• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Beberapa Metode Lain Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen

Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) yang mempunyai aktivitas antirematik, antiradang dan analgesik-antipiretik, digunakan terutama untuk mengurangi rasa nyeri akibat keradangan pada berbagai kondisi rematik dan artritis (Tan dan Rahardja, 2007).

2.2 Beberapa Metode Lain Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen

Beberapa penelitian yang telah menetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan beberapa metode lain dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Beberapa Metode Lain Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen

Berdasarkan Tabel 2.1 diatas penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan KCKT dilakukan oleh Damayanti, dkk., (2003). Penggunaan KCKT relatif lebih mahal dan memerlukan tahap pemisahan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama. Harshini, dkk., (2014) menggunakan metode spektrofotometri UV untuk penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen

Senyawa Metode Pelarut / Fase gerak Referensi Parasetamol dan Ibuprofen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Asetonitril : dapar fosfat pH 4,5 (75:25) Damayanti, dkk., (2003) Parasetamol dan Ibuprofen Spektrofotometri UV dengan metode panjang gelombang berganda yaitu

223, 225, 227, 230, dan 235 nm Metanol Andrianto, (2009) Parasetamol dan Ibuprofen Spektrofotometri UV dengan panjang gelombang

parasetamol 240 nm dan ibuprofen 220 nm Etanol Harshini, dkk., (2014) Parasetamol dan Ibuprofen Spektrofotometri derivatif dengan teknik zero

crossing pada panjang

gelombang parasetamol

253,4 nm dan ibuprofen 228,6 nm.

Methanol-air Hasibuan, (2015)

dengan pelarut etanol. Dibandingkan dengan pelarut metanol-air, pelarut etanol menghasilkan spektrum senyawa yang tidak tersembunyi dalam suatu bentuk spektrum besar yang saling tumpang tindih. Andrianto (2009) menetapkan kadar parasetamol dan ibuprofen secara spektrofotometri ultraviolet metode panjang gelombang berganda dengan pelarut metanol.

Dibandingkan dengan pelarut campuran dapar posfat pH 7,2-etanol (91:9), parasetamol dan ibuprofen lebih cepat larut serta tidak mengubah spekrum dari masing-masing zat.

2.3 Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah metode pengukuran yang didasarkan pada interaksi cahaya dengan materi. Suatu alat yang mengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet - visible yang diserap oleh sampel disebut spektrofotometer ultraviolet - visibel. Ultraviolet berada pada panjang gelombang

200 − 400 nm, sedangkan visibel berada pada panjang gelombang 400 − 800 nm

(Dachriyanus, 2004).

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometri menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur in.tensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi (Khopkar, 2008). Ketika cahaya (monokromatik atau heterogen) mengenai medium homogen, suatu bagian dari dari cahaya yang ada akan dipantulkan, sebagian diserap medium, dan sisanya ditransmisikan, atau diteruskan (Day dan Underwood, 1998).

Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorbsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang mengandung elektron terkonyugasi menyebabkan transisi

elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Setiadarma, dkk., 2004).

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), metode spektrofotometri ultraviolet-visibel digunakan untuk menetapkan kadar senyawa obat dalam jumlah yang cukup banyak. Cara untuk menetapkan kadar sampel adalah dengan menggunakan perbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi baku, atau dengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi baku dengan absorbansinya. Persamaan kurva baku selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar dalam sampel.

2.3.1. Hukum Lambert-Beer

Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert-Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan (Gandjar dan Rohman, 2007). Hukum Lambert-Beer umumnya dikenal dengan persamaan sebagai berikut:

A = a.b.c (g/liter) Dimana: A = absorbansi

a = absorptivitas b = tebal kuvet (cm)

c = konsentrasi

Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel.

2.3.2 Komponen Spektrofotometer

Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet – visibel terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200 –

800 nm (Cairns, 2004). Suatu diagram sederhana spektrofotometer Ultraviolet - Visible ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Diagram spektrofotometer ultraviolet - visible i. Sumber cahaya

Sumber cahaya atau lampu yang digunakan adalah dua lampu terpisah yang digunakan secara bersama-sama, yang mencakup seluruh daerah ultraviolet-visible. Untuk senyawa yang menyerap pada daerah ultraviolet diperlukan lampu deuterium sedangkan untuk senyawa yang menyerap pada daerah visible digunakan lampu tungsten (Cairns, 2004).

ii. Celah

Celah dibuat dari logam yang kedua ujungnya diasah dengan sama (Khopkar, 1985).

iii. Monokromator

Cahaya yang digunakan harus monokromatis, yaitu cahaya dengan satu panjang gelombang tertentu. Cahaya monokromatis ini didapat dengan melewatkan cahaya polikromatis pada sebuah monokromator (Cairns, 2004).

iv. Tempat sampel

Kuvet yang digunakan untuk tempat sampel pada pengukuran didaerah ultraviolet - visible biasanya terbuat dari silika atau glas (Cairns, 2004). v. Detektor

Peranan detekor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang (Khopkar, 1985).

Biasanya spektrofotometer dilengkapi dengan software yang berfungsi untuk mengolah data yang dapat dioperasikan malalui komputer yang telah terhubung dengan spektrofotometer. Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap spektra pada spektrofotometri UV-Visible (Watson, 2005).

2.3.3 Kegunaan Spektofotometri Ultraviolet

Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat terbatas karena rentang daerah rcadiasi yang relatif sempit hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan untuk dilakukan (Satiadarma, dkk., 2004).

Metode spektrofotometri memiliki beberapa keuntungan antara lain kepekaan yang tinggi, ketelitian yang baik, mudah dilakukan, cepat pengerjaannya dan dapat digunakan untuk menentukan senyawa campuran (Munson, 1984).

Pada analisis kuantitatif dengan cara penetapan kadar, larutan standar obat yang akan dianalisis disiapkan, serapan sampel dan standar dapat ditentukan (Cairns, 2008), dimana konsentrasi zat dalam sampel dihitung dengan rumus

Ct

Cs

At

As

Dokumen terkait