LANDASAN TEORETIK
A. Beberapa Pengertian
1. Pengertian Koperasi
Menurut Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang koperasi, disebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sedangkan tujuan koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang tertera pada pasal 3 adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 45.
2. Pengertian Credit Union
Credit union merupakan salah satu bagian dari koperasi kredit yang memiliki corak dan kekhususannya sendiri. Coraknya adalah perkoperasian karena suatu koperasi dibentuk oleh anggota secara sukarela dengan modal mereka sendiri, dengan pengurus yang dipilih anggota sendiri, dengan hak dan kewajiban anggota yang sama. Sedangkan kekhususan credit union adalah rukun dan saling percaya. Jadi credit union yaitu sekelompok orang yang hidup secara hemat dan menabung uang disuatu tempat, yang kemudian berhak mendapat pinjaman dari tempat itu (Credit Union Counseling Office
Jakarta,1973: 1). Karena dipercaya orang lain, teman kelompoknya, pinjaman itu harus dibayar kembali, secara berangsur-angsur berikut bunganya.
3. Tujuan Credit Union
Credit Union didirikan dengan tiga tujuan pokok, yakni (Credit Union Counseling Office Jakarta, 1973: 1) :
a. Perbaikan ekonomi anggota. Tujuan yang hendak dicapai :
1. Menolong para anggota untuk memperbesar terbentuknya simpanan sendiri.
2. Menolong para anggota dengan pinjaman dengan bunga murah pada saat mereka membutuhkan.
3. Menolong para anggota untuk memperbesar kemampuan mereka dalam menggunakan uang secara tepat dan berhemat.
b. Perkembangan kepribadian anggota. Tujuan yang hendak dicapai :
1. Mendidik anggota mengembangkan diri untuk menentukan hidupnya. 2. Mengembangkan sikap harga diri serta percaya diri pada diri anggota. 3. Mengembangkan sikap bertanggung jawab.
4. Mengembangkan sikap sosial.
c. Perbaikan perekonomian seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan kesejahteraan dalam kebersamaan dan kebersamaan dalam kesejahteraan lewat dan dalam credit union.
4. Bidang Usaha Credit Union
Meminjamkan uang kepada anggota dengan bunga ringan untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.
5. Format Laporan Keuangan Credit Union dengan sistem PEARLS
Adapun format laporan credit union adalah sebagai berikut (David C. Richardson, 2002: 19) :
Aset-aset yang menghasilkan - Piutang
- Investasi likuid - Investasi keuangan - Investasi non keuangan
Hutang-hutang berbunga - Simpanan non saham - Pinjaman dari BK3D
Pendapatan bunga - Piutang - Investasi likuid - Investasi keuangan
Hutang-hutang tampa bunga - Provisi
- BJS dan BJP
- Hutang bunga deposito -Solkes
-Dan lain-lain
Pendapatan non bunga - Investasi non keuangan - Pendapatan lain-lain
Aset-aset yang tidak menghasilkan
- Kas - Cek - Materai
- Biaya dibayar dimuka - Aset-aset tetap Modal - Modal saham - Modal transit - Modal lembaga Biaya Modal - Simpanan non saham - Pinjaman dari BK3D - BJS dan BJP
TOTAL ASET TOTAL HUTANG dan MODAL Biaya Operasional - Personalia
- Pengurus/Pengawas - Diklat dan promosi - Penyusutan - Administrasi
Provisi pinjaman lalai
SHU
6. Pengertian PEARLS.
PEARLS (David C. Richardson, 2002: 1) adalah sistem pemantauan dan pengawasan kinerja keuangan yang dirancang sebagai panduan pengelolaan
perbandingan kinerja atau pe-rangking-an antara satu credit union dengan
credit union lainnya.
Lebih lanjut penjelasan mengenai PEARLS adalah sebagai berikut : a. Protection/ Perlindungan (P)
Perlindungan aset yang baik adalah mutlak bagi credit union. Perlindungan diukur dari (1) membandingkan kecukupan dana cadangan resiko terhadap jumlah pinjaman yang lalai, dan (2) membandingkan pengalokasikan kerugian investasi dengan total jumlah dari investasi. Perlindungan terhadap pinjaman lalai dikatakan kuat apabila credit union
memiliki cadangan resiko yang cukup untuk menutupi 100% dari total pinjaman lalai di atas 12 bulan, dan 35% dari total pinjaman lalai dari 1-12 bulan.
Sistem PEARLS menilai kecukupan perlindungan yang diberikan kepada credit union dengan membandingkan antara ketersedian dana cadangan resiko dengan kredit lalai.
b. Effective Financial Structure / Struktur Keuangan yang Efektif (E) Struktur keuangan credit union merupakan faktor yang amat penting
bagi credit union dalam menentukan potensi pertumbuhan, kemampuan memperoleh pendapatan, dan kekuatan keuangan secara keseluruhan. Sistem PEARLS mengukur aset, hutang dan modal, dan merekomendasikan suatu struktur keuangan credit union yang ideal. Sasaran yang ideal adalah sebagai berikut :
Aset adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki credit union yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang. 95% aset-aset produktif terdiri atas piutang atau pinjaman beredar (70-80%), dan investasi likuid (10-20%) dan 5% aset-aset yang tidak produktif terdiri dari aset-aset tetap (tanah, gedung, peralatan dan lain-lain).
2. Hutang
Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dibayar oleh
credit union pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang. 3. Modal
Modal adalah hak sisa, yaitu hak atas sisa aktiva setelah dikurangi dengan hutang kepada para kreditur. Simpanan saham : 10-20% dari total aset dan modal lembaga (dana cadangan, SHU yang tidak dibagikan, donasi) :10 %.
c. Asset Quality / Kualitas Aset (A)
Aset-aset yang tidak produktif atau aset-aset yang tidak menghasilkan adalah aset-aset yang tidak menghasilkan pendapatan. Aset-aset yang tidak menghasilkan dengan persentase yang tinggi akan berakibat negatif dan mengurangi pendapatan. Kualitas aset dapat diketahui dari rasio pinjaman menunggak, persentase aset-aset yang tidak menghasilkan dan besarnya dana yang digunakan untuk mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan.
Cara ini memungkinkan credit union dirangking dengan hasil terbaik atau terburuk. Dengan membandingkan struktur keuangan dengan hasil yang di capai, adalah mungkin menentukan seberapa efektif credit union maupun menempatkan berbagai sumber produktif kedalam investasi yang memperoleh hasil yang tinggi. Teknik analisis semacam ini membantu menejemen memantapkan kinerja keuangan credit union.
e. Liquidity / Likuiditas (L)
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek. Sistem PEARLS menganalisa likuiditas dari segi cadangan likuiditas total dan dana likuid di kas.
f. Sign of Growth / Tanda-tanda Pertumbuhan (S)
Cara terbaik satu-satunya dalam memelihara nilai aset adalah melalui pertumbuhan aset yang cepat dan tinggi beserta perolehan keuangan yang berkesinambungan.
7. Sisa Hasil Usaha
Sisa hasil usaha adalah akumulasi sisa hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian sisa hasil usaha dan koreksi sisa hasil usaha periode lalu, baik yang dicadangkan untuk tujuan tertentu maupun sebagai sisa hasil usaha yang belum dibagikan (Tugiman, 1995: 48).
8. Pengertian Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja atau prestasi adalah hasil kerja yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah
diusahakan. (KUBI, 2001 : 1088). Sedangkan menurut IAI (1995: 7), kinerja adalah info kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Info fluktuasi kinerja adalah penting dalam hal ini. Info kinerja bermanfaat untuk meprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu info tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
9. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan (Hanafi, 2000: 52) adalah merupakan proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Dari definisi diatas jelaslah bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan pada masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Teknik analisis laporan keuangan yang sering digunakan adalah teknik analisis rasio. Teknik analisis rasio merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan gejala-gejala yang tampak suatu keadaan tertentu. Jika diterjemahkan secara tepat, rasio juga dapat menunjukan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang
lebih mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecendrungan yang tidak dapat didektesi bila kita hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri. Untuk dapat memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan, maka analisis laporan keuangan perlu diarahkan pada lima area analisis sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan likuiditas perusahaan dapat di cari sebagai berikut: 1). Modal kerja
Modal kerja = Total Aktiva Lancar – Total Utang Lancar 2). Current Ratio Current Ratio = Lancar Utang Lancar Aktiva 3). Acid-Test Ratio Quick Ratio = Lancar Utang Biaya Persekot -Persediaan -lancar Aktiva 4). Perputaran Piutang Perputaran Piutang = Piutang Rata -Rata Kredit Penjualan
Jumlah hari Piutang =
Piutang Perputaran Per tahun Hari Jumlah 5). Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan = Persediaan rata -Rata Penjualan Pokok Harga
Jumlah Hari Persediaan =
Persediaan Perputaran
Per tahun Hari
Jumlah
b. Rasio solvabilitas (Struktur Modal).
Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Untuk mengukur kemampuan solvabilitas perusahaan dapat dicari sebagai berikut:
1). Debt-to-Equity Ratio Debt-to-Equity Ratio = Sendiri Modal Total Utang Total
2). Time Interest Earned
Time Interest Earned =
Bunga Biaya Pajak dan Bunga sebelum Laba
c. Rasio return on investment.
Rasio return on investment adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Untuk mengukur kemampuan return on invesment perusahaan dapat dicari sebagai berikut: 1). Return on Total Assets
Return on Total Assets =
rata -rata Aktiva Bunga sebelum Tetapi Pajak, Setelah Laba
2). Return on Common Stockhoders Equity Return on Common Stockhoders Equity =
Biasa Saham Modal rata -Rata Istimewa Saham Deviden -Pajak Setelah Bersih Laba
d. Rasio pemanfaatan aktiva.
Rasio pemanfaatan aktiva adalah alat ukur untuk mengukur efisiensi dan evektivitas pemanfaatan aktiva dalam rangka perolehan penghasilan. Untuk mengukur efesiensi pemanfaatan aktiva perusahaan dapat dicari sebagai berikut:
1). Rasio Perputaran Total Aktiva
Rasio Perputaran Total Aktiva =
rata -Rata Aktiva
Penjualan
2). Rasio Perputaran Modal Kerja
Rasio Perputaran Modal Kerja =
rata -Rata Kerja Modal Penjualan
3). Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio Perputaran Aktiva Tetap =
rata -Rata Tetap Aktiva Penjualan
4). Rasio Perputaran Aktiva Lain-lain
Rasio Perputaran Aktiva Lain-lain =
rata -rata Tetap Aktiva Penjualan
e. Rasio kinerja operasi.
Rasio kinerja merupakan alat ukur untuk mengukur kinerja perusahaan dalam meraih keuntungan. Untuk mengukur efesiensi kinerja operasi perusahaan dapat dicari sebagai berikut :
Laba Kotor Terhadap Penjualan =
Penjualan Kotor Laba
2). Rasio Laba Bersih Terhadap Penjualan
Laba Bersih Terhadap Penjualan =
Penjualan Bersih Laba
3). Rasio Laba Usaha Terhadap Penjualan
Laba Usaha Terhadap Penjualan =
Penjualan Usaha Laba
4). Rasio Harga Pokok Penjualan Terhadap Penjualan dan Biaya Usaha Terhadap Penjualan Rasio HPP/Penjualan = Penjualan Penjualan Pokok Harga
Rasio Biaya Usaha/Penjualan =
Penjualan Usaha Biaya
10. Analisis Trend
Analisis trend adalah suatu analisis yang dilakukan dengan menggunakan data-data masa lalu perusahaan dengan tujuan komparasi (Prastowo, 1995: 47). Dengan melihat kecendrungan (trend) angka-angka rasio tertentu, dapat diperoleh apakah rasio-rasio tersebut cenderung naik, turun, atau relatif konstan. Dari gambaran ini akan dapat didektesi masalah-masalah yang sedang dihadapi perusahaan dan dapat diobservasi baik-buruknya pengolahan perusahaan. Adapun rumus analisis trend adalah (Algifari, 1994: 116):
Y =a+bX
Y = nilai variabel yang ditentukan. a = nilai Y apabila X sama dengan nol.
b = kemiringan nilai slope garis trend atau perubahan nilai Y dari waktu ke waktu.
X = periode waktu dan tahun dasar
Untuk menentukan nilai a dan b pada persamaan di atas dapat digunakan rumus (Algifari, 1994: 119) : n X
∑
= a dan∑∑
= X2 X b Keterangan : n = jumlah tahun.Y = nilai variabel deret berkala. X = kode waktu masing-masing tahun.
B. Manual Sistem Monitoring PEARLS ( David C. Richardson, 2002: 7 )
1. Protection / Perlindungan (P)
Rasio ini mengukur kecukupan penyisihan untuk menutupi pinjaman macet. Adapun rasionya adalah sebagai berikut :
a. Menghitung rasio tunggakkan pinjaman > 12 bulan (P1). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
P1 = ×100%
b a
Keterangan :
a = Dana cadangan resiko yang tersedia. b = Tunggakkan pinjaman > 12 bulan.
Sasaran : 100%
b. Menghitung rasio tunggakkan pinjaman 1-12 bulan (P2). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
P2 = − ×100%
c b a
Keterangan :
a = Total dana cadangan resiko yang tersedia.
b = Dana cadangan resiko yang telah digunakan untuk P1. c = Tunggakkan pinjaman 1-12 bulan (<12 bulan).
Sasaran : 35%
2. Effective Financial Structure / Struktur Keuangan yang Efektif (E)
Indikator dari keuangan yang efektif mengukur komposisi nomor-nomor perkiraan yang paling penting di dalam laporan keuangan. Suatu struktur keuangan yang efektif perlu untuk menjaga keselamatan, kepastian mencapai tujuan, dan kemampuan memperoleh keuntungan, di mana pada saat yang sama, credit union perlu menduduki posisi dengan pertumbuhan yang tinggi.
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh badan usaha yang diperoleh dari transaksi atau kejadian masa lalu, yang memberikan manfaat di masa depan.
1). Menghitung rasio piutang beredar (E1).
Rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut :
E1 = % c b a 100 × − Keterangan :
a = Total piutang yang beredar. b = Total cadangan resiko. c = Total aktiva.
Sasaran : Antara 70-80%
2). Menghitung rasio investasi likuid (E2). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
E2 = : % b a 100 × Keterangan :
a = Total investasi likuid. b = Total aktiva.
3). Menghitung rasio investasi finansial (E3). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
E3 = % b a 100 × Keterangan :
a = Total investasi finansial b = Total aktiva
Sasaran : Maksimum 10%
b. Kewajiban
Kewajiban adalah hutang badan usaha yang timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu, yang pelunasannya mengakibatkan arus keluar sumber daya badan usaha.
1). Menghitung rasio simpanan non-saham(E5). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
E5 = % b a 100 × Keterangan :
a = Total simpanan non-saham. b = Total aktiva.
2). Menghitung rasio pinjaman dari luar (E6). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
E6 = ×100%
b a
Keterangan :
a = Total pinjaman dari luar. b = Total aktiva.
Sasaran : Maksimum 5%
c. Modal
Modal adalah hak sisa, yaitu hak atas sisa aktiva setelah dikurangi dengan hutang kepada para kreditur.
1). Menghitung rasio modal saham (E7).
Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
E7 = % b a 100 × Keterangan:
a = Total modal saham. b = Total aktiva.
Sasaran : 10-20%
2). Menghitung rasio modal lembaga (E8). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
E8 = % b a 100 × Keterangan:
a = Total modal lembaga b = Total aktiva
Sasaran : Minimal 10%
Catatan : Modal lembaga didefenisikan sebagai semua dana cadangan, donasi, iuran gedung, SHU yang tidak terbagi, dan SHU berjalan yang tidak akan dibagi / akan dialokasikan untuk dana cadangan.
3. Asset Quality / Kualitas Aset (A)
Indikator ini mengukur persentase aset-aset yang tidak menghasilkan yang secara negatif berpengaruh kepada perolehan pendapatan dan solvency, terutama : pinjaman lalai, aset-aset-yang tidak menghasilkan, dan pendanaan aset-aset yang tidak menghasilkan.
a. Menghitung rasio tunggakkan pinjaman lalai di dalam pinjaman yang beredar (A1).
Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
A1 = % b a 100 × Keterangan:
a = Total tunggakkan pinjaman b = Total pinjaman beredar
b. Menghitung rasio total asset yang tidak menghasilkan pendapatan (A2). Contoh aset yang tidak menghasilkan :
1. Kas di tangan.
2. Perkiraaan keuangan yang tidak berbunga. 3. Biaya dibayar di muka
4. Aset-aset tetap (tanah, gedung, kendaraan,dan inventaris lain) Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
A2 = % b a 100 × Keterangan:
a = Total aset-aset yang tidak menghasilkan b = Total aset
Sasaran : ≤ 5%
4. Rates of Return and Costs / Tingkat Pendapatan dan Biaya (R)
Indikator ini mengukur perolehan pendapatan rata-rata untuk setiap aset-aset yang sangat produktif. Disamping itu, indikator ini juga mengukur biaya rata-rata untuk setiap hutang dan modal. Hasil-hasil tersebut merupakan pengembalian atas investasi nyata. Hasil-hasil yang bersesuaian menunjukkan apakah memperoleh nilai pasar atas aset-aset, hutang, dan modal credit union.
a. Menghitung rasio piutang pendapatan (R1). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
R1 =
( )
% d c b a 100 2 × + − Keterangan :a =Total pendapatan bunga pinjaman (termasuk jasa pelayanan dan denda) selama setahun.
b = Asuransi dibayar di muka c = Piutang akhir tahun berjalan. d = Piutang akhir tahun lalu.
Sasaran : ≥10 %
b. Menghitung rasio biaya bunga simpanan (R5). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
R5 =
( )
( )
% e d c b a 100 2 × + + + Keterangan :a = Total bunga yang dibayarkan pada simpanan. b = Total pembayaran asuransi untuk simpanan.
c = Total pajak yang telah di bayar oleh credit union atas bunga simpanan. d = Total simpanan sampai akhir tahun berjalan.
e = Total simpanan sampai akhir tahun lalu.
Sasaran : > inflasi.
Rumus perhitungan adalah sebagai berikut : R7 =
( )
(
d e)
% c b a 100 2 × + + + Keterangan :a = Total deviden yang dibayarkan atas simpanan saham anggota.
b = Total premi asuransi yang telah dibayarkan atas simpanan saham anggota.
c = Total pajak yang telah dibayarkan oleh credit union atas deviden simpanan saham anggota.
d = Total simpanan saham anggota sampai akhir tahun berjalan. e = Total simpanan saham anggota sampai akhir tahun lalu. Sasaran : ≥ R5.
d. Menghitung marjin pendapatan kotor (R8) Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
R8 =
(( ) ( )
( )
100% 2 × + + + − + + + + j i h g f e d c b a Keterangan :a = Pendapatan bunga pinjaman. b = Pendapatan investasi likuid c = Pendapatan investasi finansial. d = Pendapatan investasi non-finansial. e = Pendapatan lain-lain.
g = Deviden atau biaya bunga saham anggota. h = Biaya bunga dana pinjaman
i = Total aktiva akhir tahun berjalan. j = Total aktiva akhir tahun lalu
Sasaran : Untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup semua biaya operasi dan cadangan kerugian piutang dan untuk meningkatkan modal lembaga.
e. Menghitung rasio biaya operasional (R9). Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
R9 =
( )
(
b c)
% a 100 2 × + Keterangan :a = Total biaya operasional (di luar biaya kerugian piutang). b = Total aktiva sampai dengan akhir tahun berjalan.
c = Total aktiva sampai dengan akhir tahun lalu.
Sasaran : < 10%.
f. Menghitung rasio S H U (R12).
R10 :
( )
100% 2 × +b c a Keterangan :a = Total pendapatan bersih
b = Total aktiva akhir tahun berjalan c = Total aktiva akhir tahun lalu.
Sasaran : Lebih besar atau sama dengan 10 %
5. Liquidity / Likuiditas (L)
Indikator ini menunjukkan apakah pengelolaan kas credit union efektif. a. Menghitung rasio likuiditas terhadap tabungan (L1).
Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
L1 =
( )
% d c b a 100 × − + Keterangan :a = Total investasi likuid.
b = Total aktiva likuid yang tidak menghasilkan. c = Total kewajiban jangka pendek (<30 hari). d = Total simpanan.
b. Menghitung rasio aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset (L2).
Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
L2 = ×100%
b a
Keterangan :
a = Total aset yang tidak menghasilkan b = Total aset.
.
Sasaran : 10%.
6. Sign of Growth / Tanda-tanda Pertumbuhan (S)
Indikator ini mengukur persentase pertumbuhan disetiap nomor perkiraan utama pada laporan keuangan, juga pertumbuhan keanggotaan. Dalam situasi ekonomi yang sarat inflasi, pertumbuhan riil (setelah dikurangi inflasi) adalah suatu kunci untuk mempertahankan kelangsungan hidup credit union.
a. Menghitung rasio pertumbuhan piutang (S1) Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
S1 =
( )
% b b a 100 × − Keterangan :a = Saldo piutang tahun berjalan. b = Saldo piutang akhir tahun lalu.
Sasaran : > S11
b. Menghitung rasio pertumbuhan Investasi Keuangan (S3) Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
S3 =
( )
% b b a 100 × − Keterangan :a = Total investasi keuangan tahun berjalan b = Total investasi keuangan akhir tahun lalu.
Sasaran : > S11
c. Menghitung rasio pertumbuhan simpanan (S5) Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
S5 =
( )
% b b a 100 × − Keterangan :a = Total simpanan berjalan. b = Total simpanan akhir tahun lalu
d. Menghitung rasio pertumbuhan modal lembaga (S8) Rumus perhitungan adalah sebagai berikut:
S 8 =
( )
% b b a 100 × − Keterangan :a = Modal lembaga tahun berjalan b = Modal lembaga akhir tahun lalu.
Sasaran : > S11
e. Menghitung rasio pertumbuhan anggota (S10) Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
S10 =
( )
% b b a 100 × − Keterangan :a = Jumlah anggota sekarang. b = Jumlah anggota akhir tahun lalu.
f. Menghitung rasio pertumbuhan total aktiva (S11) Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
S11 =
( )
% b b a 100 × − Keterangan :a = Total aktiva tahun berjalan. b = Total aktiva akhir tahun lalu.
BAB III