• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2. Belajar dan Sumber Belajar

a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu, dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami, bahkan aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologi (Chatarina, 2006 : 2).

2) Teori-teori Belajar

Chatarina (2006) mengemukakan teori-teori belajar sebagai berikut: a) Teori Belajar Behavioristik

Skinner (1958) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perilaku dalam belajar mempunyai arti luas, yang sifatnya bisa berwujud perilaku yang tidak tampak (inert behavior) maupun perilaku yang tampak (overt behavior). Sebagai suatu proses, dalam kegiatan belajar dibutuhkan waktu sampai mencapai hasil belajar, dan hasil belajar itu berupa perilaku yang lebih sempurna dibandingkan dengan perilaku sebelum melakukan kegiatan belajar.

b) Teori Belajar Kognitif

Belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru diperoleh. Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus melibatkan diri secara aktif.

Dapat dikatakan belajar merupakan proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur-unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan (processing) informasi. Kegiatan pengolahan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang.

c) Teori Belajar Neo Behavioristik

Gagne (1977 : 3) menyatakan bahwa belajar merupakan proses kecakapan atau disposisi pembelajar yang berlangsung dalam periode waktu terentu, dan yang tidak dianggap berasal dari proses pertumbuhan.

Pengertian ini mengandung beberapa unsur pokok dalam belajar, yaitu: (a) perubahan yang diakibatkan oleh belajar adalah berupa perubahan perilaku; (b) perubahan perilaku dapat diketahui dengan cara membandingkan perilaku yang dimiliki pembelajar sebelum dan setelah berada dalam situasi belajar; (c) perubahan perilaku dapat berupa peningkatan kecakapan kinerja tertentu, ataupun perubahan disposisi yang disebut sikap, minat, dan nilai; (d)perubahan perilaku yang diperoleh harus dapat bertahan dalam waktu lama; dan (e) perubahan perilaku harus dapat dibedakan dengan perubahan yang diakibatkan oleh pertumbuhan, seperti perubahan tinggi atau berat badan, atau perkembangan otot karena akibat dari kegiatan berolah raga.

d) Teori Belajar Humanistik

Prinsip dasar dan asumsi yang mendasari pendekatan humanistik dalam kegiatan belajar adalah bahwa (a) siswa hendaknya memiliki peluang untuk menentukan kebutuhannya sendiri dengan cara-cara belajar yang lebih baik bagi dirinya sendiri; (b) siswa memerlukan banyak kesempatan belajar tentang cara-cara belajar dan bukan mempelajari bahan belajar; (c) siswa perlu mengadakan evaluasi diri; (d) belajar mengungkapkan, mengkomunikasikan, memahami, dan mengatasi masalah adalah sama pentingnya dengan belajar fakta, konsep, prinsip, atau keterampilan; dan (e) kehidupan

dan belajar paling baik dilaksanakan dalam suasana bebas dari ancaman, tekanan, perasingan, standar yang dihadapkan secara eksternal, dan ancaman lainnya.

Berdasar uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses pemfungsian unsur-unsur kognisi untuk merespon rangsangan yang datang dari luar untuk dikonfirmasikan dengan prinsip-prinsip yang telah dimiliki, kemudian merekonstruksi berdasar fakta yang dihadapi dan pengetahuan yang dimiliki pembelajar.

b. Sumber Belajar

1) Pengertian Sumber Belajar

Menurut Hamalik (2009) sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa untuk memudahkan belajar. Kegiatan belajar mengajar yang baik dan ideal adalah apabila dalam kegiatan tersebut memanfaatkan sumber belajar, apalagi dalam pembelajaran sejarah, sumber belajar memiliki peranan yang amat penting. Sumber belajar memiliki cakupan yang amat luas, bisa dalam bentuk benda, orang, ataupun lingkungan. 2) Klasifikasi Sumber Sejarah

Sumber sejarah dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara. Cara yang paling sederhana adalah klasifikasi menurut bentuk (Wasino, 2007:19). Berdasarkan bentuknya, sumber sejarah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a) Sumber benda (bangunan, perkakas, senjata)

Sumber benda dalam khasanah ilmu sejarah dikenal sebagai artefak. Sumber kebendaan meliputi benda-benda hasil karya manusia dalam pengertian sebagai individual maupun karya dalam interaksinya dengan manusia lain. Sumber kebendaan ada yang tersimpan dalam museum dan ada pula yang dipelihara ditempat aslinya yang kemudian menjadi benda cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah. Areal tempat bangunan bersejarah ini dikenal sebagai situs sejarah.

Sumber kebendaan sangat luas cakupannya mulai dari zaman prasejarah sampai zaman kontemporer. Sumber-sumber tersebut dapat berupa bangunan tempat tinggal, seperti gua, rumah adat, istana kerajaan, benteng pertahanan, maupun perkakas yang diperlukan dalam kehidupan manusia, seperti kapak perimbas, cangkul, alat tukar, senapan, mangkuk, mesin ketik, alat perekam suara, alat transportasi, dan sebagainya. Termasuk dalam sumber kebendaan adalah foto, hasil rekaman audiovisual seperti film dokumenter, pita kaset, dan sebagainya. Benda-benda tersebut merupakan saksi bisu dari zamannya yang berguna bagi sejarawan untuk melakukan rekonstruksi maupun tafsir terhadap kehidupan di masa lalu. Sumber kebendaan lebih banyak menjadi kajian utama ahli arkeolog yang hasil kajiannya berguna untuk penulisan sejarah.

b) Sumber tertulis (dokumen)

Sumber tertulis atau dokumen objek utama kajian sejarawan. Sumber tertulis muncul ketika manusia telah mengenal tulisan. Sumber tertulis meliputi berbagai bukti tertulis sebagai bagian dari ungkapan sezaman kehidupan manusia yang berupa hasil tulisan pribadi maupun kelembagaan. Sumber-sumber tertulis atau yang sering disebut dokumen disimpan di dalam arsip-arsip. Sumber sejarah tertulis juga tersedia di berbagai perpustakaan.

Sumber tertulis dari sejarah lokal dapat digali dari tempat-tempat penyimpanan sumber pada tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Kantor-kantor arsip lokal seperti arsip daerah, arsip propinsi, dan arsip-arsip khusus yang tersebar diberbagai daerah, merupakan tempat penyimpanan arsip yang dikelola oleh pemerintah. Selain itu, terdapat arsip yang dikelola secara pribadi atau kelompok masyarakat tertentu, misalnya arsip keraton, arsip gereja, arsip pesantren, dan museum. Koleksi pribadi arsip para kyai, mantan lurah, juru kunci dapat dilacak untuk menguak sejarah lokal di daerah. Rumah sakit-rumah sakit, baik rumah sakit swasta maupun pemerintah seringkali masih menyimpan arsip lama yang bisa dijadikan bahan untuk penulisan sejarah lokal.

c) Sumber lisan (misalnya hasil wawancara)

Sumber tipe ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara dengan informan pelaku sejarah atau orang lain yang mengetahui peristiwa sejarah tertentu. Informasi itu kemudian dialihmediakan menjadi sumber tertulis berupa transkip hasil wawancara. Selain itu ada pula tradisi lisan yang merupakan kesaksian komunitas tertentu tentang peristiwa masa lalu yang disampaikan secara verbal dan disampaikan secara turun-temurun.