• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belanja Transfer adalah belanja berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain

KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA

15. Belanja Transfer adalah belanja berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain

yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

Klasifikasi

16. Belanja daerah diklasifikasikan menurut: a. Urusan pemerintahan daerah

b. Organisasi

c. Program dan kegiatan; dan d. Kelompok

17. Klasifikasi kelompok akun keuangan dirinci menurut: a. Jenis;

b. Obyek; dan

c. Rincian obyek belanja

18. Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan.

19. Klasifikasi belanja menurut urusan wajib mencakup: a. Pendidikan

b. Kesehatan; c. Pekerjaan umum d. Perumahan rakyat e. Penataan ruang

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Cianjur 55

f. Perencanaan pembangunan

g. Perhubungan h. Lingkungan hidup i. Pertahanan

j. Kependudukan dan catatan sipil

k. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak l. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera

m. Sosial

n. Ketenagakerjaan

o. Koperasi dan Usaha kecil dan menengah p. Penanaman modal

q. Kebudayaan

r. Kepemudaan dan olahraga

s. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

t. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian,

u. Ketahanan pangan

v. Pemberdayaan masyarakat dan desa w. Statistik

x. Kearsipan

y. Komunikasi dan informatika z. Perpustakaan

20. Klasifikasi belanja menurut urusan pilihan mencakup : a. Pertanian

b. Kehutanan

c. Energi dan sumber daya mineral d. Pariwisata

e. Kelautan dan perikanan f. Perdagangan

g. Industri; dan h. Ketransmigrasian

21. Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan.

22. Klasifikasi belanja menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.

23. Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.

24. Klasifikasi belanja menurut kelompok terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung

25. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Cianjur 56

26. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

27. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja terdiri dari: a. Belanja pegawai

b. Belanja bunga c. Belanja subsidi d. Belanja hibah

e. Belanja bantuan social

f. Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa

g. Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan

pemerintahan desa h. Belanja tidak terduga

28. Kelompok belanja langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari : a. Belanja pegawai

b. Belanja barang dan jasa c. Belanja modal

29. Belanja barang dan jasa adalah pengeluaran anggaran untuk pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.

30. Belanja barang dan jasa dapat berupa belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parker, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas, dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultasi, dan lain-lain pengadaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis.

31. Karena adanya perbedaan klasifikasi belanja menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah yang telah dirubah beberapa kali dan terakhir dengan Permendagri No. 21 Tahun 2011 dengan yang diatur dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, maka entitas akuntansi/pelaporan harus membuat konversi untuk klasifikasi belanja yang akan dilaporkan dalam laporan muka laporan realiasi anggaran (LRA). 32. Setelah dilakukan konversi maka Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi

ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.

33. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan social, dan belanja tak terduga.

34. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberikan manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial.

35. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan Aset Tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, aset tak berwujud.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Cianjur 57

36. Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana social, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelanggaraan kewenangan pemerintah daerah.

37. Klasisifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja) adalah sebagai berikut : a. Belanja operasi: 1) Belanja pegawai 2) Belanja Barang 3) Bunga 4) Subsidi 5) Hibah 6) Bantuan Sosial b. Belanja Modal:

1) Belanja Aset Tetap 2) Belanja Aset Lainnya c. Belanja Lain-lain/tak terduga d. Transfer

38. Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari pemerintah daerah ke entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.

39. Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran (SKPD). Klasifikasi belanja menurut organisasi di Pemerintah Daerah antara lain belanja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Sekretariat Daerah pemerintah kabupaten cianjur, Dinas Pemrintah Kabupaten Cianjur, dan Lembaga teknis daerah Kabupaten Cianjur. 40. Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi

utama pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 41. Contoh klasifikasi belanja menurut fungsi sebagai berikut :

Belanja:

 Pelayanan umum  Pertahanan

 Ketertiban dan keamanan  Ekonomi

 Perlindungan Lingkungan hidup  Perumahan dan permukiman  Kesehatan

 Pariwisata dan budaya  Agama

 Pendidikan

 Perlindungan sosial B. PENGAKUAN

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Cianjur 58

a. Terjadinya pengeluaran dari RKUD.

b. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan dengan terbitnya SP2D GU atau SP2D Nihil.

c. Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran.

d. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos pendapatan lain-lain LRA.

Pengakuan Akuntansi Atas Belanja Barang Pakai Habis dan Belanja Modal 43. Suatu pengeluaran belanja akan diperlakukan sebagai belanja modal (nantinya

akan menjadi Aset Tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut: a. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan;

b. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual;

c. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut melebih batasan minimal kapitalisasi Aset Tetap yang telah ditetapkan.

44. Belanja modal dianggarkan sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut dapat digunakan.

45. Pengadaan barang berupa Aset Tetap yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa sebesar harga beli/bangun barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/jasa sampai siap diserahkan.

Perlakuan Akuntansi Belanja Pemeliharaan

46. Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi Aset Tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :

a. Manfaat ekonomi atas berangkat atas barang/Aset Tetap yang dipelihara:  Bertambah ekonomis/efisien, dan/atau

 Bertambah umur ekonomis, dan/atau  Bertambah volume, dan/atau

 Bertambah kapasitas produksi, dan/atau

b. Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/Aset Tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi Aset Tetap yang telah ditetapkan.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Cianjur 59

C. PENGUKURAN

47. Pengukuran belanja berdasarkan realisasi klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran.

48. Pengukuran belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan diukur berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen pengeluaran yang sah.

D. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

49. Belanja disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sesuai dengan klasifikasi ekonomi, yaitu:

a. Belanja Operasi; b. Belanja Modal;

c. Belanja Tak Terduga;

dan dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

50. Belanja disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila pengeluaran kas atas belanja dalam mata uang asing, maka pengeluaran tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.

51. Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja, antara lain :

a. Pengeluaran belanja tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran,

b. Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya anggaran belanja daerah,

c. Konversi yang dilakukan akibat perbedaan klasifikasi belanja yang didasarkan pada Permendagri No. 21 tahun 2011 tentang perubahan atas permendagri 13 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah, dengan yang didasarkan pada PP NO. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Cianjur 60

BAB VI