• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN VASELINE HAND & BODY LOTION PADA MINI MARKET ALFI KECAMATAN BABAT TOMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN VASELINE HAND & BODY LOTION PADA MINI MARKET ALFI KECAMATAN BABAT TOMAN."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

104

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN VASELINE HAND & BODY LOTION PADA MINI

MARKET ALFI KECAMATAN BABAT TOMAN Penulis

Ropal Tores

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rahmaniyah Sekayu Email: toresropal@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion Vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman.Penelitian lapangan,dimana peneliti mengunjungi Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada karyawan yang memiliki wewenang untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion Vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman. Studi ini memberikan bukti terbaru mengenai pengaruh kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion Vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman..

Kata kunci : Kualitas Produk, Keputusan Konsumen.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu industri pasar yang mengalami persaingan dalam kegiatan memasarkan produknya guna memperebutkan konsumen adalah industri pasar kosmetik dan perawatan tubuh. Munculnya ancaman bisnis baru di bidang kosmetik dan perawatan tubuh menyebabkan perusahaan harus mengembangkan dan merebut pangsa pasar. Salah satu aset yang digunakan untuk memperluas pangsa pasar adalah kualitas produk. Kualitas produk saat ini sangat diperhatikan oleh konsumen, Konsumen menginginkan kualitas produk yang terbaik pada produk-produk yang telah dibeli.

Menurut Kotler (2007: 78) kualitas produk adalah ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan.

Kualitas produk saat ini sangat diperhatikan oleh konsumen. Konsumen menginginkan kualitas produk yang terbaik pada produk-produk yang telah dibeli. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Dengan demikian kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa,

(2)

105 oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan keputusan pembelian konsumen.

Syarat yang harus dipenuhi oleh para pelaku usaha agar dapat mencapai keunggulan bersaing adalah setiap pelaku usaha harus berupaya menciptakan dan mempertahankan barang dan jasa yang diinginkan konsumen. Para pengusaha harus mampu mengenali secara dini apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun masa yang akan datang. Seorang pengusaha harus mampu mempunyai pengetahuan yang seksama tentang perilaku konsumen agar dapat memberikan definisi pasar yang baik untuk mengikuti perubahan yang terus-menerus ini, serta untuk merancang strategi pasar yang tepat.

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Di dalam mengambil keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Bagi masyarakat Indonesia merek dagang Vaseline hand & body lotion yang di produksi PT Unilever Indonesia Tbk sudah terkenal. Berbagi keunggulan yang ditawarkan seperti produk yang berkualitas, produk yang variatif, bahan-bahan yang terbuat dari bahan-bahan alami, harga yang terjangkau. Dengan semakin banyaknya industri hand & body lotion

bermunculan, dalam hal ini PT Unilever Indonesia Tbk berupaya lebih keras lagi agar produk yang diterima konsumen

tetap bertahan di pangsa pasar diantara produk produk sejenis.

Tabel 1.1

Jumlah Penjualan Vaseline Hand & Body Lotion Tahun 2012-2016 No Tahun Jumlah Penjualan Persentase 1. 2012 1.994.630 - 2. 2013 2.158.850 8,23% 3. 2014 2.545.730 17,92% 4. 2015 2.710.560 6,47% 5. 2015 3.258.970 20,23% 12.668.740 52,85%

Sumber: Divisi Pemasaran PT Unilever Indonesia, 2017

Dalam perkembangannya industri kosmetik dan perawatan tubuh ini, khususnya sektor industri Hand & Body Lotion mengalami persaingan dan pertumbuhan yang dinamis. Berkembangnya sektor industri Hand & Body Lotion juga ditunjang oleh kebutuhan pola konsumsi masyarakat yang menjadikan kosmetik khususnya produk Hand & Body Lotion sebagai suatu kebutuhan. Dengan kualitas produk, ekuitas merek yang kuat, saluran distribusi dapat berkembang sehingga semakin banyak tempat penjualan yang pada akhirnya akan memperbesar nilai atau volume penjualan produk tersebut dan mempertinggi perolehan pangsa pasar serta meningkatkan keyakinan keputusan pembelian konsumen.

Fenomena persaingan produk Hand & Body Lotion semakin berkembang dan ketat. Semakin menjamurnya produk-produk sejenis yang semakin mendapatkan tempat di mata konsumen seperti Citra Hand and Body Lotion, Viva

Hand and Body Lotion, WardahHand and Body Lotion, Marina Hand and Body Lotion, dan lain-lain. Perusahaan berlomba-lomba untuk memperkuat kualitas produk mereka melalui

(3)

elemen-106 elemen dalam kualitas produk yang kemudian dapat meningkatkan keyakinan konsumen akan keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa konsumen yang berbelanja produk Vaseline Hand & Body Lotion di Minimarket Alfi, kualitas mempengaruhi keputusan pembelian hal ini dapat dilihat produk Vaseline Hand & Body Lotion disukai oleh masyarakat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian

Hand & Body Lotion Vaseline Pada Minimarket Alfi di Kecamatan Babat Toman”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh kualitas produkterhadap keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion

Vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh kualitas produkterhadap keputusan konsumen dalam pembelian

Hand & Body Lotion Vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman?”

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kualitas Produk

2.1.1 Definisi Kualitas Produk

Menurut Nasution (2005: 3), kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Sedangkan Tjiptono (2006:299), mendefinisikan kualitas sebagai tingkat

mutu yang diharapkan dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kotler dan Armstrong berpendapat (2012: 230), mendefinisikan kualitas produk adalah karateristik suatu produk atau jasa yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan membeli produk jika merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen.

2.1.2 Indikator – Indikator Kualitas Produk

Pada penelitian ini ditentukan empat indikator dari variabel kualitas produk menurut Nasution (2005:5) dimensi dari kualitas produk terbagi menjadi delapan yaitu:

1. Performa (Performance), merupakan karakteristik operasi dan produk inti (core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan. 2. Keistimewaan (features), ciri-ciri atau

keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap

3. Kehandalan (reliability), kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai

4. Kesesuaian dengan spesifikasi

(conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini

(4)

107 mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

6. Kemampuan pelayanan (service ability), yaitu sejauh mana produk tersebut memberikan pelayanannya kepada konsumen.

7. Estetika (Eastherics), daya tarik produk terhadap panca indera. Misal keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi

8. Kualitas yang dipersepsikan

(perceived quality). merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

2.1.3 Keputusan Pembelian Konsumen Keputusan pembelian yang diungkapkan Kotler dan Keller (2012: 170), merupakan tahap evaluasi, konsumen dari preferensi di antara merek di set pilihan dan mungkin juga dari niat untuk membeli merek yang paling disukai. Menurut Suryani (2008: 13), konsumen melalui proses dalam keputusan pembelian sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. Suatu proses pembelian tidak hanya sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli, antara lain:

a. Pencetus (Initiator). Pencetus adalah orang yang pertama-tama menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi Pengaruh (Influencer) adalah seseorang yang memberikan pengaruh

adalah orang yang pandangannya atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.

c. Pembuat Keputusan (Decider). Pembuat keputusan merupakan seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli, terlaksananya pembelian, apa yang dibeli saat pembelian, bagaimana proses pembeliannya atau tempat membeli.

d. Pembeli (Buyer) merupakan seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

e. Pemakai (User). Pemakai merupakan seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa. Sebuah perusahaan perlu mengenali peranan-peranan tersebut karena hal tersebut mempengaruhi dalam kaitan merancang produk,

menentukan peran dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi.

2.1.4 Tahapan Proses Pembelian

Proses keputusan pembelian melalui beberapa tahap yang dilakukan oleh konsumen. Tahap-tahap tersebut yang akan menghasilkan suatu keputusan untuk membeli atau tidak dan setelah membeli konsumen akan puas atau tidak jika puas konsumen akan melakukan pembelian ulang atau tidak puas konsumen akan beralih ke merek lain. Kotler dan keller (2011:361) menyatakan proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yang dapat dilihat pada gambar 2.1

(5)

108 Gambar 2.1

Sumber : Kotler dan Keller (2011: 361)

Proses Pengambilan Keputusan

Secara rinci, tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal maupun eksternal. Pada situasi ini, pembeli menyadari adanya perbedaan kondisi sesungguhnya dengan kondisi sebenarnya.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang terangsang akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Dalam hal ini dapat dibagi ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif untuk mencari informasi: mencari bahan bacaan, menelepon temannya, mengunjungi toko untuk mengetahui detail mengenai produk tertentu. Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:

1) Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber komersial meliputi iklan, pramuniaga toko, kemasan, pajangan di toko.

3) Sumber umum meliputi media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.

4) Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk.

Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda beda, tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang produk tertentu dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan wewenang independen. Setiap sumber informasi melakukan fungsi berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau evaluasi. Contohnya, dokter sering mengenal obat baru dari sumber komersial namun berpaling ke para dokter lain untuk mendapatkan informasi sebagai dasar evaluasi. Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur merek tersebut. Masing-masing konsumen hanya akan mengetahui sebagian dari merek-merek itu (kumpulan kesadaran). Beberapa merek akan memenuhi kriteria pembelian awal (kumpulan pertimbangan). Ketika seseorang mengumpulkan lebih banyak Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian

(6)

109 informasi hanya sedikit merek yang tersisa sebagai calon untuk dipilih (kumpulan pilihan). Merek-merek dalam kumpulan pilihan itu semuanya mungkin dapat diterima.

c. Evaluasi Alternatif

Konsumen menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengevaluasi berbagai alternative merek yang sudah diperoleh. Model proses evaluasi konsumen sekarang ini bersifat

kognitif, artinya mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

d. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi merek produk yang ada dalam kumpulan pilihan mereka. Konsumen juga dapat

membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub keputusam yaitu merek (merek produk apa yang akan dipilih), dealer

(penyalur), kuantitas (berapa banyak produk yang akan dibeli), waktu (kapan akan melakukan pembelian), dan metode pembayaran (keputusan tentang cara dan prosedur pembelian). e. Perilaku Pasca Pembelian

Tindakan yang diambil oleh konsumen setelah proses konsumsi dilakukan. Hal ini akan memberikan gambaran terhadap kinerja produk. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan pembeli akan sangat puas.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen :

Gambar 2.2 Kerangka Pikiran

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan objek untuk penelitian ini dilakukan pada Minimarket ALFI yang terletak di Jl. Lintas Sekayu-Lubuk Linggau Kecamatan Babat Toman. Sedangkan untuk penelitian ini dilakukan

kurang lebih 3 (tiga) bulan. Dimulai dari bulan April 2017 sampai dengan bulan Juni 2017.

3.2Metode Penelitian

Untuk mempermudah melakukan penelitian maka perlu adanya suatu KUALITAS PRODUK(X)

1) Performa

2) Keistimewaan

3) Kehandalan

4) Kesesuaian dengan spesifikasi

5) Daya Tahan

6) Kemampuan Pelayanan

7) Estetika

8) Kualitas yang dipersepsikan

Sumber: Nasution (2005: 5) KEPUTUSANEMBELIAN (Y) 1) Pengenalan Masalah 2) Pencarian informasi 3) Penilaian alternatif 4) Keputusan Pembelian

5) Perilaku setelah membeli

Sumber: Kotler dan Armstrong (2011: 361)

(7)

110 metode penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial atau alam secara sistematis, faktual dan akurat (Wardiyanta, 2006: 5).

Menurut Husein Umar (2004: 94) untuk penelitian yang menggunakan metode deskriptif atau metode eskperimen dapat memakai desain kausalitas. Desain kausalitas ini berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Menurut Sugiyono (2010:147) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

3.3Populasi dan Sampel

Penelitian ini memilih konsumen yang pernah menggunakan/membeli produk Vaseline Hand & Body Lotion di Minimarket ALFI Kecamatan Babat Toman yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Malhotra. Menurut Malhotra dalam penarikan jumlah ukuran sampel, apabila populasinya tidak diketahui secara pasti jumlahnya (accidental sampling) maka digunakan teknik atau rumus sesuai dengan teori Malhotra (2006:291) paling sedikit harus empat atau lima kali dari jumlah item pertanyaan. Dalam penelitian ini terdapat 20 item pertanyaan. Jadi jumlah sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah 100 sampel (20 item pertanyaan x 5).

Sedangkan metode purposive sampling adalah pemilihan subjektif terhadap responden yang memiliki informasi dan kriteria yang ditentukan

oleh peneliti. Kombinasi kedua metode tersebut akan memilih sampel secara kebetulan pada responden yang memenuhi kriteria yang ditentukan peneliti, yaitu konsumen yang membeli produk Vaseline

Hand & Body Lotion di Minimarket ALFI Kecamatan Babat Toman.

3.4 Teknik Analisa Data

Menurut Sugiyono (2013: 131), teknik analisa data adalah proses mencari dan meyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil awawancara, pencatatan lapangan, kategori penjabaran kedalam unit-unit, melakukan sistesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Sugiyono (2013: 131), teknik analisa data dalam sebuah penelitian terbagi menjadi 2 (dua), yatu: 1. Analisis Kualitatif

Teknik analisa kualitatif yaitu mengadakan pembahasan dan pendendalian secara deskriptif.

2. Analisis Kuantitatif

Teknik analisa kuantitatif yaitu penganalisaan data yang menggunakan angka-angka berdasarkan perhitungan matematis.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kuantitatif. Adapun teknik analisis kuantitatif yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah dengan melakukan pengujian hipotesis. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi secara signiikan terhadap variabel independen.

Sebelum melakukan analisa data, maka perlu dilakukan tahap-tahap teknik pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing

Editing merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperoleh terhadap data penelitian ntuk

(8)

111 memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokkan ke dalam kategori yang sama. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban.

3. Scoring

Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan Skala Likert dengan lima kategori penilaian.

a) SS = Sangat setuju dengan skor 5

b) S = Setuju dengan skor 4 c) KS = Kurang Setuju dengan skor

3

d) TS = Tidak setuju dengan skor 2 e) STS = Sangat tidak setuju dengan

skor 1 4. Tabulating

Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasi penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulating selesai, kemudian diolah dengan program komputer SPSS versi 23 (Statistical Product and Service).

Menurut Priyatno (2009: 13), SPSS adalah program atau software olah yang digunakan untuk olah data statistik. 3.5 Analisis Regresi Linear Sederhana

Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Kualitas Produk (X) terhadap Keputusan Membeli Konsumen (Y). Rumus matemastis dari regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Keputusan Membeli a = constanta

b = Koefisien regresi antara kualitas produkdengan keputusan membeli konsumen

x = Variabel kualitas produk 3.6 Pengujian Hipotesi

3.6.1 Uji Korelasi

Data yang diperoleh melalui hasil wawancara, studi dokumen, serta hasil dari kuesioner yang telah dibagikan kepada responden dioleah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan hasil data yang diperoleh dengan menggunakan angket menggunakan analisis koefisien Korelasi dengan menggunakan rumus koefisien sederhana sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦= 𝑛 (∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥 ∑ 𝑦) √(𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2) (𝑛 ∑ 𝑦2− (∑ 𝑦)2) Keterangan: r = Koefisien korelasi X = Variabel bebas Y = Variabel terikat n = Jumlah sampel

Menurut Priyatno dalam Sugiyono (2012: 115), menyatakan pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi adalah :

a. Jika korelasi 0,0 sampai 0,119 hubungannya sangat rendah.

b. Jika korelasi 0,20 sampai 0,339 hubungannya rendah.

c. Jika korelasi 0,40 sampai 0,599 hubungannya sedang.

d. Jika korelasi 0,60 sampai 0,799 hubungannya kuat.

e. Jika korelasi 0,80 sampai 1,000 sangat kuat.

3.6.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X (kualitas produk) benar-benar berpengaruh

(9)

112 terhadap varibel Y (kepuasan pelanggan) secara terpisah atau parsial. Priyatno (2009 : 61). Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat mengunakan tabel dapat juga dihitung dengan uji t yang dirumuskan sebagai berikut: 𝑡 = 𝑟 √𝑛 − 2 √1 − 𝑟2 Keterangan: r = Koefisien korelasi n = jumlah sampel r2 = Koefisien determinasi

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan kualitas produkterhadap keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman.

Ha : Ada pengaruh signifikan kualitas produkterhadap keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman.

Dasar pengambilan keputusan Priyatno (2009: 65) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi yaitu : a. Apabila t hitung ≤ t tabel atau sig t ≥ α

(0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan keputusan konsumen dalam pembelian

Hand & Body Lotion vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman.

b. Apabila t hitung > t tabel sig t < α (0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan keputusan konsumen dalam pembelian

Hand & Body Lotion vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier sederhana yang dihitung dalam program IBM SPSS (Statistical Product And Service Solution) Statistics 23, diperoleh hasil seperti tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 26,191 4,096 6,395 ,000 Kualitas Produk ,433 ,088 ,446 4,939 ,000 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Data kuesioner yang telah diolah, 2017

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dibuat persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX Y = 26,191 + 0,433X Dimana: Y = Keputusan Pembelian a = Konstansta b = Koefisien Regresi X = Kualitas Produk

Koefiesien b dinamakan koefisien regresi dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan

(10)

113 variabel X sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan b bila bertanda negatif. Dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan:

a. Konstanta (a) sebesar 26,191 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai variabel kualitas produk, maka skor keputusan pembelian akan sama dengan skor yang didapat yaitu 26,191.

b. Koefisien regresi X sebesar 0,433 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai kualitas produk, maka nilai keputusan pembelian bertambah sebesar 0,433.

4.1.2 Uji Hipotesis (Uji t)

Menurut Priyatno (2009: 61) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X (kualitas produk) benar berpengaruh signifikan terhadap varibel Y (kepuasan pelanggan) secara terpisah atau parsial. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang, sehingga pengujian menggunakan uji t dengan df = n-2 atau 100-2 = 98 dan tingkat signifikasi (α) = 5%. Maka diperoleh Ttabel sebesar 1,984, dengan pengambilan keputusan:

t hitung ≤ t kritis maka Ho diterima t hitung ≥ t kritis maka Ho ditolak Sehingga dapat ditarik kesimpulan: Apabila t hitung > t kritis maka hipotesis nol (Ho) ditolak

Apabila t hitung < t kritis maka hipotesis nol (Ho) diterima

Tabel 4.2 Tabel Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 26,19 1 4,096 6,395 ,000 ,433 ,088 ,446 4,939 ,000 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Data kuesioner yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.2, yang diperoleh dari hasil pengolahan komputerisasi menggunakan program SPSS, maka diperoleh nilai t hitung sebesar 4,939, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,984. Maka dapat diketahui t hitung (4,939) > t tabel (1,984), sehingga dapat ditarik kesimpuan Ho ditolak atau Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan kualitas produk terhadap keputusan keputusan konsumen dalam pembelian Vaseline Hand & Body Lotion pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman.

4.1.3 Analisis Koefisien Korelasi Pearson

Analisa korelasi sederhana (bivariate corelation) digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dua variabel dan mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.Menurut Sugiyono (2013:115), menyatakan pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi adalah :

f. Jika korelasi 0,0 sampai 0,199 hubungannya sangat rendah.

g. Jika korelasi 0,200 sampai 0,339 hubungannya rendah.

h. Jika korelasi 0,400 sampai 0,599 hubungannya sedang.

i. Jika korelasi 0,600 sampai 0,799 hubungannya kuat.

j. Jika korelasi 0,800 sampai 1,000 sangat kuat.

Tabel 4.3

Hasil Analisis Korelasi Sederhana

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,446a ,199 ,191 3,41184

a. Predictors: (Constant), Kualitas Produk

Sumber: Data kuesioner yang telah diolah, 2017

(11)

114 Dari tabel di atas diketahui nilai korelasi (R) sebesar 0,446, hal ini menunjukkan hubungan yang sedang karena berada di kisaran 0,400-0,599. Hasil uji memperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar = 0,199. Nilai R2menunjukkan bahwa variabel kualitas produk mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian Vaseline

Hand & Body Lotion sebesar 19,9% sedangkan 80,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, misalnya ekuitas merek, citra merek, daya tarik iklan dan lain sebagainya, yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara persial (individu) variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengaruh yang diberikan variabel bebas tersebut bersifat negatif artinya semakin rendah kualitas produk semakin rendah pula minat keputusan pembelian. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

Penjelasan dari pengaruh variabel dijelaskan pada pengujian hipotesis telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh t hitung sebesar sebesar 4,939 dengan taraf signifikan 0,137. Hasil nilai t hitung > t tabel (4,939 > 1,984, maka Ho ditolak yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Artinya bahwa adanya pengaruh signifikan antara variabel kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam pembelian Vaseline

Hand and Body Lotion pada Minimarket Alfi Kecamatan Babat Toman.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini yang kemudian telah dianalisa dengan menggunakan program aplikasi IBM SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 23, maka diketahui bahwa bahwa faktor kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada Minimarket Yearss Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin, dimana hal ini dibuktikan dengan:

a) Terdapat pengaruh signifikan kualitas produk terhadap keputusan keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion Vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman. Terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh t hitung > t tabel (4,939 > 1,984) pada taraf signifikansi 5%.

b) Berdasarkan hasil pengolahan data komputerisasi dengan menggunakan SPSS diketahui R square (R2) sebesar 0,199 atau sebesar 19,9%, artinya terdapat pengaruh variabel kualitas produk terhadap keputusan keputusan konsumen dalam pembelian Hand & Body Lotion Vaseline pada Minimarket ALFI di Kecamatan Babat Toman sebesar 19,9%. Sedangkan sisanya sebesar 80,1% dipengaruhi oleh variabel lain.

5.2Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

a) Vaseline Hand and Body Lotion

hendaknya memperbaiki atau menjaga kualitas produk dari varian

hand and body lotion untuk meningkatkan pembelian konsumen. Karena semakin tinggi kualitas sebuah produk, semakin tinggi pula minat pembelian konsumen.

(12)

115 b) Bagi peneliti selanjutnya, agar

dilakukan penyempurnaan penelitian misalnya menggunakan semua variabel permasalahan manajemen pemasaran dan perbaikan-perbaikan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Usman. 2014. Structural Equation Modeling. Semarang: Lentera Ilmu.

Herry Widagdo. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Komputer Pada PT. XYZ

Palembang. (Tidak

Dipublikasikan) Jurnal Ilmiah STIE MDP. Forum Bisnis dan Kewirausahaan, vol. 1:1.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli. Edisi Bahasa Indonesia Jakarta: PT. Prehallindo.

Kotler, Philip dan Amstrong Gary. 2008.

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa Bob Sabran M.M. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan G. Amstrong. 2012.

Prinsip-prisip Pemasaran. Edisi. 13. Jakarta: Erlangga

Malhotra, Naresh K. 2006. Riset Pemasaran : Pendekatan Terapan Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks.

Nasution. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor selatan. Ghalia Indonesia

Nasir. Moch. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Nela Evelina, Handoyo DW, Sari Listyorini. 2012. Pengaruh citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkom Flexi (Studi Kasus Pada Konsumen Telkom Flexi di Kecamatan Kota Kudus Kabupaten Kudus). Tidak Dipublikasikan. Diponegoro Journal of Social and Politic. Hal. 1-11.

Peter, J. Paul and Jerry C. Olson. 2010.

Consumer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Priyatno, Dwi. 2009. Mandiri Program

SPSS. Yogyakarta, Mediakom. Robbins, S dan Coulter, M. 2007.

Manajemen, Edisi Kedelapan, Penerbit PT. Indeks: Jakarta. Sandhy Nor Pramono & Andi Kridasusila.

2011. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua (Studi kasus di Kelurahan Gajahmungkur Semarang). Tidak Dipublikasikan. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Empat. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu

(13)

116 Swastha, Basu Dharmmesta, Handoko,

Hani T. 2008. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2006. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media Publising Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis.

Gambar

Gambar 2.2  Kerangka Pikiran

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai akibat kebijakan yang tidak konsisten dari segi waktu penyaluran dana terjadi kasus dimana salah satu sekolah (SMP Negeri 2 Mimika) pada tahun 2012 mengambil suatu

Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui pemrosesan dalam kondisi subkritis tanpa bantuan katalis dalam pembuatan asam levulinat dari bahan

Pada saat baterai sudah terisi penuh , penuh itu dalam maksud sesuai dengan energi listrik yang dibutuhkan tegangan arus DC ( Direct Current ) akan ada 2 pilhan

Sedangkan produktivitas tahun 2018 yang memiliki produktivitas terendah yaitu Kecamatan Karawang Timur dengan nilai produktivitas 3,300 ton/ha terjadi pada bulan

dalam keadaan sedang, dimana mobil yang dikendarai terdakwa berada pada jalur kanan dikarenakan mobil yang berada di depan mobil yang dikemudikan terdakwa berbelok ke

akan meningkat sedangkan proporsi material yang lain akan turun, hal ini disebabkan karena untuk menyesuaikan dengan volume maka material dengan berat jenis lebih besar

Sesuai Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan statistik melalui sensus,