• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENDA ASING PADA JALAN NAFAS (ICD 10: T17.8 )

Dalam dokumen Panduan Praktik Klinis Ugd (Halaman 54-60)

S = Shift of WBC to the left 1

BENDA ASING PADA JALAN NAFAS (ICD 10: T17.8 )

1. Pengertian (definisi)

Adanya benda atau benda asing di saluran jalan nafas (laring,trakea,bronkus)

2. Anamnesis 1. Nampak batuk medadak hebat dan bertubi tubi 2. Sesak kadang sampai sianosis

3. Pasien tidak dapat bicara, bernafas, bersuara 4. Menunjukkan sikap tercekik

3. Pemeriksaan Fisik  Kadang-kadang tidak dapat diternukan gejala yang jelas

 Bila ada penyumbatan jalan napas atas, tampak:

 Gelisah

 Sesak

 stridor inspirasi

 Retraksi supraklavikuler, interkostal, epigastrial, supra steroal biru (sianosis)

 Bila benda asing berhenti pada salah satu cabang bronkus:

 Gerak nafas satu sisi berkurang

 Suara nafas satu sisi berkurang

 Pada fase tenang, mungkin gejala tersebut di atas tidak ada.

4. Kriteria Diagnosis 1 Dengan anamnesis seperti nampak batuk medadak hebat dan bertubi tubi Sesak kadang sampai sianosis. Pasien tidak dapat bicara, bernafas, bersuara. Menunjukkan sikap tercekik

2 Pemeriksaan Fisik dengan ada penyumbatan jalan napas atas, tampak:

 Gelisah

 Sesak

 stridor inspirasi

 Retraksi supraklavikuler, interkostal, epigastrial, supra steroal biru (sianosis)

 Bila benda asing berhenti pada salah satu cabang bronkus:

- Gerak nafas satu sisi berkurang - Suara nafas satu sisi berkurang

- Pada fase tenang, mungkin gejala tersebut di atas tidak ada.

5. Diagnosis Kerja Benda Asing Pada Jalan Nafas 6. Diagnosis Banding 1.Asma bronkial

2.Laringitis akut. 3.Trakeitis 4.Bronkitis 5.Pneumoni 7. Pemeriksaan Penunjang

1. X-foto toraks, hanya dikerjakan pada kasus-kasus tertentu, karena bila masih baru dan bendanya non radio opaqe, sering tidak tampak kelainan.

8. Terapi 1. Bila pasien sadar dan belum menunjukan tanda tanda hipoksia ,tenangkan pasien dan berikan oksigen 2 liter /menit

2. Pasien segera dirujuk dengan dokter dan perawat 3. Jika dalam perjalanan terjadi sianosis dan kehilangan

kesadaran sembari mencari posisi ternyaman untuk pasien , maka lakukan tindakan back blow atau Heimlich

Maneuver. JIka masih dalam keadaan sadar , kedua tindakan itu dapat dilakukan dalam posisi berdiri. Pada pasien tidak sadar dapat dilakukan posisi terlentang. 4. Jika tidak berhasil dengan tindakan diatas dapat dilakukan

insersi needle dengan ukuran terbesar pada kartilago cricoid

5. Jika pasien dating dengan kesadaran menurun atau pasien menunjukkan tanda-tanda hipoksia berikan oksigen ,segera lakukan prosedur nomer 3 dan jika perlu lakukan prosedur nomer Pasien dipersiapkan untuk di rujuk ke RS Sanglah. 9. Edukasi 1. Untuk anak-anak jaga makanan/mainan yang berukuran

kecil/keras seperti kacang, agar jauh dari jangkauan anak di bawah 3 tahun

2. Untuk pasien tua pastikan gigi/gigi palsu baik 3. Disarankan Jangan mengobrol dan tertawa saat

mengunyah

10. Prognosis Ad Vitam : dubio ad bonam/malam Ad Sanationam : dubio ad bonam/malam

Ad fungsionam : dubio ad bonam/malam 11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis 1. dr. Putu Santy Erawati 2. dr. A A Sg kumala Ningrat. 3. dr. I Ketut Aryawan. 4. dr. A. A. Ifan Distya Jaya. 5. dr. Ida Ayu Gede Oktarini. 6. dr. Ni Made Ayu Wulandari.

14. Indikator Medis 1. Benda Asing dari saluran nafas dapat dikeluarkan 2. Tidak ada komplikasi yang terjadi seperti sianosis atau

penurunan kesadaran

15. Kepustakaan 1. Tamin S. Benda asing saluran napas dan cerna. Satelit simposium penanganan mutakhir kasus telinga hidung tenggorok.

2. Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher (Edisi 7), Penulis: Tim FKUI, Penerbit: Balai Penerbit FKUI,

3. Panduan BCLS Indonesia edisi 2011.

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

2014-2016

BENDA ASING PADA LIANG TELINGA (ICD 10: T16 ). 1. Pengertian

(definisi)

Adalah adanya benda asing pada liang telinga Benda asing

bisa berupa biji-bijian, kapas, manik-manik dan serangga

2. Anamnesis 1. Riwayat memasukkan benda asing ke liang telinga (biasanya

pada pasien dengan riwayat kemasukkan serangga. 3. Pemeriksaan Fisik

Ditemukan adanya benda asing pada telinga.

4. Kriteria Diagnosis 1. Riwayat kemasukkan benda asing pada anamnesis.

2. Dari pemeriksaan fisik didapat adanya benda asing pada telinga.

5. Diagnosis Kerja Benda asing pada liang telinga. 6. Diagnosis Banding

-7. Pemeriksaan Penunjang

-8. Terapi 1. Benda mati: benda diambil dengan kaitan pada benda yang berbentuk bulat dan dengan pinset bayonet bila bentuk benda gepeng.

2. Benda hidup: serangga dibunuh dengan cairan karbol gliserin 10% dan dikeluarkan dengan pinset bayonet atau kaitan. 9. Edukasi 1. Informasikan pada keluarga pasien untuk memperhatikan

mainan yang dibawa oleh anak-anaknya (misalnya manic-manik, ataupun biji-bijian).

2. Selalu memeriksa cotton bud yang digunakan untuk membersihkan telinga apakah mudah terlepas atau tidak. 10. Prognosis Ad Vitam : dubio ad bonam.

Ad Sanationam : dubio ad bonam. Ad fungsionam : dubio ad bonam. 11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis 1. dr. Putu Santy Erawati 2. dr. A A Sg kumala Ningrat. 3. dr. I Ketut Aryawan. 4. dr. A. A. Ifan Distya Jaya. 5. dr. Ida Ayu Gede Oktarini. 6. dr. Ni Made Ayu Wulandari. 14. Indikator Medis 1. Benda asing terangkat.

2. Keluhan membaik.

15. Kepustakaan Pedoman diagnosis dan terapi ilmu penyakit telinga hidung dan tenggorok. Lab/UPF THT, fakultas kedokteran universitas udayana, RSUP denpasar, 1992

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

2014-2016

BENDA ASING PADA HIDUNG (ICD 10: T17.1 ). 1. Pengertian

(definisi)

Adalah adanya benda asing pada hidung. Benda asing bisa

berupa biji-bijian, kapas, manik-manik, dan lain-lain

2. Anamnesis 1. Riwayat memasukkan benda asing ke dalam hidung (biasanya pada pasien anak-anak).

2. Hidung berair.

3. Hidung berbau bila benda asing sudah lama di dalam rongga hidung.

3. Pemeriksaan Fisik

Ditemukan adanya benda asing hidung.

4. Kriteria Diagnosis 1. Riwayat kemasukkan benda asing pada anamnesis.

2. Dari pemeriksaan fisik didapat adanya benda asing pada hidung.

5. Diagnosis Kerja Benda asing pada hidung. 6. Diagnosis Banding

-7. Pemeriksaan Penunjang

1. Foto water’s

8. Terapi 1. Ekstraksi korpal dengan menggunakan pinset bayonet pada benda yang berbentuk pipih ataupun menggunakan kaitan pada benda yang berbentik bulat.

9. Edukasi 1. Informasikan pada keluarga pasien untuk memperhatikan mainan yang dibawa oleh anak-anaknya (misalnya manic-manik, ataupun biji-bijian).

10. Prognosis Ad Vitam : dubio ad bonam. Ad Sanationam : dubio ad bonam. Ad fungsionam : dubio ad bonam. 11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis 1. dr. Putu Santy Erawati 2. dr. A A Sg kumala Ningrat. 3. dr. I Ketut Aryawan. 4. dr. A. A. Ifan Distya Jaya. 5. dr. Ida Ayu Gede Oktarini. 6. dr. Ni Made Ayu Wulandari. 14. Indikator Medis 1. Benda asing terangkat.

2. Keluhan membaik.

15. Kepustakaan Pedoman diagnosis dan terapi ilmu penyakit telinga hidung dan tenggorok. Lab/UPF THT, fakultas kedokteran universitas udayana, RSUP denpasar, 1992

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

2014-2016

BENDA ASING PADA TONSIL (ICD 10: T17.2 ) 1. Pengertian

(definisi)

Adalah adanya benda asing pada tonsil, Benda asing bisa

berupa tulang ikan, dan lain-lain

2. Anamnesis 1. Adanya riwayat makan ikan laut.

2. Adanya rasa tidak nyaman pada tenggorokan. 3. Pemeriksaan Fisik

1. Adanya benda asing pada tonsil.

4. Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis.

6. Diagnosis Banding -7. Pemeriksaan

Penunjang

1. Foto cervical.

8. Terapi 1. Ekstraksi korpal dengan menggunakan pinset bayonet. 9. Edukasi Informasikan pada pasien untuk memperhatikan makanan yang

dimakan, terutama bila makan ikan. 10. Prognosis Ad Vitam : dubio ad bonam.

Ad Sanationam : dubio ad bonam. Ad fungsionam : dubio ad bonam. 11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis 1. dr. Putu Santy Erawati 2. dr. A A Sg kumala Ningrat. 3. dr. I Ketut Aryawan. 4. dr. A. A. Ifan Distya Jaya. 5. dr. Ida Ayu Gede Oktarini. 6. dr. Ni Made Ayu Wulandari. 14. Indikator Medis 1. Benda asing terangkat.

2. Keluhan membaik.

15. Kepustakaan Pedoman diagnosis dan terapi ilmu penyakit telinga hidung dan tenggorok. Lab/UPF THT, fakultas kedokteran universitas udayana, RSUP denpasar, 1992

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

2014-2016

HYPERPIREXIA (ICD 10: R50.9 ) 1. Pengertian

(definisi)

Adalah suatu keadaan demam dengan kenaikan suhu

Dalam dokumen Panduan Praktik Klinis Ugd (Halaman 54-60)

Dokumen terkait