• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Definisi belajar menurut Oemar Hamalik yaitu bahwa belajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman dan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.31 Ratna Wilis Dahar mengutip pendapat Gage bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat

pengalamannya.32 Menurut Ausubel yang dikutip Ratna Wilis Dahar

mengungkapkan bahwa belajar adalah belajar bermakna yang merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.33 Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga

30

Annis Novitsania “Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Terstruktur Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS)Inkuiri

Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis.” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta,

2013. h.32, tidak dipublikasikan.

31

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi aksara, 2010), cetakan kesepuluh, h. 27-28

32

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, ( Bandung: PT Gelora Aksara Pratama, 1996), Cetakan kedua, h. 11

33

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.34

Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Proses belajar dengan perubahan memiliki keterkaitan yaitu belajar sebagai proses dan perubahan sebagai sebagai bukti dari hasil yang di proses.35 Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua kesuksesan aktivitas dan kehidupan adalah hasil dari belajar.36

Berdasarkan pendapat tentang belajar peneliti mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah sebuah proses perkembangan hidup manusia yang ditandai dengan perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman yang diperoleh menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan hasil belajar tersebut dapat berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik yang penilaiannya melalui tes.37 Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu mengenai aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terlihat pada perubahan tingkah laku dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.38 Menurut Dimyati dan Mujiono hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar, dan tindak mengajar, sehingga pengertian hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi guru dan dari sisi siswa. Dari sisi guru mengajar diakhiri oleh proses evaluasi hasil

34

Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, h. 13

35

Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Universitas Negeri Padang, 2001), h. 82

36

Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2004), h. 127

37

Maisaroh dan Rostrieningsih, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di Smk Negeri 1 Bogor, jurnal ekonomi dan pendidikan, Vol 8, 2010, h. 162

38

Nixon J. Gerung, CONCEPTUAL LEARNING AND LEARNING STYLE ( Kajian Konseptual tentang Belajar dan Gaya Belajar )

belajar dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya dan puncak proses belajar.39

Berdasarkan pendapat tentang hasil belajar peneliti mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah proses akhir dari suatu kegiatan belajar untuk mengukur perubahan perilaku yang terdapat pada diri siswa berdasarkan aspek keterampilan, pengetahuan, dan sikap.

Gagne dalam Dahar, mengemukakan lima macam hasil belajar yaitu:40

1) Keterampilan intelektual, yang merupakan penampilan yang ditunjukan oleh

siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dilakukannya seperti memecahkan masalah, menyusun eksperimen, dan memberikan nilai-nilai sains.

2) Strategi kognitif, penampilan siswa yang ditunjukkan secara kompleks dalam

situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

3) Sikap, sekumpulan sikap yang dapat ditujukan oleh perilaku yang

mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains.

4) Informasi verbal, informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah. Selain itu, informasi verbal dapat diperoleh dari ucapan orang, membaca, radio, televisi, dan media lainnya.

5) Keterampilan motorik, tidak hanya kegiatan fisik melainkan kegiatan motorik

yang digabungkan dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah instrumen musik atau instrumen dalam pelajaran sains.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

39

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka cipta, 2006), cet-3, h. 250-251

40

belajar dari Benyamin Bloom yang sudah direvisi membaginya menjadi tiga ranah, yakni:41

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan karya.

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuaan perceptual, keharmonisan atau

ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif, dan interatif.

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi, yaitu:42

1) Mengingat, merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari

memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang

berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful

learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih

kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil

kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.

41

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003).h.162

42

Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian, Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun. h.26-29

2) Memahami, berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami atau mengerti

berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan

membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika

seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih objek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu ciri-ciri dari objek yang diperbandingkan.

3) Menerapkan, menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau

mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi

pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi

kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan

(implementing).

4) Menganalisis, merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).

5) Mengevaluasi, berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Evaluasi

meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek

mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan

pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini.

6) Menciptakan, mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara

bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.

Dokumen terkait