• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Siklodekstrin untuk Mengontrol Pelepasan Aroma pada Produk Skin Lotion

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Siklodekstrin untuk Mengontrol Pelepasan Aroma pada Produk Skin Lotion"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Siklodekstrin merupakan oligosakarida berbentuk siklis yang tersusun atas beberapa unit glukosa dengan ikatan α-1,4. Senyawa tersebut dapat dihasilkan dari degradasi pati secara enzimatis dengan menggunakan siklodekstrin glikosil-transferase (CGTase). Berdasarkan jumlah unit glukosanya, siklodekstrin dibagi menjadi tiga bentuk yaitu α-siklodekstrin yang terdiri dari 6 unit glukosa, β-siklodekstrin 7 unit glukosa dan γ-siklodekstrin 8 unit glukosa. Struktur siklodekstrin berbentuk seperti silinder dengan permukaan luarnya bersifat hidrofilik sedangkan bagian dalam rongganya bersifat non polar. Adanya bentuk tersebut mengakibatkan siklodekstrin dapat digunakan sebagai komplek penginklusi suatu senyawa (Yuniantoet al. 2000).

Siklodekstrin dapat diproduksi dari pati umbi garut. Garut banyak ditanam sebagai tanaman sambilan di pinggiran kebun, pingggiran pekarangan rumah, atau di bawah naungan pohon besar seperti kelapa, sengon, dan lain-lain. Bila komoditi tersebut diolah menjadi produk siklodekstrin, akan memiliki nilai tambah yang besar. Siklodekstrin dari tanaman garut sampai saat ini dikembangkan dan diproduksi dalam skala kecil oleh Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penggunaan siklodekstrin telah dilakukan di berbagai industri. Di industri pangan, siklodekstrin digunakan sebagai bahan enkapsulasi untuk beberapa bahan yang beraroma, vitamin C, dan pewarna alami. Di industri kosmetika, digunakan untuk meningkatkan stabilitas minyak parfum terhadap oksidasi dan bau, sedangkan di industri farmasi siklodekstrin digunakan sebagai bahan pengkompleks dengan vitamin A, E, dan K agar stabil terhadap oksidasi. Selain itu, siklodekstrin digunakan di industri untuk memodifikasi aktivitas kimiawi suatu molekul dengan proteksi suatu gugus tertentu, sebagai penstabil emulsi, menutup bau dan rasa dari bahan makanan, serta dapat mengurangi kadar kolesterol dan efek toksisitas suatu senyawa (Yunianto et al. 2000). Pemanfaatan siklodekstrin pada industri kosmetik antara lain untuk meningkatkan stabilitas bahan yang beraroma, misalnya parfum. Industri kosmetik merupakan industri potensial yang terus mengalami pertumbuhan pasar. Seperti yang dilansir pada surat kabar The Jakarta Post (2010) yang menuliskan bahwa pasar industri kosmetik di Indonesia tumbuh sangat cepat. Dua pasar di dunia dengan pertumbuhan tertinggi di tahun 2009 adalah China dan Indonesia pada angka 12%.

Produk kosmetik yang menggunakan parfum salah satunya adalahskin lotion. Produk ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai pelembap dan pelembut kulit. Selain itu,skin lotion juga berfungsi sebagai antiseptik, anti jamur, dan anti-acne agent. Parfum yang ditambahkan dimanfaatkan konsumen untuk mengharumkan kulit badan. Namun, pada kenyataannya penyimpanan membuat parfum yang terkandung dalam produk cepat menguap, sehingga kadar wangi pada lotion berkurang. Sifat siklodekstrin yang dapat mengontrol lepasnya aroma diharapkan mampu mempertahankan aroma pada produk skin lotion selama masa penyimpanannya.

(2)

2 Pada penelitian ini, dalam formulasi bahan penyusun skin lotion akan ditambahkan beberapa perlakuan konsentrasi siklodekstrin. Kemudian, dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas produk skin lotion yang berhubungan dengan penurunan kecepatan penguapan komponen parfum yang ditambahkan pada produk, dengan uji kualitatif dan kuantitatif.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Memanfaatkan siklodekstrin untuk meningkatkan kualitas produk skin lotion. Kualitas produk yang ingin ditingkatkan berhubungan dengan penurunan kecepatan penguapan komponen volatil pada bahan pembentukskin lotion.

(3)

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

SKIN LOTION

Perawatan kulit kosmetik dan toiletries terus berkembang. Setelah beberapa tahun, dengan pengenalan material baru ditambah dengan kemajuan pada teknologi surfaktan atau emulsi, pengembangan produk dengan fungsi dan daya tarik yang baik terus berkembang (Butler 2000).

Skin lotion termasuk golongan kosmetika pelembap kulit yang terdiri dari berbagai minyak nabati, hewani, maupun sintetis yang dapat berfungsi sebagai lemak buatan pada permukaan kulit. Lemak ini melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, serta mengurangi penguapan air dari sel kulit, namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan dari kulit. Kosmetika pelembap kulit umumnya berbentuk sediaan cairan minyak atau campuran minyak dalam air yang dapat ditambahi atau dikurangi zat tertentu untuk tujuan khusus (Wasitaatmadja 1997).

Lotionpelembap berfungsi menyokong kelembapan dan daya tahan air pada lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan kulit tersebut (Mitsui 1997). Lotion didefinisikan sebagai campuran dua fase yang tidak bercampur, distabilkan dengan sistem emulsi, dan berbentuk cairan yang dapat dituang jika ditempatkan pada suhu ruang (Schmitt 1992). Hand and body lotion umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air (o/w), dimana minyak merupakan fase terdispersi (internal) dan air merupakan fase pendispersi (eksternal). Tipeskin lotionumumnya terdiri dari 10-15% fase minyak, 5-10% humektan, dan 75-85% fase air. Karakteristik dasarnya mempunyai kemampuan melembapkan kulit dengan segera dan mengurangi kekeringan kulit atau gejala kulit kering (Balsamet al. 1972).

Pelembap kulit yang baik harus memenuhi persyaratan mutu yang terdapat di SNI 16-4399-1996 padaTabel 1.

Tabel 1. Syarat mutu sediaan tabir surya

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1. Penampakan - Homogen

2. pH - 4,5-8,0

3. Bobot jenis, 25oC g/ml 0,95-1,05

4. Viskositas 25oC cP 2000-50000

5. Cemaran Mikroba koloni/gram Maks 102

Sumber : SNI 16-4399-1996

2.2 BAHAN-BAHAN PENYUSUN

SKIN LOTION

(4)

4 pemakaian asam stearat. Semakin besar pemakaian asam stearat, maka warna putih akan semakin berkilau (Barnett 1972).

Emulsi yang baik memiliki sifat tidak berubah menjadi lapisan-lapisan, tidak berubah warna, dan tidak berubah konsistensinya selama penyimpanan. Emulsi yang tidak stabil terjadi karena masing-masing fase cenderung bergabung dengan fase sesamanya membentuk suatu agregat yang akhirnya dapat mengakibatkan emulsi pecah (Suryaniet al. 2000).

Minyak mineral (parafin cair)adalah campuran hidrokarbon cair yang berasal dari sari minyak tanah. Minyak ini merupakan cairan bening, tidak berwarna, tidak larut dalam alkohol atau air, jika dingin tidak berbau dan tidak berasa namun jika dipanaskan sedikit berbau minyak tanah. Minyak mineral berfungsi sebagai pelarut dan penambah viskositas dalam fase minyak (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993).

Pada kosmetik, minyak mineral luas digunakan pada eye shadow, lipstick, lip gloss, makeup wajah, produk pembersih, krim, dan lotion (Nikitakis 1988 dalam Smolinske 1992). Aplikasi selaput tipis dari bahan oklusif seperti minyak atau lilin, membuat kulit terasa lembut dan halus. Bahan-bahan ini, umumnya dikenal dengan sebutan emollients, yang seringkali mengurangi TEWL (Transepidermal Water Loss) yang cenderung meningkatkan kandungan air pada stratum corneum. Perubahannya yang cepat pada gejala kulit yang kering dapat dihubungkan dengan kemampuannya untuk mengisi celah pada lapisan tanduk dan glue down cornecytesyang menonjol (Butler 2000).

Setil alkohol (C16H33OH) merupakan butiran yang berwarna putih, berbau khas lemak, rasa tawar, dan melebur pada suhu 45-50oC. Setil alkohol larut dalam etanol dan eter, namun tidak larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi, penstabil, dan pengental (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993). Setil alkohol adalah alkohol dengan bobot molekul tinggi yang berasal dari minyak dan lemak alami atau diproduksi secara petrokimia. Bahan ini termasuk ke dalam fase minyak pada sediaan kosmetik. Pada formulasi produk, setil alkohol yang digunakan kurang dari 2%. Setil alkohol merupakan lemak putih agak keras yang mengandung gugusan kelompok hidroksil dan digunakan sebagai penstabil emulsi pada produk emulsi seperticreamdanlotion(Mitsui 1997).

Setil alkohol digunakan sebagai emulsifier, agen opasitas, emollient, agen peningkat viskositas, dan penyokong busa pada kosmetik dan farmasi. Tipe produk yang menggunakan setil alkohol termasuk produk untuk mata, bedak wangi, kondisioner rambut,lipstick,makeup, krim danlotion, serta produk pembersih (Nikitakis 1988 dalam Smolinske 1992). Setil alkohol diketahui dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas (alergi) pada pasien dengan kulit stasis atau kakiulcersyaitu 5,4% dari 116 kasus (Van Ketel dan Wemer 1983 dalam Smolinske 1992). Reaksi hipersensitivitas pada setil alkohol disinyalir berhubungan dengan ketidakmurnian produk (Hannuksela dan Salo 1986 dalam Smolinske 1992).

Triethanolamin ((CH2OHCH2)3N) atau TEA merupakan cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, dan higroskopis. Cairan ini dapat larut dalam air dan etanol tetapi sukar larut dalam eter. TEA berfungsi sebagai pengatur pH dan pengemulsi pada fase air dalam sediaan skin lotion(Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993). TEA merupakan bahan kimia organik yang terdiri dari amina dan alkohol dan berfungsi sebagai penyeimbang pH pada formulasiskin lotion. TEA tergolong dalam basa lemah (Frauenkronet al.2002).

(5)

5 tanaman dan hewan. Gliserin dapat digunakan sebagai pelarut maupun zat pelarut. Gliserin diklasifikasikan sebagai humektan, pemlastis, pelarut, dan agen tonik pada produk farmasi. Pada kosmetik, gliserin digunakan sebagai pendenaturisasi dan humektan pada berbagai macam produk, seperti kondisioner dan pewarna rambut, produk makeup, pencuci mulut, penyegar napas, lotion setelah bercukur, krim cukur, krim, lotion, dan lulur (Smolinske 1992). Bahan higroskopis tertentu yang dikenal sebagai humektan, dapat menyeimbangkan air pada lapisan tanduk dan menjaganya pada matriks lemak interseluler. Air ini dapat datang dari air pada formulasi akhir dan lapisan epidermis bagian bawah bukannya dari lingkungan luar (Butler 2000).

Air murnimerupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam pembuatanskin lotion. Air murni hanya mengandung molekul air saja dan dideskripsikan sebagai cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, memiliki pH 5.0 dan 7.0, dan berfungsi sebagai pelarut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993). Air yang digunakan harus didestilasi atau dihilangkan garam-garamnya dengan ion exchanger. Sisa-sisa besi dan tembaga sangat berbahaya karena mempercepat terjadinya ketengikan. Karena kandungan minyak tumbuhannya yang tinggi, preparat pelembap ini mudah menjadi tengik. Kosmetik pelembap harus dilindungi dari mikroorganisme dan jamur dengan penambahan bahan pengawet (Tranggono dan Latifah 2007). Manfaat air dalam produk kosmetik adalah membantu penyebaran produk dan pencampuran bahan-bahan lainnya dalam larutan kosmetik. Air dapat pula mengembalikan kelembapan kulit, ini merupakan hal yang penting, mengingat air merupakan bagian mayoritas dalam sel kulit manusia (Edgar 2008).

Metil paraben atau nipagin digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik, produk makanan, dan formula farmasi. Metil paraben dapat digunakan sendiri ataupun dengan kombinasi paraben lainnya, atau zat antimikroba lain. Bentuk metil paraben adalah kristal tak berwarna, serbuk kristal putih, dan tidak berbau. Metil paraben merupakan metil ester dari asam p-hidroksibenzoat. Metil paraben mempunyai aktivitas antimikroba pada pH 4-8. Efek pengawetan akan menurun sebanding dengan meningkatnya pH. Metil paraben memiliki keaktifan paling lemah dari seluruh paraben. Aktivitasnya akan meningkat dengan bertambahnya panjang rantai dari alkil. Aktivitasnya dapat diperbaiki dengan mengombinasikan dengan paraben lain. Metil paraben larut dalam etanol, eter, propilen glikol dan metanol, tidak larut dalam parafin cair dan air, larut dalam air hangat, aktivitas antimikroba dari metil paraben menurun dengan keberadaan surfaktan non ionik seperti polisorbat 80 (Wade dan Weller 1994).

Sangat penting untuk menggunakan parfum yang stabil untuk tidak mengiritasi pada kondisi alkali dan tidak mudah teroksidasi atau menguap. Konsentrasi parfum yang digunakan pada produk beragam, tapi apabila konsentrasinya terlalu rendah, akan menyebabkan aromanya tidak nampak. Di sisi lainnya, bila konsentrasi terlalu tinggi, akan menghasilkan bau yang terlalu menyengat dan dapat menyebabkan gumpalan-gumpalan, terutama pada sediaan bedak. Dapat pula menyebabkan iritasi pada kulit. Biasanya konsentrasi parfum kisaran 0,2 dan 1% masih dapat diterima (Singh 2010).

Bahan lain yang digunakan pada pembuatan skin lotion adalah karagenan dan kitosan.

(6)

6 industri farmasi, kosmetik, tekstil, bioteknologi, dan industri lainnya (Van de Velde dan De Ruiter 2004).

Karagenan digunakan padagel, krim, lotion, perawatan rambut, serta produk kulit dan tubuh. Gel karagenan meningkatkan kestabilan emulsi dengan menjaga droplet minyak dan mencegah pemisahan bahan yang tidak larut (non soluble) seperti pigmen (Anonim 2007). Selain itu, konon petaniIrish Mosscenderung memiliki kulit yang halus akibat seringnya kontak langsung antara kulit petani dengan rumput laut tersebut. Hal ini karena karagenan diduga berinteraksi dengan karoten pada manusia untuk menghasilkan kulit yang halus. Karena alasan ini, karagenan juga seringkali digunakan dalam produk kosmetik untuk menjaga kehalusan kulit (Anonim 2004).

Kitosan merupakan polisakarida linear dengan komposisi distibusi acak dari β-(1-4)-linked D-glukosaamina. Dapat digunakan sebagai pengawet karena sifat-sifat yang dimilikinya yaitu dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak. Berbagai hipotesa yang sampai saat ini masih berkembang mengenai mekanisme kerja kitosan sebagai pengawet adalah kitosan memiliki afinitas yang sangat kuat dengan DNA mikroba (Hadwiger dan Loschke, 1981 dalam Hardjito 2006). Kitosan mampu mempercepat proses regenerasi kulit, karenanya sering digunakan sebagai obat luka bakar. Kitosan adalah gum kationik alami yang telah digunakan pada berbagai jenis kosmetik, terutama pada perawatan rambut dan kulit dan personal care lainnya (Muzzarelli 1983 dalam Champagne 2008). Ketika digunakan pada kulit, kitosan membentuk perlindungan dan lapisan elastik yang melembapkan, hal ini membuat kitosan berfungsi sebagai pelembap padalotionatausunscreens(Gossen 1997).

Tabel 2. Aplikasi kitosan pada kosmetik No. Aplikasi Kitosan

1 Pelarut yang baik dalam aplikasi kosmetik 2 Fungicidaldanfungistatic

3 Menyerap bahaya radiasi ultraviolet 4 Meningkatkan kehalusan dan kelembutan Sumber : Dutta,et al. (2004)

2.3 MINYAK KENANGA

Salah satu komponen aroma yang ingin dipertahankan adalah komponen minyak wangi yang ditambahkan. Minyak wangi yang ditambahkan adalah minyak bunga kenanga. Bunga kenanga memiliki aroma yang khas dan menyenangkan. Minyak kenanga dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam pembuatan produk misalnya bahan baku ramuan parfum, kosmetika, sabun, dan produk-produk rumah tangga lain misalnya pewangi pembersih lantai (Sunanto 1993).

(7)

7 Menurut Ketaren (1985), minyak kenanga diperoleh dari hasil penyulingan bunga tanaman kenanga. Prosesnya dimulai dari perajangan bunga, penyulingan rebus atau kukus, dan pemisahan dengan air. Minyak atsiri pada dasarnya memiliki sifat volatil, yaitu dapat menguap secara cepat atau dapat betukar dalam bentuk uap secara mudah. Dalam kimia, bahan volatil adalah bahan yang menguap dalam bentuk gas pada temperatur ruang (Anisman-Reiner 2008). Untuk itu, pengontrolan pelepasan aroma pada produk-produk yang berbasis minyak volatil perlu dilakukan.Tabel 3merupakan daftar komponen dan komposisi dari minyak kenanga. Tabel 3. Komponen minyak kenanga

Nama Komponen Komposisi

β-Kariofilen 37%

Farnesene 12,2%

α-Kariofilen 10,5%

γ-Kadinene 7,6%

Teta cadinene 5,4%

Benzil benzoat 2,9%

Geranil asetat 1,8%

Linalool 1,7%

p-cresil metil eter 1,1%

(Z,E) farnesol 1,1%

Nerolidol 1%

Geraniol 0,6%

Benzil salisilat 0,1%

Sumber : Buccellato (1982) dalam Oyen dan Nguyen Xuan Dung(1999)

Semua komponen kimia yang terdapat dalam minyak ylang-ylang, juga terdapat dalam minyak kenanga, hanya berbeda jumlahnya. Minyak kenanga terutama banyak mengandung seskuiterpen dan seskuiterpen alkohol, tetapi lebih sedikit mengandung ester jika dibandingkan dengan minyak ylang-ylang. (Ketaren 1985). Umumnya komponen kimia dalam minyak atsiri terdiri dari campuran hidrokarbon dan turunannya yang mengandung oksigen yang disebut dengan terpen atau terpenoid. Terpen merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan satuan terkecil dalam molekulnya disebut isopren (CsHa). Senyawa terpen mempunyai rangka karbon yang terdiri dari 2 atau lebih satuan isopren. Klasifikasi dari terpen didasarkan atas jumlah satuan isopren yang terdapat dalam molekulnya yaitu : monoterpen, seskuiterpen, diterpen, triterpen, tetraterpen, dan politerpen yang masing-masing terdiri dari 2, 3, 4, 6, 8, dan n satuan isopren (Finar 1959). Berikut penjelasan tentang beberapa komponen yang dominan terdapat dalam minyak kenanga.

a. Kariofilen

(8)
(9)

Ditambahkan lagi, penyimp sama dikemukakan oleh Ec Ecolab menuliskan bahwa s tidak disimpan di bawah 0oC Metode yang digunak yaitu suatu metode yang me beberapa suhu dan jangka w kosmetik yang mengacu pad Tabel 4. Suhu dan jangka wa Suhu (oC) Lam

25 37 45 50 4 -20

Sumber : Connorset al. (1992

2.5 SIKLODEKSTRIN

Siklodekstrin adalah ikatan anhidroglukosa. Prod diameter ruang hidrofobikny dan Kupka 2010). Sama ha (sikloamilosa) adalah oligos pati. Siklodekstrin utama (α, D-glukosa yang diikat deng (1991), siklodekstrin adalah 1,4-glikosidik. Penamaan α, sebanyak 7 unit, dan γ seban padaGambar 1.

Gambar 5. Str Siklodekstrin memili Pada bagian kulit luar bersif 1991). Menurut Lee dan Ki glukosanya. Bagian dalam siklodekstrin lebih mudah m

panan produk sebaiknya terproteksi dari cahaya matahari. Ecolab (2007) yang memroduksi Endure ® RevitalizingSki a skin lotion disimpan dalam wadah tertutup pada tempera

C, dan tidak dicampur dengan bahan lainnya.

akan untuk menguji penyimpanan kosmetik adalah metode a engatur suatu kondisi penyimpanan di luar kondisi normal. waktu sebagai panduan dalam menentukan tingkat kestabila ada metodeAccelerated Storage(Tabel 4).

waktu sebagai panduan stabilitas

ama Pengamatan (bulan) Umur simpan produk (bu

12 12 6 9 3 9 1 9 1 9 1 9 92)

h oligosakarida siklik yang dibangun dari unit 6, 7, atau oduksi α-, β-, atau γ-siklodekstrin melalui konversi pati yan nya dan biasanya cocok untuk inklusi beberapa zat lipofilik halnya dengan Otero (1991) yang menjelaskan bahwa sik osakarida dalam bentuk siklik yang diproduksi secara enzim (α, β, dan γ-siklodekstrin) disusun dari enam, tujuh, atau de engan ikatan α-1,4-glikosidik (Otero 1991). Menurut Lee h senyawaan siklik dari oligosakarida non reduksi yang diik α, β, dan γ menurut jumlah unit glukosanya, α sebanyak anyak 8 unit. Struktur molekul α, β, dan γ siklodekstrin dap

5. Struktur molekul α, β, dan γsiklodekstrin (Skowron 2006) iliki struktur molekul yang siklik berbentuk torus seperti k rsifat hidrofilik dan bagian dalam (rongga) bersifat hidrofob Kim (1991), bentuk dan ukuran tersebut ditentukan oleh ju siklodekstrin relatif non-polar dibandingkan dengan air. membentuk kompleks dengan senyawa organik lain.

ri. Hal yang Skin Lotion. ratur ruang, e akselerasi, al. Terdapat bilan produk

bulan)

au 8 α(1-4) ang berbeda ilik (Regiert iklodekstrin zimatik dari delapan unit ee dan Kim iikat oleh α-k 6 unit, β dapat dilihat

6)

(10)

Tabel 5. Sifat fisik siklodeks Jenis

CD

Unit

Glukosa B

Α 6 9

Β 7 11

Γ 8 12

Sumber : Pszezola (1988) Lee dan Kim (1990 banyak digunakan adalah β-s stabil, mudah, ukuran rongg dengan produk tanpa harus m rendah.

Pada umunya, prod likuifikasi pati dengan pa ditambahkan CGTase untuk konsentrasi pati yang tinggi saat proses likuifikasi (Lee d

Pembentukan siklode (etanol, asetan, dan propano penambahan etanol 10% (v/v Penambahan pelarut organ siklodektrin. Hal tersebut dis dengan pelarut organik. T struktur molekul siklodekstri tersebut menyebabkan prose 1991).

Kompleks inklusi (G

struktur dari pengadukan, ya lainnya. Komponen yang dis tanpa memengaruhi struktur Siklodekstrin dapat b dari komponen inklusi tergan harus dipenuhi agar terbent rumah dan tamu harus mele rumah adalah letak ikatan b tamu, letak ikatan divergen dan divergen di mana komple

Gambar 6. Skema

kstrin standar BM

Ukuran Molekul (Ao) Kelarutan (air) 250C (g/100 ml)

[α] D20 (H2O.1%) Diameter

Tinggi Dalam Luar

973 5,7 13,7 7,0 14,5 150,5o

1135 7,8 15,3 7,0 1,85 162,5o

1297 9,5 16,9 7,0 23,2 117,4o

90) menyatakan bahwa dari ketiga jenis siklodekstrin ya β-siklodekstrin karena kompleks inklusi yang terjadi di dalam gganya dapat memuat banyak molekul, serta paling mudah d s menggunakan pelarut organikkarena kelarutan β-siklodekstr oduksi siklodekstrin dilakukan dengan terlebih dahulu m panas, dengan atau tanpa enzim penghidrolisis, kemud tuk sintesis siklodekstrin. Proses tersebut akan menjadi s gi karena viskositas larutan pati akan meningkat dengan c e dan Kim 1991).

dekstrin mengalami peningkatan dengan penambahan pelaru anol) ke dalam medium reaksi. Peningkatan tertinggi diper

v/v), yakni mengalami peningkatan sekitar 100% (Lee dan Ki ganik ke dalam medium reaksi dapat meningkatkan

disebabkan karena terbentuknya kompleks inklusi antara sik Terbentuknya kompleks inklusi tersebut menyebabkan p strin, sehingga CGTase tidak dapat mengenali siklodekstrin. P ses hidrolisis dapat dihindari pada molekul siklodekstrin (Lee (Gambar 6) adalah komponen molekular yang memiliki ka

yaitu satu komponen (molekul tuan rumah) secara spasial me disertakan (molekul tamu) diletakkan pada rongga molekul tu ur rangka dari molekul tuan rumah.

t berinteraksi dengan bermacam-macam jenis ion dan mole gantung pada tipe kompleks “tuan rumah-tamu”. Beberapa pe

ntuk hubungan “tuan rumah-tamu”. Letak ikatan dari mol elengkapistereoelectronically. Karakteristik utama dari mole

berorientasi pada arah spasial yang sama, sedangkan pada n dalam kompleks. Ini adalah hubungan letak ikatan yang k pleks dari tuan rumah-tamu terbentuk (Szejtli 1988).

a pembentukan kompleks inklusi siklodekstrin (Szejtli 1988) %)

yang paling lamnya lebih h dipisahkan kstrin sangat melakukan udian baru i sulit pada cepat pada larut organik eroleh pada Kim 1991). perolehan iklodekstrin perubahan . Perubahan ee dan Kim karakteristik enyertakan l tuan rumah lekul. Hasil persyaratan olekul tuan olekul tuan ada molekul g konvergen

(11)

2.6 PENGONTROL PELE

Kandungan aroma da aroma yang dapat berubah. dihindari dengan inklusi. Si pada minyak atsiri yang m kandungan setelah penyimpa

Gambar 7. Stabilitas minya dalam Frömmin Analasis kromatograf tidak ada perubahan yang lu βCD kompleks dari minyak perbedaan setelahempat min Siklodekstrin dapat farmasi, pangan, dan kosm enkapsulasi, termasuk penin pengaruh oksidasi. Langour beberapa temuan dari inklusi limonene). Mereka menemu Hasil terkini oleh Reinecciu mendukung hasil sebelumn konsentrasi dari komponen a siklodekstrin menunjukkan i

Selain siklodekstrin, Menurut Direktorat Jenderal pengikat aroma wangi pada

LEPASAN AROMA

dapat menurun selama penyimpanan, atau rasio dari konstit ah. Evaporasi substansi yang mengandung aroma dan vola

Siklodekstrin merupakan salah satu bahan inklusi yang dita mudah menguap. Beberapa minyak atsiri telah diteliti b

panan dengan atau tanpa inklusi (Frömming dan Szejtli 1993

yak jeruk dalam formulasi inklusi denganβ-Siklodekstrin(Th ing dan Szejtli 1993)

rafi gas pada sampel yang berbeda pada minyak jeruk men luar biasa setelah 7 bulan penyimpanan dalam keadaan terb ak ini. Sampel dari minyak murni bagaimanapun memili inggu penyimpanan (Thoβ1990 dalam Frömming dan Szejtli t digunakan dalam berbagai indsutri seperti pada indus smetika. Hal ini disebabkan karena siklodekstrin mempu ingkatan kelarutan dan perlindungan komponen kimia yang urieux dan Crouzet dalam Reineccius et al. (2006) memu usi (interaksi) dari β-siklodekstrin dan komponen volatil (β-io

ukan interaksi kuat antara siklodekstrin dan pengujian kedu cius et al. (2006), yang termasuk tiga jenis siklodekstrin mnya. Interaksi bergantung pada komponen aroma, sikl n aroma dan siklodekstrin, serta temperatur. Dalam studi ka n interaksi dalam jumlah yang besar dengan komponen aroma in, bahan lain yang memiliki fungsi sama adalah miny

ral Perkebunan (2006), minyak nilam memiliki potensi seba da parfum dan kosmetika. Namun, harga minyak nilam (40

stituen pada olatil dapat itambahkan bagaimana 93).

Thoβ1990

enunjukkan terbuka pada iliki sedikit ejtli 1993).

ustri kimia, punyai sifat ng labil dari ublikasikan -ionone dan dua volatil. in (α, β, γ), iklodekstrin, karbohidrat, ma. nyak nilam.

(12)

12 (NEDFi 2002)) di pasaran lebih tinggi daripada siklodekstrin, khususnya β-siklodekstrin (2,7 USD/kg (Mengzhou Huaxing Biochemistry Co. 2010) yang banyak digunakan pada kosmetik.

(13)

13

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan untuk pembuatanskin lotionpada dasarnya terdiri dari dua fase, yaitu fase air dan minyak. Fase air terdiri dari bahan-bahan yang larut dalam air, sedangkan fase minyak terdiri dari bahan-bahan yang larut dalam minyak. Fase minyak terdiri dari asam stearat, minyak mineral (parafin cair), dan setil alkohol. Sedangkan fase air terdiri dari karagenan, gliserin, siklodekstrin, TEA, dan aquades. Kemudian, bahan lain yang diambahkan untuk menyempurnakan karakter skin lotion ini adalah kitosan, metil paraben, dan parfum minyak kenanga. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatanskin lotionmerupakan modifikasi dari bahan yang dituliskan oleh Nussinovitch (1997) dan modifikasi dari bahan pembuatanskin lotion oleh Teknologi Hasil Perairan dari Razi (2009). Bahan-bahan lain adalah yang digunakan untuk analisis, di antaranya aquades, media PCA, dan garam fisiologis.

Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah peralatan gelas untuk pembuatan produkskin lotion, oven 50oC,magnetic stirrer, spatula, termometer, dan pemanas. Alat lain yang digunakan adalah alat-alat yang digunakan untuk analisis, di antaranya pH meter, viscometerBrookfield Engineering Labs, cawan, oven 45oC, cawan petri, peralatan gelas, ruang uji organoleptik, pemanas, inkubator, dan unit Pyrolisis Gas Chromatography-Mass Spectrometry (PyGC-MS) yang berada di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), Mabes Polri dengan merek Agilent GC seri 6980, MS seri 5973, Amerika.

3.2 METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan dibagi dalam tiga tahap. Tahap I merupakan tahap pendahuluan yaitu pembuatan skin lotion dengan/tanpa penambahan siklodekstrin, tahap II adalah tahap analisis karateristikskin lotionsetelah penambahan siklodekstrin, kemudian tahap III adalah analisis yang berkenaan dengan pengontrolan pelepasan aroma.

3.2.1 Tahap I

(14)

14 Tabel 6. FormulasiSkin Lotion(basis = 40 gram)

Bahan Banyaknya (% b/b) Berat (gr)

Fase Minyak

Asam Stearat 4 1,6

Parafin Cair 3 1,2

Setil Alkohol 2 0,8

Fase Air

Gliserin 3 1,2

Triethanolamin (TEA) 2 0,8

Karagenan 0,1 0,04

Aquades s.d. 100 s.d. 40

Kitosan 0,1 0,04

Metil paraben 0,1 0,04

Parfum (Minyak Kenanga) 0,16 0,064

Pada fase air ditambahkan pula siklodekstrin dengan 5 perlakuan konsentrasi yaitu 0; 0,2; 0,5; 0,8; dan 1 %. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatanskin lotiondipisahkan dalam dua bagian yaitu bahan yang larut minyak (fase minyak atau sediaan 1) dan bahan yang larut dalam air (fase air atau sediaan 2). Bahan-bahan yang termasuk fase minyak antara lain asam stearat, parafin cair, dan setil alkohol. Bahan-bahan yang termasuk fase air antara lain gliserin, TEA, karagenan, dan aquades.

(15)

15 Gambar 8. Diagram alir pembuatanskin lotion

Setelah produk jadi, seluruh sampel disimpan pada kondisi penyimpanan yang sama selama 30 hari pada suhu 50oC pada keadaan tertutup dan terbuka. Penyimpanan pada suhu ini ditujukan untuk mempercepat waktu analisis dalam menduga stabilitasskin lotionselama masa penyimpanan. Pemilihan ini dikarenakan pada suhu tersebut merupakan suhu ekstrim bagi produk emulsi sehingga banyak hal yang terjadi terhadap produk emulsi. Pada suhu ruang, umumnya emulsi lebih stabil untuk jangka waktu yang lama.

3.2.2 Tahap II

Untuk mengetahui bagaimana karakteristik skin lotion sebelum dan sesudah penambahan siklodekstrin pada berbagai perlakuan konsentrasi, dilakukan beberapa analisis yang merujuk kepada SNI 16-4399-1996 yang telah disebutkan dalam Bab II. Berikut beberapa analisis yang dilakukan :

a. Analisis pH (Sudarmadji 1989)

Uji derajat keasaman ini dilakukan dengan menggunakan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi pada pH 4 dan pH 7. Sampel sebanyak 2 gram ditimbang dan dilarutkan dengan 20 ml air suling, lalu nilai pH dihitung dengan pH meter. b. Analisis Viskositas (Simanjuntak 2000)

(16)

16 3) dengan kecepatan 30 rpm. Faktor koreksi untuk spindel 3 adalah 40. Viskositasnya (cP) adalah angka hasil pengukuran x faktor konversi.

c. Analisis Stabilitas Emulsi (Benett 1947)

Pengukuran sampel bahan emulsi dimasukkan dalam wadah dan ditimbang beratnya. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan dalam oven dengan suhu 45oC selama 1 jam kemudian dimasukkan dalam pendingin bersuhu di bawah 0oC selama 1 jam kemudian dikembalikan lagi ke oven pada suhu 45oC selama 1 jam. Pengamatan dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya pemisahan air dari emulsi. Bila terjadi pemisahan, emulsi dikatakan tidak stabil dan tingkat kestabilannya dihitung berdasarkan presentasi fase terpisahkan terhadap emulsi keseluruhan (Mitsui 1997). Stabilitas emulsi dapat dihitung berdasarkan rumus berikut:

(%) = 100% − 100%

d. Analisis Total Mikroba (SNI 19-2897-1992)

Pengukuran total mikroba berdasarkan SNI 19-2897-1992 adalah secara aseptis, lotion ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam larutan pengencer kemudian dihomogenkan. Pengenceran dilakukan sampai 10-3. Sebanyak 1 ml dari sampel, diinokulasikan pada cawan petri steril. Media Plate Count Agar (PCA) yang steril pada suhu 45–55oC dituangkan pada cawan petri sebanyak 10–15 ml. Cawan petri digoyang dan dibiarkan memadat. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar selama 48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh dilaporkan sebagai total mikroba. e. Uji Hedonik (Rahayu 1998)

Pada uji hedonik atau uji kesukaan, panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan, di samping itu, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaan atau ketidaksukaan. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut sebagai skala hedonik. Panelis yang digunakan sebanyak 30 orang panelis agak terlatih dengan 5 sampel yang diuji. Kelima sampel yang diuji merupakan produk-produkskin lotionyang baru dibuat. Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian, panelis tidak boleh mengulang-ulang penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang disajikan. Karena panelis yang digunakan agak terlatih, maka penyajian contoh dilakukan sekaligus dengan formulir isian seperti pada

Lampiran 1. 3.2.3 Tahap III

a. Uji Rangking

(17)

17 penyimpanan produk skin lotion pada suhu 50oC, dilakukan pada produk yang disimpan tertutup dan terbuka.

b. UjiPyrolisis Chromatography Gas–Mass Spectrometry(PyGC-MS)

(18)

18

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KARAKTERISTIK

SKIN LOTION

Siklodekstrin yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian dari Erianti (2004) yang diproduksi dengan menggunakan enzim α-amilase sebagai enzim penghirolisis dan enzim CGTase sebagai enzim pembentuk komponen siklik pada siklodekstrin. Produk yang dihasilkan terdiri dari ketiga campuran α, β, dan γ-siklodekstrin dengan komposisi sebagai berikut :

Tabel 7. Komposisi siklodekstrin (Erianti 2004)

No. Jenis Siklodekstrin Konsentrasi (% b/v)

1 α- Siklodekstrin 22,48

2 β- Siklodekstrin 11,41

3 γ- Siklodekstrin (tidak ada standar)

Analisis pertama dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana pengaruh penambahan siklodekstrin pada 5 perlakuan konsentrasi terhadap karakteristik skin lotion. Pemilihan perlakuan konsentrasi ditetapkan berdasarkan jumlah komponen yang ingin diikat, dalam hal ini minyak kenanga dengan konsentrasi sebesar 0,16%. Namun, konsentrasi siklodekstrin yang ditambahkan melebihi jumlah minyak kenanga dikarenakan adanya pengikatan sejumlah senyawa lain oleh siklodekstrin. Proses trial and error dilakukan dengan konsentrasi siklodekstrin melebihi 1%. Konsentrasi tersebut menyebabkanskin lotion sukar untuk dituang (terbentuk krim). Selain itu, warna produkskin lotionmenjadi coklat dikarenakan adanya reaksi Maillard yang juga dipengaruhi oleh penyimpanannya pada suhu 50oC. Reaksi Maillard terjadi karena terdapat senyawa gula, yang terkandung dalam siklodekstrin. Menurut Laboratorium Kimia-Biokimia Pangan UGM (2002) reaksi Maillard adalah reaksi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer. Hasil reaksi ini berupa produk berwarna coklat yang sering dikehendaki, namun kadang-kadang menjadi pertanda penurunan mutu. Semakin banyak siklodekstrin yang ditambahkan pada produk, maka produk akan menjadi semakin coklat. Warna coklat mengurangi performa dari penampakan produk skin lotion. Sehingga, rentang diturunkan dari 0% sampai dengan 1%.

Analisis yang dilakukan terhadap produk skin lotion meliputi analisis pH, viskositas, stabilitas emulsi, dan total mikroba. Karakter tersebut merupakan karakter yang menjadi standar produk skin lotion sesuai dengan SNI 16-4399-1996. SNI tersebut merupakan SNI dari tabir surya (sunscreen atau sunblock) Selain itu, dilakukan pula uji sensori untuk mengetahui bagaimana tingkat kesukaan panelis terhadap produkskin lotionpada 5 perlakuan konsentrasi. 4.1.1 pH

(19)

dari minyak kulit, asam s kulit dari kekeringan, inf bahan atau kosmetika yan

Gambar 9. Hubu Nilai pH skin lo berkisar antara 7,63 sam siklodekstrin) sebesar 7,6 siklodekstrin, seperti yan pada standar kisaran pH yang dihasilkan aman di semakin menurun. Ini m Semakin banyak konse keasaman dari produksk meter, siklodekstrin yan memiliki pH asam yang konsentrasi siklodekstrin 4.1.2 Viskositas

Viskositas merup khusunya skin lotion. menggunakan viscomete viskositas (Suryaniet al. Bahan yang mem (emulsifier). Karagenan 0,1% menghasilkan form tidak terlalu encer dan tid refined(Razi 2009). Bah

Nilai viskositas p 4816,67 cP, di mana nila cP. Nilai viskositas awal cP yang merupakan prod lotion dengan penamb siklodekstrin yang ditam dihasilkan. 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 p H

susu dalam keringat, dan asam amino. Fungsinya adalah m infeksi bakteri dan jamur. Mantel asam akan rusak jika serin yang mempunyai pH jauh berbeda dengan pH fisiologis kulit.

bungan konsentrasi siklodekstrin dengan pH produkskin lotio lotion hasil pengukuran (Lampiran 4) menunjukkan an ampai dengan 7,39. Nilai pH awal skin lotion (tanpa pen 7,63 kemudian menurun seiring pertambahan konsentrasi pen ang terlihat pada grafik diGambar 9. Kisaran nilai ini mas H dalam SNI 16-4399-1996 (4,5 sampai dengan 8) sehingg digunakan untuk kulit. Bila ditarik garis linear, terbentuk i menunjukkan penambahan siklodekstrin dapat menurunkan sentrasi siklodekstrin yang ditambahkan, semakin turu skin lotion. Setelah dilakukan pengukuran dengan menggu ang digunakan dalam produk ini memiliki pH 4,86. Sik g menyebabkan menurunnya pHskin lotiondengan semakin in yang ditambahkan.

upakan salah satu parameter penting dalam produk-produ . Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yan ter. Faktor yang erat hubungannya dengan stabilitas emu l.2000).

empengaruhi nilai viskositas awal adalah bahan-bahan pe n merupakan salah satu emulsifier. Penggunaan karagena rmulaskin lotionyang baik. Kekentalan produk cukup baik,s tidak terlalu kental. Karagenan yang digunakan adalah je ahan lainnya adalah setil alkohol, gliserin, dan kitosan. s produk skin lotion terlihat pada Gambar 10, antara 2

ilainya sesuai dengan kisaran SNI 16-4399-1996 yaitu 2000 alskin lotion(tanpa penambahan siklodekstrin) menunjukka oduk dengan viskositas terkecil. Nilai viskositas terbesar dipe mbahan siklodekstrin sebesar 1%. Semakin tinggi k itambahkan pada produk, semakin tinggi nilai viskositas em

7.63 7.54 7.49 7.44 7.39

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

melindungi ring terkena lit.

tion

angka yang penambahan penambahan asih berada ngga produk k tren yang an nilai pH. run derajat gunakan pH Siklodekstrin kin besarnya

(20)

Siklodekstrin me siklodekstrin dengan ko siklodekstrin memiliki str bagian kulit luar bersifa 1991). Hal ini menyebab halnya penelitian dari In sebagaiemulsifieruntuk emulsifierdapat meningk bagian kulit luar siklo siklodekstrin yang ditamb

Gambar 10. Hubu 4.1.3 Stabilitas Emulsi

Perhitungan stabil emulsi menunjukkan kes mempunyai kecenderung yang terpisah (Suryani e kimia dan fisika. Perub memudar, perubahan bau pemisahan fase, sedimen pengerasan, dan lain-lain

2516.67 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 0 V is k o si ta s (c P)

emiliki kemampuan untuk membentuk kompleks inklu komponen lainnya pada skin lotion. Hal ini dikarenakan struktur molekul yang siklik berbentuk torus seperti kue do ifat hidrofilik dan bagian dalam (rongga) bersifat hidrofob babkan siklodekstrin dapat pula digunakan sebagaiemulsifie i Inoue et al. (2008) yang memanfaatkan sifat struktur sik

k digunakan dalam bidang farmasi. Kemampuan siklodekstr gkatkan viskositas dari produkskin lotiondikarenakan air te klodekstrin yang bersifat hidrofilik. Sehingga, semakin mbahkan, maka viskositas akan semakin tinggi.

bungan siklodekstrin dengan viskositas produkskin lotion

tabilitas emulsi dilakukan apabila terjadi pemisahan fase. estabilan suatu bahan di mana emulsi yang terdapat dalam ba ngan untuk bergabung dengan partikel lain dan membentu i et al. 2000). Emulsi yang tidak stabil akan mengalami p ubahan kimia yang terjadi antara lain perubahan warna ata

au, kristalisasi, dan lain-lain. Perubahan fisika yang terjadi a entasi, pembentukan agregat, pembentukan gel, penguapan, p

in (Mitsui 1997).

2516.67

2983.33

3450.00

3866.67

4816.67

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

klusi antara kan struktur donat. Pada obik (Otero ifier, seperti iklodekstrin strin sebagai terikat pada kin banyak

(21)

Gambar 11. Hubungan k Hasil stabilitas em lotion bernilai antara 8 penambahan siklodekstri pada produk dengan p peningkatan stabilitas siklodekstrin padaskin lo

Siklodekstrin dapa produk kosmetik, yaitu sederhana antara minya Emulsi yang terbentuk sta dari efek stabilitas belum kosentrasi siklodekstrin. trigliserida dan air juga s Nilai viskositas be dengan nilai stabilitas em akan semakin stabil kare suatu bahan (Schmitt 19

Produk emulsi ya mengalami pemisahan m warna, dan bau pada pr ditunjukkan dalam 3 bent

Beberapa usaha u pembuatan emulsi yaitu a jumlah stabilizer. Temp memberikan pengaruh pa 4.1.4 Total Mikroba

Sebagian besar se bakteri dan jamur. Kosm bahan organik, bahkan se

81.39 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 88.00 90.00 S ta b il it a s E m u ls i (% )

n konsentrasi siklodekstrin dengan stabilitas emulsi produksk emulsi (Gambar 11dan Lampiran 6) menunjukkan kesta 81,39% sampai dengan 87,64%. Stabilitas emulsi awal trin adalah 81,39%, kemudian terus meningkat sampai denga penambahan 1% siklodekstrin. Dapat disimpulkan bahw s emulsi seiring dengan peningkatan penambahan k

lotion.

apat pula berperan dalam perbaikan perlakuan pada produksi itu meningkatkan stabilitas emulsi. Pada sistem kompo yak parafin, air, dan β-siklodekstrin, kestabilan emulsi stabil pada kondisi penyimpanan yang beragam. Bagaiman lum dapat diberikan. Viskositas dari emulsi ini bergantung n. Kestabilan dari penambahan β-siklodekstrin yang terbentu

sudah dilaporkan (Buschmann dan Schollmeyer 2002). berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya emulsi. Semakin tinggi viskositas suatu bahan, maka baha arena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin 1992).

yang tidak stabil dapat dilihat secara kasat mata, di man menjadi lapisan-lapisan, terjadi penurunan berat, terjadi p produk. Menurut Suryani et al. (2000), ketidakstabilan em entuk yaitucreaming, inversi, dan demulsifikasi.

untuk mempertahankan stabilitas emulsi suatu produk sebelu u antara lain pemilihan jenis dan jumlahemulsifier serta pem mperatur yang tepat pada saat proses pembentukan em pada terbentuknya emulsi yang stabil (Suryaniet al. 2000).

sediaan kosmetik merupakan tempat berkembang biak yang smetik biasanya memiliki sifat mendekati netral yang beris sering mengandung garam-garam mineral, yang semuanya m

81.39

82.27

83.90 84.16

87.64

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

skin lotion

stabilanskin al sebelum gan 87,64% hwa terjadi konsentrasi ksiberbagai ponen yang i terbentuk. anapun, asal g kuat pada ntuk dengan ya berkaitan han tersebut in kentalnya ana produk i perubahan mulsi dapat elum proses milihan dan emulsi juga ).

ng baik bagi erisi air dan merupakan

(22)

bahan-bahan yang diperl beserta sporanya tidak kemudian dikemas, nam memudahkan mikroorga selama penyimpanannya Cemaran mikroba seperti bau dan penampa dapat menyebabkan prod dalam formulasiskin lotio 1997). Ditambahkan oleh menyebabkan timbulnya daya kerja bahan aktif, pe Hasil (Lampiran

inkubasi yang dilakukan Hasil ini sesuai dengan adalah 102koloni/gram. 4.1.5 Uji Hedonik

a. Warna

Warna menja mengonsumsi prod signifikan dariskin Dari hasil uji hedo skin lotion dengan grafik padaGamba

G Dari histogr kelima produkskin (3 = agak suka; 4 = mutu warna dari sk produk. Tentunya za

2 2 16 7 3 0 5 10 15 20 25 30 0 P a n e li s (o ra n g )

erlukan bagi pertumbuhan mikroorganisme tertentu. Mikroo k hanya terdapat dalam wadah di mana kosmetik disia amun bisa juga terdapat pada bahan-bahan mentahnya. Ha ganisme masuk ke dalam produk kosmetik dan berkemb ya (Tranggono dan Latifah 2007).

ba pada produk kosmetika dapat menyebabkan perubahan org pakan produk. Selain itu, adanya kontaminasi mikroorgan oduk menjadi berbahaya bagi kesehatan pemakaianya. Oleh k otiondan produk kosmetik lainnya, diperlukan bahan pengaw leh Tranggono dan Latifah (2007), kontaminasi mikroorganis ya bau tidak sedap, perubahan warna, perubahan viskositas, p

pemisahan emulsi, dan gangguan kesehatan.

an 7) menunjukkan bahwa tidak ada mikroba yang tumb an selama 48 jam pada 37oC dengan pengenceran sampai de an SNI 16-4399-1996 yang mensyaratkan total mikroba

.

njadi salah satu indikator pilihan konsumen terhadap keputu roduk skin lotion tertentu. Tidak terjadi perubahan wa in lotiondengan konsentrasi siklodekstrin 0; 0,2; 0,5; 0,8; ma donik, didapatkan hasil kesukaan 30 panelis terhadap kelim an konsentrasi siklodekstrin yang berbeda yang ditunjukk

bar 12.

Gambar 12. Grafik uji kesukaan warna skin lotion

gram dapat dilihat bahwa kebanyakan panelis menyukai w in lotionini. Nilai kesukaan panelis rata-rata adalah 3,70 sa = suka). Agar mendapat hasil yang lebih maksimal, perlu pe

skin lotion, misalnya dengan penambahan zat warna terte zat warna yang ditambahkan harus sesuai dengan ketentuan.

2 2 2 1 1

2 2 4 6 7

16 13 16 11 15 7 11 7 9 6

3 2 1 3 1

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Sangat tidak suka Tidak suka Agak tidak suka Agak suka Suka Sangat suka Amat sangat suka

roorganisme isiapkan dan Hal tersebut mbang biak organoleptik anisme juga h karena itu, awet (Mitsui nisme dapat , penurunan buh dalam dengan 10-3. a maksimal

tusan untuk warna yang maupun 1%. lima sampel kkan dalam

i warna dari sampai 4,03 peningkatan tertentu pada

n.

Sangat tidak suka

Agak tidak suka

(23)

Analisis ker nyata. Uji Duncan’ penambahan siklod Sedangkan penamb Siklodekstrin memb sehingga semakin b tersebut semakin te stearat. Semakin ba 1972).

b. Kekentalan Kekentalan produk skin lotion. tinggi viskositas em 1996, viskositas dite percobaan yang m dengan 4816,67 cP dengan dilakukanny uji hedonik disajika

Ga Penerimaan 3=agak suka). Visk menyukai viskosita penambahan konsen dapat pula ditamba pada produk ini a Emulsifier dan/atau gelatin,wax, gum, d Pada analisi perlakuan. Bila diu tidak ada perlaku siklodekstrin. Perbe

13 10 0 5 10 15 20 25 30 P a n e li s (o ra n g )

eragaman menunjukkan bahwa uji kesukaan pada warna n’s Multiple Range lebih lanjut menjelaskan bahwa perlak odekstrin dan penambahan siklodekstrin 0,2% tidak berbe bahan siklodekstrin 1% berbeda nyata terhadap perlakuan mberi kesan warna kuning kecoklatan pada formulasi sikl in banyak siklodekstrin yang ditambahkan, warna kuning k terlihat. Hal lain yang memengaruhi warna produk ada banyak digunakan, maka warna putih akan semakin berkilau

n atau viskositas produk termasuk salah satu komponen m n. Viskositas juga menentukan stabilitas dari skin lotion. emulsinya, semakin tinggi pula stabilitasnya. Dalam SNI ditetapkan dalam kisaran 2000 sampai dengan 50.000 cP. menghasilkan viskositas produk dengan rentang 2516,6 cP, diketahui bagaimana penerimaan konsumen terhadap p nya uji hedonik yang mengambil sampel sebanyak 30 pane kan dalam histogram padaGambar 13.

Gambar 13. Grafik uji kesukaan kekentalan skin lotion n panelis bernilai rata-rata 2,83 sampai 3,40 (2= agak tid iskositas yang didapat masih kurang maksimal. Ini karen itas yang lebih tinggi. Untuk itu perlu ditingkatkan lag sentrasi bahanemulsifier atau thickener yang sudah diguna bahkan bahan lainnya. Emulsifierdan/atauthickener yang d i adalah asam stearat, setil alkohol, karagenan, dan sikl

tau thickener lainnya adalah stearil alkohol, polisorbat 20 , dan lain-lain.

lisis keragaman menunjukkan hasil yang berbeda nyata iuji lanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range, menjelask kuan yang berbeda nyata, kecuali perlakuan tanpa pen rbedaan ini disebabkan oleh adanya penambahan siklodeks

1 1 1 1

1 1 2 2 2

5

8 9

10 12

13

15 14 10

10 10

4 3

4 3

1 1 1

3 2

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Sangat tidak suka Tidak suka Agak tidak suka Agak suka Suka Sangat suka Amat sangat suka

rna berbeda lakuan tanpa rbeda nyata. uan lainnya. iklodekstrin, kecoklatan dalah asam ilau (Barnett

n mutu dari n. Semakin I 16-4399-. Dari hasil ,67 sampai produk ini, anelis. Hasil

tidak suka; rena panelis lagi dengan nakan, atau g digunakan iklodekstrin. 20, gliserol, ta pada tiap skan bahwa penambahan ekstrin yang

Sangat tidak suka

Agak tidak suka

(24)

dapat memperbaik disebabkan oleh be luarnya, yang dapat c. Homogenitas

Emulsi yang adalah yang memili terpengaruh oleh g tidak dijumpai peng Dilihat dari h sampai 3,77 (3 = terpengaruhnya pan Suryaniet al.(2000 semakin putih ke ar

Gam Pada kehom perlakuan. Dapat d nyata pada produks d. Aroma

Penilaian he lotiondominan dih produk. Parfum yan dari 30 panelis disaj

0 5 10 15 20 25 30 P a n e li s (o ra n g )

iki viskositas suatu produk emulsi. Perbaikan viskosita bentuk siklodekstrin yang memiliki struktur hidrofilik pad at mengikat air, sehingga meningkatkan viskositas.

ng baik adalah emulsi yang stabil. Salah satu ciri emulsi y iliki sifat homogen. Bersifat homogen berarti partikel terdisp gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya ngendapan (Karmana 2008).

ri histogram (Gambar 14), nilai kesukaan rata-rata berkisar a = agak suka; 4 = suka). Nilai homogenitas dapat disebab panelis terhadap karakteristik yang lain, misalnya warna.

00) semakin tinggi tingkat kehomogenan suatu produk maka arah transparan.

ambar 14. Grafik uji kesukaan homogenitasskin lotion mogenitasan, tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata t disimpulkan bahwa siklodekstrin tidak memberikan penga

kskin lotiondari karakter kehomogenannya.

hedonik selanjutnya adalah aroma. Aroma yang dihasilkan ihasilkan oleh komponen volatil dari parfum yang ditambah ang digunakan berasal dari minyak atsiri kenanga. Hasil dari sajikan padaGambar 15.

4 2 2 2

1 3 5

1 3 8 9 10 12 12 9 12 10 10 10 7 4 3 7 3 1

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Sangat tidak suka Tidak suka Agak tidak suka Agak suka Suka Sangat suka Amat sangat suka

itas emulsi pada rongga

i yang stabil ispersi tidak ya sehingga r antara 3,23 babkan oleh a. Menurut ka warnanya

ta pada tiap garuh yang

an oleh skin bahkan pada ari penilaian

Sangat tidak suka

Agak tidak suka

(25)

G Aromaskin pada nilai kesukaan suka; 3 = agak suk yang kurang tingg digunakan sebagai kesan yang asing mempunyai manfaa Analisis ker lanjut,skin lotionta 0,5% tidak membe 0,8% dan 1% memb e. Rasa Lengket

Penilaian he dilakukan dengan c diberikan penilaian disajikan padaGam

Gamba 0 5 10 15 20 25 30 P a n e li s (o ra n g ) 1 3 5 6 11 3 1 0 5 10 15 20 25 30 0 P a n e li s (o ra n g )

Gambar 15. Grafik uji kesukaan aromaskin lotion

in lotionkurang memiliki kesan yang bagus pada panelis. D aan rata-rata yang berkisar antara 2,30 sampai 3,00 (2 = a

uka). Aroma yang kurang disukai dapat disebabkan oleh k ggi atau jenis parfum yang digunakan. Minyak kenang ai parfum produk skin lotion komersial, sehingga panelis ing terhadap aroma ini, walaupun sebenarnya minyak

aat relaksasi dan perawatan untuk kulit.

eragaman menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Bila d tanpa penambahan siklodekstrin, penambahan siklodekstrin berikan perbedaan yang nyata. Sedangkan penambahan sik mberikan perbedaan yang nyata terhadap perlakuan yang lain

hedonik terhadap kesukaan panelis pada kesan rasa lengke cara mengusapkan produk ke punggung tangan panelis. Se n terhadap rasa lengket yang dirasakan. Hasil penilaian dari 3

mbar 16.

bar 16. Grafik uji kesukaan kesan rasa lengket skin lotion

1 1 2 2

2 5 7 8 8 12 6 9 11 9

10 13 6

6 8

5 5 7 3 2

1 1

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Sangat tidak suka Tidak suka Agak tidak suka Agak suka Suka Sangat suka Amat sangat suka

1 1 1 1

3 3 1

2 3

5

14

10 11 8

6 6 9 8 14 11 4 6 9 4

3 2 3

1

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Sangat tidak suka Tidak suka Agak tidak suka Agak suka Suka Sangat suka Amat sangat suka

. Dijelaskan agak tidak konsentrasi anga jarang lis memiliki ak kenanga diuji lebih in 0,2% dan iklodekstrin innya.

ket di kulit Selanjutnya ri 30 panelis

Sangat tidak suka

Agak tidak suka

Amat sangat suka

Sangat tidak suka

Agak tidak suka

(26)

Nilai kesuka dihasilkan oleh prod tidak suka; 3 = ag pembentuk yang terkandung dalam menunjukkan hasil Multiple Range, ter tidak memberikan p

4.2 KARAKTERISTIK PE

4.2.1 Uji Rangking Uji sensori deng aroma (kekuatan aroma) penyimpanan terbuka d sampel-sampel berkode a paling lemah. Uji rangkin (difference test) dimaks contoh (Anonim 2006).

Gambar 17 Pada penyimpan produk dengan konsentr keragaman, didapatkan disebabkan penyimpanan yang terkandung dalam berlebih. 5 2 2 11 5 0 5 10 15 20 25 0 P a n e li s (o ra n g )

kaan rata-rata yang diberikan panelis terhadap kesan rasa len roduk setelah diusapkan pada kulit adalah 2,80 sampai 3,43 agak suka). Rasa lengket dihasilkan dari konsentrasi bah digunakan. Rasa lengket ditimbulkan dari fase miny formulasi suatu emulsi (Suryani et al. 2000). Analisis k sil yang berbeda nyata. Bila diuji lebih lanjut dengan uji terlihat bahwa antara penambahan siklodekstrin 0,5%; 0,8%;

perbedaan yang nyata.

PENGONTROLAN PELEPASAN AROMA

ngan uji rangking dilakukan untuk mengetahui penilaian a) oleh 25 panelis agak terlatih terhadap produk skin lotio dan tertutup pada suhu 50oC. Panelis diminta untuk m

e acak sesuai urutan dari yang paling kuat intensitasnya sam king merupakan salah satu bagian dari uji pembedaan. Uji p ksudkan untuk melihat secara statistik adanya perbedaan ).

17. Grafik uji rangkingskin lotionpenyimpanan tertutup anan tertutup, produk yang paling banyak mendapat rangking ntrasi siklodekstrin 0,2% dan 0,8% (Gambar 17). Denga n bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada tiap perla an dilakukan secara tertutup, sehingga penguapan kompon m formulasi, termasuk komponen minyak parfum kenan

5 4 8

3 5 2 4 4 9 6 2 7 6 5 5 11 4 3 2 5

5 6 4 6 4

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Rangking 1 Rangking 2 Rangking 3 Rangking 4 Rangking 5 lengket yang 3 (2 = agak bahan-bahan inyak yang keragaman ji Duncan’s %; dan 1%,

n intensitas tion dengan merangking sampai yang i pembedaan n di antara

ing 1 adalah gan analisis rlakuan. Ini onen volatil anga, tidak

(27)

Gambar 18 Pada penyimpan produk dengan konsen menunjukkan ada perbe siklodekstrin. Diuji lebih penambahan konsentrasi nyata. Skin lotion tanpa menunjukkan perbedaan 0,2% menunjukkan adan statistik yang dilakukan, dengan ujiGas Chroma tanpa penambahan siklo siklodekstrin; baik penyim 4.2.2 UjiGas Chromatog

Dari hasilGas Ch volatil yang ditemukan, cubenene, Alpha-Farne Nonadecane, Heptadecan dan lain-lain. Komponen GC-MS adalah β-Kariofi tersebut merupakan kelo yang ditemukan dalam dengan rumus molekul C terdeteksinya komponen lotion. 12 3 1 4 5 0 5 10 15 20 25 0 P a n e li s (o ra n g )

18. Grafik uji rangkingskin lotionpenyimpanan terbuka anan terbuka, produk yang paling banyak mendapat rangking sentrasi siklodekstrin 0,8% (Gambar 18). Analisis k rbedaan nyata pada perlakuan perbedaan penambahan k ih lanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range, didapatkan ha asi siklodekstrin 0,8% dan 1% tidak menunjukkan perbed pa penambahan siklodekstrin dan dengan penambahan 0, an yang nyata. Dan siklodekstrin dengan penambahan sik anya perbedaan yang nyata terhadap perlakuan lainnya. Dar n, untuk selanjutnya diambil 3 sampel untuk diuji secara k

atography –Mass Spectrometry (GC-MS), yaitu sampels lodekstrin, penambahan 0,2% siklodekstrin, dan penamba yimpanan tertutup dan terbuka.

tography–Mass Spectrometry(GC-MS)

Chromatography –Mass Spectrometry (GC-MS), banyak k n, di antaranya : Beta-Caryophyllene, Alpha-Caryophylle nesene, Delta-Kadinene, Alpha-Cadinol, Tetradecanoic cane, Palmitic acid, Eicosane, 1-Octadecene, Stearic Acid, en minyak kenanga menurut Buccellato (1982) yang terdete filen, α-Kariofilen, α-Farnesene, dan δ-Kadinene. Keempat k lompok seskuiterpen. Seskuiterpen merupakan salah satu je

komponen minyak kenanga. Jenis ini memiliki 3 satuan l C15H24dan bobot molekul 204,36 g/mol. Pada Tabel disajik

en-komponen minyak kenanga yang ditemukan GC-MS d

12 2 8 3 3 14 2 4 2 1 3 8 7 6 4 2 5 5 9

5 4 2

9

5

0 0.2 0.5 0.8 1

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Rangking 1 Rangking 2 Rangking 3 Rangking 4 Rangking 5

ing 1 adalah keragaman konsentrasi hasil bahwa edaan yang 0,5% tidak iklodekstrin ari hasil uji a kuantitatif l skin lotion bahan 0,8%

k komponen llene, Beta-ic acid, 1-d, Eicosane, deteksi pada t komponen jenis terpen an isoprene jikan waktu S dalam skin

(28)

Tabel 8. Waktu terdeteks Nama Komponen 0%C β-Kariofilen 7, α-Kariofilen 7, α-Farnesene 8, δ-Kadinene 8,

Hal yang meme Semakin kecil berat mole memiliki berat molekul y terlalu jauh dan uruta penyimpanan dan konsen peakmaksimum pada zat (Smith 1995).

Jumlah masing-m komponen yang bersang volatil semakin besar. Da terbesar. Sesuai dengan minyak kenanga adalah β kromatografi pada peny berarti, lebih banyak ko perlakuan penyimpanan te

Gambar 19. Gra Pada skin lotion komponen volatil minya Kadinene (Gambar 19).

21.Untuk α-Farnesene d kedua komponen tersebu 0,8% tidak lagi terdekte volatil tersebut sampai d Persen penurunan pelep konsentrasi siklodekstrin Kariofilen 22%, serta α-F

0 20000000 40000000 60000000 80000000 10000000 12000000 Lu a s A re a

ksinya komponen minyak kenanga pada GC-MS RT (menit ke-)

Penyimpanan Tertutup Penyimpanan Terbuka

CD 0,2%CD 0,8%CD 0%CD 0,2%CD 0,8%C

7,230 7,111 7,273 7,191 7,057 7,06

7,664 7,536 7,706 7,493 7,367 7,37

8,199 - - 7,845 7,711 7,72

8,479 - - 8,063 7,937 7,94

mengaruhi waktu terdeteksinya komponen adalah berat olekulnya, maka akan semakin cepat terdeteksi. Keempat k l yang sama, sehingga waktu pendeteksian oleh GC-MS tida

tan pendeteksian antar keempat komponen sama di tia sentrasi. Waktu yang dibutuhkan dari penginjeksian sampai te

zat yang terlarut (terdeteksinya komponen) disebutretention -masing komponen diinterpretasikan dalam luas area p ngkutan. Semakin besar luas area, jumlah komponen yang Dari keempat jenis komponen, β-Kariofilen memiliki luas ar an Buccellato (1982), yang menuliskan bahwa komponen h β-Kariofilen. Dari hasil GC-MS, dapat dilihat bahwa luas nyimpanan tertutup lebih besar daripada penyimpanan ter komponen volatil yang terkandung dalam skin lotion ya n terbuka.

rafik luas area gas kromatografi dengan penyimpanan tertutu n dengan penyimpanan tertutup selama 1 bulan, terjadi p

yak kenanga baik β-Kariofilen, α-Kariofilen, α-Farnesen ). Luas area dan persen penurunan luas area disajikan padaL

e dan δ-Kadinene, pada skin lotion tanpa penambahan sikl but terdeteksi. Namun, padaskin lotiondengan penambahan kteksi. Keadaan ini dianggap sebagai penurunan kedua k i dengan 100% dari keadaan awal (tanpa penambahan siklo lepasan yang paling tinggi adalah skin lotion dengan pen trin 0,8%, yaitu penurunan pelepasan β-Kariofilen sebesar

-Farnesene dan δ-Kadinene sebesar 100%.

0 20000000 40000000 60000000 80000000 10000000 12000000

0 0.2 0.8

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Beta-Kariofilen Alfa-Kariofilen Alpha-Farnesene Delta-Kadinene ka ,8%CD 065 375 728 946

at molekul. t komponen dak berbeda i tiap jenis i terlihatnya n time(RT) peak dari ang sifatnya area puncak en terbesar as areapeak terbuka. Ini yang diberi

tup i penurunan ene, dan δ-aLampiran

iklodekstrin, an 0,2% dan komponen klodekstrin). penambahan sar 33%,

(29)

Gambar 20. Gra Pada skin lotion komponen volatil minya Kadinene (Gambar 20).

22. Pada ketiga sampels terdeteksi dalam GC-M pelepasan yang paling tin 0,8%, yaitu penurunan p 27%, danδ-Kadinene seb Belum ditemukan komponen aroma pada dengan luas areapeakma penelitian perhitungan k perlakuan penyimpanan komponen chamazulene dengan komponen inklus

Gambar 21.Stabilitas mi Camomile oil, penyimpanan Dari hasil penelit penyimpanan selama 24 penambahan apapun, mi

0 20000000 40000000 60000000 80000000 10000000 12000000 14000000 Lu a s A re a

rafik luas area gas kromatografi dengan penyimpanan terbuk n dengan penyimpanan terbuka selama 1 bulan, terjadi p

yak kenanga baik β-Kariofilen, α-Kariofilen, α-Farnesen ). Luas area dan persen penurunan luas area disajikan padaL

lskin lotiondengan penyimpanan terbuka, keempat kompon MS dan terjadi penurunan pada tiap komponen. Persen p tinggi adalahskin lotiondengan penambahan konsentrasi sik

pelepasan β-Kariofilen sebesar 35%,α-Kariofilen 35%, α-sebesar 33%.

an pustaka yang meneliti bagaimana pengaruh siklodeks a produk skin lotion dengan metode GC-MS yang diinterp masing-masing komponen. Namun, sebagai perbandingan be kadar chamazulenen dari perlakuan penambahan siklodek an (terbuka dan tertutup). Gambar 21 menunjukkan nen pada minyak chamomile jika pada minyak tersebut usi γCD (Thoβ1990 dalam Frömming dan Szejtli 1993).

inyak camomile/komponen inklusi γCD selama penyimpana oil, komponen inklusi, penyimpanan terbuka, kompone nan tertutup.

elitian Thoβ (1990) dalam Frömming dan Szejtli (1993), 24 bulan pada ketiga jenis sampel, yaitu minyak camom

inyak camomile dengan inklusi γCD disimpan terbuka, da

0 20000000 40000000 60000000 80000000 10000000 12000000 14000000

0 0.2 0.8

Konsentrasi Siklodekstrin (%)

Beta-Kariofilen Alfa-Kariofilen Farnesene Kadinene

uka

i penurunan ene, dan δ-aLampiran

onen volatil penurunan iklodekstrin α-Farnesene

kstrin pada terpretasikan berikut hasil dekstrin dan n stabilitas ut disimpan

nan. nen inklusi,

), dilakukan omile tanpa dan minyak

(30)
(31)
(32)

32

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Analisis yang dilakukan meliputi analisis karakteristikskin lotion setelah penambahan siklodekstrin, yaitu analisis pH, viskositas, stabilitas emulsi, total mikroba, dan sensori dengan uji kesukaan. Didapatkan simpulan bahwa setelah penambahan siklodekstrin dan dengan meningkatnya konsentrasi siklodekstrin yang digunakan, karakteristik pH semakin menurun (semakin baik karena mendekati pH kulit) serta viskositas dan stabilitas emulsi semakin meningkat. Dari analisis total mikroba, penambahan siklodekstrin tidak berpengaruh pada total mikroba yang ada padaskin lotion. Dalam uji hedonik, respon panelis terhadap kesukaan yang tertinggi pada produk dengan penambahan siklodekstrin dengan tingkat kesukaan agak suka sampai dengan sangat suka.

Dari analisis mengenai pengontrolan pelepasan aroma dilakukan dengan uji rangking dan uji Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Respon panelis pada uji rangking berbeda nyata pada skin lotion dengan penyimpanan terbuka dengan produk skin lotion penambahan 0,8% yang paling baik intensitas aromanya. Dengan uji lanjut Duncan, akhirnya dipilih konsentrasi 0%; 0,2%; dan 0,8% untuk dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan GC-MS. Dari analisis GC-MS produk skin lotion dengan penambahan 0%; 0,2%; dan 0,8%; didapatkan hasil bahwa perlakuan yang terbaik adalah produkskin lotiondengan penambahan 0,8% siklodekstrin, yang memiliki persen penurunan terbesar baik pada penyimpanan tertutup maupun terbuka. Persen penurunan terbesar menandakan besarnya komponen aroma minyak kenanga yang masih terikat dalam siklodekstrin.

Oleh karena itu, siklodekstrin juga dapat dimanfaatkan sebagai pengontrol pelepasan aroma, dalam penelitian ini aroma yang digunakan berasal dari bunga kenanga, pada produkskin lotion. Selain itu, penambahan siklodekstrin akan meningkatkan perbaikan karakteristik pH, viskositas, stabilitas emulsi, total mikroba, dan penerimaan panelis pada produk skin lotion. Konsentrasi penambahan siklodekstrin terbaik adalah penambahan 0,8% siklodekstrin. Selain memiliki kemampuan untuk mengontrol pelepasan komponen aroma yang besar (dan tidak berbeda nyata dengan penambahan 1% siklodekstrin), konsentrasi ini juga memperbaiki karakteristik produk setelah penambahan.

5.2 SARAN

(33)

APLIKASI SIKLODEKTRIN UNTUK MENGONTROL

PELEPASAN AROMA PADA PRODUK

SKIN LOTION

SKRIPSI

DINA NUR FITRIANA

F34063394

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(34)

33

DAFTAR PUSTAKA

Anisman-Reiner V. 2008. Essential Oils are Volatile. http://www.suite101.com/content/essential-oils-are-volatile-a52307 [31Oktober 2010].

Anonim. 2004. Introduction to Carrageenan. http://home.howstuffworks.com [6 Agustus 2010]. ______. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri Pangan.

http://www.ebookpangan.com [13 Juni 2010].

______. 2007. Hydrocolloids : Carrageenan. http://www.cargill.com/food [06 Agustus 2010].

______. 2009. Minyak Bunga Kenanga. http://mkf-poenya.blog.friendster.com/ my-kampus-site-minyak-bunga-kenanga/ [13 Juni 2010].

______. 2010. Farnesene. http://www.museumstuff.com/learn/topics/farnesene [6 Oktober 2010]. Balsam MS, Gerson SD, Reiger MM, Sagarin E, Striange SJ. 1972. Cosmetics Science and

Technology, United States of America.

Barnett G. 1972. Emollient Cream and Lotions. Di dalamCosmetic Science Technology. Volume I. New York : Willey-Interscience.

Belitz HD, Grosch W, Schieberle P. 2009.Food Chemistry. Germany : Springer. Benett H. 1947.Practical Emulsion. USA : Chemical Publ. Co. Inc.

Buccellato F. 1982. Ylang Survey. The Perfumer and Flavorist 7, 9-10. Di dalam Oyen LP dan Nguyen Xuan Dung. 1999.PROSEA : Plant Resource of South-East Asia 19, Essential-Oil Plants. Bogor : Prosea Foundation.

Buschmann HJ, Schollmeyer E. 2002. Applications of Cyclodextrins in Cosmetic Products: A Review. J. Cosmet. Sci., 53, 185-191.

Butler H. 2000.Poucher’s Perfumes, Cosmetics, and Soaps. 10th Edition. The Netherlands:Kluwer Academic Publishers.

Connors KA, Amidon GL, Stella VJ. 1992.Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi. Terjemahan Didik Gunawan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Kodeks Kosmetik Indonesia Vol. I. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006.Nilam. Statistik Perkebunan Indonesia 2003-2005. Direktorat Jenderal Perkebunan.

Dutta PK, Dutta J, Tripathi VS. 2004. Chitin and Chitosan: Chemistry, Properties, and Applications. Journal of Scientific & Industrial Reasearch Vol. 63, p. 20-31.

Ecolab. 2007. Endure ® Revitalizing Skin Lotion. http://www.ecolabhealth care.com/docs/Endure_Revitalizing_Skin_Lotion_PSD.pdf [5 Oktober 2010].

(35)

34 El-Sayed AM. 2010. The Pherobase: Database of Insect Pheromones and Semiochemicals.

http://www.pherobase.com [6 Oktober 2010].

Erianti L. 1994.Kajian Hidrolisis Pati Garut Menggunakan Enzim α-Amilase dan Kombinasi Enzim α-Amilase dan Pullulanase Dalam Proses Produksi Siklodekstrin [skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Finar IL. 1959.Organic Chemistry, Vol. II. New York: John Wiley and Sons Inc.

Frauenkron M, Melder JP, Ruider G, Rossbacher R, Höke H. 2002. Ethanolamines and Propanolamines. Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry. Weinheim: Wiley-VCH.

Frömming KH, Szejtli J. 1993. Cyclodextrins in Pharmacy. Netherlands : Kluwer Academic Publishing.

Gossen MFA. 1997. Applications of Chitin and Chitosan. Lancaster : Technomic Publishing Company Book.

Guenther E. 1949.The Essential Oil Vol. II. New York : Van Nostrand Reinhold Co.

Hadwiger LA, Loschke DC. 1981. Molecular Communication in Host-Parasite Interaction : Hexosamine Polymers (Chitosan) As Regulator Compounds in Race-Specific and Other Interactions. Phytopathology 71:756-762.

Hannuksela M, Salo H. 1986. The Repeated Open Application Test (ROAT). Contact Dermatitis, 14, 221. Di dalam Smolinske SC. 1992.Handbook of Food, Drug, and Cosmetic Excipients. USA : CRC Press.

Inoue M, Hashizaki K, Taguchi H, Saito Y. 2008. Emulsion PreparationUsing β-Cyclodextrin and Its Derivatives Acting as an Emulsifier. Chem. Pharm. Bull 56 (9) 1335-1337 (2008). Karmana O. 2008.Biologi. Bandung: PT Grafindo Media Pratama.

Ketaren S. 1985.Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka.

Kubota M, Komaki R. 1995. Long-lasting Perfume Composition Containing (-)muscone. Jpn. Kokai, Tokkyo Koho JP 07,324,195. Di dalam Buschmann HJ dan Schollmeyer E. 2002. Applications of Cyclodextrins in Cosmetic Products: A Review. J. Cosmet. Sci., 53, 185-191.

Laboratorium Kimia - Biokimia Pangan UGM. 2002.Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta : Kanisius.

Langourieux S, Crouzet J. 1995. Interactions between polysaccharides and aroma compounds. Recent Development in Food Science and Nutrition, G. Charalambous, Ed., Amsterdam : Elsevier Science. Di dalam Reineccius G. 2006. Flavor

Gambar

Tabel 5. Sifat fisik siklodekskstrin standar
Gambar 7. Stabilitas minyadalam Frömminyak jeruk dalam formulasi inklusi dengan β-Siklodekstrin (Thing dan Szejtli 1993)Thoβ 1990
Gambar 8. Diagram alir pembuatan skin lotion
Gambar 9. Hububungan konsentrasi siklodekstrin dengan pH produk skin lotiotion
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gelatin yang digunakan daln enelitian i adalah gelatin tipe A dan skin lotion yang dihasilkan merupakan emulsi o/w (oil in

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap mahasiswa terhadap iklan dan sikap terhadap produk Hand & Body Lotion Citra serta untuk mengetahui apakah ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion Vaseline pada Minimarket ALFI di

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan skin lotion yang memiliki fungsi sebagai pelembab dan pelembut dengan bahan aktif dimethicone (silicone oil), menganalisis sifat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara simultan dan parsial pengaruh citra merek dan harga terhadap keputusan pembelian produk Citra Hand & Body Lotion pada

strategi pemasaran yang optimal pada produk Hand & Body Lotion dengan fuzzy dan game theory.. 1.3

(Studi Kasus : Pemakaian Produk Hand & Body Lotion “C itra ” untuk Kalangan Mahasiswi Universitas Sumatera

Laporan skripsi dengan judul “ Sistem Aplikasi Pemesanan Produk Perawatan Wajah pada Chic Skin Care & Salon Berbasis SMS Gateway ” dilaksanakan dengan tujuan