• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Belajar sebagai Perubahan Tingkah Laku

Sepanjang hidupnya manusia perlu belajar untuk mengubah perilakunya ke dalam hal yang positif. Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan dan subjek belajar itu harus mengalami atau melakukan,sehingga tidak bersifat verbal (Sardiman, 2011:20). Belajar itu harus mengubah tingkah laku pebelajar, belajar tidak hanya dilakukan secara verbal tetapi harus disertai dengan kegiatan, contohnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Pernyataan Mappa dan Basleman (2011:12) belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan, maka individu itu dapat belajar dengan harapan dapat mengubah perilakunya, yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, yang awalnya tidak baik menjadi baik.

Selain itu, Learning is a change in human dispotition or capability, which persist over a period of time, and which is not simply ascribable to process of growth, (Belajar adalah suatu perubahan dalam watak atau kemampuan manusia yang berlangsung selama jangka waktu dan tidak sekedar menganggapnya proses perubahan) Gagne (dalam Mappa dan Basleman, 2011:8). Belajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku manusia tidak hanya dialami

beberapa saat saja, tetapi dalam jangka waktu panjang masih bertahan dipikirannya/belajar bermakna (meaningful learning). Pengertian belajar lain yang dikemukakan Zain dan Djamarah (2010:10) adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Individu dikatakan belajar apabila melalui tahap pengalaman dan latihan terlebih dahulu, dengan adanya pengalaman dan latihan secara terus menerus, maka dengan sendirinya perubahan tingkah laku akan mengikuti. Sedangkan, Hamdani (2011: 71) menyatakan belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melalui pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran adalah kesiapan belajar; perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi pelajaran yang menantang; balikan dan penguatan; perbedaan individual (Hamdani, 2011: 22).

Selain pengertian belajar, belajar juga mempunyai tujuan. Sardiman (2011: 26) menyatakan secara umum tujuan belajar itu ada 3, yaitu (1) untuk mendapatkan pengetahuan, pengetahuan ini lebih mengarah kepada kemampuan berpikir (kognitif). Kemampuan berpikir tidak akan berkembang tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan, (2) penanaman konsep dan keterampilan, tujuan yang kedua ini lebih condong ke arah psikomotorik. keterampilan harus sering dilatih yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Jika keterampilan yang dimiliki terasah secara maksimal, maka hasil yang diharapkan juga akan maksimal, (3) pembentukan sikap (afektif), belajar itu

bertujuan untuk membentuk sikap mental, perilaku, dan pribadi peserta didik. Hal ini tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai yang berlaku.

Berdasarkan pengertian belajar tersebut, dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan secara terus menerus,akibatnya pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama di dalam pikiran individu. Belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran, tetapi belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja yang terpenting belajar itu akan menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat mengubah perilaku individunya.

2.1.1.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi belajar

Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan eksternal (Mappa dan Basleman, 2011:29). Faktor internal adalah segala faktor yang bersumber dari diri pebelajar dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Anni (2009:97) menyebutkan ada 3 jenis faktor internal, yaitu :

1. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh. Peserta didik yang mengalami kelemahan di bidang fisik, misalnya dalam membedakan warna, akan mengalami kesulitan di dalam belajar menggambar atau belajar yang menggunakan bahan- bahan berwarna.

2. Kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual dan emosional. Peserta didik yang mempunyai motivasi rendah, akan kesulitan di dalam persiapan belajar dan proses pembelajarannya. Bahkan tidak akan

terjadi kegiatan belajar pada diri peserta didik apabila mereka tidak memiliki motivasi. Hal itu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai peserta didik, jika motivasinya rendah, maka sudah dapat dipastikan jika prestasinyapun akan rendah. Begitu juga peserta didik yang mengalami ketegangan emosional, contohnya saja peserta didik merasa takut dengan gurunya, maka mereka akan mengalami kesulitan di dalam mempersiapkan diri untuk memulai belajar karena selalu ingat pada perilaku guru yang ditakutinya.

3. Kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan, mereka akan mengalami hambatan pada belajarnya. Lingkungan merupakan tempat belajar yang paling dominan bagi peserta didik terutama pada lingkungan keluarga. Jika peserta didik tidak bersosialisasi dengan baik, maka peserta didik itu akan dikucilkan oleh lingkungannya.

Faktor eksternal adalah segala faktor yang bersumber dari luar diri pebelajar, seperti faktor lingkungan belajar yang mencakup lingkungan alam, fisik, sosial, serta faktor sistem penyajian yang mencakup kurikulum, bahan ajar, dan metode penyajian (Mappa dan Basleman, 2011:29). Jika faktor-faktor eksternal yang disebutkan tersebut tidak mendukung kegiatan belajar peserta didik, maka peserta didik akan merasa terganggu dalam proses pembelajarannya, selain itu peserta didik juga tidak bisa menerima dan memahami materi yang disampaikan gurunya.

Berdasarkan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi belajar tersebut, dapat disimpulkan ada dua hal yang mempengaruhi faktor belajar peserta didik, yaitu internal (dalam diri individu sendiri) dan eksternal (dari lingkungan peserta didik). Masing-masing faktor tersebut berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta didik, maka dari itu perlu adanya keseimbangan antara kedua faktor tersebut. Jika hanya salah satu faktor saja yang mendukung kegiatan belajar siswa, maka dapat dipastikan peserta didik akan tetap mengalami kesulitan dalam proses belajarnya.

Dokumen terkait