• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA MELALUI MEDIA BUKLET KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMA NEGERI 1 KEDUNGREJA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA MELALUI MEDIA BUKLET KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMA NEGERI 1 KEDUNGREJA TAHUN 2014"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

i HALAMAN JUDUL

PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA MELALUI

MEDIA BUKLET KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA

BUMI DI SMA NEGERI 1 KEDUNGREJA TAHUN 2014

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Sugeng Riyadi

3201410080

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 13 Mei 2015

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Dewi Liesnoor S, M.Si NIP. 19620 81119 88032 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu Tanggal : 13 Mei 2015

Penguji I

Dr. Tjaturahono Budi S, M.Si. NIP. 196210191988031002

Penguji II Penguji III

Dra. Erni Suharini, M.Si. Prof. Dr. Dewi Liesnoor S, M.Si. NIP. 19611106198832002 NIP. 196208111988032001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dr. Subagyo, M.Pd.

(4)

iv

PERNYATAAN

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

“Jangan mengeluh karena banyak cobaan, kita tahu bahwa api justru membuat

emas semakin berkilau, dan pukulan membuat paku semakin kokoh”

“Tanpa kesulitan dalam hidup ini seseorang tidak akan mengenal kebahagiaan”

(Earlch)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur pada Allah SWT, ku persembahkan skripsi ini untuk:

o Bapak Sakun wahyudi dan Ibu Daryatun

tercinta, yang telah membimbing dan

memberikan kasih sayang, pengorbanan, do’a

yang tak pernah putus, nasehat, motivasi dan

inspirasi dalam hidup penulis.

o Adik-adik saya tersayang Vicky Rahmansyah

dan Aulia Zairita yang telah memberi semangat,

keceriaan dan tempat berbagi suka duka.

o Teman Teman Graffity

(6)

vi PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkah, rahmat, dan ridha-Nya akhirnya penulis dapat menyelasaikan penyusunan Skripsi

dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Siswa Melalui Buklet Kesiapsiagaan

Bencana Gempa Bumi Di SMA Negeri 1 Kedungreja Tahun 2014”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah mengijinkan penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Subagyo, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah mengijinkan penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. Ketua Jurusan Geografi yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas yang memungkinkan penulis melakukan penelitian ini.

4. Prof. Dr. Dewi Liesnoor S, M.Si. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si, selaku dosen penguji pertama yang telah

(7)

vii

6. Dra. Erni Suharini, M.Si selaku dosen penguji kedua yang telah memberikan masukan, arahan, dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

8. Kepala SMA Negeri 1 Kedungreja yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kedungreja.

9. Bapak Basit, Bapak Hasan dan Ibu Atik yang telah membantu penelitian selama di SMA Negeri 1 Kedungeja.

10. Staf Tata Usaha, Perpustakaan Jurusan Geografi, Laboratorium, Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial, serta seluruh karyawan di lingkungan Jurusan Geografi, 11. Untuk teman Grafitty yang menjadi sahabat perjalanan, mengelilingi Jawa

Tengah.

12. Semua pihak dan instansi yang telah membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal baik dan mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca dan perkembangan dunia pendidikan.

(8)

viii SARI

Sugeng Riyadi. 2015. Pengembangan Buklet Kesipsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Kedungreja

Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing: Prof. Dewi Liesnoor S, M.Si.

Kata Kunci: Pendidikan kebencanaan, Buklet Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa bumi

SMA Negeri 1 Kedungreja, Cilacap adalah salah satu sekolah yang berada di daerah rawan bencana gempa bumi. Maka dari itu dibutuhkan informasi dan media yang dapat membantu siswa untuk memahami kesiapsiagaan bencana gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengetahuan kebencanaan siswa di SMA Negeri 1 Kedungreja. (2) Mengetahui efektifitas penggunaan buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi di lingkungan sekolah tingkat SMA. (3) Mengetahui respon siswa setelah menggunakan buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi.

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Kedungreja Kabupaten Cilacap. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Kedungreja, sedangkan yang menjadi sample penelitian adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Pecinta Alam dan siswa yang menjadi pengurus OSIS. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sample purposive

samping (sempel bertujuan). Alur penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah mengacu pada penelitian Pre-test and Post-test Group, yakni kelas yang menjadi subjek penelitian dikenai dua kali observasi yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode angket, tes dan dokumentasi.

Hasil penilaian pakar 1 diperoleh skor 90% dengan kriteria “sangat

layak”, dan pakar II memperoleh skor 72,5% dengan kriteria “layak”. Sedangkan

pakar III memperoleh skor 75% dengan kriteria layak. Berdasarkan penilaian dari seluruh pakar atau tim ahli skor rata-ratanya adalah 79,17% , dengan kriteria

“layak”, sehingga buklet tersebut dapat digunakan untuk media pembelajaran kesiapsiagaan bencana gempa bumi di sekolah. Berdasarkan hasil analisis data

pre-test diketahui nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah 35 sedangkan hasil

post-tes diketahui nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 65. Hasil nilai akhir

menunjukan peningkatan pengetahuan kebencanaan sebesar 0,64 dengan kriteria peningkatan sedang. Hasil tanggapan siswa terhadap buklet kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi adalah sebesar 90,28% atau dengan kriteria

“sangat baik”.

(9)

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Penegasan Istilah ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 2

A. Media Pembelajaran ... 2

B. Pengetahuan ... 14

C. Bencana ... 16

D. Buklet... 27

E. Penelitian yang relevan ... 29

F. Kerangka Berfikir ... 32

G. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 34

(10)

x

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Prosedur Penelitian ... 39

F. Teknik Analisis Instrumen... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian... 51

1. Kondisi Kabupaten Cilacap ... 52

2. Riwayat Gempa Bumi Di Kabupaten Cilacap ... 52

3. Lokasi Penelitian ... 55

B. Potensi dan Masalah ... 57

C. Hasil Penelitian ... 60

1. Deskripsi Data Penelitian ... 60

2. Hasil Penggunaan Media Buklet ... 75

3. Respon Siswa Terhadap Buklet Kesiapsiagaan Gempa Bumi ... 77

C. Pembahasan ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Simpulan ... 81

B. Saran ... 81

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Dampak yang Ditimbulkan Gempa Dalam Skala Ricter ... 24

Tabel 2.2 Dampak yang Ditimbulkan Gempa Dalam Skala Mercalli ... 26

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Populasi dan Sampel ... 35

Tabel 3.2 Jumlah Soal yang Valid ... 43

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 45

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 45

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Beda Soal ... 46

Tabel 3.6 Perhitungan Daya Beda Soal ... 46

Tabel 3.7 Hasil Soal yang Akan Digunakan ... 47

Tabel 3.8 Kriteria Persentase Respon Siswa ... 50

Tabel 4.1 Isi Buklet Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi ... 60

Tabel 4.2 Daftar Validator Tim Ahli Buklet Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi ... 69

Tabel 4.3 Hasil Validasi Oleh AHLI (Dosen) ... 69

Tabel 4.4 Tabel Revisi Buklet Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi ... 70

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 76

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normaslitas ... 76

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ... 33

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian ... 56

Gambar 4.2 Halaman Depan dan isi buklet BPBD ... 59

Gambar 4.3 Halaman Depan Buklet Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi .... 66

Gambar 4.4 Halaman Belakang Buklet Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi ... 68

Gambar 4.5 Ukuran Buklet Sesudah dan Sebelum di Revisi ... 71

Gambar 4.6 Tata Letak Buklet Sesudah dan Sebelum di Revisi ... 71

Gambar 4.7 Tambahan Materi ... 72

Gambar 4.8 Pelaksanaan Pre Test. ... 73

Gambar 4.9 Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Buklet ... 74

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lokasi Penelitian ... 85

Lampiran 2 Daftar Nama Responden Pada Kelas Uji Coba Terbatas ... 86

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Butir Soal ... 87

Lampiran 4 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 88

Lampiran 5 Perhitungan Daya Beda Soal Soal ... 89

Lampiran 6 Perhitungan realibilitas Soal ... 90

Lampiran 7 Analisis, Validitas Soal, Tingkat Kesukaran, Daya Beda Dan Reliabilitas ... 91

Lampiran 8 Lembar Soal Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi ... 92

Lampiran 9 Kunci Jawaban ... 97

Lampiran 10 Daftar Responden Pada Uji Coba Lapangan ... 98

Lampiran 11 Data Hasil Belajar Pre Test dan Post Test ... 100

Lampiran 12 Uji Normalitas Data Hasil Pre Test ... 102

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Hasil Post Test ... 103

Lampiran 14 Hasil Peningkatan Belajar Tiap Responden ... 104

Lampiran 15 Perhitungan Peningkatan Skor Rata-Rata Hasil Belajar ... 106

Lampiran 16 Hasil Analisis Respon Siswa Tehadap Buklet Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi ... 107

Lampiran 17 Hasil Validasi Media Oleh Pakar I ... 110

(14)

xiv

Lampiran 19 Hasil Validasi Media Oleh Pakar III ... 114 Lampiran 20 Hasil Analisis Validasi Tim Ahli Terhadap Buklet Kesiapsiagaan

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pulau Jawa termasuk daerah yang sering dilanda gempa bumi. Hal ini berkaitan erat dengan keberadaan zona tumbukan lempeng Indo-Australia di bagian selatan Pulau Jawa, yang menumbuk lempang Eurasia yang terletak dibagian utaranya. Kecepatan pergerakan lempeng tersebut sekitar 70 mm/tahun. Batas penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia di buktikan dengan kehadiran Java Trench atau Parit jawa yaitu berupa palung yang dalam. Zona perbatasan antar dua lempeng merupakan zona yang rawan terhadap gempa bumi (Zakaria, 2011:35).

Rekaman seismograf menunjukkan bahwa gempa bumi sering terjadi di Pulau Jawa. Bahkan apabila gempa bumi dengan intensitas kecil diperhitungkan, maka hampir setiap hari terjadi gempa. Salah satu contoh gempa bumi besar adalah Gempa Yogyakarta yang berpusat di selatan wilayah ini yang terjadi pada hari Sabtu, 27 Mei 2006. Sebulan kemudian, terjadi gempa bumi disertai tsunami yang berpusat di selatan Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat, yang efek getaran dan kerusakannya dirasakan hingga wilayah Eks-Karesidenan Banyumas. Wilayah Eks-Karesidenan Banyumas yang sering mengalami gempa tektonik adalah Kabupaten Cilacap (Sehah, 2010:8).

(16)

2

keempat nasional indeks rawan bencana gempa bumi dan tsunami, sedangkan untuk indeks rawan gempa bumi, Kabupaten Cilacap menduduki peringkat kelima puluh delapan nasional. Banyaknya peristiwa gempa bumi di Kabupaten Cilacap di sebabkan oleh letak Kabupaten Cilacap secara geologis berada di dekat zona tumbukan lempeng (lempeng indo Australia dan lempeng Euro Asia) di bagian selatan,

Gempa yang terjadi pada hari rabu, 2 September 2009 pukul

14.52 WIB, yang perpusat 7°46‟41”LS dan 107˚19‟41”BT dengan kekutan

(17)

Kondisi Kecamatan Kedungreja yang sering terjadi gempa bumi menjadikan pendidikan kebencanaan merupakan hal penting yang harus di berikan kepada masyarakat salah satunya kepada para siswa SMA Negeri 1 Kedungreja. SMA Negeri 1 kedungreja, merupakan satu dari beberapa fasilitas publik yang ada di Kabupaten Cilacap yang terkena dampak langsung dari gempa bumi 2 sepetember 2009, gempa ini mengkibatkan sebagian plafon ruangan kelas di SMA Negeri 1 Kedungreja runtuh.

Pendidikan kebencanaan merupakan hal yang penting yang seharusnya diberikan kepada siswa SMA Negeri 1 Kedungreja, karena dengan pendidikan kebencanan ini, siswa menjadi lebih tahu tindakan-tindakan yang tepat yang dilakukan siswa baik sebelum gempa bumi terjadi, saat gempa bumi terjadi maupun setelah gempa bumi terjadi. Kurangnya sosialisasi dan sumber informasi tentang pendidikan kebencanaan menjadikan pengetahuan siswa terhadap bencana gempa bumi terbatas. Upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa SMA Negeri 1 Kedungreja tentang kesiapsiagaan bencana gempa bumi adalah dengan menggunakan media buklet.

(18)

bisa dijadikan sebagai media pendamping guru dalam menyampaikan materi dalam SK (menganalisis unsur-unsur geosfer), KD (Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi).

Media buklet dipilih karena media ini adalah media yang memuat informasi lebih banyak di bandingkan dengan media leflet. Buklet biasanya berupa lembaran-lembaran dengan desain warna serta gambar yang menarik sehingga setiap orang yang melihat tertarik untuk membacanya. Diharapkan dengan adanya buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi, siswa SMA Negeri 1 Kedungreja akan mengetahui informasi tentang kesiapsiagaan bencana gempa bumi.

Buklet tentang kebencanaan yang di buat oleh BPBD Kabupaten Cilacap adalah satu-satunya sumber informasi di SMA Negeri 1 Kedungreja yang membahas tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. Buklet ini berisi informasi tentang upaya atau tindakan yang harus di lakukan oleh masyarakat dari sebelum terjadi bencana sampai sesudah terjadi bencana. Materi di dalam buklet yang di buat BPBD Kabupaten Cilacap berisi tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, tsunami, dan gempa bumi (tidak memfokuskan pada materi gempa bumi). Buklet ini terdiri dari empat lembar kertas atau delapan halaman.

(19)

bertempat tinggal di daerah Kedungreja dan sekitarnya yang pada dasarnya adalah daerah rawan bencana gempa bumi selain itu siswa SMA Negeri 1 Kedungreja merupakan sebagian kecil masyarakat yang minim pengetahuan tentang pendidikan kebencanaan, khususnya kesiapsiagaan bencana gempa bumi.

Gempa bumi memang tidak dapat diketahui kapan akan terjadi, akan tetapi masih mungkin dilakukan adalah menyiapkan sistem peringatan dini (early warning system) yang berfungsi sebagai “alarm” darurat jika terjadi gempa bumi sewaktu waktu. Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti uraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk membahas dan mengangkat menjadi judul skripsi “Peningkaan Pengetahuan Siswa Melalui Buklet Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Di SMA Negeri 1 Kedungreja Tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pengetahuan kebencanaan siswa SMA Negeri 1 Kedungreja.

(20)

3. Bagaimana respon siswa setelah menggunakan buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengetahuan kebencanaan siswa di SMA Negeri 1 Kedungreja.

2. Mengetahui efektifitas penggunaan buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi di lingkungan sekolah tingkat SMA.

3. Mengetahui respon siswa setelah menggunakan buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan untuk mengembangkan atau menunjang khasanah ilmu pengetahuan, khususnya kebencanaan.

2. Manfaat Praktis

(21)

b.Bagi sekolah, memberikan sumbangan media pembelajaran kepada sekolah untuk meningkatkan pengetahuan kebencanaan pada siswa khusunya bencana gempa bumi.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi agar tidak terjadi salah penafsiran, Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah:

1. Buklet

Buklet adalah buku kecil yang berisi sebagai selebaran. Buklet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buku kecil yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui langkah yang tepat guna dalam menghadapi bencana gempa bumi serta informasi-informasi yang berkaitan dengan gempa bumi.

2. Kesiapsiagaan

(22)

disiplin di tengah masyarakat. Kesiapsiagaan adalah tahapan yang paling strategis karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam menghadapi datangnya suatu bencana (Ramli,2010:31)

3. Bencana Gempa Bumi

Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang diakibatkan oleh pergeseran/pergerakan pada bagian dalam bumi (kerak bumi) secara tiba-tiba. Tipe gempa bumi yang umum ada dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik (Kurniawan,2011: 5). 4. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang

sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo: 2007: 32). Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu;

(23)

BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara

harfiah berarti ‟tengah‟, ‟perantara‟, atau ‟pengantar‟. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Selain sebagai sistem penyampai atau pengantar, media sering diganti dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi

atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak

(24)

media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

pengajaran (Arsyad, 2010: 3).

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan, Criticos dalam Daryanto (2010:5). Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar..

Menurut Anderson yang dikutip (Warsita, 2008: 123). Media dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran dan media

pembelajaran. Alat bantu pembelajaran atau alat untuk membantu guru

(pendidik) dalam memperjelas materi (pesan) yang akan disampaikan, oleh karena itu alat bantu pembelajaran disebut juga alat bantu mengajar

(teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film bingkai (slide) foto, peta,

poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan sampai kepada lingkungan belajar

2. Jenis Media Pembelajaran

(25)

demikian kemudahan dan keluwesan penggunaannya semakin bertambah. Karakteristik alat peraga yang sering digunakan di Indonesia adalah:

a. Papan Tulis, Papan Planel, dan Papan Bulletin.

Papan tulis, papan planet dan papan bulletin merupakan peralatan tradisional yang sangat diperlukan ditiap kelas.Cocok untuk semua jenjang sekolah.

b. Media Gambar

Media grafis teegolong media visual (media pandang), menyalurkan pesan dari sumber kepada penerima yang mengandalkan indera penglihatan. Pesan dituangkan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual, contohnya gambar, sketsa, diagram, bagan (charta) grafik, kartun, poster, dan peta.

c. Media Audio

Media audio terkait dengan pendengaran. Pesan yang dituangkan dalam bentuk audiotif. Media ini memiliki perangkat lunak antara lain radio dan recorder.

(26)

Media proyeksi merupakan proyektor sebagai perangkat lunak.Yang termasuk dalam alat peraga proyeksi adalah slide, transparansi, dan film.

e. Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi adalah benda yang menggambarkan benda yang sesungguhnya dalam bentuk tertentu atau tiga dimensi. Yang termasuk dalam media ini adalah model/forgo, sardimen, faksidermi, Peta Tiga Dimensi/miniature dan bahan lain dari alam.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis computer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. (Sukiman, 2012: 46).

(27)

(Sukiman, 2012: 46). Berbeda dengan Arsyad, Nurbaeti Syutin, mengelompokkan media pendidikan dalam tiga kelmpok yaitu:

a. Alat yang merupakan benda yang sebenarnya yang memberikan pengalaman langsung dan nyata.

b. Alat yang merupakan bahan pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari benda-benda yang sebenarnya.

c. Bahasa baik lisan maupun tulisan memberikan pengalaman melalui bahasa.

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Arsyad (2010: 15) menjelaskan bahwa penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran pada saat itu, selain itu juga dapat membangkitkan motivasi, minat siswa dan juga membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Rivai (2007:12) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

(28)

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Diungkapkan Sunaryo (2004: 25) menjelaskan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris, khususnya terjadi pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Lebih jauh lagi, pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari: kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan adalah hasil pengamatan indra manusia akan keadaan di sekitarnya. Manusia dengan berbekal pengetahuan akan lebih kenal dengan lingkungannya. Dalam taksonomi Bloom pengetahuan terdiri dari tiga ranah, penelitian mengukur tingkatan pengetahuan dalam ranah kognitif dan psikomotorik.

(29)

paham (comprehension), dalam ranah psikomotorik menggunakan kesiapan (set).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Sukmadinata (2009: 41) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini: a. Faktor Internal

Faktor internal meliputi jasmani dan rohani. Faktor jasmani adalah tubuh orang itu sendiri, sedangkan faktor rohani adalah psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitifnya. b. Faktor Eksternal

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan memberi respon lebih rasional terhadap informasi yang datang.

2) Papan Media Masa

Media masa baik cetak maupun elektronik merupakan sumber informasi yang dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau melihat media masa (tv, radio, dan majalah) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mendapat informasi dari media masa.

(30)

Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.

4) Hubungan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi.

5) Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang berpengalaman mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar sehingga lebih baik dalam mengambil keputusan.

C. Bencana

1. Definisi Bencana

(31)

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh fakor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Menurut United Nation Development Program (dalam ramli 2010:17) bencana adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang secara merugikan mempengaruhi kebutuhan manusia, harta benda atau aktivitas serta pada tingkat menimbulkan bencana.

Bencana adalah kejadian dimana sumber daya, personal atau material yang tersedia di daerah bencana tidak dapat mengendalikan kejadian luar biasa yang dapat mengancam nyawa atau sumber daya fisik dan lingkungan (Ramli, 2010:17).

Definisi lain merupakan International Strategy For Disaster

Reduction (UNISDR) adalah :

“A serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human, material, economi or environmental

lossed which exceed the ability of the affected community /society to

cope using its own resources”.

Atau:

“Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat,

(32)

kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri” (Nurjanah, 2011: 10-11).

2. Faktor Penyebab Terjadinya Bencana

Menurut Eko Teguh Paripurno, sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman (Nurjanah, 2011;22) :

a. Sumber ancaman klimatologis, adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim, dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan, tinggi dan derasnya ombak di pantai, arah angin, serta beberapa kejadian alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca. Contoh: banjir, kekeringan, taifun, petir, abrasi pantai, dan badai.

b. Sumber ancaman geologis, yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi, baik berupa pergerakan lempeng bumi, bentuk dan rupa bumi, jenis dan materi penyusunan bumi, adalah beberapa contoh kondisi dan dinamika bumi. Contoh: letusan Gunung api, gempa bumi, tsunami, dan tanah longsor. c. Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi, adalah sumber

(33)

d. Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman. Perilaku atau ulah manusia, baik dalam pengelolaan lingkungan, perebutan sumberdaya, permasalahan ras dan kepentingan lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman. Contoh: konflik bersenjata dan penggusuran.

3. Bencana Gempa Bumi a. Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang diakibatkan oleh pergeseran/pergerakan pada bagian dalam bumi (kerak bumi) secara tiba-tiba (BNPB, 2011: 5). Purwanto (2008:5) gempa bumi adalah suatu istilah khusus ilmu kebumian atau geologi yang berarti peristiwa alam yang berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam bumi. Gempa yang memliki kekuatan besar dapat merusak gedung, rumah, jembatan, jalan dan sarana sarana lain.

b. Proses Terjadinya Gempa bumi

(34)

perbatasan lempengan komprehensial dan translasional. Gempa bumi kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam dan mangalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 Km. (Suharjanto 2013:2).

c. Gelombang Gempa

Gelombang Gempa adalah gelombang suara yang merambat melalui inti bumi atau media elastis lainnya, merupakan energi akustik frekuensi rendah. Gelombang gempa diukur dengan seismograf (Suharjanto 2013:19). Secara umum gelombang energi gempa dapat dibedakan menjadi gelombang bodi (body waves) yaitu gelombang yang menjalar di dalam bumi dan gelombang permukaan (surface waves ) yaitu gelombang yang menjalar pada lapisan permukaan tanah (Pawirodikromo,2012:155) . Gelombang dalam tanah (body waves) terdiri dari dua macam gelombang, yaitu: 1) Gelombang Primer (P-wave) adalah gelombang bodi atau yang

(35)

gas atau udara. 3) gelombang primer mempunyai kecepatan tertinggi dibanding dengan gelombang-gelombang yang lain. 2) Gelombang Sekunder (S-wave) adalah gelombang bodi yang

lebih lambat. Gelombang ini kadang-kadang juga disebut sebagai tranverse wave. Hal ini terjadi karena arah gerakan partikel akan tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang. Sifat-sifat dari gelombang ini adalah: 1) menimbulkan efek geser. 2) gerakan partikel tegak-lurus terhadap rambatan gelombang. 3) gelombang geser tidak dapat merambat pada zat cair.

Gelombang permukaan (surface waves) ada 2 jenis yaitu gelombang Rayleigh (Rayleigh wave) dan love wave.

1) Gelombang Rayleigh adalah rambatan gelombang yang menyerupai gelombang lautan (mengulang) dan mempunyai efek gerakan baik vertikal maupun horizontal. Gelombang ini dinamai reyleigh wave karena gelombang ini ditemukan atas kerja keras Jon William Struy dan Lord Rayleigh melalui permodelan matematika pada tahun 1885.

(36)

Kejadian Gempa Bumi tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana lokasinya, akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapat dilakukan bila terdapat cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat gempa tersebut. Klasifikasi gempa dalam antara lain:

1) Berdasarkan Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya gempa dibedakan menjadi empat yaitu: gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan, dan gempa ledakan (pawirodikromo, 2012: 104)

a) Gempa tektonik yaitu gempa yang umumnya paling besar dibandingkan dengan jenis gempa-gempa yang lain. Gempa bumi jenis ini erat sekali hubungannya dengan aktifitas lempeng tektonik baik skala regional maupun global. b) Gempa vulkanik terjadi karena adanya aktivfitas vulkanik

yaitu proses keluarnya magma yang tidak lancar, sehingga dapat menyebabkan ledakan, oleh karena itu gempa vulkanik berhubungan dengan kegiatan ledakan gunung berapi, mulai dari ledakan cukup kecil maupun besar.

c) Gempa runtuhan yaitu gempa yang di sebabkan oleh runtuhnya bagian gua.

(37)

2) Berdasarkan Episenter

Episenter adalah tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang tepat di atas hiposentrum. Pusat gempa di permukaan bumi. Berdasarkan episenternya gempa dibendakan menjadi dua yaitu: gempa sentral dan gempa linier. Gempa sentral adalah gempa yang episenternya titik. Sedangkan gempa linier adalah gempa yang episenternya garis. Berdasarkan jarak episcenternya gempa dibedakan menjadi 3 yaitu: 1) Gempa lokal, yaitu gempa yang jarak episenternya kurang dari 10000 km. 2) Gempa jauh, yaitu gempa yang jarak episcenternya sekitar 10000 km. 3) Gempa sangat jauh, yaitu gempa yang epicenternya lebih dari 10000 km.

3) Berdasarkan Kedalaman Hypocenter

Hypocenter adalah pusat gempa yang berada di dalam bumi. Gempa bumi berdasarkan Hypocenter ada 3 yaitu: gempa dalam, gempa menengah dan gempa dangkal. Gempa dalam yaitu gempa yang kedalaman hypocenter lebih dari 300 Km. Gempa menengah yaitu gempa yang kedalamann hypocenternya antara 100-300 KM. Sedangkan gempa dangkal adalah gempa yang kedalaman hypocenternya kurang dari 100 KM

(38)

Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum yang diukur dalam suatu micrometer dari rekaman gempa oleh instrument pengukur gempa (seismometer). Untuk memudahkan dalam menentukan kekuatan gempa tanpa melakukan perhitungan sistematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana. Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang direkam oleh seismometer (dalam mm) dan beda waktu tempuh antara gelombang P dan gelombang S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam km) (Suharjanto 2013:25).

Skala Richter (SR) hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa yang magnetudonya di bawah 6,0. Di atas magnetudo itu, perhitungan dengan teknik Richter menjadi tidak respresentatif. Perlu diingat bahwa perhitungan magnetudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter. Kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnetudo gempa karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan Sehingga bisa terjadi perbedaan besarnya magnetudo gempa yang dikeluarkan oleh berbagai instansi (Suharjanto 2013:25).

(39)

yang dibebaskan pada pusat gempa. Skala tersebut adalah sebagaimana tersebut di bawah ini.

Tabel 2.1. Dampak yang Ditimbulkan Gempa Dalam SR (Skala Ricter)

Skala Ricter (SR)

Keterangan/ klasifikasi umum (terjadi di darat)

< 2.0 Goncangan kecil, tidak terasa

2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat 3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang

menimbulkan kerusakan

4.0-4.9 Dapat diketahui dari getarannnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.

5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumnya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik.

6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 Km

7.0-7.9 Dapat menyebabkan serius dalam area yang lebih luas

8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam ratusan mil

9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil .10.0 Belum pernah terekam

Sumber: Suharjanto (2013:26)

2). Skala Mercalli

(40)

modifikasi Intensitas Mercalli menunjukan gempa bumi yang masih berdasar pada kerusakan yang disebabkan oleh gempa. Satuan ukuran skala Modifikasi Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah ini (Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Dampak yang Ditimbulkan Gempa dalam Skala Marcalli Kekuatan

MMI Intensitas yang Dirasakan I Tidak dirasakan.

II Dirasakan orang yang diam di lantai atas gedung tinggi.

III Terasa di dalam rumah.

IV Getaran seperti truk berat yang lewat. Pintu, jendela kaca, gelas berdenting, piring bergemeretuk

V Terasa di luar rumah. Orang tidur terbangun. Air atau cairan berguncang, bahkan sedikit tumpah. VI Dirasakan oleh semua orang. Orang takut dan keluar

rumah. Lukisan yang tergantung dapat terjatuh. Plester dan pasangan batu yang lemah retak-retak. VII Orang sulit berdiri. Dirasakan oleh pengemudi jalan.

Benda-benda yang tergantung terayun kencang. Pasangan batu bata, pasangan batu yang lemah runtuh. Gelombang terjadi di kolam.

VIII Kerusakan pada pasangan batu yang cukup kuat, sebagian bangunan runtuh. Beberapa kerusakan pada pondasi batu bertulang. Dahan-dahan patah dan berjatuhan.

IX Kepanikan besar. Konstruksi batu yang lemah hancur, kebanyakan rusak berat. Sebagian konstruksi batu yang diperkuat rusak berat. Kerusakan serius pada reservoir.

X Kebanyakan struktur rangka dan pasangan batu hancur bersama pondasinya. Sebagian struktur kayu yang kokoh hancur. Kerusakan berat terjadi pada bendungan dan tanggul. Rel kereta bengkok ringan. XI Rel kereta bengkok berat, jalur pipa bawah tanah

rusak berat.

(41)

Kekuatan

MMI Intensitas yang Dirasakan pindah tempat. Ketinggian dan garis tempat terdistorsi. Benda-benda terbang ke udara. Sumber: Purwanto (2008: 19)

f. Dampak Gempa Bumi

Dampak dari gempa bumi dapat dibedakan menjadi dua (Pawirodikromo, 2012:51), yaitu:

1) Dampak langsung, dampak langsung yang dimaksud adalah kerusakan struktur tanah ataupun kerusakan sesuatu di atas tanah. Kerusakan-kerusakan itu diantaranya adalah sebagai berikut: a) likuifaksi. b) penurunan tanah. c) tanah longsor d) retakan permukaan tanah. e) kerusakan bangunan.

2) Dampak tidak langsung, Law dan Wang (dalam pawirodikromo, 2012: 55) mengatakan bahwa yang dimaksud efek tidak langsung adalah yang diakibatkan oleh kondisi situs dan kondisi tanah yang mana kerusakan bangunan diperparah oleh peristiwa dari prograsi gelombang gempa.

D. Buklet

(42)

Buklet sering memiliki sampul, halaman judul, dijilid, dan memiliki jumlah halaman lebih banyak dari pamflet. Bentuknya sering terlihat seperti buku berukuran kecil. Berbeda dengan brosur dan pamflet, buklet bukan merupakan sarana beriklan secara langsung.

(43)

E. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian tentang pengembangan Buklet kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Kedungreja Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Suci Rinada Tahun 2013

Penelitian yang relevan pertama berjudul Pengaruh Metode Simulasi Tangggap Bencana alam Terhadap Kemampuan Mitigasi pada Anak Tunagrahita Ringan di Kelas C/D VI SLB Perwari. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan ada atau tidak adanya pengaruh yang signifikan metode simulasi tanggap bencana alam ketika terjadi gempa bumi terhadap kemampuan mitigasi anak di dalam kelas. Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dibuat adalah mengkaji tentang bencana gempa bumi dan terkait pendidikan bencana gempa bumi. Sedangkan perbedaannnya adalah metode yang di gunakan dalam dalam penelitian terdahulu menggunakan metode simulasi, sedangkan metode yang digunakan oleh dalam pendidikan kesiapsiagaan bencana gempa bumi adalah dengan menggunkan media buklet gempa bumi.

(44)

ini adalah Menentukan keefektifan pembelajaran bencana alam banjir bervisi SETS terintegrasi dalam materi IPA pokok bahasan Perubahan Lingkungan Fisik dengan media animasi dan lembar pertanyaan sebagai solusi alternatif mengatasi rendahnya pemahaman masyarakat terhadap bencana alam banjir melalui pembelajaran formal sejak dini. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yangdi buat adalah tujuannnya sama-sama mengatsi rendahnya pemahaman terhadap bencana. Namun, perbedaannya berada pada materi yang dikaji yaitu antara bencana banjir dan bencana gempa bumi. Metode yang digunakan dalam metode ini adalah penelitian eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design.

3. Penelitian A. Rusilowati, Supriyadi, A. Binadja, S.E.S. Mulyani Tahun 2012

(45)

kebencanaan kepada siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dibuat adalah sama sama mengembangkan perangkat pembelajaran kebencanaan. Sedangkan perbedaannnya terletak pada materi yang di kaji.

4. Penelitian Yulia Asriza Tahun 2009

Penelitian yang relevan yang ke kempat berjudul

“Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi Sosial Bagi Guru

Bimbingan Konseling Untuk Menghadapi Bencana Alam”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul Bimbingan dan Konseling guru untuk meningkatkan kesiapan psikologis SMA siswa sekolah dalam menghadapi bencana alam. peneliti melibatkan 48 guru Bimbingan dan Konseling di DIY. Modul diujicobakan untuk untuk guru Bimbingan dan Konseling SMA di DIY, yang melibatkan 6 orang sebagai uji lapangan awal, 15 orang sebagai uji lapangan utama, dan 65 orang sebagai uji coba operasional. Instrumen diterapkan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner baik terbuka maupun tertutup.

(46)

5. Penelitian Jaka Budi Aprianto Tahun 2013

Penelitian yang relevan keempat berjudul Efektifitas Sumber Belajar Buklet Pembelajaran Geografi Kompetensi Dasar Sumber Daya Alam di SMA Negeri 1 Karanganyar Kabupaten Demak. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pembuatan buklet sebagai sumber belajar geografi tentang kompetensi sumber daya alam dan untuk mengetahui efektifitas sumber belajar buklet dalam pembelajaran geografi tentang kompetensi dasar sumber daya alam. sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan cara dokumentasi dan tes. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang di buat adalah efektifitas penggunaan media Buklet. Sedangkan perbedaannya adalah materi yang di bahas dalam buklet tersebut berbeda.

F. Kerangka Berfikir

(47)

gempa bumi pengetahuan tentang gempa bumi siswa dapat meningkat. Berikut adalah gambaran dari kerangka berfikir yang disajikan pada Gambar 2.1.

Keterbatasan Informasi Tentang Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi

Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Rendah

Penyusunan Buklet

(48)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

G. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan media buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi terhadap pengetahuan kebencanaan siswa SMA Negeri 1 Kedungreja.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi yang diterapkan pada siswa yang mengikuti ekstakulikuler Pecinta Alam dan pengurus/calon pengurus OSIS. Oleh karena itu penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen. Alur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada penelitian one group

(49)

Posttest disign, yakni kelas yang menjadi subjek penelitian dikenai dua kali observasi yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test). Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

B. Populasi Dan Sampel

Populasi penelitian ini adalalah siswa SMA Negeri 1 Kedungreja tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 556 yang tersebar dalam beberapa kelas. Kelas sepuluh terdiri dari 6 kelas dengan jumlah jumlah siswa sebayak 206 siswa. Kelas sebelas terdiri dari jurusan (IPA dan IPS) dengan rincian kelas IPA terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa 72, sedangkan IPS terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 114. Untuk kelas dua belas jumlah siswa sebanyak 164 siswa yang terdiri dari dua jurusan (IPA dan IPS). Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sample purposive sampling (sampel bertujuan). Pada penelitian ini siswa yang dijadikan sampel penelitian adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler pecinta alam (PA) dan pengurus OSIS. Syarat menentukan sampel pada purposive sampling salah satunya adalah pengambilan sampel harus didasarkan atas sifat-sifat, ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang

01 -X - 02

01 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

02 = nilai postest (setelah diberi perlakuan)

(50)

merupakan ciri-ciri pokok populasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rincian Populasi Dan Sampel

No. Kelas Populasi Sampel

Sumber: Data Sekunder 2014 SMA Negeri 1 Kedungreja

(51)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian Dari judul pengembanganan buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi untuk meningkatkan pengetahuan siswa SMA negeri 1 Kedungreja tahun 2014 maka:

1. Variabel penelitian yang pertama adalah pengetahuan dari buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi.

2. Variabel penelitian yang kedua adalah keefektifan buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi yang terdiri dari dua sub variabel yaitu: 1) hasil pre test, 2) hasil post test. Untuk menghitung keefektifan buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi menggunkan hasil hasil pre test dan post test kemudian dihitung dengan mengunakan uji gain.

3. Variabel penelitian yang ketiga adalah respon siswa yaitu Tanggapan siswa setelah mendapatkan materi tentang kesiapsiagaan bencana gempa bumi yang meliputi respon terhadap desain cover buklet, desain tampilan buklet, bahasa yang ditampilkan dalam buklet dan isi buklet.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa

teknik, antara lain:

1. Angket

Angket digunakan untuk mengambil data validasi media oleh

ahli media maupun oleh guru. Selain itu teknik ini digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa atau respon siswa yang menjadi sampel

(52)

Bencana Gempa Bumi.

2. Test

Sedangkan untuk mengetahui keefektifan buklet, teknik

yang digunakan adalah berupa test, test merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara

dan aturan-aturan yang telah ditentukan. Bentuk tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda. Metode tes digunakan

untuk memperoleh data hasil belajar siswa yaitu pada ranah kognitif.

Tes dilakukan sebagai cara untuk memperoleh data kuantitatif, tes

dilakukan sebelum dan setelah perlakuan diberikan pada kelas yang

menjadi objek penelitian. Data selengkapnya disajikan dalam lampiran

8 dan lampiran 9. 3. Metode Dokumentasi

(53)

sekolah, dan data subjek yang diteliti menggunakan metode dokumentasi.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi ke SMA Negeri 1 Kedungreja Kabupaten Cilacap untuk mencari data atau keterangan yang dibutuhkan atau fenomena yang akan diangkat sebagai masalah dalam penelitian.

b. Selanjutnya peneliti membuat proposal penelitian hingga mendapatkan ACC dari dosen pembimbing.

c. Melakukan validasi sumber media buklet oleh ahli (dosen) dan guru.

d. Peneliti mengurus surat ijin penelitian ke TU jurusan Geografi dan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang nantinya digunakan sebagai ijin pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Kedungreja Kabupaten Cilacap.

e. Menghubungi pihak SMA Negeri 1 Kedungreja, Cilacap untuk membahas waktu dan teknik penelitian, dan siswa yang akan menjadi subjek penelitian.

(54)

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Menyiapkan alat atau fasilitas yang akan digunakan untuk kegiatan penelitian.

b. Siswa dikumpulkan di dalam satu kelas layaknya proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

c. Sebelum penelitian dilaksanakan siswa yang mengikuti ekstrakulikuler PA (Pecinta Alam) dan pengurus/calon pengurus OSIS SMA Negeri 1 Kedungreja Cilacap dilakukan cek ulang atau presensi.

d. Di adakan pre test terlebih dahulu pada sampel penelitian. Pre test bertujuan untuk mengetahui hasil kognitif siswa sebelum mendapatkan materi kesiapsiagaan bencana gempa bumi.

e. Responden membaca buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi setelah itu peneliti memberikan materi tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana dengan menggunakan media buklet, sedangkan metode pembelajarnnnya menggunakan metode ceramah.

f. Pembagian soal untuk post test. Pemberian post test bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah mendapatkan materi kesiapsiagaan bencana gempa bumi.

(55)

3. Tahap Penyelesaian Penelitian

Setelah hasil data dikumpulkan, data tersebut dianalisis dengan menggunakan program komputerisasi Microsoft Excel 2010 untuk menemukan hasil akhir dari data hasil penelitian, setelah itu membuat pembahasan dari hasil pengolahan data dan selanjutnya disimpulkan.

F. Teknik Analisis Instrumen 1. Uji Validitas

a. Validasi Desain Produk

Validasi desain produk merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk. Peneliti menyerahkan produk awal untuk divalidasi oleh pakar. Validasi buklet dilakukan oleh dosen Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang yang berkompeten dan guru geografi SMA Negeri 1 Kedungreja. Buklet yang telah divalidasi akan diketahui kekurangannya kemudian diperbaiki dan buklet kemudian digunakan sebagai media belajat tentang pengetahuan kebencanaan siswa. Instrumen kelayakan buklet yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh para ahli, dapat dikatakan valid atau layak jika menggunakan rumus sebagai berikut:

P =

Keterangan: P = prosentase

(56)

N = Nilai tertinggi

Cara menyusun kriteria kelayakan tim ahli:

a. Menetapkan persentase tertinggi = (4:4) x 100% = 100% b. Menetapkan persentase terendah = (1:4) x 100% = 25% c. Menetapkan rentangan persentase = 100% - 25% = 75% d. Menetapkan kelas interval = 4

e. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75 % Kriteria Presentase

 25 % - 43.74 % : Tidak Layak

 43.75 % - 62.50 % : Cukup Layak

 62.51 % - 81.24 % : Layak

 81.25 % - 100 % : Sangat Layak

b. Validasi Instrumen Soal-Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Soal dikatakan valid jika soal tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur pelajaran yang diberikan. (Arikunto, 2010: 211). Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas soal adalah rumus product

(57)

Rxy = √ ∑ ∑ ∑ ∑

Perhitungan hasil uji validitas soal dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 3.2 Jumlah Soal yang Valid

No Kategori Jumlah Nomor Soal

1. Valid 21 1,2,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,17, 18,19,20,25,27,29,30

2. Tidak Valid

9 3,11,16,21,22,23,24,26,28

Sumber: Analisis Data Uji Coba Soal Tahun 2014 2. Uji Reliabilitas Soal-Soal

(58)

digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Menurut Arikunto (2010: 221) Untuk menghitung reliabilitas suatu instrumen digunakan rumus K- R 30 yaitu:

r11 = ( )( ∑ )

Keterangan:

r 11 : realibilitas instrumen

k : banyaknya butir soal atau pertanyaan SB2 : Varians total

P : proporsi subyek yang menjawab benar pada suatu butir (proporsisubyek yang mendapat skor 1)

Q : proporsi subjek yang mendapat skor 0

P = q = 1-p

Harga r 11 selanjutnya dikonsultasikan dengan r Tabel dengan taraf signifikan 5 %. Jika r 11> r Tabel maka instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan hasil ujicoba instrumen pada seluruh butir soal diketahui r

Tabel = 0,444 dan r 11= 0,738 karena r 11> r Tabel maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 6.

3. Uji Tingkat Kesukaran

(59)

dan mudahnya suatu soal. Tingkat kesukaran suatu soal dapat diketahui

B = banyaknya yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = jumlah seluruh

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

2. Sedang 16 2,4,5,6,7,9,10,11,12,14,16,18,23,24,25, 29

3. Mudah 12 1,3,13,15,17,20,21,22,26,27,28,30 Sumber: Analisis Data Uji Coba Soal, 2013

(60)

berkriteria mudah berjumlah 12 soal. Data selengkapnya disajikan dalam Lampiran 4.

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antar siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai atau berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (Arikunto, 2010: 223). Angka yang menunjukan daya pembeda disebut Diskrminan dan disimbolkan dengan D yang nilainya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00 dan terdapat nilai negatif (-) yang artinya yang pandai disebut bodoh dan yang bodoh disebut pandai. Dalam menghitung daya pembeda ini, seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group). Rumus untuk menentuakan daya pembeda pada suatu butir soal:

D =

Ba : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab suatu soal dengan benar.

(61)

Ja : Banyaknya peserta kelompok atas Jb : Banyaknya peserta kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda:

Tabel 3.5 Klasifikasi daya pembeda Soal

Interval DP Kriteria

Tabel 3.6 Perhitungan daya pembeda Soal

No Kategori Jumlah Nomor Soal

1. Jelek 10 3,11,16,21,22,23,24,26,28,30

2. Cukup 8 1,6,7,13,15,18,20,29

3. Baik 12 2,4,5,8,9,10,12,14,17,19,25,27

4. Sangat Baik 0

Sumber:Analisis Data Uji Coba Soal, 2014 Data selengkapnya di sajikan dalam lampiran 13

Berdasarkan Tabel 3.5 dan 36, diperoleh soal-soal yang memenuhi kriteria baik dan cukup sebanyak 20 soal akan digunakan sebagai soal test. Soal berkategori jelek berjumlah 10 soal dan tidak digunakan dalam soal test. Data selengkapnya disajikan dalam Lampiran 5.

5. Memilih Butir Soal yang Akan Digunakan

(62)

Tabel 3.7 Hasil soal yang akan digunakan

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Butir Soal Dipakai

1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 25, 27, 29

20

Butir soal tidak dipakai 3,11,16,21,22,23,24,26,28,30 10

Total 30

Sumber: data peneliti 2014 6. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Adapun rumus yang digunakan adalah Chi Quadrat, yaitu:

= ∑

: frekuensi yang diperoleh dari data penelitian : frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian adalah ditolak jika hitung ≥ tabel

( )( ) dengan α = taraf nyata untuk pengujian. Dalam hal lainnya,

(63)

7. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data penelian yaitu analisis statistik deskriptif, digunakan untuk memberi gambaran pengetahuan kebencanaan siswa dan peningkatan pengetahuan kebencanaan siswa setelah mempelajari buklet tentang kesiapsiagaan bencana gempa bumi dengan cara menganalisis hasil pre test dan post test. Analisis ini digunakan dengan tujuan agar hasil penelitian mudah dibaca dan dipahami.

a. Analisis Pengetahuan Kebencanaan

Pemberian skor pada soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only yaitu jawaban benar diberi skor satu, jawaban salah dan butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor yang diberikan kepada setiap siswa ditentukan berdasar perhitungan jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:

skor = ∑ ∑ x 10

b. Analisis Peningkatan Pengetahuan Kebencanaan

Untuk melihat besarnya peningkatan hasil belajar siswa digunakan uji gain dengan persamaan sebagai berikut:

<g> =

(Scott dalam Wiyanto, 2008: 86)

Keterangan:

(64)

<Spre> = skor rata-rata tes awal (%)

c. Analisis Respon Siswa Terhadap Buklet Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi

Analisis respon siswa terhadap buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi dianalisis secara deskriptif persentase dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

P = angka Persentase

f = banyaknya responden yang memilih jawaban “Iya”

n = jumlah skor maksimal

Angka persentase (P) dikonfirmasikan pada kriteria sebagai berikut. Tabel 3.8 Kriteria presentase respon siswa

(65)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi layak digunakan sebagai media pembelajaran sehingga dapat digunakan di SMA Negeri 1 Kedungreja untuk meningkatkan pengetahuan kebencanaan siswa tentang kesiapsiagaan bencana gempa bumi. Hal ini berdasar pada meningkatnya pengetahuan kebencanaan siswa SMA Negeri 1 Kedungreja, dengan kriteria sedang. Media buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi dijadikan sebagai media pembelajaran tentang bencana gempa bumi untuk anak-anak di lingkungan kecamatan kedungreja karena daerah tersebut rawan terhadap bencana gempa bumi. Respon siswa terhadap buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi mendapatkan respon sangat baik. Respon yang sangat baik ini di buktikan dengan angket tanggapan atau respon siswa terhadap buklet kesiapsiagaan bencana gempa bumi.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti rekomendasikan berdasar hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi sekolah: Pembelajaran atau pemberian informasi tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi perlu di galangkan di di

(66)

lingkungan sekolah. Sehingga siswa mendapatkan informasi tentang kesiapsiagan menghadapi suatu bencana salah satunya adalah bencana gempa bumi.

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Aprilianto, Jaka Budi.2013. „Efektifitas Sumber Belajar Buklet Pembelajaran Geografi Kompetansi Dasar Sumber Daya Alam Di SMA Negeri 1

Karanganyar Kabupaten Demak’. Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial UNNES. A.S, Sadiman. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, dan Pemanfaatannya. Jakarta:

PT. Raya Grafindo Persada.

Arikunto,Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Raneka Cipta.

Arsyad,Azhar.2010. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ayriza, Yulia. 2009. Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi Sosial Bagi Guru

Bimbingan Konseling Untuk Menghadapi Bencana Alam. Yogyakarta: Jurnal

Kendidikan. Volume 39, No. 141-156.

Bambang, Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

BNPB. 2010. Rencana Nasional Penanggulanagn Bencana 2011-1014. BNPB.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Ferawati, F, A Rusilowati dan Supriyadi. 2012. Keefektifan Pembelajaran Bencana

Alam Bervisi SETS Terintegrasi dalam IPA dengan Media Animasi.

Semarang: Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. No. 8. 184-189.

Nana, Sudjana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Nurjanah, R Sugiharto, Kuswanda Dede, Siswanto BP, Adikoesoemos. 2011.

Manajemen Bencana. Jakarta: CV.Alfabeta Bandung.

Kurniawan, Lilik. 2011. Indeks Rawan Bencana Indonesia. Jakarta. BNPB.

Pawirodikromo, Widodo. 2012. Seismologi Ternik dan Rekayasa Kegempaan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(68)

Ramli, Soeharman. 2010. Manajemen Bencana. Jakarta: Dian Rakyat.

Rianada, Suci. 2013. Pengaruh Metode Simulasi Tanggap Bencana Alam Terhadap Kemampuan Mitigasi Pada Anak Tunagrahita Ringan Di Kelas C/D VI SLB

Perwari Padang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. Vol 1, No 1

Rusilowati.A, Supriyadi dan A Binadja.2012. Mitigasi Bencana Alam Berbasis

Pembelajaran Bervariasi Science Environment Technology and Society:

Semarang. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. No. 8. 51-60

Sehah,dkk.2012. Pemanfaaatan Data Seismisitas Umtuk Memetakan Tingkat Resiko Bencana Gempa Bumi Di Kawasan Eks-Karisidenan Banyumas Jawa

Tengah.Dalam. Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal

Berkelanjutan.Purwokerto: Unsoed.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R

and D. Bandung: Alfabeta.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sukmadinata, Nana. 2009. Landasan Pesikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suharjanto. 2013. Beban Gempa.yogyakarta: kepel Press. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.

Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium.

Semarang: Unnes Press.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Zakaria, Zufialdi, Ismawan dan Iyan Haryanto. 2011. Identifikasi Dan Mitigasi Pada

Zona Rawan Gempa Bumi Di Jawa Barat. Bandung. Bulletin of Scientific

Contibution. Vol 9. No. 1. 35-41.

http://www.cilacapkab.go.id/ 640 (Di Unduh pada 23 Juni 2014)

http://www.esdm.go.id/berita/batubara/44-batubara/791-gempa-bumi-di-selatan-pulau-jawa- html (Di Unduh pada 23 Juni 2014)

http://www.tempo.co/read/news/2011/04/04/178325083/Gempa-Cilacap-Tergolong-Unik (Di Unduh pada 23 Juni 2014)

(69)
(70)

Lampiran 1

(71)

Lampiran 2

Daftar Nama Responden Pada Kelas Uji Coba Terbatas

(72)

Lampiran 3

(73)

Lampiran 4

(74)

Lampiran 5

(75)

Lampiran 6

(76)

Analisis Validitas Soal, Tingkat Kesukaran, Daya Beda Dan Reliabilitas

rxy 0.560 0.627 0.000 0.640 0.783 0.572 0.508 0.766 0.484 0.559 -0.646 0.600 0.374 0.730 0.446 -0.044 0.472 0.581 0.548 0.405 -0.064 -0.282 -0.415 0.029 0.553 -0.243 0.523 0.065 0.347 0.346

rtabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 Keterangan Valid Valid Tidak

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak KeteranganMudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah

BA 10 6 9 7 9 6 7 6 9 10 4 9 10 7 9 4 10 5 5 10 7 7 3 5 9 8 10 9 6 10 BB 7 1 8 1 2 2 3 0 4 4 10 4 7 1 6 6 5 2 0 7 8 9 8 6 4 10 5 8 2 8 JA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 JB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D 0.30 0.50 0.10 0.60 0.70 0.40 0.40 0.60 0.50 0.60 -0.60 0.50 0.30 0.60 0.30 -0.20 0.50 0.30 0.50 0.30 -0.10 -0.20 -0.50 -0.10 0.50 -0.20 0.50 0.10 0.40 0.20 Keterangan Cukup Baik Jelek Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Jelek Baik Cukup Baik Cukup Jelek Baik Cukup Baik Cukup Jelek Jelek Jelek Jelek Baik Jelek Baik Jelek Cukup Jelek

p 0.85 0.35 0.85 0.40 0.55 0.40 0.50 0.30 0.65 0.70 0.70 0.65 0.85 0.40 0.75 0.50 0.75 0.35 0.25 0.85 0.75 0.80 0.55 0.55 0.65 0.90 0.75 0.85 0.40 0.90

Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Keterangan

Nomor Butir Soal Nomor Butir Soal

Gambar

Tabel 2.1. Dampak yang Ditimbulkan Gempa Dalam SR (Skala Ricter)
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1. Rincian Populasi Dan Sampel
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian di atas bimbingan konseling islami adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh bimbingan dan penyuluhan di sekolah dalam memberikan pelayanan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga selesailah penulisan skripsi yang berjudul “Gambaran Mekanisme Koping Lansia Penderita Hipertensi

Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi contoh dalam penelitian ini dipilih secara purposive dengan pertimbangan : 1) merupakan sekolah negeri dan telah memiliki dan

Seven groups of the isolates with different phenotypic profiles showed the diversity of methylotrophic bacteria in human mouth (Table 1).. Further, the diversity of

Kelas kesesuaian zona budidaya dari nilai kadar oksigen terlarut dibagi kedalam tiga kelas yaitu pada nilai &gt; 5 mg/liter perairan dikategorikan sangat sesuai, nilai

Penelitian ini akan difokuskan pada usaha-usaha yang dilakukan guru maupun siswa dalam menerapkan pendekatan Accelerated Learning, yaitu konsep pembelajaran terpadu yang

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya.

Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014. Pembimbing I: Drs. Program Studi Pendidikan Matematika.