• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.8. Sistem Perawatan Bahan Pustaka Monograf

3.7.1.5. Bencana Alam

Bencana alam seperti kebanjiran, gempa bumi, kebakaran dan kerusuhan merupakan hal yang sukar untuk dielakkan. Bencana ini dapat memusnahkan bahan pustaka dalam waktu yang sesingkat mungkin. Sejauh ini kerusakan bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi yang disebabkan akibat bencana alam belum pernah terjadi sama sekali.

Seandainya apabila terjadi banjir bahan pustaka/koleksinya tidak terkena bencana tersebut sebab koleksi sirkulasi umum seluruhnya terletak dilantai 2 (dua).

3.7.2 Kerusakan Secara Langsung dan Tidak Langsung

Faktor penyebab yang besar pengaruhnya bagi kerusakan bahan pustaka adalah manusia. Faktor secara langsung yang menyebabkan bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi rusak adalah :

a. Salah penanganan yaitu pada saat shelving (penyususnan)

b. Pengguna/peminjam buku sering sekali membaca buku sambil makan- makanan yang berminyak

c. Pemakaian yang berlebihan d. Kesalahan dalam penyimpanan.

Dan faktor secara tidak langsung yang menyebabkan bahan pustaka rusak yaitu: a. Kualitas kertas yang tidak bebas dari senyawa–senyawa asam dan lignin

(zat yang banyak terkandung dari serat kayu)

b. Tinta yang dipakai untuk menulis menganung zat besi, yang menyebabkan kertas sering berubah warna.

3.8 Sistem Perawatan Bahan Pustaka Monograf

Sistem perawatan bahan pustaka monograf pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi telah dilakukan dengan baik sesuai dengan proses dan standard perawatan yang dilakukan pada umumnya perpustakaan–perpustakaan umum lainnya. Sistem perawatan dilakukan mulai dari proses penyiangan buku rusak yang hendak diperbaiki kemudian dibawa kebagian perawatan untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan.

Setelah bahan pustaka selesai diperiksa, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan inventarisasi buku yang rusak kedalam buku induk yang telah disediakan oleh bagian perawatan itu sendiri, selesai di inventarisasi, bahan pustaka dilakukan perawatan mulai dari jenis kerusakannya.

Adapun kegiatan yang dilakukan di bagian perawatan ini adalah penjilidan, penyampulan, penambalan, mengganti halaman yang rusak dan masih mengganti barcode buku yang rusak, masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan

dalam perawatan bahan pustaka agar informasi yang terdapat pada bahan pustaka tersebut tidak sirna. Setelah selesai dilakukan perawatan pada bagian kerusakan tertentu, kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah penyusunan buku kedalam rak sesuai nomor klasifikasinya (shelving).

Perawatan bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi bertujuan agar bahan pustaka yang ada pada perpustakaan tersebut tidak cepat musnah dan dikarenakan jumlah eksemplar yang tidak banyak dan pengguna banyak yang akan meminjam maka haruslah dilakukan perawatan

Penulis akan memaparkan lebih lengkap proses perawatan bahan pustaka yang dilakukan oleh pustakawan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

3.8.1 Perbersihan Noda

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi melakukan pembersihan noda pada bahan pustaka agar bahan pustaka tetap bersih dan terawat. Noda yang terdapat pada bahan pustaka di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi adalah debu. Namum debu yang terdapat pada perpustakaan tersebut tidak terlalu banyak, karena pustakawan secara rutin menjaga dan melakukan pembersihan, apabila terdapat abu pada perpustakaan tersebut pustakawan langsung melakukan tindakan untuk membersihkan noda abu tersebut dengan menggunakan alat sebagai berikut:

a. Dengan menggunakan kuas, kemonceng dan bubuk penghapus yaitu dengan menyapukan kuas lembut tersebut kepermukaan bahan pustaka yang kotor kemudian menuangkan bubuk penghapus lalu disapukan pelan-pelan.

b. Menggunakan penghapus karet yang lembut, pustakawannya selalu menggunakan penghapus yang berwarna putih/terang agar kotoran lengket dan dapat disapukan dengan menggunakan kuas. Perpustakaan tersebut tidak menggunakan vacum cleaner karena abunya tidak terlalu

banyak dan karena perpustakaannya menggunakan AC jadi abu jarang terdapat pada perpustakan tersebut.

3.8.2 Perbaikan (Restorasi)

Perbaikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar bahan pustaka maupun arsip yang terdapat pada perpustakaan tidak musnah, kita ketahui secara jelas bahwa bahan pustaka baik berupa buku, naskah maupun dokumen mempunyai arti yang sangat besar sebagai warisan seni, pendidikan, sejarah dan kebudayaan.

Perbaikan yang dilakukan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dengan melakukan penambalan pada halaman yang rusak, buku yang tidak memiliki bardcode diganti dengan yang baru, sampul yang rusak atau koyak diganti dengan menggunakan sampul yang baru, merekatkan kembali punggung-punggung buku yang rusak dan melakukan penjilidan.

3.8.2.1 Penjilidan

Menurut Cockerell (1968) buku dijilid agar halamannya tersusun menurut urutan yang seharusnya dan untuk melindungi buku tersebut. Seperti yang kita ketahui bahan pustaka yang sudah rusak seperti isi buku, lem atau jahitan yang lepas, sampul yang sudah lepas dapat diperbaiki dengan mereperasi atau menjilid kembali, penjilidan kembali dimaksudkan agar memperbaiki bentuk fisik, sekaligus mempertahankan informasi yang terdapat di dalamnya. Penjilidan memiliki keuntungan yang sangat baik, yaitu bahan pustaka menjadi kuat dan tahan lama. Adapun perlengkapan dan bahan yang digunakan untuk penjilidan yaitu: Alat: a. Pisau b. Penampat (palu) c. Pelubang (pusat) d. Gunting e. Tulang pelipat f. Penggaris besi g. Kuas h. Gergaji

i. Jarum j. Penampat press k. Mesin potong Bahan : a. Kertas b. Karton keras c. Kain kassa

d. Bahan perekat (lem) e. Benang

f. Kawat jahit g. Linnen.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan, sistem penjilidan yang dilakukan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi sangatlah baik, pustakawan melakukan penjilidan terhadap bahan pustaka yang punggung bahan pustaka tersebut mengalami kepatahan dan kerusakan, bahan pustaka terbitan berseri seperti majalah yang terbit setiap minggu dan bulanan yang sudah lewat dari edisi disimpan dan diurutkan berdasarkan edisi terbit, lalu pustakawannya melakukan penjilidan.

Mereka melakukan langkah penjilidan sama seperti yang dilakukan oleh perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Yaitu terbitan berseri/majalah di jadikan satu, sampul depan dan belakangnya di lepas untuk dijadikan sampul, kemudian punggung majalah tersebut disayat sayat dengan menggunakan pisau/cutter, di lem dengan menggunakan lem perekat dan punggung yang di sayat, dibungkus dengan menggunakan kain kassa, diolesi lem agar jilidannya kuat, kemudian bahan pustakanya di timpa dengan menggunakan benda berat agar lemnya menyatu, setelah kering dilakukan pembuatan sampul yang dilapisi dengan kertas kain linnen serta di atasnya ditempelkan salah satu cover majalah, Seperti inilah kegiatan penjilidan yang dilakuan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

3.8.2.2 Penyampulan

Kegiatan penyampulan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan dalam melindungi bahan pustaka agar terhindar dari kehancuran

terdapat pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi, belum seluruhnya dilakukan penyampulan. Sementara penyampulan merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan secara baik dengan tujuan bahan pustaka agar dapat terjaga keawetannya. Dalam hal ini pustakawan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi harus memperhatikan dan melakukan penyampulan terhadap bahan pustaka yang terdapat pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

3.8.3. Menambal Kertas

Menambal adalah menutup bagian bahan pustaka yang berlubang dengan kertas jepang, tissue berpekat dan bubur kertas yang digunakan adalah campuran kertas kanji dengan CMC atau MC.

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dalam hal menambal bahan pustaka yang berlubang yaitu menggunakan cara yang sangat mudah yaitu hanya dengan menutup lubang/menambal kertas dengan menggunakan campuran kertas dan lem, kertas harus disesuaikan warnanya dengan bahan pustaka yang berlubang. Ini merupakan cara yang mudah dilakukan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi, karena tidak sering bahan pustaka yang terdapat pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi mengalami kerusakan yang vatal sampai berlubang. Apabila dijumpai hal seperti ini hanya sebagian saja yaitu pada bahan pustaka yang sudah lapuk dan jarang digunakan.

3.8.4 Menyambung

Menyambung merupakan kegiatan untuk merekatkan bagian bahan pustaka yang sobek atau lepas dan patah akibat lipatan, menyambung biasanya dilakukan dengan memperkuat punggung buku ataupun sampul buku yang patah dengan menggunakan potongan kertas dari jenis tertentu agar bagian yang sobek dan patah tidak bertambah lebar. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis, penulis mengamati bahwa penyambungan bahan pustaka yang lepas dan patah pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi hanya dilakukan dengan menggunakan selotif tipis berwarna putih secara timbal

balik dilapisi dengan kertas yang disesuaikan dengan ukuran dan warnanya. Kemudian ditimpa dengan benda berat agar selotifnya menyatu dan tidak cepat lepas. Kalau memang kerusakannya harus dilakukan menyampulan maka buku tersebut dilakukan penyampulan.

3.8.5. EnkapSulasi

Enkapsulasi adalah salah satu cara yag dilakukan untuk melindungi kertas dari kerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur, pengaruh asam karena dimakan serangga, kesalahan penyimpanan dan sebagainya.

Pada umumnya kertas yang akan dienkapsulasi adalah berupa kertas lembaran seperti naskah kuno, peta, poster dan sebagainya yang umumnya sudah rapuh, kegiatan enkapsulasi merupakan kegiatan yang mirip dengan menempatkan bahan pustaka pada amplop yang terbuat dari plastik, tetapi dalam kegiatan enkapsulasi tidak ada udara di dalamya seperti pada amplop. Enkapsulasi juga dilakukan pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing tinggi, adapun bahan pustaka yang dienkapulasi adalah sertifikat penting dan bahan pustaka lainnya. Namum seperti yang kita ketahui secara umum plastik enkapsulasi yang digunakan adalah sebagian besar yaitu plastik untuk menjilid buku. Dan plastik seperti itulah yang digunakan dalam enkapsulasi di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

3.8.6 Laminasi

Laminasi merupakan kegiatan melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi awet dan terjaga. Prosesnya yaitu dilapisi dengan plastik atau kertas cromton atau kertas pelapis lainnya, kegiatan laminasi dilakukan dengan tujuan agar bahan pustaka tersebut tidak cepat hancur, terhindar dari debu dan menahan polusi udara agar tidak menempel di bahan pustaka. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis, laminating yang telah dilakukan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dengan menggunakan mesin panas yaitu menggunakan kertas cromton untuk melapisi kedua permukaan bahan pustaka. Adapun bahan pustaka yang dilaminasi

Dalam hal ini sebenarnya laminasi dan enkapsulasi hampir sama tetapi yang menjadi perbedaannya adalah, laminasi adalah bahan pustakanya menempel dengan pembungkusnya dan umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin, yang menjadi kelemahannya adalah apabila bahan pustaka telah di laminasi tidak dapat lagi dibuka, dan kelebihannya adalah sangat terjamin perlindungannya, namun enkapsulasi bahan pustakanya hanya dikait dengan plastik pembungkus dengan menggunakan lem doble slotip dan kelebihannya bahan pustakanya dapat dibuka.

3.8.7. Alih Bentuk

Alih bentuk ke media lain misalnya dengan mikrofilm/mikrofis merupakan usaha lain dalam melestarikan koleksi. Bahan pustaka yang terbuat dari jenis yang kurang baik dapat segera di filmkan untuk melestarikan informasinya serta mempermudah pemakaian dan penyebarannya. Pemakai cukup menggunakan copy filmnya sehingga bahan aslinya dapat dilestarikan yang bernilai historis tinggi, sebaiknya dapat pula segera dikeluarkan dari koleksi bila bernilai historis tinggi, dalam hal ini informasi lebih bernilai tinggi dibanding nilai historis fisik dokumen tersebut.

Pemakaian teknologi baru terutama dalam image processing akan lebih banyak menolong pelestarian koleksi. Namun yang pasti dengan mulai dipakainya media baru hasil teknologi, berarti pula media tersebut perlu penanganan secara tepat seperti kertas. Agar kelestariaannya dapat dipertahankan, dalam hal ini kembali pustakawan dan petugas arsip dituntut agar dapat memahami dan menangani teknologi baru dengan benar.

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dalam mengalih bentukkan bahan pustaka dari bentuk kertas menjadi bentuk elektronik

belum secara keseluruhan dilakukan, seperti perpustakaan umum lainnya, Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan pengalih bentukannya

hanya dilakukan pada karya ilmiah dan bahan pustaka yang mahal, seperti bidang kedokteran dimana pada saat pembelian buku telah terdapat backupnya dalam bentuk DVD, dan beberapa bentuk elektronik skripsi dan kertas karya mahasiswa yang telah melakukan observasi pada kantor perpustakaan tersebut, dan arsip yang

dianggap penting oleh pustakawan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi mereka hanya mengalih bentukkan kedalam DVD dan backup data di komputer, seperti hasil laporan rapat dan pertemuan– pertemuan, profil perpustakaan, inventarisasi, dan data data pelatihan perpustakaan yang dianggap sebagai dokumentasi, karena dalam hal ini dokumentasi juga merupakan bahan pustaka yang dianggap sebagai sumber informasi.

3.8.8 Mengganti Halaman Robek

Mengganti halaman yang rusak berarti sama dengan melakukan revisi ulang terhadap isi fisik dari bahan pustakanya, pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi melakukan kegiatan mengganti halaman yang robek hanya dilakukan pada sampul buku yang mengalami kerusakan saja, yaitu dengan menge print judul ataupun isi yang robek dan menempelkannya persis seperti lembaran yang robek.

3.9 Fumigasi

Proses fumigasi adalah suatu proses dimana bahan pustaka dilakukan pengasapan dengan uap gas yang beracun untuk membasmi serangga ataupun jamur yang akan menyerang bahan pustaka. Kegiatan fumigasi pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dilakukan oleh pustakawan perpustakaan itu sendiri yaitu dengan menyemprotkan gas beracun tersebut, kegiatan fumigasi ini dilakukan setiap setahun sekali dan pustakawan mengambil waktu libur untuk fumigasi agar tidak mengganggu kegiatan pelayanan pada perpustakaan. Selain fumigasi untuk menghindari jamur dan serangga pustakawan, juga menggunakan bagus kapur ajaib sebagai anti serangga di setiap sela rak buku dengan menggariskannya disela-sela rak buku dan sudut- sudut dinding.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor penyebab kerusakan bahan pustaka monograf pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut:

a. Adapun yang menjadi faktor penyebab kerusakan bahan pustaka pada Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi adalah pada umumnya sebagain besar disebabkan oleh faktor manusia .

b. Faktor Secara sengaja dan tidak sengaja, pengguan bahan pustaka tidak dapat menjaga dan merawat bahan pusaka yang telah dipinjam dengan baik, kualitas kertas dan frekuensi penggunaan bahan pustaka yang tinggi dan kesalahan dalam penyimpanan.

c. Pencemaran Udara yaitu asap/gas kendaraan yang masuk dari sela dan ventilasi udara, dimana hal ini disebabkan karena gedung perpustakaan di pinggir jalan raya.

2. Sistem perawatan bahan pustaka yang dilakukan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi adalah pembersihan noda dengan menggunakan alat dan bahan tertentu yaitu menggunakan kuas, kemonceng dan bubuk penghapus.

a. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi melakukan perawatan dengan pembersihan noda pada bahan pustaka agar bahan pustaka tetap bersih dan terawat dengan menggunakan kuas, kemonceng dan bubuk penghapus kemonceng, dan menggunakan penghapus karet yang lembut dan bubuk penghapus. b. Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing

Tinggi perbaikan yang dilakukan dengan melakukan penambalan pada halaman yang rusak, buku yang tidak memiliki bardcode akan

diganti, sampul yang rusak atau koyak maka diganti dengan menggunakan sampul yang baru, dan merekatkan kembali punggung-punggung buku yang rusak dan melakukan penjilidan. c. Pustakawan melakukan penjilidan terhadap bahan pustaka yang

punggung bahan pustaka tersebut mengalami kepatahan dan kerusakan, bahan pustaka terbitan berseri seperti majalah yang terbit setiap minggu dan bulanan yang sudah tidak termaksud edisi lagi disimpan dan diurutkan berdasarkn edisi terbit, lalu pustakawan nya melakukan penjilidan.

d. Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi melakukan perawatan dalam hal menambal bahan pustaka yang berlubang, yaitu menggunakan cara yang sangat mudah yaitu hanya dengan menutup lubang/menambal kertas dengan menggunakan canpuran kertas dan lem, dan kertas harus disesuaikan warnanya dengan bahan pustaka yang berlubang kegiatan seperti ini dapat dikatakan perlindungan terhadap arsip.

e. Enkapsulasi pada sertifikat penting dan bahan pustaka lainnya, namum seperti yang kita ketahui secara umum plastik enkapsulasi yang digunakan adalah sebagian besar plastik untuk menjilid buku. f. Laminating yaitu dengan menggunakan mesin panas yaitu

menggunakan kertas cromton untuk melapisi kedua bahan pustaka, adapun bahan pustaka yang dilaminasi adalah sertivikat penting, peta dan bahan pustaka penting lainnya.

g. Fumigasi menyemprotkan gas beracun, kegiatan fumigant ini dilakukan setiap setahun sekali dan pustakawan mengambil waktu libur untuk fumigasi tersebut agar tidak mengganggu kegiatan pelayanan pada perpustakaan tersebut. Selain fumigasi untuk menghindari jamur dan serangga pustakawan juga menggunakan bagus kapur ajaib sebagai anti serangga disetiap sela rak buku degan menggariskannya.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

a. Dalam menjaga kelestarian bahan pustaka yang terdapat pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi sebaiknya perpustakaan mengalokasikan anggaran dana dalam membeli sampul plastik untuk menyampul semua koleksi/bahan pustaka yang terdapat pada perpustakaan tersebut.

b. Dalam menghindari kerusakan yang fatal terhadap koleksi bahan pustaka pada Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi perlu dibuat CC TV pemantau.

c. Sebaiknya Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi menyediakan jasa layanan foto copy, sehingga pengguna perpustakaan tersebut jikalau hendak memfoto copy bahan pustaka tidak harus keluar.

d. Dalam mencegah terjadinya kerusakan bahan pustaka sebaiknya dibuat peraturan tertulis kecil pada setiap lembaran dibalik sampul yang menyentuh hati pengguna agar mendapat kesadaran untuk tidak merusak bahan pustaka.

e. Dalam mencegah terjadinya kerusakan pada tiap lembaran bahan pustaka, pustakawan hendaknya lebih memantau secara giat agar tidak banyak bahan pustaka yang lembarannya koyak dan dicoret coret oleh pengguna.

DAFTAR PUSTAKA

Blasius, Sudarso. 2006 Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan. Medan : USU Press

USU Press, 2008. Pustaha Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Medan : USU Press

Martoadmodjo, Karmidi. 1993 Pelestarian Bahan Pustaka: Jakarta. Perpustakaan terbuka

Perpustakaan Nasional RI, 1992 Pedoman Perawatan dan Pemeliharaan Fasilitas Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Perpustakaan Nasional RI, 1995 Petunjuk Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Siregar, Ridwan .2004. Perpustakaan Energi Membangun Bangsa. Medan : USU Press

Sudarsono, Blasius. 2006 Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Yusup, Pahit M. 2009. Ilmu Informasi Komunikas dan Kepustakaan. Jakarta : Bumi Aksara

Zed, Mestika. 2004 Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Zen, Zulfikar. 2006 Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto

Zen, Zulkarnaen. 2006 Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto

http:// kelembagaanfiles.pnri.go.id  

http://perpustakaanilmu.blogspot.com/2009/mengenal jenis-jenis bahan

Dokumen terkait