• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini menyarankan bagi peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang berkaitan erat secara teori terhadap kinerja keuangan, serta memperluas ruang lingkup penelitian, agar hasil penelitian dapat diperluas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Bab ini akan menguraikan pengertian Total Quality Management, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan,dan Nilai Perusahaan. Menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian.

2.1.1 Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management

Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality

Management merupakan suatu sistem yang mengutamakan kualitas manajemen

dalam pencapaian tujuan perusahaan. Definisi Total Quality Management menurut Kusriyanto (2002: 102) menyebutkan bahwa :

Manajemen mutu terpadu adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi, sehingga meningkatkan produktivitas dan pelayanan ke tingkat yang paling ekonomis yang menimbulkan kepuasan semua langganan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa secara umum penerapan Total Quality Management merupakan suatu sistemmanajemen terpadu yang dirancang untuk memfokuskan sumber daya organisasi pada peningkatan

kualitas dari sebuah perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan dengan tujuan meningkatkan kinerja keuangan.

Agar dapat sukses, setiap perusahaan agar dapat melakukan proses sistematika dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell (dalam Scheuing dan Christopher, 1993: 165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N. Nasution dalam bukunya yang berjudul Manjemen Mutu Terpadu, mengatakan bahwa TQM merupakan suatu konsep yang berupaya, melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu :

1) Kepuasan pelanggan.

2) Respek terhadap setiap orang. 3) Manajemen berdasarkan fakta. 4) Perbaikan berkesinambungan.

2.1.2 Corporate Social Responsibility

Dalam perkembangannya, konsep CSR tidak memeliki definisi tunggal.Ini terkait pengungkapan dan penjabaran CSR yang dilakukan perusahaan yang juga berbeda-beda. Menurut Darwin (2004) dalam Rimba (2010:11)mengartikan bahwa:

“Pertanggung jawaban sosial perusahaan atau Corporate SocialResponsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secarasukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya

dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihitanggung jawab organisasi di bidang hukum”.

Menurut peraturan Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007 pasal satu butir tiga (2007:2)yang diberlakukan pada 16 Agustus 2007 menyatakan bahwa :“Tanggung Jawab Sosialdan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan gunameningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.

Selanjutnya CSR juga diatur dalam peraturan Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007. Undang-Undang ini mengatur tentang perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/ berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.Laporan keuangan tahunan merupakan salah satu media yang biasa digunakan dalam mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan perusahaan.

Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga ikut berkontribusi terhadappeningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan (terutama lingkungan sekitar) dalam jangka panjang. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dipandang sebagai asset strategis dan kompetitif bagi perusahaan di tengah iklim bisnis yang makin sarat kompetisi.

Tanggung jawab perusahaan mencakup empat jenjang yang merupakan kesatuan, yaitu:

1) Tanggung jawab ekonomis berarti perusahaan perlu menghasilkan laba sebagai fondasi untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya;

2) Tanggung jawab hukum perusahaan yakni harus bertanggung jawab secara hukum dengan mentaati ketentuan hukum yang berlaku;

3) Tanggung jawab etis perusahaan bertanggung jawab untuk mempraktekkan hal-hal yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai, etika, dan norma-norma kemasyarakatan;

4) Tanggung jawab filantropis berarti perusahaan harus memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat sejalan dengan operasi bisnisnya.

Pada intinya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility) adalah kewajiban organisasi bisnis untuk mengambil

bagiandalamkegiatan yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat secara keseluruhan.

Manfaat CSR dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Manfaat Bagi Masyarakat

CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat, ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi.Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial.Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini.Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).Pemerintah bisa

menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten.Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.

Intinya manfaat CSR bagi masyarakat yaitu dapat mengembangkan diri dan usahanya sehingga sasaran untuk mencapai kesejahteraan tercapai.

2. Manfaat Bagi Perusahaan

1) Peningkatan profit bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik.

2) Menurunkan risiko benturan dengan komunitas masyarakat sekitar. 3) Mampu meningkatkan reputasi perusahaan tersebut yang juga merupakan

bagian dari pembangunan citra perusahaan (corporate image building).

2.1.3 Good Corporate Governance

Good Corporate Governance adalah sistem dan strukur untuk mengelola

perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham

(stakeholders’value) serta mengalokasi berbagai pihak yang berkepentingan

dengan perusahaan (stakehoders) seperti kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyatakan bahwa prinsip– prinsip GCG terdiri dari transparansi (transparency), akuntabilitas (acountability), tanggung jawab (responsibility), kemandirian (independency), keadilan (fairness). Penerapan prinsip– prinsip GCG dalam perusahaan merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris.

GCG memiliki arti sangat penting dalam menjalankan organisasi bisnis. Menurut Sutojo dan Aldridge (2008, h.5), Good Corporate Governance mempunyai lima macam tujuan utama. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.

2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non pemegang saham.

3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaaan.

5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

Penerapan Corporate governance yang efektif dapat memberikan sumbangan yang penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian, serta menghindari terjadinya krisis dan kegagalan serupa di masa depan, menurut Mas Achmad (2006, h.15-16), dengan menerapkan Corporate governance yang baik akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Peningkatan kinerja perusahaan melalui supervise atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepenti-ngan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.

2. Memberikan kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan berjalan efektif sehingga tercipta mekanisme checks and balances di perusahaan.

3. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.

Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun2007tentang Perseroan Terbatas menandai babak baru pengaturan Corporate

Social Responsibility. Selain itu, pengaturan tentang Corporate Social

Responsibility juga tercermin di dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007tentang

Penanaman Modal. Walaupun sebenarnya pembahasan mengenai Corporate

Social Responsibility sudah dimulai jauh sebelum kedua undangundangtersebut

disahkan. Salah satu pendorong perkembangan Corporate Social Responsibility yang terjadi di Indonesia adalah pergeseran paradigma dunia usahayang tidakhanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja, melainkan jugabersikap etisdan berperan dalam penciptaan investasi sosial

2.1.4 Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja menurut Kamus Istilah Akuntansi (2003:215) menyatakan bahwa: “Kinerja atau performance adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti

biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya”.

Bambang Rianto dalam bukunya dasar-dasar pembelanjaan perusahaan (1998:253) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu kegiatan untuk melakukan kegiatan pelaporan keuangan menurut standar keuangan yang telah ditetapkan.

Kinerja keuangan suatu perusahaan menunjukkan kaitan yang cukup erat dengan penilaian mengenai sehat atau tidak sehatnya suatu perusahaan.Sehingga jika kinerjanya baik, maka baik pula tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

Dari sejumla kesimpulan sederhana bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode yang menggambarkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas. 2.1.5 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.Nilai perusahaan dapat diukur dari tinggi rendahnya harga saham di perusahaan yang bersangkutan.Tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh kondisi perusahaan itu sendiri.

Nilai perusahaan menggambarkan baik atau buruk manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang dapat dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh dari peusahaan. Suatu perusahaan akan berupaya untuk meningkatkan nilai perusahaannya. Terdapat perbedaan antara meningkatkan nilai perusahaan dengan maksimalisasi laba.Perusahaan biasanyalebih menekankan

pada peningkatan nilai perusahaan daripada peningkatan laba. Perbedaan antara memaksimalkan nilai (value) perusahaan dengan memaksimalkan laba (profit) perusahaan yaitu :

1. Maksimalisasi nilai perusahaan memperhitungkan tingkat risiko dan arus pendapatan, sedangkan maksimalisasi laba.

2. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan kita harus memperhitungkan arus laba jangka panjang dan nilai waktu daripada uang, hanya saja maksimalisasi laba dalam jangka panjang merugikan perusahaan. 3. Maksimalisasi nilai menghindari masalah perbedaan kualitas pada arus

dana, angka laba lebih bervariasi yang bergantung kepada kebiasaan akuntansi yang digunakan dan mengutamakan pada arus kas atau dana bukan tergantung pada bentuk pengukuran laba (Kasmir, 2010).

Rumus yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan yaitu:

PBV =

Share Price

���� ���� ���� �ℎ���

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Febrina (2011), penelitian ini menggunakan topik Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.Hal ini berarti bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh ROEyang dihasilkan perusahaan.Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai ROE berarti semakin efisien

tingkat perputaran modal kerja perusahaan dan semakin tinggi pula profit margin yang diperoleh perusahaan. Maka hal ini akan berdampak pula pada peningkatan nilai perusahaan.

Sinamo, maulida (2012), penelitian ini menggunakan topik Pengaruh

Good Corporate Governance terhadap hubungan antara kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Return On Eequity (ROE) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Sri Rahayu (2010) yang menyimpulkan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Proporsi Komisaris Independen sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Sinurat, yunita (2015), penelitian menggunakan topik Pengaruh Total

Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum

Imelda Medan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Total Quality

Management mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Keuangan.

Astuti, rati (2015), penelitian ini menggunakan topik Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Nilai Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia(BEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variable Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode

2011-2013.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila variabel corporate social responsibility dan good corporate governance ditingkatkan, maka return on asset perusahaan dapat meningkat.

Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Total Quality Management, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan yang ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Dwanty (2011) Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Variabel Dependen: Nilai Perusahaan ROE terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh ROEyang dihasilkan perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai ROE berarti semakin efisien tingkat perputaran modal kerja perusahaan dan semakin tinggi pula profit margin yang diperoleh perusahaan.

2. Sinamo (2012) Pengaruh Good Corporate Governance terhadap hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Variabel independen: Kinerja Keuangan Variabel dependen: Nilai Perusahaan Variabel Moderating : Good Corporate Governance Secara parsial, Return On Eequity (ROE) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Proporsi Komisaris Independen sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Sinurat (2015) Pengaruh Total

Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan Variabel independen: Total Quality Management Variabel dependen: kinerja keuangan Total Quality Management mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Keuangan. 4. Astuti (2015) Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Nilai Perusahaan Sebagai Variabel Variabel dependen : Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance Variabel independen : Kinerja Keuangan Perusahaan Secara bersama-sama variable Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode

Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia(BEI) Variabel Moderating : Nilai Perusahaan 2011-2013. apabila variabel corporate social responsibility dan good corporate governance ditingkatkan, maka return on asset perusahaan dapat meningkat. 2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan masalaah penelitian, maka peneliti mengembangkan kerangka konsep penelitian yang akan diuji secara simultan dan parsial sebagaimana telihat pada gambar 2.1.

H4 H5

H1 H6

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Nilai Perusahaan (X4) Total Quality Management (X1) Kinerja keuangan (Y) Corporate Social Responsibility (X2) Good Corporate Governance (X3)

Kerangka pemikiran adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting telah diketahui dalam suatu masalah yang akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil dapat lebih efektif. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Total Quality

Management(X1), Corporate Social Responsibility (X2) dan Good Corporate

Governance(X3) sedangkan variabel dependen (Y) yang digunakan adalah

Kinerja Keuangan, dan menambah satu variabel lagi yaitu variabel moderating , yang digunakan dalam variabel moderating (X4) adalah Nilai Perusahaan.

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2011) adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.Preposisi merupakan ungkapan satu pernyataan yang dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya menegnai konsep atau konstruk yang menejelaskn atau mempredisksi fenomena-fenomena. Hipotesi merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

2.4.1 Hubungan Total Quality Management berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam

menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.

Total Quality Management dapat beraneka ragam definisi memiliki inti yang sama, seperti Tjiptono dan Anastasia, 2001 (dalam Yunita, 2015) menyebutkan :“TQM merupakan perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan”.Hasil penelitian yang diakukan oleh Yunita, 2015 dapat dilihat bahwa Total Quality Management mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Keuangan.

H1: Total Quality Management berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

2.4.2 Hubungan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

CSR(Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akansustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rati Astuti, 2015 menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) adalah kewajiban organisasi bisnis untuk mengambil bagiandalamkegiatan yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesejahteraanmasyarakatsecara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara CSR dengan kinerja keuangan.Hasil penelitian ini menyatakan bahwa apabila perusahaan memberikan timbal balik kepada lingkungan sekitar melalui corporate social responsibility, maka hal ini dapat berpengaruh terhadap returnon asset. H2: Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

2.4.3 Hubungan Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

Good Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika (Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002).

Penelitian yang dilakukan oleh Rati Astuti, 2015 menyimpulkan bahwa secara simultan good corporate governance berpengaruh secara positif dan signifikanterhadap return on asset.Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa corporate social responsibility memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset, sedangkan good corporate governance memiliki pengaruh negarif dan signifikan terhadap return on asset.

2.4.4 Hubungan Nilai Perusahaan terhadap Total Quality Managementdan Kinerja Keuangan

Nilai perusahaan merupakan kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhdap perusahaan atas segala kegiatan yang telah dilakukan perusahaan sejak perusahaan itu didirikan.Total Quality Management sangat mempengaruhi kondisi perusahaan yang berfungsi untuk meningkatkan daya saing.Gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat – alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan mampu memoderasi Total Quality Management dan kinerja keuangan perusahaan.

H4 : Nilai Perusahaan memoderasi pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan.

2.4.5 Hubungan Nilai Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility berpengaruh dan Kinerja Keuangan

Nilai perusahaan mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility terhadap kinerja perusahan dikarenakan besar kecilnya suatu nilai perusahaan atau harga saham suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dari kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rati Astuti, 2015 menyatakan bahwa Corporate social responsibility memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return on aseet yang berarti bahwa apabila kita meningkatkan variabel corporate social responsibility, maka return on asset akan meningkat.Dan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q tidak mampu memoderasi hubungan antara

corporate socialresponsibility terhadap return on asset.Hal ini menunjukkan

bahwa bagaimanapun nilai perusahaan tidak memiliki pengaruh untuk menguatkan atau melemahkan hubungan antara corporate social responsibility dengan return onasset.

H5 : Nilai Perusahaan memoderasi pengaruh Corporate Social

Responsibility terhadap Kinerja Keuangan.

2.4.6 Hubungan Nilai Perusahaan terhadap Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan

Nilai perusahaan mempengaruhi pengungkapan Good Corporate

Governance terhadap kinerja perusahan dikarenakan besar kecilnya suatu nilai

perusahaan atau harga saham suatu perusahaan erat kaitannya dengan penerapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Dikarenakan apabila bila suatu nilai perusahaan besar maka hal tersebut berpengaruh terhadap penggunaan informasi tanggung jawab sosial dengan begitu apabila nilai perusahaan dari suatu perusahaan besar maka berhubungan dengan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut dan tentunya dengan tanggung jawab sosial perusahan yang baik maka akan mempengaruhi kinerja keuangan dari suatu perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rati Astuti, 2015 menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q juga tidak mampu memoderasi hubungan antara good corporategovernance dengan return on asset. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimanapun nilai perusahaan tidak memiliki pengaruh untuk menguatkan atau melemahkan hubungan antara good corporate governance dengan return on asset.

visi dan misi perusahaan.

Dokumen terkait