• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Bencana

1. Definisi Bencana

Undang-undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dikemukakan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh fakor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Menurut United Nation Development Program (dalam ramli 2010:17) bencana adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang secara merugikan mempengaruhi kebutuhan manusia, harta benda atau aktivitas serta pada tingkat menimbulkan bencana.

Bencana adalah kejadian dimana sumber daya, personal atau material yang tersedia di daerah bencana tidak dapat mengendalikan kejadian luar biasa yang dapat mengancam nyawa atau sumber daya fisik dan lingkungan (Ramli, 2010:17).

Definisi lain merupakan International Strategy For Disaster

Reduction (UNISDR) adalah :

“A serious disruption of the functioning of a community or a society causing widespread human, material, economi or environmental lossed which exceed the ability of the affected community /society to

cope using its own resources”.

Atau:

“Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat,

sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui

kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri” (Nurjanah, 2011: 10-11).

2. Faktor Penyebab Terjadinya Bencana

Menurut Eko Teguh Paripurno, sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman (Nurjanah, 2011;22) :

a. Sumber ancaman klimatologis, adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim, dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan, tinggi dan derasnya ombak di pantai, arah angin, serta beberapa kejadian alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca. Contoh: banjir, kekeringan, taifun, petir, abrasi pantai, dan badai.

b. Sumber ancaman geologis, yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi, baik berupa pergerakan lempeng bumi, bentuk dan rupa bumi, jenis dan materi penyusunan bumi, adalah beberapa contoh kondisi dan dinamika bumi. Contoh: letusan Gunung api, gempa bumi, tsunami, dan tanah longsor. c. Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi, adalah sumber

ancaman akibat adanya kegagalan teknologi maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri, pembuangan limbah, polusi yang ditimbulkan, atau dapat pula akibat proses persiapan produksi. Contoh: kebocoran reaktor nuklir, pencemaran limbah, dan semburan lumpur.

d. Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman. Perilaku atau ulah manusia, baik dalam pengelolaan lingkungan, perebutan sumberdaya, permasalahan ras dan kepentingan lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman. Contoh: konflik bersenjata dan penggusuran.

3. Bencana Gempa Bumi a. Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang diakibatkan oleh pergeseran/pergerakan pada bagian dalam bumi (kerak bumi) secara tiba-tiba (BNPB, 2011: 5). Purwanto (2008:5) gempa bumi adalah suatu istilah khusus ilmu kebumian atau geologi yang berarti peristiwa alam yang berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam bumi. Gempa yang memliki kekuatan besar dapat merusak gedung, rumah, jembatan, jalan dan sarana sarana lain.

b. Proses Terjadinya Gempa bumi

Sebagian besar gempa bumi disebabkan dari perlepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu gempa bumi akan terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di

perbatasan lempengan komprehensial dan translasional. Gempa bumi kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam dan mangalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 Km. (Suharjanto 2013:2).

c. Gelombang Gempa

Gelombang Gempa adalah gelombang suara yang merambat melalui inti bumi atau media elastis lainnya, merupakan energi akustik frekuensi rendah. Gelombang gempa diukur dengan seismograf (Suharjanto 2013:19). Secara umum gelombang energi gempa dapat dibedakan menjadi gelombang bodi (body waves) yaitu gelombang yang menjalar di dalam bumi dan gelombang permukaan (surface waves ) yaitu gelombang yang menjalar pada lapisan permukaan tanah (Pawirodikromo,2012:155) . Gelombang dalam tanah (body waves) terdiri dari dua macam gelombang, yaitu: 1) Gelombang Primer (P-wave) adalah gelombang bodi atau yang

menjalar dalam bodi bumi yang mempunyai kecepatan paling tinggi. Kadang-kadang dinamai longitudinal wave (gelombang longitudinal). Sifat dari gelombang primer ini adalah: 1) gerakan partikel searah dengan rambatan gelombang, sehingga elemen batuan kadang mapat dan merenggang. 2) gelombang primer dapat merambat pada media solid, sair (air , magma) dan

gas atau udara. 3) gelombang primer mempunyai kecepatan tertinggi dibanding dengan gelombang-gelombang yang lain. 2) Gelombang Sekunder (S-wave) adalah gelombang bodi yang

lebih lambat. Gelombang ini kadang-kadang juga disebut sebagai tranverse wave. Hal ini terjadi karena arah gerakan partikel akan tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang. Sifat-sifat dari gelombang ini adalah: 1) menimbulkan efek geser. 2) gerakan partikel tegak-lurus terhadap rambatan gelombang. 3) gelombang geser tidak dapat merambat pada zat cair.

Gelombang permukaan (surface waves) ada 2 jenis yaitu gelombang Rayleigh (Rayleigh wave) dan love wave.

1) Gelombang Rayleigh adalah rambatan gelombang yang menyerupai gelombang lautan (mengulang) dan mempunyai efek gerakan baik vertikal maupun horizontal. Gelombang ini dinamai reyleigh wave karena gelombang ini ditemukan atas kerja keras Jon William Struy dan Lord Rayleigh melalui permodelan matematika pada tahun 1885.

2) Gelombang Love adalah gelombang permukaan yang menyebabkan lingkaran geser tanah. Gelombang ini biasanya merambat sedikit lebih lambat dari pada gelombang Reylight, d. Klasifikasi Gempa Bumi

Kejadian Gempa Bumi tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana lokasinya, akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapat dilakukan bila terdapat cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat gempa tersebut. Klasifikasi gempa dalam antara lain:

1) Berdasarkan Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya gempa dibedakan menjadi empat yaitu: gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan, dan gempa ledakan (pawirodikromo, 2012: 104)

a) Gempa tektonik yaitu gempa yang umumnya paling besar dibandingkan dengan jenis gempa-gempa yang lain. Gempa bumi jenis ini erat sekali hubungannya dengan aktifitas lempeng tektonik baik skala regional maupun global. b) Gempa vulkanik terjadi karena adanya aktivfitas vulkanik

yaitu proses keluarnya magma yang tidak lancar, sehingga dapat menyebabkan ledakan, oleh karena itu gempa vulkanik berhubungan dengan kegiatan ledakan gunung berapi, mulai dari ledakan cukup kecil maupun besar.

c) Gempa runtuhan yaitu gempa yang di sebabkan oleh runtuhnya bagian gua.

d) Gempa ledakan yaitu gempa yang di sebabkan karena adanya ledakan yang sangat besar di dalam tanah misalnya percobaan ledakan nuklir di bawah tanah.

2) Berdasarkan Episenter

Episenter adalah tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang tepat di atas hiposentrum. Pusat gempa di permukaan bumi. Berdasarkan episenternya gempa dibendakan menjadi dua yaitu: gempa sentral dan gempa linier. Gempa sentral adalah gempa yang episenternya titik. Sedangkan gempa linier adalah gempa yang episenternya garis. Berdasarkan jarak episcenternya gempa dibedakan menjadi 3 yaitu: 1) Gempa lokal, yaitu gempa yang jarak episenternya kurang dari 10000 km. 2) Gempa jauh, yaitu gempa yang jarak episcenternya sekitar 10000 km. 3) Gempa sangat jauh, yaitu gempa yang epicenternya lebih dari 10000 km.

3) Berdasarkan Kedalaman Hypocenter

Hypocenter adalah pusat gempa yang berada di dalam bumi. Gempa bumi berdasarkan Hypocenter ada 3 yaitu: gempa dalam, gempa menengah dan gempa dangkal. Gempa dalam yaitu gempa yang kedalaman hypocenter lebih dari 300 Km. Gempa menengah yaitu gempa yang kedalamann hypocenternya antara 100-300 KM. Sedangkan gempa dangkal adalah gempa yang kedalaman hypocenternya kurang dari 100 KM

e. Skala Kekuatan Gempa Bumi 1) Skala Richter

Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum yang diukur dalam suatu micrometer dari rekaman gempa oleh instrument pengukur gempa (seismometer). Untuk memudahkan dalam menentukan kekuatan gempa tanpa melakukan perhitungan sistematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana. Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang direkam oleh seismometer (dalam mm) dan beda waktu tempuh antara gelombang P dan gelombang S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam km) (Suharjanto 2013:25).

Skala Richter (SR) hanya cocok dipakai untuk gempa- gempa yang magnetudonya di bawah 6,0. Di atas magnetudo itu, perhitungan dengan teknik Richter menjadi tidak respresentatif. Perlu diingat bahwa perhitungan magnetudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter. Kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnetudo gempa karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan Sehingga bisa terjadi perbedaan besarnya magnetudo gempa yang dikeluarkan oleh berbagai instansi (Suharjanto 2013:25).

Skala Richter menunjukkan besarnya energi yang dibebaskan pada pusat gempa. Skala ini dimulai dari angka satu sampai sembilan. Skala Richter menunjukkan besarnya energi

yang dibebaskan pada pusat gempa. Skala tersebut adalah sebagaimana tersebut di bawah ini.

Tabel 2.1. Dampak yang Ditimbulkan Gempa Dalam SR (Skala Ricter)

Skala Ricter (SR)

Keterangan/ klasifikasi umum (terjadi di darat)

< 2.0 Goncangan kecil, tidak terasa

2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat 3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang

menimbulkan kerusakan

4.0-4.9 Dapat diketahui dari getarannnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.

5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumnya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik.

6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 Km

7.0-7.9 Dapat menyebabkan serius dalam area yang lebih luas

8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam ratusan mil

9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil .10.0 Belum pernah terekam

Sumber: Suharjanto (2013:26) 2). Skala Mercalli

Selain SR, juga dikenal sistem perhitungan kekuatan gempa yang lain, yaitu skala Mercalli, yang diciptakan oleh Giuseppe Mercalli. Skala Mercalli terbagi atas 12 pecahan berdasarkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Karena itu skala Mercalli sangat subjektif dan kurang tepat untuk perhitungan magnetudo suatu gempa. Skala Mercalli dimodifikasi pada tahun 1931 oleh Hary Wood dan Frank Neumann. Skala

modifikasi Intensitas Mercalli menunjukan gempa bumi yang masih berdasar pada kerusakan yang disebabkan oleh gempa. Satuan ukuran skala Modifikasi Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah ini (Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Dampak yang Ditimbulkan Gempa dalam Skala Marcalli Kekuatan

MMI Intensitas yang Dirasakan I Tidak dirasakan.

II Dirasakan orang yang diam di lantai atas gedung tinggi.

III Terasa di dalam rumah.

IV Getaran seperti truk berat yang lewat. Pintu, jendela kaca, gelas berdenting, piring bergemeretuk

V Terasa di luar rumah. Orang tidur terbangun. Air atau cairan berguncang, bahkan sedikit tumpah. VI Dirasakan oleh semua orang. Orang takut dan keluar

rumah. Lukisan yang tergantung dapat terjatuh. Plester dan pasangan batu yang lemah retak-retak. VII Orang sulit berdiri. Dirasakan oleh pengemudi jalan.

Benda-benda yang tergantung terayun kencang. Pasangan batu bata, pasangan batu yang lemah runtuh. Gelombang terjadi di kolam.

VIII Kerusakan pada pasangan batu yang cukup kuat, sebagian bangunan runtuh. Beberapa kerusakan pada pondasi batu bertulang. Dahan-dahan patah dan berjatuhan.

IX Kepanikan besar. Konstruksi batu yang lemah hancur, kebanyakan rusak berat. Sebagian konstruksi batu yang diperkuat rusak berat. Kerusakan serius pada reservoir.

X Kebanyakan struktur rangka dan pasangan batu hancur bersama pondasinya. Sebagian struktur kayu yang kokoh hancur. Kerusakan berat terjadi pada bendungan dan tanggul. Rel kereta bengkok ringan. XI Rel kereta bengkok berat, jalur pipa bawah tanah

rusak berat.

Kekuatan

MMI Intensitas yang Dirasakan pindah tempat. Ketinggian dan garis tempat terdistorsi. Benda-benda terbang ke udara. Sumber: Purwanto (2008: 19)

f. Dampak Gempa Bumi

Dampak dari gempa bumi dapat dibedakan menjadi dua (Pawirodikromo, 2012:51), yaitu:

1) Dampak langsung, dampak langsung yang dimaksud adalah kerusakan struktur tanah ataupun kerusakan sesuatu di atas tanah. Kerusakan-kerusakan itu diantaranya adalah sebagai berikut: a) likuifaksi. b) penurunan tanah. c) tanah longsor d) retakan permukaan tanah. e) kerusakan bangunan.

2) Dampak tidak langsung, Law dan Wang (dalam pawirodikromo, 2012: 55) mengatakan bahwa yang dimaksud efek tidak langsung adalah yang diakibatkan oleh kondisi situs dan kondisi tanah yang mana kerusakan bangunan diperparah oleh peristiwa dari prograsi gelombang gempa.

Dokumen terkait