• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah baru pada idesentralisasi ipemerintahan iserta iotonomi

idaerah idimulai saat iberlakunya Undang-Undang iNomor i22 iTahun i1999 mengenai iPemerintah iDaerah idan Undang-Undang iNomor i25 iTahun i1999 mengenai iPerimbangan iKeuangan iantara iPemerintah iPusat idan iDaerah.

iKedua ipaket Undang-Undang itersebut imenandakan idiperluasnya

idesentralisasi pada ibidang ipemerintahan yang mana iPemerintah iPusat

imenyerahkan sebagaian iurusan ipemerintahan ipada idaerah iotonom

iberdasarkan iasas iotonomi idaerah.

iDesentralisasi itimbul iberasal idari ituntutan idaerah iuntuk idiberi

ikewenangan idalam imelakukan ipembangunan idi iwilayahnya isendiri.

iSebab idianggap imasih iada ikelemahan ipada ikedua ipaket Undang-Undang

itersebut, lalu idirevisi idengan UU iNomor i32 iTahun i2004 mengenai

iPemerintahan iDaerah idan UU iNomor i33 iTahun i2004 mengenai

iPerimbangan iKeuangan iantara iPemerintah iPusat idan iPemerintah iDaerah.

iKetentuan itentang iPemerintahan iDaerah lalu idiubah menjadi Undang-Undang iNomor i23 iTahun i2014 perihal iPemerintahan iDaerah idan iterakhir

idiubah imelalui Undang-Undang iNomor i9 iTahun i2015 iperihal iPerubahan

iKedua iatas Undang-Undang iNomor i23 iTahun i2014 perihal iPemerintahan

iDaerah.

Pada iotonomi idaerah, ibeberapa ijenis ipelayanan iumum

idiserahkan pada iPemerintah iDaerah, sebab iPemerintah iDaerah diklaim

ilebih imemahami ikebutuhan imasyarakat idi idaerahnya dibandingkan

iPemerintah iPusat. iOtonomi idaerah idiharapkan bisa imeningkatkan

ikecepatan serta efesiensi idalam ipelayanan ikepada imasyarakat sebab

iPemerintah iDaerah bisa imengambil ikeputusan iyang imenjadi

iwewenangnya itanpa iharus imendapatkan ipersetujuan iterlebih idahulu idari

iPemerintah iPusat. iHal iini iakan imendorong iefesiensi idalam imelakukan

ipelayanan ipada imasyarakat iserta idalam imelaksanakan ipembangunan.

Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk melakukan otonomi daerah. Dengan penyerahan wewenang tersebut tentunya pemerintah berharap agar Provinsi Kalimantan Timur dapat menggali potensi daerahnya sehingga dapat mengurangi ketergantungan fiskal dan subsidi dari pemerintah pusat. Dalam melaksanakan otonomi daerah ini sangat diperlukan kerjasama dari setiap daerah kabupaten dan kota di Provinsi kalimantan Timur agar berhasil dalam melaksanakan otonomi daerah.

Provinsi Kalimantan Timur resmi di umumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2019 dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta mengenai pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur. Menurut Presiden Joko Widodo, pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur didasari beberapa pertimbangan yaitu resiko bencana minimal (baik banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor),

lokasi strategis (berada di tengah-tengah Indonesia), berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang yaitu Balikpapan dan Samarinda, kemudian telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap dan sudah tersedia lahan yang dikuasai pemerintah seluas 180.000 hektar (Adisetiawan, 2019).

iOtonomi idaerah sudah iberjalan ilebih idari i20 itahun serta iBPK sudah imelakukan ipemeriksaan pada itata ikelola ikeuangan idaerah isecara

irutin. Saat ini BPK merasa sudah saatnya menjadikan kemandirian fiskal menjadi bagian dari kecukupan ipengungkapan iinformasi idi iLKPP sehingga dapat imenjadi iperhatian untuk ipemerintah iserta ipara ipemangku

ikepentingan idalam imenganalisis ihubungan ikemandirian ifiksal idaerah

idengan ifungsi iotonomi idaerah dan ipelayanan ipublik idi idaerah (BPK RI, 2020).

iKemandirian ifiskal adalah iindikator iutama idalam imengukur

ikemampuan Piemerintah iDaerah iuntuk imembiayai isendiri ikegiatan

iPemerintah iDaerah, itanpa itergantung ibantuan idari iluar, itermasuk idari

iPemerintah iPusat. iBerikut tabel iindeks ikemandirian ifiskal ikabupaten atau

ikota idi iKalimantan Timur:

Tabel 1. 1 Indeks Kemandirian Fiskal Kabupaten atau Kota di Provinsi Kalimantan Timur

Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018

Paser 0,0522 0,0540 0,0641 0,0735 0,0726

Kutai Barat 0,0595 0,0404 0,0449 0,0658 0,0480 Kutai Kartanegara 0,0525 0,0624 0,0647 0,1011 0,0749 Kutai Timur 0,0647 0,0415 0,1530 0,0755 0,0458

Berau 0,1019 0,1058 0,1041 0,1014 0,0907

Penajan Paser Utara 0,0433 0,0514 0,1678 0,1044 0,0457 Mahakam Ulu 0,0047 0,0159 0,0166 0,0123 0,0140 Balikpapan 0,3012 0,2596 0,2811 0,3267 0,2900 Samarinda 0,1531 0,1468 0,1606 0,1895 0,1848

Bontang 0,1102 0,1053 0,1413 0,1463 0,1590

Tabel 1. 2 Tabel Kategori Indeks Kemandirian Fiskal

Sumber: BPK RI (2019)

Berdasarkan hasil analisis atas iLaporan iKeuangan iPemerintah

iDaerah iyang itelah diserahkan ke iBadan iPemeriksa iKeuangan menunjukkan bahwa kondisi kemandirian fiskal isebagian ibesar ikabupaten atau ikota di Provinsi iKalimantan Timur tergolong idalam ikategori ibelum imandiri karena nilai Indeks Kemandirian Fiskal <0,25 kecuali Kota Balikpapan yang sudah masuk dalam kategori menuju kemandirian.

Sumber pendapatan daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) salah satunya berasal dari iPendapatan iAsli iDaerah (PAD) yang ibertujuan imemberikan iwewenang ipada iPemerintah iDaerah

idalam imendanai ipelaksanaan iotonomi idaerah isesuai idengan ipotensi

idaerah isebagai iperwujudan idesentralisasi iserta iDana iPerimbangan iyang

ibertujuan imengurangi ikesenjangan ifiskal iantara iPemerintah dan

iPemerintahan iDaerah dan iantar-Pemerintah iDaerah. iOleh sebab iitu,

iPemerintah iDaerah iperlu imengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah supaya

ikemampuan ifiskal idaerah isemakin itinggi.

Pengelolaan dan pengembangan potensi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Timur merupakan strategi dan kunci utama dalam mencapai kemandirian daerah, semakin tinggi peranan Pendapatan Asli

Daerah dalam pendapatan daerah maka merupakan cerminan keberhasilan usaha-usaha atau tingkat kemampuan Provinsi Kalimantan Timur dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pengembangan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur harus mampu meningkatkan peranan dan kontribusi Pendapatan Asli Daerah secara optimal yaitu dengan cara menggali dan mengelola sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang potensial sehingga kegiatan pembangunan dapat terealisasi.

Berikut merupakan tabel Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur.

Tabel 1. 3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 – 2018 (dalam rupiah)

Kabupaten/Kota Tahun

2016 2017 2018

Paser Rp146.407.540.000 Rp112.644.016.000 Rp149.405.404.000 Kutai Barat Rp82.989.130.000 Rp131.723.322.000 Rp117.984.284.000 Kutai Kartanegara Rp267.214.032.000 Rp435.513.162.000 Rp303.926.112.000 Kutai Timur Rp477.803.740.000 Rp174.641.081.000 Rp144.594.267.000 Berau Rp208.260.995.000 Rp222.673.008.000 Rp210.437.540.000 Penajam Paser Utara Rp224.657.038.000 Rp103.537.296.000 Rp70.390.460.000 Mahakam Ulu Rp18.709.661.000 Rp12.098.669.000 Rp17.405.628.000 Balikpapan Rp560.364.263.000 Rp612.250.040.000 Rp646.868.407.000 Samarinda Rp391.404.293.000 Rp519.423.887.000 Rp498.888.664.000 Bontang Rp150.349.247.000 Rp169.077.549.000 Rp199.483.398.000 Kalimantan Timur Rp2.528.159.939.000 Rp2.493.582.030.000 Rp2.359.384.164.000

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur 2018.

Sesuai tabel diatas, idiketahui ibahwa kemampuan suatu daerah dalam menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak selalu sama sehingga menyebabkan perbedaan antar kabupaten dan kota. Diketahui pada tahun

2018 Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kota Balikpapan mencapai Rp.

646.868.407.000 hal tersebut sangat jauh berbeda dengan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2018 hanya sebesar Rp.

70.390.460.000. Namun secara umum pada Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan pada Pendapatan Asli Daerah.

iSelain iPendapatan iAsli iDaerah, iDana iPerimbangan pula ialah salah satu asal ipenerimaan idaerah iyang mempunyai ikontribusi iterhadap struksur APBD. Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Berikut Dana Perimbangan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur.

Tabel 1. 4 Dana Perimbangan Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 – 2018

Kabupaten/Kota Tahun

2016 2017 2018

Paser Rp1.361.945.794.000 Rp984.388.323.000 Rp1.377.083.774.000 Kutai Barat Rp1.568.571.150.000 Rp1.324.348.258.000 Rp1.509.720.190.000 Kutai

Kartanegara Rp3.431.406.942.000 Rp2.484.379.611.000 Rp3.136.734.847.000 Kutai Timur Rp2.221.155.168.000 Rp1.527.826.847.000 Rp2.291.810.161.000 Berau Rp1.499.485.102.000 Rp1.187.082.156.000 Rp1.682.458.853.000 Penajam Paser

Utara Rp933.077.033.000 Rp698.967.815.000 Rp947.015.360.000 Mahakam Ulu Rp997.087.429.000 Rp810.587.459.000 Rp1.053.703.379.000 Balikpapan Rp1.066.561.649.000 Rp817.394.320.000 Rp1.096.230.493.000 Samarinda Rp1.617.965.303.000 Rp1.252.076.839.000 Rp1.510.601.699.000 Bontang Rp910.458.459.000 Rp717.385.769.000 Rp856.430.573.000 Kalimantan

Timur Rp15.607.714.029.000 Rp11.804.437.397.000 Rp15.461.789.329.000

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Dana Perimbangan yang diterima setiap kabupaten dan kota berbeda sehingga isemakin sedikit

idana iperimbangan iyang idiberikan imaka menunjukkan ikinerja ikeuangan

isemakin ibaik, serta isebaliknya bila isemakin ibesar iDana iPerimbangan yang

iditerima idari ipemerintah ipusat iakan menunjukkan isemakin ikuat

ipemerintah idaerah ibergantung kepada ipemerintah ipusat dalam imemenuhi

ikebutuhan idaerahnya isehingga isebagai iakibatkan iakan imembentuk ikinerja

ikeuangan ipemerintah daerah isemakin iturun. IPenggunaan iDana

iPerimbangan idiharapkan ibisa idilaksanakan isesuai ipada itujuan iyang

idiharapkan. iSemakin itinggi ipenerimaan idana iyang ididapat iakan

imempengaruhi ikinerja ikeuangan. iHal iini imemotivasi ipemerintah isupaya

ilebih imemperhatikan idalam ipenerimaan idana iyang ididapat idari

ipemerintah ipusat.

iSalah isatu ikonsekuensi idari iotonomi idaerah artinya iPemerintah

iDaerah memiliki itanggung ijawab ilebih ibesar idalam imemberikan

ipelayanan untuk imasyarakat isetempat serta idalam imelaksanakan

ipembangunan idaerah. iOleh sebab iitu, iotonomi idaerah iharus ididukung melalui ipeningkatan kemandirian ifiskal idaerah. iDengan ikemandirian

ifiskal, imaka idaerah diharapkan iakan bisa imembiayai ipembangunan idaerah serta imemberikan ipelayanan ilebih ibaik pada imasyarakat itanpa itergantung dari idana itransfer. iSalah isatu ifaktor iyang idapat imeningkatkan kemandirian ifiskal idaerah iadalah iperluasan idesentralisasi ifiskal. iDengan

idesentralisasi ifiskal, ikewenangan idaerah idalam mengatur serta mengelola

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan yang diperoleh maka akan mempengaruhi kemandirian fiskal sehingga diharapkan terdapat peningkatan dalam kinerja keuangan daerah.

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mencari tahu lebih mengenai pengaruh yang diberikan oleh variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Indeks Kemandirian Fiskal dalam Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Maka, penulis memilih judul:

“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Terhadap Indeks Kemandirian Fiskal dalam Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 – 2018”.

Dokumen terkait