• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. LANDASAN TEORI

1. Belajar dan Pembelajaran

Anderson (1999: 222) seorang pakar pendidikan mendefinisikan tentang belajar adalah usaha berorientsi pada tujuan. Pebelajar yang trampil akan secara aktif melibatkan konstruksi pengertian dan menjadi pelajar yang bebas, belajar selalu menggunakan strategi belajar yang efektif dan mengontrol aktifitas mereka sendiri.

Pendapat yang dikemukakan oleh Ng Kim Choy (1999: www.teachersrock.net) belajar adalah proses aktif pebelajar dalam menggunakan input dan mengkonstruksi pemahaman, setiap orang belajar untuk belajar sebagaimana mereka belajar. Belajar terdiri atas pengkonstruksian sistem pemahaman, belajar melibatkan bahan, bahan yang kita gunakan mempengaruhi belajar, belajar merupakan aktifitas sosial, belajar kita terasosiasi sangat dekat dengan manusia, guru dan teman.

Piaget dalam Anita lie (2007: 5) mengemukakan bahwa: “pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa”. Guru menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran

melalui suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut.

Maslow dalam Anita Lie (Anita Lie, 2007: 5-6) mengatakan “tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa sampai setinggi yang dia bisa”. Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan proses daripada hasil. Setiap orang pasti mempunyai potensi. Paradigma baru mengembangkan kompetensi dan potensi siswa berdasarkan asumsi bahwa usaha dan pendidikan bisa meningkatkan kemampuan mereka. Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. (Anita Lie, 2007: 5-6).

b. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama (Anita Lie, 2007: 6). Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan. Hal senada diungkapkan pula oleh Skinner dalam bukunya Dimyati dan Mudjiono. Belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dengan demikian, belajar merupakan perubahan perilaku individu atau seseorang yang disebabkan oleh latihan yang berkesinambungan (Ridwan, 2008:www. wordpress. com).

Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan dalam proses pribadi maupun sosial pada diri individu atau seseorang baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan serta nilai yang diperoleh melalui interaksi, pengalaman, dan latihan secara kontinu dan terus menerus dengan lingkungan sekitar menuju ke arah yang lebih baik. Pada umumnya, defenisi belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan yang didasari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan. Pengertian belajar lebih mengarah kepada hasil sedangkan pengertian pembelajaran lebih mengarah kepada prosesnya. Menurut Heinich dkk dalam bukunya Suherman menyatakan bahwa pembelajaran merupakan susunan dari informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi belajar (Ridwan, 2008 : www. wordpress. com)

Banyak orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak- anaknya telah mampu menyebutkan secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan guru. Berdasarkan persepsi tersebut biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu memperbaiki ketrampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakekat, dan tujuan ketrampilan tersebut (Ridwan, 2008 : www. wordpress. com).

Belajar terdiri dari beberapa jenis, tergantung apa yang dipelajari yaitu fakta untuk dihafal, konsep untuk difahami dan diaplikasikan, sikap emosi, ketrampilan

intelektual dan sosial dalam memecahkan masalah dan sebagainya. Sehingga tidak mungkin ditemukan suatu teori belajar yang berlaku untuk segala jenis belajar. Untuk setiap jenis belajar dapat memanfaatkan teori belajar tertentu.

Prinsip-prinsip belajar, yaitu: belajar merupakan proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya, belajar adalah suatu proses yang hasilnya berupa perubahan dalam diri orang yang belajar, belajar harus ada obyek (isi) materi yang akan dipelajari, belajar sangat tergantung dari sistem informasi yang ada, belajar memerlukan sarana dan prasarana, belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Dalam proses belajar hampir semua orang memiliki tujuan yang berbeda- beda, baik itu mengenai pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep, dan kecekatan serta pembentukan sikap dan perbuatan. Bertolak dari beberapa definisi yang telah diutarakan, secara umum belajar diartikan sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor menyangkut seluruh diri pribadi termasuk fisik maupun mental atau psikologis yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang bersangkutan, mislanya ruang belajar yang digunakan, alat-alat pelajaran, dan lingkungan alamiyahnya (Dewa Ketut Sukardi, 1983).

Klasifikasi faktor-faktor belajar (Sumadi Suryabrata, 2002) sebagai berikut: faktor-faktor yang berasal dari luar pelajar, yang digolongkan menjadi dua, yaitu faktor non sosial dan faktor sosial. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, yang dapat digolongkan menjadi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

Mort dan Ross berpendapat seperti yang dikutip Bruce dan Wilis: “Two aspects of education in this generalization are worthy of comment: people will tend to learn only those things in which they can sew social approval for learning, people value security, they want to know what they can on, even if it is only the invitability of the punishment” (Bruce and Willis, 1996). Menurut pendapat ini aspek-aspek pendidikan yang mendasar dalam pembelajaran adalah kemauan belajar untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam kehidupan sosial, dan rasa aman bila seseorang telah memiliki kepandaian

Berdasarkan pendapat tentang faktor-faktor belajar di atas, dapat diketahui bahwa orang belajar pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk melakukan kegiatan belajar tesebut orang akan dipengaruhi keadaan dari dalam individu yang berupa jasmani dan rohani, dan dipengaruhi keadaan dari luar individu yang berasal dari lingkungannya.

2. Teori-teori Belajar

Dokumen terkait