• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 8 Uji Pearson antara prakondisi dengan tingkat implementasi pedoman pada kelompok pemasukan HPR antar area

BEBAS RABIES

A. Dari Luar Negeri

Dari negara bebas rabies sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Pertanian No. 1096 Tahun 1999 yang dapat diperbaharui sesuai perkembangan status bebas rabies dunia;

B. Kelengkapan Dokumen : Harus memiliki

(i) Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh pejabat berwenang di negara asal dan negara transit;

(ii) Surat Persetujuan Pemasukan;

(iii) Pasport hewan atau surat keterangan identitas hewan dalam bahasa inggris yang dikeluarkan oleh dokter hewan berwenang di negara asal yang memuat antara lain telah berada atau dipelihara sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan di negara asal sebelum diberangkatkan, dan hewan sekurang-kurangnya telah berumur 6 (enam) bulan serta tidak dalam keadaan bunting umur 6 (enam) minggu atau lebih, dan atau hewan tersebut tidak sedang menyusui pada saat diberangkatkan. Pasport mencantumkan informasi sekurang-kurangnya jenis hewan, bangsa, jenis kelamin, warna bulu, umur/tanggal lahir dan penanda identitas; atau memiliki

(iv) Penanda identitas permanen dengan identifikasi elektronik (microchip). Bila microchip yang digunakan tidak sesuai dengan alat baca pada pelabuhan/bandara pemasukan, maka pemilik atau kuasa pemilik harus menyediakan sendiri perangkat alat baca untuk microchip tersebut.

(v) Hewan yang akan masuk ke wilayah/daerah bebas rabies di Indonesia diberangkatkan langsung dari negara bebas rabies. Apabila harus transit maka harus ada persetujuan dari Menteri Pertanian Cq. Dirjen Peternakan dan otoritas veteriner di negara transit memberikan keterangan transit;

(vi) Surat keterangan vaksinasi bagi negara yang melaksanakan vaksinasi, yang menerangkan bahwa vaksinasi menggunakan vaksin inaktif, yang diberikan : - untuk hewan yang divaksinasi pertama kali (primer), sekurang-kurangnya 6

(enam) bulan dan tidak lebih dari 1 tahun sebelum diberangkatkan yang diberikan saat hewan berumur minimal 3 (tiga) bulan;

- untuk vaksinasi booster, sekurang-kurangnya 1 bulan atau tidak lebih dari 1 tahun sebelum diberangkatkan;

(vii) Surat keterangan hasil pemeriksaan titer antibodi dari negara asal. Pengujian titer antibodi tidak boleh dilakukan lebih lama dari 6 bulan setelah vaksinasi DARI LABORATORIUM YANG TELAH DIAKREDITASI;

C. Ketentuan Vaksinasi

(1) Bila di negara asal bebas rabies dan wilayah/daerah tujuan tidak ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan tidak dilakukan vaksinasi;

(2) Bila di negara asal bebas rabies tidak ada kegiatan vaksinasi sedangkan di wilayah/daerah tujuan ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan dilakukan vaksinasi di wilayah/daerah tujuan;

(3) Bila di negara asal bebas rabies dan di wilayah/daerah tujuan ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan dilakukan vaksinasi di negara asal;

(4) Bila di negara asal bebas rabies ada kegiatan vaksinasi sedangkan di wilayah/daerah tujuan tidak ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan dilakukan vaksinasi di negara asal;

(5) Vaksinasi di negara asal bebas rabies sekurang-kurangnya dilakukan 30 hari dan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum diberangkatkan;

(6) Dengan uji Serum Netralisasi (SN Test) memiliki titer antibodi rabies kurang dari 0,1 IU /ml (< 0,1 IU/ml ) dari negara asal bebas rabies tidak ada kegiatan vaksinasi ; dan lebih besar atau sama dengan 0,5 IU/ml ( ≥ 0,5 IU/ml ) dari negara asal bebas rabies ada kegiatan vaksinasi; oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Kepala Badan Karantina Pertanian;

2.2. PERSYARATAN KARANTINA TERHADAP LALULINTAS PEMASUKAN HPR ANTAR WILAYAH/DAERAH DI INDONESIA ( ANTAR AREA )

2.2.1. Dari Wilayah /Daerah Bebas Ke Wilayah/Daerah Bebas Rabies A. Kelengkapan Dokumen : Harus memiliki

(i) Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh pejabat berwenang di wilayah/daerah asal;

(ii) Surat Rekomendasi Pemasukan dari Dinas Peternakan Propinsi/Kabupaten/Kota atau Dinas yang membidangi Peternakan atau Kesehatan Hewan/Kesehatan Masyarakat Veteriner wilayah/daerah tujuan;

(iii) Pasport hewan atau surat keterangan identitas hewan yang dikeluarkan oleh dokter hewan berwenang di wilayah/daerah asal yang memuat antara lain tidak dalam keadaan bunting umur 6 (enam) minggu atau lebih, dan atau hewan tersebut tidak sedang menyusui pada saat diberangkatkan. Pasport mencantumkan informasi sekurang-kurangnya jenis hewan, bangsa, jenis kelamin, warna bulu, umur/tanggal lahir dan penanda identitas;

(iv) Surat keterangan vaksinasi bagi wilayah/daerah yang melaksanakan vaksinasi, yang menerangkan bahwa vaksinasi menggunakan vaksin inaktif, yang diberikan :

- untuk hewan yang divaksinasi pertama kali (primer), sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dan tidak lebih dari 1 tahun sebelum diberangkatkan yang diberikan saat hewan berumur minimal 3 (tiga) bulan;

- untuk vaksinasi booster, sekurang-kurangnya 1 bulan atau tidak lebih dari 1 tahun sebelum diberangkatkan;

(v) Surat keterangan hasil pemeriksaan titer antibodi dari daerah asal. Pengujian titer antibodi tidak boleh dilakukan lebih lama dari 6 bulan setelah vaksinasi DARI LABORATORIUM YANG TELAH DIAKREDITASI;

B. Ketentuan Vaksinasi

(1) Bila di wilayah/daerah asal bebas rabies dan wilayah/daerah tujuan tanpa vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan tidak dilakukan vaksinasi;

(2) Bila di wilayah/daerah asal bebas rabies tanpa kegiatan vaksinasi sedangkan di wilayah/daerah tujuan ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan divaksinasi di wilayah/daerah tujuan;

(3) Bila di wilayah/daerah asal bebas rabies dan di wilayah/daerah tujuan ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan dilakukan vaksinasi di wilayah/daerah asal;

(4) Bila di wilayah/daerah asal bebas rabies ada kegiatan vaksinasi sedangkan di wilayah/daerah tujuan tidak ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan dilakukan vaksinasi di wilayah/daerah asal;

(5) Vaksinasi di wilayah/daerah asal bebas rabies sekurang-kurangnya dilakukan 30 hari dan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum diberangkatkan;

(6) Dengan uji Serum Netralisasi (SN Test) memiliki titer antibodi rabies kurang dari 0,1 IU /ml (< 0,1 IU/ml ) dari wilayah/daerah asal bebas rabies tidak ada kegiatan vaksinasi ; dan lebih besar atau sama dengan 0,5 IU/ml ( ≥ 0,5 IU/ml ) dari wilayah/daerah asal bebas rabies ada kegiatan vaksinasi; oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Kepala Badan Karantina Pertanian;

2.2.2. Dari Wilayah/Daerah Bebas Ke Wilayah/Daerah Endemis Rabies A. Kelengkapan Dokumen : Harus memiliki

(i) Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh pejabat berwenang di wilayah/daerah asal;

(ii) Surat Rekomendasi Pemasukan dari Dinas Peternakan Propinsi/Kabupaten/Kota atau Dinas yang membidangi Peternakan atau Kesehatan Hewan/Kesehatan Masyarakat Veteriner wilayah/daerah tujuan;

(iii) Pasport hewan atau surat keterangan identitas hewan yang dikeluarkan oleh dokter hewan berwenang di daerah asal yang memuat antara lain tidak dalam keadaan bunting umur 6 (enam) minggu atau lebih, dan atau hewan tersebut tidak sedang menyusui pada saat diberangkatkan. Pasport mencantumkan informasi sekurang-kurangnya jenis hewan, bangsa, jenis kelamin, warna bulu, umur/tanggal lahir dan penanda identitas; (iv) Surat keterangan vaksinasi bagi daerah yang melaksanakan vaksinasi, yang

menerangkan bahwa vaksinasi menggunakan vaksin inaktif, yang diberikan :

- untuk hewan yang divaksinasi pertama kali (primer), sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dan tidak lebih dari 1 tahun sebelum diberangkatkan yang diberikan saat hewan berumur minimal 3 (tiga) bulan;

- untuk vaksinasi booster, sekurang-kurangnya 1 bulan atau tidak lebih dari 1 tahun sebelum diberangkatkan;

(v) Surat keterangan hasil pemeriksaan titer antibodi dari daerah asal. Pengujian titer antibodi tidak boleh dilakukan lebih lama dari 6 bulan setelah vaksinasi DARI LABORATORIUM YANG TELAH DITUNJUK/DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH;

B. Ketentuan Vaksinasi

(1) Bila di wilayah/daerah asal bebas rabies tanpa kegiatan vaksinasi sedangkan di wilayah/daerah tujuan ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan divaksinasi di wilayah/daerah tujuan;

(2) Bila di wilayah/daerah asal bebas rabies dan di wilayah/daerah tujuan ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan dilakukan vaksinasi di wilayah/daerah asal; (3) Vaksinasi di wilayah/daerah asal bebas rabies sekurang-kurangnya dilakukan 30 hari dan

selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum diberangkatkan;

2.2.3. Dari Wilayah /Daerah Endemis Ke Wilayah/Daerah Endemis Rabies A. Kelengkapan Dokumen : Harus memiliki

(i) Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh pejabat berwenang di wilayah/daerah asal;

(ii) Surat Rekomendasi Pemasukan dari Dinas Peternakan Propinsi/Kabupaten/Kota atau Dinas yang membidangi Peternakan atau Kesehatan Hewan/Kesehatan Masyarakat Veteriner daerah tujuan;

(iii) Pasport hewan atau surat keterangan identitas hewan yang dikeluarkan oleh dokter hewan berwenang di wilayah/daerah asal yang memuat antara lain tidak dalam keadaan bunting umur 6 (enam) minggu atau lebih, dan atau hewan tersebut tidak sedang menyusui pada saat diberangkatkan. Pasport mencantumkan informasi sekurang-kurangnya jenis hewan, bangsa, jenis kelamin, warna bulu, umur/tanggal lahir dan penanda identitas;

(iv) Surat keterangan vaksinasi yang menerangkan bahwa vaksinasi menggunakan vaksin inaktif, yang diberikan :

- untuk hewan yang divaksinasi pertama kali (primer), sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dan tidak lebih dari 1 tahun sebelum diberangkatkan yang diberikan saat hewan berumur minimal 3 (tiga) bulan;

- untuk vaksinasi booster, sekurang-kurangnya 1 bulan atau tidak lebih dari 1 tahun sebelum diberangkatkan;

(v) Surat keterangan hasil pemeriksaan titer antibodi dari daerah asal. Pengujian titer antibodi tidak boleh dilakukan lebih lama dari 6 bulan setelah vaksinasi DARI LABORATORIUM YANG TELAH DITUNJUK/DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH;

B. Ketentuan Vaksinasi

Vaksinasi di wilayah/daerah asal endemis rabies sekurang-kurangnya dilakukan 30 hari dan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum diberangkatkan;

BAB III

Dokumen terkait