Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Suatu proses belajar
mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Djamarah dan Zain (2006: 105) sebagai berikut:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik secara individual maupun kelompok.
Berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar- mengajar antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif Djamarah dan Zain (2006: 105).
Gagne (dalam Dimyati dan Mujiono, 2002: 10) menyatakan kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:
1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.
2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut.
Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep- konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip- prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan
masalah atau di dalam kreatifitas (Slameto, 1991: 131).
Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut:
1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.
2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang
dipelajari.
3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk
meghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.
5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu.
6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada
akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.
Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Proses pembelajaran diharapkan dapat memberikan keberhasilan yang memuaskan baik bagi sistem pengajaran, guru dan terutama peserta didik. Akan tetapi pada kenyataannya dalam usaha pencapaian tujuan tersebut terkadang tidak berjalan dengan lancar, sehingga dapat menghambat kemajuan belajar. Hambatan inilah yang harus diketahui agar dapat dihindarkan sehingga tidak menimbulkan kegagalan. Menurut Syah (2002:132) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Internal (faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik) 1. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) diantaranya kondisi
kesehatan, daya pendengaran dan penglihatan dan sebagainya. 2. Aspek psikologis yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas
perolehan pembelajaran peserta didik, diantaranya yaitu kondisi rohani peserta didik, tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi peserta didik.
b. Faktor Eksternal(faktor-faktor yang berasal dari luar diri peserta didik) 1. Lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi, dan teman-
teman sekelas, masyarakat, tetangga, teman bermain, orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri.
2. Lingkungan non sosial, seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. c. Faktor pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang
digunakan peserta didik dalam menunjang dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian inidilaksanakan di SMA NEGERI I Sidomulyo pada semester genaptahun pelajaran 2012/2013. Waktu penelitian pada bulan Februari 2012