• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Masalah Penerapan

Dalam dokumen PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kualitatif (Halaman 142-150)

KESAHIHAN DALAM PENYELIDIKAN

B. Beberapa Masalah Penerapan

Penerapan penyelidikan naturalistik tetap saja akan menimbulkan masalah sebagaimana bentuk yang lainnya dari masalah yang sama. Beberapa masalah akan menjadi hal yang khas hanya bagi penyelidikan naturalistik saja.

Dan naturalis harus sadar akan hal ini. Masalah yang ada mencakup hal berikut ini:

1. Menjaga paradigma atau mengantisipasi kontrak. Kebanyakan penyelidikan baik itu penelitian, evaluasi atau analisa kebijakan, dijalankan dalam keberadaan kontrak dengan agen yang mendanainya atau individu atau kelompok yang memiliki kekuatan untuk mendukung atau menolak kerja ini. Contohnya, banyak penyelidikan yang ditujukan sebagai respon dari permintaan program atau persyaratan program dari agen Negara atau federal ataupun institusi swasta. Biasanya hal ini akan meli-batkan siswa yang telah lulus. Hanya saja, keberada-an dari pihak ketiga ini memberikkeberada-an kesulitkeberada-an yaitu dalam hal tidak diinformasikan secara menyeluruh mengenai kegunaan dari penyelidikan anturalistik itu sendiri ataupun tujuan dilakukannya. Cakupan dari pernyataan kerja ini yang ada di dalam kontrak pribadi atau diserasi memberikan petunjuk yang jelas akan bagaimana dijalankannya istilah konvensional. Apa yang dilakukan oleh penyelidik naturalistik dalam hal ini nampaknya menjadi hal yang tidak nyata. Proposal ditulis dalam hal kepatuhan bukan untuk responsif. Ketika diterapkan gaya kepatuhan ini, maka akan terus terjadi negosiasi bentuk dan isi penyelidikan, baik bagi siapa yang saja yang terlibat di dalamnya, termasuk komite disertasi, pejabat

yang terlibat didalam kontrak dan juga badan mana-pun yang bersangkutan. Akhirnya, untuk menghin-dari masalah lebih lanjut, peneliti akan mengadopsi bentuk yang ‘aman’, desain yang tak terbuka. Hanya saja hal ini akan menghalangi adanya pengem-bangan di dalam penyelidikan. Di sinilah akan terlihat bagaimana perbedaan akan penyelidikan yang ‘nor-mal’ dan yang tersusun seperti kontrak.

Sedikit sekali yang dapat dilakukan untuk menga-tasi kesulitan ini sampai agen yang terlibat mem-berikan legitimasi untuk pendekatan naturalistik dan hal yang disiapkan guna mendukung para-digma baru ini. Hal ini bukan berhubungan tentang pencarian kebebasan untuk akuntabilitas bagi naturalis. Mereka hanya mencari bentuk baru dari akuntabilutas itu sendiri yang sesuai dengan keper-cayaan mendasar yang konvensional.

2. Masalah desain. Terdapat sejumlah aspek dalam desain naturalistik yang memiliki masalah tertentu. Pertama, kebutuhan untuk berada dalam sample yang bertujuan yang berhubungan pada pembuatan keputusan. Naturalis harus percaya diri akan ke-mandiriannya dalam mengeksplore stunber infor-masi. Kehilangan autonomi disebabkan oleh keta-kutan yang meningkat.

Selanjutnya, karena terdapat desain ini, manajemen waktu menjadi masalah. Sering kali, jadwal menjadi

terkacaukan. Naturalis harus terbiasa untuk meng-hadapi hal ini. Terdapat beberapa prinsip yang dapat dipertimbangkan: (1) sesuatu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjalankannya; (2) saat 90% yang pertama dari proyek membutuhkan 90% dari proyek waktu maka 10% dari kerja akan membutuhkan 90% yang lain dari waktu yang ada. Akan sulit untuk menyediakan waktu yang di-butuhkan untuk refleksi dan pembuatan keputusan jika desain yang ada tidak terbuka dengan tepat. Perencanaan waktu harus dibuat walaupun sering-kali berada di luar control penyelidik.

Akhirnya, sulit untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara fokus untuk kajian yaitu membuat penutup, di sisi lain perubahan tidak bisa dibuat. Akan membutuhkan waktu untuk memilah factor ini. Terdapat tekanan yang besar untuk menyelesai-kan tugas sebelumnya yang ada dalam penyelidik-an. Namun toleransi untuk keambiguan ini meru-pakan karakteristik yang jarang. Bertahan pada penutupan yang tidak matang menjadi hal yang lebih sulit. Namun penting untuk tetap bertahan jika memang kajiannya dapat digunakan secara mak-simal. Untuk tetap dalam penutupan ini, penyelidik bisa melakukan beberapa jalan pintas, contohnya menggeneralisasikan satu hal dengan yang lainnya dibandingkan menirukan secara penuh, atau

menempatkan literature yang berhubungan diban-dingkan menyamakan dengan kualitas ciri yang ada di dalam konteks. Kemudian naturalis berada dalam dilemma, resolusinya membutuhkan kesabaran dan penilaian yang mendalam.

3. Pengolahan masalah di lapangan. Terdapat sejumlah kesulitan yang tampaknya mucul ketika naturalis sedang berada di lapangan. Hal ini mencangkup, pertama, masalah untuk mendapatkan masukan. Membangun dan menjaga kepercayaan merupakan komitmen yang normal. Hal ini harus dikembang-kan dan diperbarui secara konstan. Kemudian, terdapat masalah logistic. Segala hal yang dilakukan di lapangan membutuhkan sumber daya. Banyak hal yang akan menambah kebingungan seperti harus keliling lokasi, kesulitan cuaca, responden benar-benar cerawat, kecelakaan, reservasi pesawat terbang yang tertunda, melewatkan alarm bangun tidur.

Masalah mengenai perekaman data dan analisa data awal juga memiliki kesulitan. Rekaman tape yang gagal untuk digunakan. Tulisan tangan yang kem-udian tidak dapat dibaca. Tidak ada banyak waktu untuk analisa di sepanjang malam, sedangkan petunjuk dibutuhkan untuk wawancara di hari selanjutnya. Tumpukan dokumen yang tidak dapat dipilih karena belum dibaca.

Dan tentu saja, terdapat reaksi pribadi di lapangan kerja seperti perasaan kesendirian, ketakutan, kecemasan, dan ketidakcukupan. Dalam analisa akhir, walaupun anda menjadi bagian dari tim tetapi semuanya masih bergantung pada anda; anda merupakan instrument manusia yang bisa ataupun tidak bisa membuat perasaan terhadap apa yang ada di luar. Tidak terdapat cara yang baik untuk mele-paskan emosi, cara yang mudah untuk mendapatkan pemuasan. Terdapat banyak hal yang harus dilaku-kan dalam 24 jam kerja yang tersedia.

Tidak satupun yang mampu untuk mengatasi masalah di lapangan ini. Semua masalah tentu saja akan dihadapi. Namun beberapa hal dapat dilaku-kan untuk menghindari hal ini seperti kesadaran akan kemungkinan ini, rencana yang seksama untuk mencegah hal ini terjadi. Jadi pengetahuanlah yang dibuktikan bagi naturalis dalam menghadapi kesulitan hariaan ini. Hal ini tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki oleh penyelidik namun berasal dari keadaan nyata yang ada. Menerapkan penyelidikan naturalis bukanlah hal yang mudah. Hal ini merupakan suatu hal yang cukup kompleks dibandingkan dengan penyelidikan konvensi-onal karena seseorang memiliki desain yang lengkap untuk diikuti. Dalam penyelidikan naturalis, rencana dan

pene-rapan akan berjalan beriringan dan biasanya rencana tidak dapat diselesaikan pada waktunya untuk langkah operasi-onal selanjutnya yang harus diambil.

Penerapan penyelidikan dimulai dari perkembangan desain. Namun sebelum desain terdapat untuk dijalankan, beberapa tahapan sebelumnya haruslah dijalankan, seperti: membuat kontak awal dan mendapatkan poin masuk, me-negosiasikan mengenai hal yang dibicarakan, membangun dan menjaga kepercayaan dan mengidentifikasi dan menggunakan informan. Lebih dari itu, setiap tahapan awal ini akan diulangi pada beberapa waktu selama penye-lidikan itu sendiri.

Segera setelah tahapan awal di atas telah selesai di jalankan, para naturalis akan memulai untuk membuka desain yang ada. Sejumlah element yang ada dari desain tersebut akan diterapkan pada tempatnya, namun biasanya hal ini berada di dalam control investigator. Akan dibutuh-kan penilain kembali yang terus menenis, pemutarulangan dan pengulangan. Dalam hal ini, menjadi hal yang nor-mal bagi investigator untuk merasa yakin akan kemung-kinan control yang dijalankan, atau bahkan sebagian yang lainnya akan merasa gagal.

Pengumpulan data dalam dijalankan pada sejumlah teknik yang ada. Beberapa teknik meliputi penggunaan langsung dari sumber manusia seperti wawancara, obser-vasi, dan penggunaan petunjuk non verbal, sedangkan yang lainnya dari sumber yang bukan manusia, seperti

penggunaan dokumen, rekaman, sisa peninggal yang tak terhalangi. Namun, apapun sumber yang digunakan, semuanya merupakan instrument manusia yang menjadi gaya utama di dalam pengumpulan informasi yang dibutuhkan.

Sedangkan, semua naturalis harusnya memberikan perhatian kepada kepercayaan yang ada. Dalam analisa akhir, kajian yang ada akan menjadi sia-sia jika sikap kepercayaan yang ada untuk kajian itu masih dipertanya-kan. Ada beberapa aktivitas yang dapat dijalankan untuk menimngkatkan kemungkinan sikap percaya, seperti menjaga jurnal lapangan, menyusun perlindungan ter-hadap pengubahan yang umum terjadi, menyusun interaksi dengan tim satu lokasi, data triangulasi, pengum-pulan bahan referensi yang cukup, dan melakukan Tanya jawab serta menjaga runtutan audit yang ada.

Akhirnya, penerapan dari kajian naturalistrik ini haruslah berhubungan dengan beberapa masalah yang tak terelakan, misalnya adalah mengelola masalah atau kontrak, berhubungan dengan aspek dari pembukaan desain yang ada dan mengatur masalah yang ada di lapangan. Hal ini tidaklah hal yang mudah bagi naturalis. Pendapat seseorang bahwa menjalankan penyelidikan naturalistik merupakan hal yang lebih mudah dibanding-kan dengan penyelididibanding-kan konvensional hanyalah sebuah penolahan terhadap apa yang sebenarnya ada dan menjadi masalah yang terlibat dalam penyelidikan naturalistik ini.

Dalam dokumen PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kualitatif (Halaman 142-150)