• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belanja Langsung

Dalam dokumen KUA-PPAS 2014.rar KUA 2014 (Halaman 35-41)

BAB I PENDAHULUAN

B. Belanja Daerah

2. Belanja Langsung

a. Penyusunan kegiatan APBD Tahun Anggaran 2014 mengacu pada Keputusan Walikota Surakarta Nomor 010/73-A/1/2013 tentang Standarisasi Satuan Harga Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2014.

b. Dalam merancang anggaran kegiatan memperhatikan rencana pola pelaksanaannya, yaitu dengan swakelola atau kontraktual (pengadaan barang/jasa, kontruksi, dan konsultansi), dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Dalam hal proses pengadaan barang/jasa memperhitungkan biaya untuk proses pengadaan dan biaya-biaya pendukung lainnya, seperti honor, biaya penggandaan, dan lain sebagainya secara efisien.

2) Proses lelang dilaksanakan pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa (ULP) di bawah kendali Bagian Organisasi Setda Kota Surakarta.

3) Dalam perencanaan kegiatan pembangunan fisik juga memperhitungkan:

a) Biaya untuk perencanaan (konsultan perencana atau tim perencana (in house))

b) Biaya untuk pengawasan (konsultan pengawas dan/atau direksi lapangan serta Pengelola Teknis Kegiatan (PTK)). c) Biaya untuk proses penghapusan aset (honor tim

penghapusan, biaya lelang penghapusan).

d) Biaya untuk proses pemindahan sementara dan biaya pengosongan lahan.

4) Paket-paket pengadaan serta biaya-biaya yang berkaitan dengan proses pengadaan barang/jasa memperhatikan nilai paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

5) Pengguna anggaran wajib menyusun Rencana Umum Pengadaan (RUP) sebagai bagian dari usulan anggaran.

c. Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) diarahkan untuk melaksanakan peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan/atau pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai ilegal) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Pelaksanaan fungsi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah didukung kegiatan terkait penyiapan pengalihan data, ketrampilan dan sistem pengelolaan serta penyediaan perangkat lunak dan perangkat keras pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi sesuai regulasi/peraturan daerah.

e. Belanja pegawai

1) Pemberian honorarium bagi pegawai dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan mempertimbangkan asas efisiensi, kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program/kegiatan yang besarnya berpedoman pada standarisasi satuan harga.

2) Pemberian upah/honor THL berpedoman pada Surat Keputusan Walikota Surakarta tentang Pedoman Pemberian Upah Bagi Tenaga Honorer Daerah (Peraturan Pemerintah 31/1954) dan Pekerja Harian Lepas/Tidak Organik (Bukan Peraturan Pemerintah 31/1954) di Jajaran Pemerintah Kota Surakarta.

f. Belanja Barang dan Jasa

1) Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan tidak menambah nilai aset/modal.

2) Pengadaan barang yang dialokasikan pada belanja barang dan jasa adalah pengadaan barang yang mempunyai nilai

satuan barang/unit kurang dari Rp. 1.000.000,- serta pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang mempunyai nilai kurang dari Rp. 10.000.000,-. Dikecualikan untuk pengeluaran belanja tanah, jalan/irigasi/jaringan dan aset tetap lainnya berupa koleksi buku perpustakaan dan barang bercorak kesenian tetap dialokasikan pada belanja modal. 3) Pelayanan jasa yang dilaksanakan secara outsourcing

dikriteriakan sebagai jasa dari pihak ketiga. Anggarannya tidak dialokasikan pada belanja pegawai tetapi pada belanja barang dan jasa, diantaranya:

a) Jasa kebersihan/cleaning service/petugas sampah; b) Jasa keamanan/Linmas;

c) Jasa pengemudi; d) Jasa pertukangan;

e) Jasa dengan keahlian khusus (tenaga listrik, paramedis, dan tenaga Teknologi Informasi/Komputer);

f) Jasa tenaga boga; g) Jasa tenaga laundry.

4) Penganggaran belanja modal yang akan diserahkan kepemilikannya kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dialokasikan pada belanja barang dan jasa.

5) Biaya pendukung proses pengadaan barang/jasa dalam rangka memperoleh barang habis pakai/jasa/pemeliharaan tidak dikapitalisasi pada nilai belanja tersebut.

6) Biaya pemeliharaan wajib dianggarkan untuk mempertahankan standar pelayanan dan usia pakai sarana dan prasarana yang dioperasikan atau telah dibangun. 7) Anggaran belanja pemeliharaan yang dilaksanakan secara

swakelola dirinci sesuai kebutuhan belanja, yaitu untuk upah pada kode rekening jasa pertukangan dan untuk material pada kode rekening bahan/material. Sedangkan pemeliharaan yang akan dilaksanakan secara kontraktual dialokasikan pada kode rekening belanja pemeliharaan. 8) Biaya pemeliharaan yang dialokasikan pada belanja

pemeliharaan dapat bersifat standby, dimana dalam penggunaannya harus diawali survey untuk menentukan besaran RAB guna penentuan nilai paket pengadaannya. 9) Sejalan dengan amanat pasal 6 ayat (3) Undang-undang

Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dimana kendaraan bermotor milik pemerintah daerah ditetapkan sebagai objek pajak daerah (PKB dan BBN-KB), biaya beban pajak kendaraan dinas termasuk beban pajak untuk pengadaan kendaraan dinas baru.

10)Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri dilakukan secara selektif melalui pengendalian

frekuensi dan jumlah hari dengan menerapkan prinsip kebutuhan nyata (at cost) berpedoman pada Standarisasi Satuan Harga Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2014 serta Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 500/5961/SJ tentang Kebijakan Stabilisasi dan Pertumbuhan Ekonomi dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 910/7322/SJ tentang Penghematan Anggaran;

11)Dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas untuk kegiatan yang mengikutsertakan personil non PNS (seperti staf khusus, murid teladan, kelompok masyarakat, pengrajin UMKM) dapat menugaskan personil yang bersangkutan dengan menggunakan belanja perjalanan dinas. Tata cara penganggaran dan pelaksanaannya mengacu pada ketentuan yang berlaku.

12)Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/ masyarakat hanya diperkenankan untuk penganggaran: a) Hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau

penghargaan atas suatu prestasi; b) Biaya ganti rugi/pemindahan.

13)Penganggaran belanja pemeliharaan aset barang, infrastruktur, kontruksi pada belanja barang dan jasa;

14)Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah.

g. Belanja Modal

1) Jumlah alokasi belanja modal diupayakan 30% dari belanja daerah;

2) Belanja modal digunakan untuk menganggarkan pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah nilai aset/modal. 3) Anggaran belanja modal adalah sebesar harga

beli/bangunan aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan (dikapitalisasi).

4) Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap adalah pengeluaran pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi dan restorasi yang meliputi:

a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin, dan alat olahraga yang sama dengan atau lebih dari Rp. 1.000.000,-

b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari Rp. 10.000.000,-

c) Nilai satuan minimum aset tetap dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan

aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

5) Biaya yang dikapitalisasi dalam nilai belanja modal tersebut, antara lain:

a) Honor panitia/pejabat yang berkaitan langsung dengan proses pengadaan barang/jasa : Penguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, pejabat pembuat komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Pejabat Teknis Kegiatan/Direksi Lapangan, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Tim Teknis Khusus.

b) Biaya ATK, pengumuman lelang, penggandaan, makan minum rapat;

c) Biaya konsultan perencana dan konsultan pengawas. d) Biaya Persiapan tempat, seperti biaya pengosongan

lahan yang akan dibangun gedung/aset, biaya pengurukan/perataan tanah, biaya pensertifikatan tanah.

Sedangkan Biaya yang tidak dapat dikapitalisasi :

a) Honor Tim Survey, Sosialisasi, serta Teknis dan Administrasi;

b) Biaya penghapusan aset;

c) Biaya pemindahan kantor sementara;

d) Biaya perjalanan dinas dalam rangka proses pengadaan; e) Biaya peresmian;

f) Biaya Dokumentasi.

h. Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan non operasional. Biaya operasional mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sedangkan biaya non operasional mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.

i. Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume dan kegiatan pelayanan, dimana fleksibilitas tersebut merupakan pengeluaran yang disesuaikan dan signifikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA yang telah ditetapkan secara definitif.

C. Pembiayaan Daerah

Secara rinci kebijakan pembiayaan Kota Surakarta tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Penerimaan Pembiayaan

a. Penerimaan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) dihitung menampung sisa anggaran dari kelebihan realisasi pendapatan tahun 2013, sisa pagu pengadaan

barang/jasa serta kegiatan/proyek yang tidak dapat terserap anggarannya;

b. Penerimaan pihak ketiga dari Uang Jasa Bongkar direncanakan sesuai perkembangan perizinan reklame;

c. Penerimaan kembali kredit bergulir diasumsikan berdasarkan pada potensi pengembalian kredit bergulir dan minimal sebesar realisasi kredit bergulir tahun 2013.

2. Pengeluaran Pembiayaan

a. Penyertaan modal kepada perusahaan daerah dialokasikan berpedoman pada peraturan daerah;

b. Pembayaran utang pokok diprioritaskan pada pembayaran utang pokok yang jatuh tempo pada tahun 2014 serta tunggakan tahun-tahun sebelumnya;

c. Pemberian kredit bergulir diasumsikan minimal sebesar tahun 2013;

d. Pengembalian pihak ketiga merupakan pengembalian atas jaminan Uang Jasa Bongkar reklame.

BAB V PENUTUP

Demikianlah Kebijakan Umum APBD ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RAPBD Tahun Anggaran 2014.

Dalam dokumen KUA-PPAS 2014.rar KUA 2014 (Halaman 35-41)

Dokumen terkait