• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode penelitian, hal ini dimaksudkan agar hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana yang ditentukan. Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji pemanfatan museum lokal di Grobogan dalam pembelajaran sejarah lokal sebagai upaya menumbuhkan kesadaran sejarah siswa adalah metode penelitian eksperimen.

Menurut Yatim Riyanto (1996 : 28-40), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol (http//:www.penalaran-unm.org/index.php)

Sudjana (2009 : 19) menyatakan bahwa eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode ini mengungkap adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan satu hipotesis atau lebih yang menyatakan sifat dari hubungan variabel yang diharapkan. Dengan kata lain, eksperimen mempunyai sifat prediktif.

Pada umumnya, penelitian eksperimental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu, (1) Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. (2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah. (3) Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah. (4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan: a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi

memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen; b) menentukan cara mengontrol; c) memilih rancangan penelitian yang tepat; d) menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian; e) membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; f) membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; g) mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis. (5) Melaksanakan eksperimen. (6) Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen. (7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. (8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikasi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya. (9) Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003). (http//:ardhana12.wordpress.com/)

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka peneliti menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui tingkat kesadaran sejarah siswa dengan pembelajaran sejarah lokal pokok bahasan Perkembangan Masyarakat Masa Hindu-Buddha, baik yang menggunakan metode ceramah maupun metode kunjungan ke museum atau Experiental Learning. Desain yang digunakan dalam eksperimen ini adalah rancangan control group pre test – post test design sebagai berikut:

Tabel 2 Desain Penelitian Eksperimen

Kelompok Pre Test Treatment Post Test

Kontrol (Kelas VII A) T 1 X a T 2

Eksperimen (Kelas VII B) T 1 X b T 2

(Sugiyono, 2009 : 112 ) Keterangan:

T 1 : Pre test untuk kedua kelompok T 2 : Post test untuk kedua kelompok

X a : Perlakuan pemberian metode ceramah bervariasi

X b :Perlakuan pemberian metode karya wisata dengan kunjungan ke Museum Lokal Kabupaten Grobogan

Dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok yang akan diteliti, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rancangan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengambil 3 kelas penelitian, yaitu 2 kelas inti sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen, sedangkan 1 kelas sebagai kelas uji coba.

2. Menyusun instrumen dalam penelitian, meliputi: perangkat pembelajaran (RPP dan Silabus), lembar kerja siswa, lembar observasi, soal pre-test dan post-test, serta angket (kuesioner).

3. Memeriksa apakah kedua kelompok berangkat dari titik tolak yang sama atau tidak berdasar data nilai mid semester dengan melakukan uji homogenitas data dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji t.

4. Melakukan uji coba perangkat tes serta menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.

5. Memberi perlakuan sebagai pembanding.

6. Kelas yang nilainya lebih rendah, pembelajaran dilakukan dengan membawa siswa ke museum.

7. Memberi post test pada kedua kelompok.

Penelitian yang akan dilaksanakan dalam tahapan ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dengan langkah-langkah pembelajaran dengan pemanfaatan Museum Lokal Pemda Kabupaten Grobogan sebagai sumber belajar materi “Perkembangan masyarakat masa Hindu-Buddha” yang digabungkan dengan pengajaran Sejarah Lokal di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Pada awal pembelajaran menggunakan teknik eksperimen, peneliti terlebih dahulu memberitahukan kepada siswa tentang maksud dan tujuan penelitian, bagaimana strategi belajar, serta prosedur kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Peneliti mengawali pembelajaran dengan memberikan tes untuk mengukur kemampuan dasar siswa tentang materi Perkembangan Masyarakat Masa Hindu-Buddha.

3. Kelas VII B sebagai kelompok eksperimen, pembelajaran pokok bahasan

“Perkembangan masyarakat masa Hindu-Buddha” yang digabungkan dengan materi sejarah lokal dilakukan dengan metode ceramah dan membawa siswa berkunjung ke museum.

4. Kelas VII A sebagai kelompok kontrol, pembelajaran pokok bahasan

“Perkembangan masyarakat masa Hindu-Buddha” yang digabungkan dengan materi sejarah lokal dilakukan dengan metode ceramah tanpa membawa siswa berkunjung ke museum.

5. Peneliti memberikan soal-soal evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dan mengukur tingkat kesadaran sejarah dan daya tangkap siswa berdasar materi yang disampaikan dan untuk membandingkan keefektifan pembelajaran dua bentuk metode pembelajaran tersebut. 6. Peneliti melakukan koreksi hasil evaluasi siswa dan merekap hasilnya

untuk memperoleh data.

1. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 117)

Menurut Arikuno (2006) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah keseluruhan individu dalam wilayah penelitian yang menjadi subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP N 3 Purwodadi tahun pelajaran 2009/2010. Mengingat populasinya cukup banyak maka penelitian ini dilakukan terhadap sampel.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 118). Sedangkan menurut Arikunto (2006), sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Jika peneliti hanya meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sampel. Dinamakan penelitian sampel karena peneliti ingin menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik simple random sampling, yaitu secara acak dipilih dua kelas sebagai sampel, dengan syarat populasi tersebut harus berdistribusi normal dan homogen. Dinamakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi. Dengan teknik simple random sampling diperoleh dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas VII A sebagai kelompok kontrol dan kelas VII B sebagai kelompok eksperimen.