• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

3.2.3.1. Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 3.433.560.184.000,- menurun dari tahun 2015 yang sebesar Rp. 3.573.744.694.176,- atau berkurang sebesar Rp. 140.184.510.176,- atau

-3,92%, dengan proporsi terhadap APBD Tahun 2016 sebesar 53,54 %.

Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 48

1. Belanja Pegawai :

Belanja Pegawai pada tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp.854.192.736.000,- meningkat dari tahun 2015 yang sebesar Rp. 777.044.322.960,- atau bertambah sebesar Rp. 77.148.413.040,- naik 9,93% dari tahun 2015 dengan proporsi terhadap APBD tahun 2016 sebesar 13,32%. Penganggaran Belanja Pegawai dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD dan pemberian gaji ketiga belas.

b. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5 % (dua koma lima persen) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.

c. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2016 dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-UndangNomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

Terkait dengan hal tersebut, penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan danAnggota DPRD serta PNSD di luar cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD.

b. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 49

Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD dengan mempedomani Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 tentang Perubahan Kesembilan Atas Peraturan Pemerintah Nomor14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial.

c. Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD harus memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan peraturan Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Berdasarkan Paraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tambahan Penghasilan PNS dan CPNS di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, disebutkan bahwa Tambahan Penghasilan Pegawai dibayarkan setelah berakhirnya bulan berjalan dengan memperhatikan tingkat kehadiran.

d. Penganggaran Insentif pajak Dinas Pendapatan Daerah didasarkan pada capaian target pendapatan dan bagi UPTD yang realisasi pendapatannya tidak mencapai target maka tidak dapat dibayarkan insentif pajaknya.

e. Tunjangan guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2016 melalui dana transfer ke daerah dianggarkan dalam APBD pada jenis belanja pegawai, dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan.

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 50

2. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial

Belanja Hibah pada Tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp. 1.764.350.448.000,- berkurang sebesar Rp. 15.601.200.616,- dari

APBD Tahun 2015 yang sebesar Rp. 1.779.951.648.616.- dengan proporsi terhadap APBD Tahun 2016 sebesar 27,51%. Sedangkan Belanja Bantuan Sosial pada tahun 2016 dianggarkan sama dengan tahun 2015 sebesar Rp. 600.000.000,-.

Penganggaran Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD mempedomani peraturan Kepala Daerah yang telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan sosial.

Dalam rangka menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan daerah dibidang kemasyarakatan dan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat namun tetap secara selektif/tidak mengikat, memiliki identitas yang jelas, sesuai dengan tujuan penggunaan dan berdomisili dalam wilayah administrasi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan jumlahnya dibatasi dan dalam mekanismenya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD. Penganggaran dan pencairan hibah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan perubahannya. Penerima hibah yang belum mempertanggungjawabkan hibah yang diterimanya pada Tahun 2015, tidak dapat diberikan hibah Tahun 2016.

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 51

3.Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota:

Pada Tahun 2016 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota dianggarkan Rp. 709.417.000.000 bertambah Rp. 1.980.767.000,- dari anggaran tahun 2015 yang sebesar Rp. 707.436.233.000,- dengan proporsi terhadap APBD 2016 sebesar 11,06%. Penganggaran Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota dapat menganggarkan bantuan keuangan kepada pemerintah daerah lainnya yang didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia alokasi dananya dan/atau menerima manfaat dari penerima bantuan keuangan tersebut, sesuai kemampuan keuangan masing-masing daerah.

b. Bantuan Keuangan kepada partai politik dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, objek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian objek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan. Besaran penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman, Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran dan Laporan Pertangungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman, Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik.

c. Dari aspek teknis penganggaran, dalam APBD pemberi bantuan keuangan tersebut harus diuraikan daftar nama pemerintah daerah Kabupaten/Kota selaku penerima bantuan keuangan sebagai rincian obyek penerima bantuan keuangan sesuai kode rekening berkenaan dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 52

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam menganggarkan bantuan keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersifat umum didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal. Selain bantuan keuangan yang bersifat umum, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga memberikan bantuan keuangan yang bersifat khusus untuk membantu capaian program prioritas Pemerintah Provinsi yang dilaksanakan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota seperti program sekolah gratis dan berobat gratis serta pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan. Sedangkan bantuan keuangan yang bersifat khusus dari Pemerintah Provinsi kepada Kabupaten/Kota diarahkan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan Kabupaten/Kota. Bantuan keuangan kepada partai politik dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, objek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian objek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan.

4. Belanja Bagi Hasil

Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan Provinsi Sumatera Selatan kepada Kabupaten/Kota se-Sumatera Selatan pada APBD dilakukan setelah dilakukan penghitungan oleh oleh Dinas Pendapatan Daerah dan disesuaikan dengan rencana pendapatan pada Tahun Anggaran 2016, sedangkan pelampauan target Tahun Anggaran 2015 yang belum direalisasikan kepada Pemerintah Provinsi yang menjadi hak Kabupaten/Kota ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016. Pada Tahun 2016 Belanja Bagi Hasil dianggarkan sebesar Rp. 100.000.000.000,- dengan proporsi terhadap APBD 2016 sebesar 1,56%.

a. Penganggaran dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota harus mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tata cara penganggaran dana bagi hasil tersebut harus memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada Tahun Anggaran 2016, sedangkan pelampauan target Tahun Anggaran 2015 yang belum

RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III - 53

direalisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 atau dicantumkan dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016.

b. Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf c dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, Pemerintah kabupaten/kota menganggarkan belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota.

c. Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi untuk pemerintah kabupaten/kota dan pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dari pemerintah kabupaten/kota untuk pemerintah desa dalam APBD harus diuraikan ke dalam daftar nama pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa selaku penerima sebagai rincian obyek penerima bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah sesuai kode rekening berkenaan.

Dokumen terkait