• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Sudjana, 2009). Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yaitu tujuan instruksional, proses belajar mengajar dan hasil belajar. Ketiga unsur ini saling berkaitan. Dalam proses belajar mengajar terdapat tujuan instruksional, dan dalam tujuan instruksional terdapat proses belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar akan didapatkan hasil belajar, sebagai tindakan untuk melihat sejauh mana tujuan instruksional telah dikuasai oleh siswa yang diperlihatkan setelah menempuh pengalaman belajar. Kaitan antara proses dan hasil belajar adalah pada hasil belajar dapat diketahui keefektifan proses belajar mengajar dan sebaliknya, keefektifan proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar.

Dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian (Sudjana, 2009). Hasil belajar memiliki tiga ranah, yaitu ranah proses berpikir (kognitif), ranah nilai atau sikap (afektif), dan ranah keterampilan (psikomotorik). Setiap konteks hasil belajar dan evaluasi, tiga ranah tersebut harus menjadi sasaran, yaitu untuk mengetahui pemahaman peserta didik pada materi pelajaran, aplikasi dan penerapan peserta didik terkait materi yang dipelajari.

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan kreasi.

a. Pengetahuan atau ingatan (knowledge)

Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui.

b. Pemahaman (comprehension)

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, misalnya menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dari bentuk tertentu ke bentuk lain.

c. Aplikasi atau penerapan (application)

Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru.

d. Analisis (analysis)

Analisis mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasi-nya dapat dipahami dengan baik.

e. Evaluasi (evaluation)

Mengevaluasi adalah membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik.

f. Kreasi (creating)

Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi (Siyamta, 2013).

2. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap atau perilaku, ciri-ciri dari hasil belajar afektif akan nampak dalam perilaku peserta didik. Ranah afektif dibagi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu penerimaan, partisi-pasi, penilaian, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

a. Penerimaan

Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.

b. Partisipasi

Partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

c. Penilaian

Penilaian mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. d. Organisasi

Organisasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima, ditempatkan pada suatu skala nilai, mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting.

e. Pembentukan Pola Hidup

Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri (Winkel, 2004).

3. Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak oleh seseorang. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.

a. Persepsi

Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.

b. Kesiapan

Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

c. Gerakan Terbimbing

Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).

d. Gerakan yang Terbiasa

Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.

e. Gerakan Kompleks

Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien. f. Penyesuaian Pola Gerakan

Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

g. Kreativitas

Mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri (Winkel, 2004).

Ketiga ranah tersebut menjadi objek hasil belajar. Dalam tujuan pembelajaran, ketiga ranah tersebut harus ada dalam rancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Ranah kognitif yang biasanya menjadi konsentrasi utama karena berkaitan dengan kemampuan siswa, namun kemampuan softskill lain yang selalu diupayakan perkembangannya adalah kemampuan afektif. Hasil belajar psikomotorik merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, jika siswa sudah memahami materi yang diajarkan yang kemudian tampak dalam kecenderungan berperilaku sesuai dengan ranah kognitif dan afektif maka akan muncul kemampuan motoriknya.

Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar: a) faktor lingkungan (alami dan sosial budaya),

b) faktor instrumental (kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru), c) kondisi fisiologis (fisik dan panca indra),

d) kondisi psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif) (Djamarah, 2011).

Dokumen terkait