesia adalah Bali, menurut Alit Dharmaja bahwa

Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan jumlah wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia semakin banyak, tetapi segala infrastruktur yang terkait dengan pariwisata harus disiapkan dari pemerintah daerah, tetapi banyak faktor yang harus diperhatikan terkait dengan hal ini antara lain: kesiapan SDM, TIMPORA, national security, tenaga kerja, kesehatan, income, pajak, kriminal, lingkungan dan lain­lain, ini dibutuhka kerjasama yang baik antar stakeholders untuk meyukseskan program pemerintah ini25.

24 Wawancara dengan Fransesco, tanggal 21 September 2016.

25 Wawancara dengan B. Alit Dharmaja (Kasie Pasar dan Analisis, Dinas Pariwisata Bali), tanggal 20 September 2016.

Lebih lanjut dikatakan oleh Alit Dharmaja bahwa:

Perpres harus dapat mengkaji lebih dalam terkait dengan negara­negara amerika Selatan dan Afrika yang ada di Perpres 21 Tahun 2016 yang tidak memiliki budaya berwisata ke Indonesia, hal ini perlu dilakukan kajian yang mendalam dan evaluasi setiap 2 (dua) tahun26.

Jumlah personel dalam di TPI atau yang menangani Wisatawan di TPI Imigrasi dijelaskan oleh Putu Astina:

Jumlah pejabat imigrasi di TPI Ngurah Rai sebanyak 194 orang terdiri dari, pejabat imigrasi sebanyak 154 orang dan tata Usaha 43 orang. Dari jumlah terbagi dalam 3 (tiga) grup yaitu : grup Alpha, Beta dan Charlie.

SOP terkait dengan penanganan Perpres 21 Tahun 2016 untuk Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian yaitu:

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02­PW.09.02 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing, dan Tindakan Keimigrasian serta Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F­338.IL.01.10 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pengawasan Orang Asing27.

Selain itu juga, Kantor imigrasi Denpasar telah mempunyai Prosedur Pelaporan Keberadaan orang Asing: membuat disposisi untuk menindak lanjuti laporan tersebut,

26 Ibid.

27 Wawancara dengan Prastito, Kabid inteldak Insarkom, Kanwil Hukum dan HAM Bali, tanggal 20 Spetember 2016.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

56

Prosedur pengawasan orang asing telah dibuat di Kanim Denpasar dengan detail sebagai berikut: pihak yang memberikan informasi menyampaikan ke Kanim Denpasar, kemudian diteruskan ke staff Sekretariat TIMPORA, selanjutnya ke intelijen, dari sekretariat Ketua TIMPORA kan prosedur tersebut, Kanim juga memanfaatkan sosial media melalui whats app untuk lebih mempercepat pengawasan orang asing28.

Salah satu wisatawan mancanegara yang sedang diproses di Kanim Denpasar karena kasus overstay mengatakan bahwa:

I will pay overstayed for two weeks from now, I have to respect the rule of law in Indonesia, This is a lesson for me to be more careful to not overstayed again, in the future I will go back to Indonesia for a vacation29.

Struktur Organisasi Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali sama halnya dengan Kanwil DKI Jakarta tidak mempunyai wewenang yang kuat, dimana hanya sebagai struktur pendukung Kantor Imigrasi sebagaimana dikatakan oleh Prastito

Struktur organisasi yang ada saat ini di Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali begitujuga seluruh Kantor Wilayah di Indonesia, tidak mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan dan penindakan, fungsi intel juga tidak ada, selain itu terkait data laporan dari Kantor Imigrasi tidak ada kewajiban untuk menyampaikan ke Kantor Wilayah, ini lah salah satu kelemahan dari struktur organisasi yang ada di Kantor Wilayah30.

28 Fery Monang Sihite, Kepala Kantor Imigrasi Denpasar, tanggal 22 September 2016.

29 Wawancara dengan Fransesco, tanggal 21 September 2016.

30 Wawancara dengan Prastito, Kabid Inteldak dan Insarkom, tanggal 20 September

30 Wawancara dengan Prastito, Kabid Inteldak dan Insarkom, tanggal 20 September

Dokumen terkait