• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saat ini perkembangan Financial adalah salah satu bidang yang mendukung kekuatan perekonomian suatu negara. Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara, Sektor keuangan menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil dan inovasi. muncul inovasi terbaru dalam bidang keuangan yang sering disebut financial technology (FinTech). Fintech telah membawa warna baru dalam dunia finansial. Fintech berasal dari istilah financial technology atau teknologi finansial. Menurut The National Digital Research Centre (NDRC, 06 Februari 2018), fintech merupakan suatu inovasi pada sektor finansial. Beberapa dampak positif pengembangan keuangan digital di Indonesia dengan cara penerapan Fintech antara lain: kemudahan pelayanan finansial, melengkapi rantai transaksi keuangan, meningkatkan taraf hidup, menerbitkan sistem pinjaman uang dengan cara transparan.

Menurut Saputra (2018) Penting untuk mengetahui tiga era utama dari evolusi fintech . Dimulai dari tahun 1866 sampai 1967, industri layanan finansial masih cenderung tradisional tanpa banyak terkait dengan teknologi yang akan disebut dengan era Fintech 1.0 dengan munculnya kartu kredit dan layanan anjungan tunai mandiri (ATM). Kemudian, tahun 1967 sampai 2008 sektor keuangan mulai banyak yang telah terdigitalisasi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi dan transaksi yang cukup pesat dan

2 periode ini dikenal dengan Fintech 2.0 dengan munculnya internet dan electronic commerce serta internet bangking . Sejak tahun 2008, dimulai era Fintech 3.0 yang ditandai dengan berkembangnya banyak start-up munculnya teknologi ponsel pintar (smartphone) dan internet Banking serta banyak perusahaan teknologi yang mulai menawarkan produk dan layanan finansial langsung kepada bisnis dan publik, termasuk juga kepada bank dan informasi telah memberi dampak ke berbagai bidang, tak terkecuali di bidang sistem pembayaran, khususnya system pembayaran ritel dengan munculnya instrumen pembayaran yang dikenal sebagai uang elektronik (e-money).

Penggunaan e-money sebagai alternatif alat pembayaran non-tunai di beberapa negara menunjukkan adanya potensi yang cukup besar untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan uang tunai, khususnya untuk pembayaran-pembayaran yang bersifat mikro sampai dengan ritel.

Menurut (Adiyanti:2015:23) teknologi telah membawa suatu perubahan kebutuhan masyarakat atas suatu alat pembayaran yang dapat memenuhi kecepatan, ketepatan, dan keamanan dalam setiap transaksi elektronik. Sejarah membuktikan perkembangan alat pembayaran terus berubah- ubah bentuknya, mulai dari bentuk logam, uang kertas konvensional, hingga kini alat pembayaran telah mengalami evolusi berupa data yang dapat ditempatkan pada suatu wadah atau disebut dengan alat pembayaran elektronik.

Mangunwijaya (2012:12) dalam teknologi dan dampak kebudayaannya, menjelaskan hubungan ketergantungan manusia terhadap

3 teknologi yang besar berpengaruh pada dinamika kehidupan. Misalnya masyarakat dituntut bekerja efektif, efisien, dan rasional berdasarkan input dan output yang jelas. Hal itulah yang kemudian berimplikasi pada spealisasi dan fungsi kerja dalam sistem masyarakat industri.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang BankIndonesia, salah satu wewenang Bank Indonesia dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran adalah menetapkan penggunaan alat pembayaran. Penetapan penggunaan alat pembayaran ini dimaksudkan agar alat pembayaran yang digunakan dalam masyarakat memenuhi persyaratan keamanan dan efisiensi bagi penggunanya.

Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi memberi dampak terhadap munculnya inovasi-inovasi baru dalam pembayaran elektronis (Electronic Payment).

Maka dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan yang semakin maju, diperlukan penyesuaian kebijakan di bidang ekonomi, termasuk keuangan. Melihat kondisi tersebut maka Bank Indonesia selaku bank sentral Indonesia yang memiliki tugas menentukan kebijakan moneter dan mengatur sistem pembayaran mengeluarkan kebijakan sistem pembayaran melalui e-money yang telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.

16/08/PBI/2014.

4 Dalam ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) dalam ketentuan Pasal 1 Ayat 3,“Uang Elektronik (Electronic Money) adalah alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit ”Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip yang digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

Tujuan awal penggunaan e-money untuk kepraktisan, hanya sekali tekan transaksi berhasil dilakukan, selain itu tidak perlu membawa uang tunai jika ingin membeli sesuatu. Namun pada dasarnya e-money tidak bertujuan untuk mengganti fungsi uang tunai secara total. Pemegang kartu e-money sebaiknya memilih kartu e-money sesuai kebutuhan. Hal ini karena ada banyak kartu e- money yang beredar di pasaran dan menawarkan fasilitas pembayaran yang tidak sama. Selain itu tidak semua pedagang yang dapat menerima transaksi pembayaran melalui e-money. Dengan kata lain, belum ada kartu e-money yang bisa memenuhi semua kebutuhan (www.bi.go.id 2018).

Menurut Basie dalam Fadly et al (2006:7) E-money yang dimaksudkan disini juga berbeda dengan alat pembayaran elektronis berbasis kartu lainnya seperti kartu kredit dan kartu debet. Kartu kredit dan kartu debet bukan merupakan “prepaid products” melainkan“access products”. Secara

5 umum perbedaan karakteristik antara “prepaid product” dan “access product” adalah sebagai berikut:

1. Prepaid product (e-money)

- Nilai uang telah tercatat dalam instrumen e-money, atau sering disebut dengan stored value

- Dana yang tercatat dalam e-money sepenuhnya berada dalam penguasaan konsumen.

- Pada saat transaksi, perpindahan dana dalam bentuk electronic value dari kartu e-money milik konsumen kepada terminal merchant dapat dilakukan secara off-line. Dalam hal ini verifikasi cukup dilakukan pada level merchant (point of sale), tanpa harus on-line ke komputer issuer.

2. Access product (kartu debet dan kartu kredit)

- Tidak ada pencatatan dana pada instrumen kartu.

- Dana sepenuhnya berada dalam pengelolaan bank, sepanjang belum ada otorisasi dari nasabah untuk melakukan pembayaran.

- Pada saat transaksi, instrumen kartu digunakan untuk melakukan akses secara on-line ke komputer issuer untuk mendapatkan otorisasi melakukan pembayaran atas beban rekening nasabah, baik berupa rekening simpanan (kartu debet) maupun rekening pinjaman (kartu kredit). Setelah di-otorisasi oleh issuer, rekening nasabah kemudian

6 akan langsung didebet. Dengan demikian pembayaran dengan menggunakan kartu kredit dan kartu debet mensyaratkan adanya komunikasi on-line ke komputer issuer.

Tabel 1.1

Data uang elektronik (e-money) beredar di indonesia Dari tahun 2013-2017

Tahun

Data e-money beredar per tahun dalam miliyar

2013 317

2014 393

2015 470

2016 494

2017 737

Sumber: Bank Indonesia januari 2018 yang diolah oleh penulis.

Dari tebel diatas sumber Bank Indonesia menunjukan bahwa penggunaan uang elektronik (e-money) meningkat pesat dari tahun 2013 total uang yang beredar pertahun mencapai 317 miliyar dan semakin meningkat pertahunnya sehingga pada tahun uang yang beredar 2017 mencapai 737 miliyar dan ini membuktikan produk e-money diminati oleh masyarakat khususnya dalam bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan.

Selain kartu e-money Bank Indonesia juga menerbitkat dompet elektronik ( e-wallet), e-wallet Menurut Kania (2018) Wallet adalah sebuah dompet virtual (e-wallet) yang dimiliki setiap pengguna untuk

7 menyimpan dana hasil penjualan (remit) dan dana hasil pengembalian (refund) transaksi. Manfaat adanya Wallet adalah :

1. Mempercepat proses pengembalian dana (refund) 2. Mempercepat transfer dana ke penjual (remit)

3. Memberikan alternatif metode pembayaran lebih mudah & cepat.

Dengan adanya wallet, pelanggan tidak harus selalu memiliki uang tunai karena uang tersebut sudah berada dalam data elektronik dan setiap bertransaksi uangnya dipotong sesuai dengan jumlah yang harus dibayarkan sehingga pelanggan tidak perlu khawatir memikirkan uang kembalian. Semua data atau jejak transaksi pelanggan pun juga akan tersimpan dalam basis data sehingga mudah untuk dilacak kembali. Selain itu, dompet virtual ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan layanan perbankan tradisional yaitu penghematan waktu, pengendalian biaya, mengurangi resiko kerugian dan pencurian, mudah digunakan, serta kenyamanan (www.bukalapak.com 2018).

Pada dasarnya antara e-money dan e-wallet sama-sama menyediakan sistem alat pembayaran yang praktis dan mudah digunakan, akan tetapi e-money dengan sistem chip bassed dan e-wallet dengan sistem server bassed memiliki perbedaan pada jangkauan penggunaan, uang elektronik berbentuk kartu relatif lebih banyak jangkauan pemanfaatannya untuk transaksi sehari-hari, mulai dari transaksi di jalan tol, pembayaran tiket transportasi publik, transaksi pembelian di gerai ritail sampai

8 pembelian tiket ditempat hiburan. Sedangkan e-wallet, jangkauan penggunaanya untuk belanja online, belanja di gerai ritail offline, pembelian pulsa telpon, pembayaran listrik, BPJS dan tagihan TV berbayar. perbedaan maksimal saldo yang disimpan, e-money saldo yang dapat diisikan adalah Rp.1.000.000 sedangkan e-wallet bisa lebih dari angka itu bahkan mencapai Rp.10.000.000 (www.kompas.com 2018)

Tabel 1.2

Data penerbit Dompet Eelektronik (E-Wallet)

NO Lembaga penerbit Produk Tahun terbit

1 Pt. Indosat Dompetku/paypro 3 juli 2009 2 Pt. Nusa Satu Inti Artha DOKU 25 maret 2013 7 Pt. Telekomunikasi Selular t-cash tap 3 juli 2009 8 Pt. Witami Tunai Mandiri True money 5 januari 2015

9 Pt. Xl Axiata XL Tunai 29 maret 2011

10 Pt. Buana Media

Teknologi

Gudang voucher 29 mei 2017 11 Pt. Bimasakti Multi

Sinergi

Speedcash 14 juni 2017 12 Pt. Visionet Internasional OVO 22 Agustus 2017

13 Bank Permata Bbm Money 23 januari 2013

14 Pt. Espay Debit Indonesia Koe

Unik 20 juli 2016

15 Pt. Finnet Indonesia Finpay 1 juni 2012 Sumber: Bank Indonesia desember 2018 yang diolah oleh penulis.

9 Tabel 1.3

Data penerbit kartu uang elektronik (e-money)

NO Lembaga penerbit Produk Tahun terbit

1 B.P.D. Dki Jakarta Jak Card 3 juli 2009 2 B.P.D.Sumsel Babel Bsb Cash 4 april 2017

3 Bank Central Asia Flazz 3 juli 2009

4 Bank Cimb Niaga Rekening Ponsel 27 maret 2013 5 Bank Mandiri (Persero) E-Tollcard,

Indomaret Card, E-Money, Gaz Card

3 juli 2009

6 Bank Mega Smart Card 3 juli 2009

7 Bank Nationalnobu Nobu E-Money 29 april 2013 8 Bank Negara Indonesia

1946 (Persero)

Tapcash 3 juli 2009 9 Bank Qnb Indonesia Dooet+

10 Bank Rakyat Indonesia Brizzi 29 desember 2010 11 Pt.Artajasa Pembayaran

Elektronis Sumber: Bank Indonesia desember 2018 yang diolah oleh penulis.

Bank Mandiri merupakan salah satu lembaga penerbit e-money yang cukup serius untuk ambil bagian dalam pengembangannya terutama dalam pembayaran non-tunai. Hal ini terbukti dengan dengan diterbitkannya empat item dari uang elektronik yaitu e-money, e-toll card, gaz card, dan Indomaret card. Menurut Rohan, sekertaris Bank Mandiri dalam (www.tribunnews.com 2017) transaksi e-money hingga akhir tahun 2017 mencapai Rp 6 triliun dengan jumlah kartu yang diterbitkan sebanyak 10 juta keping, maka dari itu semakin banyak dipasarkan maka semakin besar penggunaanya. dan e-money yang dijual di berbagai gerai yang telah

10 bekerjasama dengan Bank Mandiri bisa digunakan atau ditransaksikan di jalan tol, gerai ritel, dan lain-lainnya.

Tabel 1.3

Data transaksi uang elektronik Tahun 2010-2017

Triwulan Data e-money Bank Mandiri per tahun dalam juta

Triwulan III 2017 10.82

Triwulan III 2016 8,14

Triwulan III 2015 8,08

Triwulan III 2014 8,00

Triwulan III 2013 7,69

Triwulan III 2012 6,98

Triwulan III 2011 6,70

Triwulan III 2010 6,42

Sumber: www. Merdeka.com 2018

Menurut Frans Direktur Digital Banking Dan Teknology Bank Mandiri dalam (www.merdeka.com 2017), menuturkan perseroan terus mendorong penggunaan kartu elektronik (e-money) untuk bertransaksi, Pada triwulan III tahun 2017 pengguna e-money mencapai 10.82 juta pengguna dan jumlah pengguna e-money semakin terus meningkat signifikan dari sebanyak 6,42 juta pada triwulan III 2010, menjadi 10,82 juta pada triwulan 2017 atau bertumbuh 68 persen dari triwulan 2010 sampai triwulan 2017 dan seiring meningkatnya pengguna kartu e-money.

11 Menurut Istikomah dalam (www.anakUI.com:2018), Mahasiswa Universitas Indonesia sudah menggunakan kartu e-money dimulai pada angkatan tahun 2013-2017 mencapai 82%, yang di integrasikan dengan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) yang bekerja sama dengan Bank BNI 46 dan kini kartu tersebut sudah bisa digunakan untuk pembayaran parkir kendaraan mahasiswa serta untuk pembayaran transportasi seperti kereta komuter line dan busway transjakarta dengan saldo minimal Rp7000, Dengan ditetapkannya KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) UI dan tap cash sebagai alat transaksi nontunai yaitu untuk mempermudah mahasiswa serta mengoptimalkan fasilitas yang telah tersedia di kampus maupun fasilitas umum lainnya.

Menurut Managing Director Binus Santoso Binusian Card Flazz dapat digunakan sebagai kartu BINUSIAN yang memiliki manfaat lebih.

Mahasiswa Bina Nusantara (BINUS) sejak tahun 2014 sudah menerapkan sistem elektronik yaitu kartu tanda mahasiswa yang terintegrasi dengan uang elektronik (e-money) kartu Flazz milik Bank BCA. Penggunaan kartu yang sangat luas seperti dapat digunakan Untuk proses perkuliahan, Binusian Card Flazz dapat digunakan untuk absen mahasiswa dan dosen, selain itu dapat juga digunakan untuk akses fotocopy dan akses parkir, Masuk ke perpustakaan dan peminjaman buku pun menggunakan Binusian Card-Flazz, tidak hanya berguna secara internal, namun juga saat mereka di luar lingkungan sekolah dan kampus. Saat ini, student active di Bina Nusantara Group mencapai 33.000 orang, terdiri dari pelajar hingga

12 perguruan tinggi. Hal itu menjadikan Binusian Card-Flazz berguna saat mereka di luar lingkungan sekolah dan kampus.

Disamping itu kualitas produk kartu Bank Madiri sangat bersaing ketat dengan kartu Flazz milik Bank BCA, bahwa dalam penggunaan sarana transportasi publik, seperti transjakarta dan kereta komuter jabodetabek, kartu flazz BCA menempati posisi peringkat teratas dengan skor performa 97,31%. Kemudian Mandiri e-money dengan skor performa 94,97% berada dibawah kartu Flazz BCA. Ini menunjukan bahwa pengguna kartu e-money Bank Mandiri kalah pamor dalam penggunaan sarana transportasi. menurut Apriyanti dari Marketing Reasearch Indonesia (MRI) dalam (www.Infobanknews.com 2018).

Fenomena terpotongnya saldo pada kartu e-money Bank Mandiri.

Saldo kartu E-money Bank Mandiri terpotong 2 kali ketika membayar tol.

Dan pihak jasa marga menghimbau apabila mengalami transaksi 2 kali, pengguna dapat mengecek ke ATM dan cetak history transaksi. Setelah itu, dapat menyampaikan keluhan beserta kartu dan history transaksi tersebut kekantor penerbit, lalu pihak Bank Mandiri sebagai penerbit kartu mengembalikan saldo yang terpotong dua kali.Menurut Donnal dalam (www.ekonomi.kompas.com 2018). Kemudian adapun fenomena lainnya yaitu Bank indonesia (BI) berencana untuk mengatur biaya isi ulang uang elektronik. Menurut Bank Indonesia selaku Bank Sentral selama ini masih ada sejumlah tempat yang menerima uang, tapi mengenakan biaya yang tidak seragam. Direktur Eksekutif Pusat Program Transformasi Bank

13 Indonesia (PPTBI) Aribowo mengatakan pengenaan biaya tersebut masuk kepihak merchant store. Saat ini mengisi ulang di minimarket masih dikenakan biaya dengan alasan sebagai biaya sewa tempat dan tenaga karyawan yang melakukan isi ulang, Saat ini isi ulang uang elektronik di mitra bank seperti indomaret dan alfamart hingga halte Transjakarta masih mengenakan biaya yang bervariasi mulai dari Rp1.000 sampai Rp2000, dan inilah yang diatur oleh Bank Indonesia dalam peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 19/10/PADG 2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional yang berlaku 20 september 2017, Menurut Haryanto dalam (www.detikfinance.com 2018).

Menurut Hidayati, et. Al. 2006, kajian operasional e-money, Bank Indonesia (BI), Resiko keamanan uang elektronik sebagai bentuk uang dalam bentuk fisik, memiliki resiko keamanan. Berikut ini adalah faktor resiko keamanan dalam penggunaan uang elektronik.

1. Pencurian

Bentuk kejahatan e-money yang paling sederhana adalah dengan mencuri kartu e-money milik orang lain untuk kemudian menggunakan dana yang masih tersisa.

2. Duplication Device

Resiko kejahatan ini merupakan upaya untuk membuat duplikasi dari kartu asli, sehingga dapat digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran sebagaimana kartu asli.

14 Kejahatan seperti ini cukup rumit dikarnakan memerlukan keahlian tinggi. Karena pelaku harus memiliki berbagai tipe chip serta operating syistem yang persis sama dengan kartu asli.

3. alteration or duplication of data

Resiko ini merupakan kejahatan melalui upaya perubahan atau modifikasi data atau aplikasi yang ada pada kartu asli, sedemikian rupa sehingga pelaku memperoleh finansial.

4. Alteration of message

Resiko ini melalui upaya perubahan ketika data elektronis dikirim, pada saat transaksi berlangsung.

5. Penyangkalan transaksi

Penyalahgunaan lainnya dalam penyalahgunaan e-money adalah penyangkalan transaksi. Yang berbasis pada software dan menggunakan pengiriman pesan saat transaksi jaringan internet.

6. Malfunction

Resiko ini dapat berupa data corrupt atau hilang, tidak berfungsinya aplikasi atau kegagalan dalam pengiriman message.

Berdasarkan dari uraian temuan fenomena diatas, diduga terdapat pengaruh dari kualitas produk, persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan terhadap kepuasan konsumen.

15 Berdasarkan dugaan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Kemudahan Dan Persepsi Kemanfaatan Terhadap Kepuasan Konsumen Produk Kartu E-Money Bank Mandiri Pada Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Dokumen terkait