• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Beda VEGF antara Pasien KNF WHO Tipe 3 Stadium III dengan Stadium IV Stadium IV

Dalam dokumen TESIS Fitri Sholihati S.500109020 (Halaman 72-78)

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Karakteristik Sampel

C. Uji Beda VEGF antara Pasien KNF WHO Tipe 3 Stadium III dengan Stadium IV Stadium IV

% )

Stadium KNF WHO Tipe 3

Positif Lemah Positif Sedang Positif Kuat

Gambar 4.3 Diagram Distribusi Kategori VEGF pada Pasien KNF WHO Tipe 3 Stadium III dan Stadium IV

C. Uji Beda VEGF antara Pasien KNF WHO Tipe 3 Stadium III dengan Stadium IV

Prosedur analisis utama dalam penelitian ini adalah perbandingan (komparasi) VEGF antara dua kelompok sampel pasien KNF WHO Tipe 3 dengan stadium yang berbeda. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa pasien dengan stadium IV memiliki VEGF yang lebih kuat dibandingkan pasien dengan stadium III. Penentuan teknik komparasi dilakukan berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan dengan teknik shapiro-wilk dengan pertimbangan ukuran sampel yang relatif kecil. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 sedangkan komparasi skor numerik VEGF dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor VEGF VEGF pada Pasien KNF

WHO Tipe 3

Shapiro-Wilk

p Keterangan

Stadium III 0,012 Tidak Normal

Stadium IV 0,179 Normal

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa data skor VEGF pada pasien KNF WHO Tipe 3 stadium III dinyatakan tidak berdistribusi normal (p = 0,012 < 0,05) sedangkan data skor VEGF pada pasien KNF WHO Tipe 3 stadium IV dinyatakan berdistribusi normal (p = 0,179 > 0,05). Oleh karena data salah satu kelompok tidak berdistribusi normal maka metode parametrik (independent samples t test) tidak tepat digunakan. Analisis dilakukan dengan dengan metode non parametrik (mann-whitney test).

Tabel 4.5 Hasil Uji Komparasi Skor Numerik VEGF VEGF pada Pasien

KNF WHO Tipe 3

Parameter Mann-Whitney

Mean Median p

Stadium III 7,82 7,6 0,003

Stadium IV 9,26 8,84

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa secara deskriptif (dalam bentuk skor numerik baik berdasarkan nilai rata-rata / mean atau nilai tengah / median), terdapat perbedaan skor VEGF antara kedua kelompok pasien, di mana skor VEGF pada pasien stadium IV lebih tinggi dibandingkan pada pasien stadium III. Hasil pengujian dengan mann-whitney testcommit to user menunjukkan bahwa perbedaan

tersebut secara statistik dinyatakan signifikan (p = 0,003 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan VEGF antara kedua kelompok pasien KNF WHO Tipe 3 yang berbeda stadium tersebut. VEGF pada pasien KNF WHO Tipe 3 stadium IV lebih kuat dibandingkan VEGF pada pasien KNF WHO Tipe 3 stadium III.

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 24 pasien Karsinoma Nasofaring yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi dipoliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini menunjukkan terdapat homogenitas umur pada stadium III dan IV. Hal ini dibuktikan dengan Uji beda distribusi umur antara kedua kelompok sampel secara statistik dinyatakan tidak signifikan (p = 0,904 > 0,05). Sampel yang datang berumur diatas 30 tahun. Keganasan kebanyakan didapatkan pada usia tua (lebih dar 40 tahun) dikarenakan sistim imunitas dan mekanisme perbaikan DNA yang mengalami mutasi (DNA repair) sudah kurang berfungsi dengan baik. Mekanisme perbaikan DNA dibutuhkan guna memperbaiki rangkaian asam amino pada kode genetik DNA yang mengalami mutasi. Jika mekanisme perbaikan DNA ini mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya maka mutasi gen DNA yang sudah terjadi akan menyebabkan pertumbuhan sel tidak terkendali (Abbas, et al., 2007).

Pada penelitian ini didapatkan 24 pasien menunjukkan overekspresi VEGF, dengan T1 sebanyak 1 sampel, T2 sebanyak 8 sampel, T3 sebanyak 11 sampel dan T4 sebanyak 4 pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian Soo (2005) di Singapura yang mendapatkan dari 42 pasien KNF yang diperiksa secara imunohistokimia dijumpai overekspresi VEGF pada seluruh sampel. Ini disebabkan tumor membutuhkan angiogenesis untuk tumbuh diatas ukuran 1-2 mm3 (Rosen, 2002). Suatu tumor avaskular bergantung pada difusi pasif untuk suplai oksigen dan makanan serta untuk pembuangan produk sisa. Hal ini

membatasi ukuran tumor sampai sekitar 2 mm, yang disebut keadaan dorman. Sel-sel tumor yang hipoksik akan memproduksi faktor-faktor pertumbuhan, termasuk VEGF. Tumor juga memproduksi inhibitor endogen angiogenesis, seperti TGF- (Plank dan Sleeman, β00γ).

Sampel pasien adalah pasien KNF WHO tipe 3. Menurut Adinolodewo (2003) virus Epstein Barr dapat dijumpai pada KNF tipe 3 (Undifferentiated Carcinoma) dan tipe 2 (non keratinizing squamous cell carcinoma). Penelitian Khrisna (2006) di India untuk mengevaluasi korelasi antara ekspresi VEGF,

status EBV dan rekurensi pada KNF. Didapati overekspresi VEGF 67% dari 103 penderita KNF. Hasil penelitian mengarah kepada potensi pola ekspresi VEGF

sebagai marker tumor untuk diagnosa dini metastase pada KNF dan adanya EBV

berkaitan dengan peningkatan regulasi VEGF.

Pada penelitian ini terlihat bahwa VEGF pada pasien KNF WHO Tipe 3 stadium IV lebih meningkat dibandingkan VEGF pasien KNF WHO Tipe 3 stadium III. Hasil ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Harahap (2009) mendapatkan ekspresi VEGF positif pada stadium lanjut (stadium III dan IV) sebesar 67,9 % dan stadium dini (stadium I dan II) sebesar 7,1 %. Overekspresi VEGF seluruhnya dijumpai pada stadium lanjut yaitu pada stadium IV sebesar 35,7 %. Pada stadium dini tidak dijumpai overekspresi. Agulnik (2005) Ekspresi VEGF dibandingkan antara sampel jaringan yang diambil dari nasofaring normal, tumor jinak nasofaring dan KNF, dengan nilai ekspresi VEGF 10%, 40% dan 80%. Ekspresi VEGF meningkat pada KNF stadium lanjut dengan perbandingan statistik yang signifikan terhadap KNF stadium dini.

Penelitian ini membuktikan adanya peningkatan VEGF pada KNF. Kemungkinan VEGF berperan dalam proses angiogenesis pada KNF. Chew et al., (2010) menduga VEGF berperan dalam patogenesa KNF.

Hasil pengujian dengan mann-whitney test menunjukkan bahwa perbedaan tersebut secara statistik dinyatakan signifikan (p = 0,003 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan VEGF antara kedua kelompok pasien KNF WHO Tipe 3 yang berbeda stadium tersebut. VEGF pada pasien KNF WHO Tipe 3 stadium IV lebih tinggi dibandingkan VEGF pada pasien KNF WHO Tipe 3 stadium III. Hasil ini sesuai dengan penelitian Li et al.,

(2008) menyatakan bahwa overekspresi VEGF berkorelasi secara bermakna dengan metastase jauh, stadium klinis, ukuran tumor (T) dan nodul (N), rekurensi lokal serta prognosis yang jelek pada pasien KNF. Zhao dan Wang (2003) melaporkan adanya hubungan yang bermakna antara ekspresi VEGF dan stadium klinis, juga berhubungan dengan prognosis pasien.

Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian tidak memasukkan stadium dini (stadium I dan II), sehingga tidak bisa membandingkan stadium dini dan stadium lanjut. Penelitian ini juga tidak meneliti hubungan LMP1 dengan VEGF

sehingga tidak bisa membuktikan peran EBV dalam meningkatkan ekspresi

VEGF.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen TESIS Fitri Sholihati S.500109020 (Halaman 72-78)

Dokumen terkait