• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

5. Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga pada tahun 2016 dianggarkan Rp. 5.000.000.000,- berkurang senilai Rp. 3.712.489.600,- dari tahun

2015 yang sebesar Rp. 8.712.489.600,- dengan proporsi terhadap APBD tahun 2016 sebesar 0,08 %.

Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2015 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2015, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 54 3.2.3.2. Belanja Langsung

Belanja Langsung pada tahun 2016 dianggarkan Rp. 2.186.504.678.351,79 menurun dari anggaran tahun 2015

Rp. 3.035.963.930.400,- atau berkurang sebesar Rp. 849.459.252.048,21 27,98%, dengan proporsi terhadap APBD Tahun 2016 sebesar 34,09%.

Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memperhatikan hal - hal sebagai berikut:

1. Penganggaran belanja langsung dalam APBD digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Program dan kegiatan yang dituangkan harus memperhatikan skala prioritas dan berorientasi pada outcome serta merupakan kewenangan SKPD yang bersangkutan. Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani Renstra SKPD, SPM yang telah ditetapkan, Analisis Standar Belanja (ASB), dan standar satuan harga. ASB dan standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD. 2. Belanja Pegawai :

Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud dengan memperhatikan pemberian

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 55

Tambahan Penghasilan bagi PNSD sesuai ketentuan. Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja honorarium dan rincian obyek belanja honorarium PNSD dan Non PNSD. Pengalokasian honorarium setinggi-tingginya sesuai dengan besaran yang tercantum dalam Keputusan Gubernur tentang Standar Biaya Umum. Penganggaran biaya outsourcing maksimum sebesar yang telah dianggarkan pada Tahun 2015.

3. Barang Belanja dan Jasa :

a) Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa dengan menambahkan obyek dan rincian obyek belanja baru serta besarannya sesuai dengan Standar Biaya Umum (SBU) yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

b) Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiahpada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa sesuai kode rekening berkenaan. c) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan

kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2015.

d) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun2011, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013, yang tidak menjadi cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat menganggarkannya dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD.

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 56

e) Penganggaran belanja yang bersumber dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan dan Dukungan Biaya Operasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014.

f) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri dilakukan seefisien mungkin dan memperhatikan tingkat kepentingannya. Khusus untuk penganggaran perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri dan Peraturan Meneteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

g) Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui penerapan penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai biaya riil; 2. Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil; 3. Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil;

4. Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara lumpsum.

Standar satuan harga perjalanan dinas selanjutnya akan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 57

h) Penyediaan anggaran untuk perjalanan dinas yang mengikutsertakan non PNSD diperhitungkan dalam belanja perjalanan dinas. Tata cara penganggaran perjalanan dinas dimaksud mengacu pada ketentuan perjalanan dinas yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

i) Tidak diperkenankan untuk menganggarkan biaya pelaksanaan sosialisasi atau bimbingan teknis. Materi yang akan disampaikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan pemahaman tersebut agar diserahkan kepada Kabupaten/Kota untuk mensosialisasikannya. j) Pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dapat diikuti adalah yang

dilaksanakan oleh lembaga resmi yang dapat menerbitkan sertifikasi atas pelaksanaan diklat serta mempunyai kompetensi dan keahlian pada bidang dimaksud.

k) Beasiswa yang diberikan bagi PNS Pemerintah Provinsi dialokasikan pada Badan Kepegawaian Daerah, sedangkan alokasi beasiswa pada Belanja Tidak Langsung yang penganggaran dan proses pencairannya berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan, hanya dapat digunakan oleh Non PNS Pemerintah Provinsi.

l) Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya mempedomani Pasal 45 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Pasal 48 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

5) Belanja Modal :

a) Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memprioritaskan alokasi belanja modal pada APBD Tahun Anggaran 2016 untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang terkait dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

b) Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik daerah dan pemeliharaan barang milik daerah menggunakan dasar perencanaan kebutuhan dan pemeliharaan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 dan Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 58

Tahun 2007. Selanjutnya, untuk pengadaan barang milik daerah juga memperhatikan standar sarana dan prasarana kerja berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah.

Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung dan bangunan milik daerah mempedomani Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

Penganggaran pengadaan belanja modal

c) Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Bangunan Untuk Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari APBD.

d) Penganggaran belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

Nilai aset tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan, sesuai maksud Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 59

Dengan arah kebijakan belanja tahun 2016, perkiraan belanja Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.27.

Kerangka Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015-2016

APBD 2015 Proyeksi APBD 2016

1 3 4 5 6

2. BELANJA DAERAH 6.609.708.624.576,00 5.620.064.862.351,79 (989.643.762.224,21) (14,97) 2.1. Belanja Tidak Langsung 3.573.744.694.176,00 3.433.560.184.000,00 (140.184.510.176,00) (3,92) - Belanja Pegawai 777.044.322.960,00 854.192.736.000,00 77.148.413.040,00 9,93 - Belanja Subsidi - -

-- Belanja Hibah 1.779.951.648.616,00 1.764.350.448.000,00 (15.601.200.616,00) (0,88) - Belanja Bantuan Sosial 600.000.000,00 600.000.000,00 - -- Belanja Bagi Hasil Kepada

Prov./Kabu./Kota dan Pem. Desa 300.000.000.000,00 100.000.000.000,00

(200.000.000.000,00) (66,67) - Belanja Bantuan Keuangan

Kepada Kab./Kota dan Pem. Desa

707.436.233.000,00

709.417.000.000,00

1.980.767.000,00 0,28 - Belanja Tidak Terduga 8.712.489.600,00 5.000.000.000,00 (3.712.489.600,00) (42,61)

2.2. Belanja Langsung 3.035.963.930.400,00 2.186.504.678.351,79 (849.459.252.048,21) (27,98) - Belanja Pegawai 9.023.654.500,00 - (9.023.654.500,00) (100,00) - Belanja Barang dan Jasa 1.350.247.242.641,00 (1.350.247.242.641,00) (100,00) - Belanja Modal 1.676.693.033.259,00 (1.676.693.033.259,00) (100,00) JUMLAH BELANJA 6.609.708.624.576,00 5.620.064.862.351,79 (989.643.762.224,21) (14,97)

%

2

NO URAIAN APBD BERTAMBAH/

BERKURANG

3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Kebijakan Pembiayaan Daerah pada APBD Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2016 terkait dengan proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 25.000.000.000,-menurun dari SiLPA tahun 2015 sebesar Rp. 110.000.000.000,-.

Perkiraan Pembiayaan daerah Tahun 2015-2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 60

Tabel 3.28

Pembiayaan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015-2016

Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah

Berdasarkan uraian di muka, maka kerangka pendanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan pada APBD Tahun Anggaran 2016 dapat digambarkan dalam tabel 3.29 sebagai berikut:

APBD 2015 Proyeksi APBD 2016

3 4 5 6

PEMBIAYAAN DAERAH (583.994.012.020,00) (643.311.787.283,48) (59.317.775.263,48) 10,16 Penerimaan Pembiayaan Daerah 110.000.000.000,00 150.000.000.000,00 40.000.000.000,00 36,36

- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu

110.000.000.000,00

25.000.000.000,00 (85.000.000.000,00) (77,27)

- Piutang PKB - 125.000.000.000,00 125.000.000.000,00

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 693.994.012.020,00 793.311.787.283,48 99.317.775.263,48 14,31 - Penyertaan Modal (Investasi)

Pemerintah Daerah 60.000.000.000,00 125.000.000.000,00 65.000.000.000,00 108,33 %

2

URAIAN APBD BERTAMBAH/

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 61

Tabel 3.29. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2016

A P B D 2 0 1 5 P r oy eksi A P B D 2 0 1 6 1 3 4 5 6 1 . 7 .1 9 3 .7 0 2 .6 3 6 .5 9 6 ,0 0 6 .2 6 3 .3 7 6 .6 4 9 .6 3 5 ,2 7 ( 9 3 0 .3 2 5 .9 8 6 .9 6 0 ,7 3 ) (12,93) 1.1. 2.784.966.905.383,00 2.716.197.240.400,50 (68.769.664.982,50) (2,47) - Pajak Daerah 2.530.928.660.653,00 2.512.149.699.684,00 (18.778.960.969,00) (0,74) - Hasil Retribusi Daerah 13.495.183.575,00 15.327.584.000,00 1.832.400.425,00 13,58 - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 145.941.418.155,00 86.416.656.716,50 (59.524.761.438,50) (40,79) - Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 94.601.643.000,00 102.303.300.000,00 7.701.657.000,00 8,14 1.2. Dana Perimbangan 3.262.707.213.031,00 2.415.242.256.000,00 (847.464.957.031,00) (25,97) - Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 2.207.759.133.031,00 1.483.326.786.000,00 (724.432.347.031,00) (32,81) - Dana Alokasi Umum 985.542.760.000,00 931.915.470.000,00 (53.627.290.000,00) (5,44) - Dana Alokasi Khusus 69.405.320.000,00 (69.405.320.000,00) (100,00) 1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 1.146.028.518.182,00 1.131.937.153.234,77 (14.091.364.947,23) (1,23) - Dana BOS 1.090.947.800.000,00 1.090.947.800.000,00 -

-- Penerimaan Jamsoskes 40.989.353.234,77 40.989.353.234,77

-- Piutang PKB

-- Pendapatan Lainnya 55.080.718.182,00 (55.080.718.182,00)

-2. BELANJA DAERAH 6.609.708.624.576,00 5.620.064.862.351,79 (989.643.762.224,21) (14,97) 2.1. Belanja Tidak Langsung 3.573.744.694.176,00 3.433.560.184.000,00 (140.184.510.176,00) (3,92) - Belanja Pegawai 777.044.322.960,00 854.192.736.000,00 77.148.413.040,00 9,93 - Belanja Subsidi - -

-- Belanja Hibah 1.779.951.648.616,00 1.764.350.448.000,00 (15.601.200.616,00) (0,88) - Belanja Bantuan Sosial 600.000.000,00 600.000.000,00 - -- Belanja Bagi Hasil Kepada Prov./Kabu./Kota

dan Pem. Desa 300.000.000.000,00 100.000.000.000,00 (200.000.000.000,00) (66,67)

- Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Kab./Kota dan Pem. Desa 707.436.233.000,00 709.417.000.000,00 1.980.767.000,00 0,28 - Belanja Tidak Terduga 8.712.489.600,00 5.000.000.000,00 (3.712.489.600,00) (42,61)

2.2. Belanja Langsung 3.035.963.930.400,00 2.186.504.678.351,79 (849.459.252.048,21) (27,98)

- Belanja Pegawai 9.023.654.500,00 - (9.023.654.500,00) (100,00)

- Belanja Barang dan Jasa 1.350.247.242.641,00 (1.350.247.242.641,00) (100,00)

- Belanja Modal 1.676.693.033.259,00 (1.676.693.033.259,00) (100,00)

JUMLAH BELANJA 6.609.708.624.576,00 5.620.064.862.351,79 (989.643.762.224,21) (14,97) SURPLUS/(DEFISIT) 583.994.012.020,00 643.311.787.283,48 59.317.775.263,48 10,16 3. PEMBIAYAAN DAERAH (583.994.012.020,00) (643.311.787.283,48) (59.317.775.263,48) 10,16 3.1. Penerimaan Pembiayaan Daerah 110.000.000.000,00 150.000.000.000,00 40.000.000.000,00 36,36

- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Lalu 110.000.000.000,00 25.000.000.000,00 (85.000.000.000,00) (77,27)

- Piutang PKB - 125.000.000.000,00 125.000.000.000,00

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 110.000.000.000,00 25.000.000.000,00 (85.000.000.000,00) (77,27)

3.2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 693.994.012.020,00 793.311.787.283,48 99.317.775.263,48 14,31

- Peryertaan Modal (Investasi) Pemerintah

Daerah 60.000.000.000,00 125.000.000.000,00 65.000.000.000,00 108,33

- Pembayaran Utang Provinsi 633.994.012.020,00 668.311.787.283,48 34.317.775.263,48 5,41

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 693.994.012.020,00 793.311.787.283,48 99.317.775.263,48 14,31

%

2 P endapatan

Pendapatan Asli Daerah

NO URA IA N A P B D B ERT A M B A H /

Dokumen terkait