BAB II KAJIAN PUSTAKA
C. Kajian Pembelajaran Vokasional Adaptif bagi Siswa Autis bidang
4. Bentuk Adaptasi dalam Pembelajaran Vokasional
Adaptasi atau penyesuaian dalam pendidikan vokasional bidang keterampilan membatik bagi siswa autis dapat dilakukan dengan penghilangan atau omisi dan penggantian atau disebut juga dengan subsitusi pada tujuan yang ditetapkan di kurikulum (Parwoto, 2007: 231). Tujuan yang ditargetkan pada kurikulum yang telah diadaptasi ini kemudian diraih melalui pembelajaran di kelas. Secara otomatis, dalam proses pelaksanaan pembelajaran bagi siswa autis juga mengalami adaptasi atau penyesuaian.
Konsep adaptasi yang lain dipaparkan oleh Timmons, et.al (2013: 41) sebagai berikut:
“A process which allows a student with special educational needs to participate in the prescribed curriculum (course) with changes in format, instructional strategies and/or assessment procedures that do not change the learning outcomes of the curriculum. Example of adaptations might include shortened assignments, large print materials, raised line paper, or photocopied notes.”
Konsep adaptasi menurut Timmons, et.al dapat diartikan sebagai sebuah proses yang dimana memungkinkan siswa berkebutuhan belajar khusus untuk berpartisipasi dalam kurikulum yang ditentukan dengan format yang dirubah, strategi instruksional dan atau prosedur asesmen yang tidak merubah outcome pembelajaran yang diharapkan dari kurikulum yang ada. Contoh adaptasi yang dapat dilakukan meliputi tugas-tugas yang dipersingkat (disederhanakan dalam
64
jumlah atau kadar kesulitan), materi yang dicetak dengan huruf lebih besar (umumnya untuk siswa yang disertai hambatan penglihatan), menggunakan kertas bergaris, atau catatan fotokopian.
Pendapat Timmons, et.al dapat dimaknai bahwa adaptasi tidak merubah hasil pendidikan (outcome) yang ditargetkan dalam kurikulum. Akan tetapi adaptasi terletak pada cara implementasi kurikulum yaitu pembelajaran. Secara khusus terletak pada strategi pembelajaran yang meliputi adanya materi, media, evaluasi (pemberian tugas-tugas) pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.
Dua pendapat yang berbeda dapat menjadi pilihan bagi sekolah untuk melaksanakan pendidikan vokasional adaptif. Sebab, pada dasarnya semua pendapat memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan layanan pendidikan yang sesuai bagi siswa autis. Perbedaan tersebut hanya terletak pada titik awal memulai adaptasi pembelajaran.
Djadja Rahardja (2004: 1-3) menjelaskan dalam suplemen kegiatan belajar – mengajar di kelas inklusi terdapat beberapa bentuk adaptasi yang dapat dilakukan yaitu pada aspek – aspek sebagai berikut:
a. Ukuran. Adaptasi jumlah materi dimana siswa dapat mempelajari atau menyelesaikannya.
b. Waktu. Adaptasi waktu yang dibutuhkan untuk belajar, menyelesaikan tugas, atau tes. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda sehingga sangat memungkinkan setiap siswa memiliki waktu pengerjaan tugas atau tes yang diindividualkan.
65
c. Tingkat dukungan. Tingkat dukungan maksudnya jumlah bantuan personal terhadap siswa. Sering disebut juga dengan prompt.
d. Input. Adaptasi cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Berbagai alat bantu visual dapat dipergunakan. Selain itu contoh-contoh yang lebih kongkrit, kegiatan-kegiatan yang menggunakan tangan, dan menempatkan siswa pada kerja kelompok juga dapat dilakukan.
e. Kesulitan. Adaptasi tingkat kesulitan, keterampilan, jenis masalah, atau aturan tentang bagaimana siswa dapat melakukan pekerjaan. Ijinkah penggunaan alat bantu hitung untuk menyelesaikan masalah matematika, sederhanakan petunjuk pengerjaan tugas, bentuk aturan yang dirubah untuk mengakomodasi kebutuhan siswa.
f. Output. Adaptasi bagaimana siswa dapat merespon instruksi. Selain menjawab pertanyaan dalam bentuk tertulis, ijinkan pula respon verbal, Dapat juga menggunakan buku komunikasi untuk beberapa siswa. Mengijinkan siswa untuk menunjukkan pengetahuannya dengan benda-benda di tangannya.
g. Partisipasi. Adaptasi lamanya siswa secara aktif terlibat dalam suatu tugas. h. Pilihan. Adaptasi tujuan atau outcome yang diharapkan ketika mengunakan bahan-bahan yang sama. Pada pelajaran ilmu sosial misalnya, siswa diharapkan hanya mampu menunjukan suatu negara sedangkan yang lainnya sampai mampu menunjukan nama ibu kota negara.
i. Kurikulum. Sediakan berbagai materi pelajaran dan bahan-bahan untuk memenuhi tujuan individual siswa.
66
Adanya bantuan yang lebih intens bagi pembelajaran siswa autis diperkuat dengan pendapat Mumpuniarti (2011: 3-4) bahwa agar siswa autis dapat menguasai materi, dalam pembelajaran juga diberikan model dan dorongan (prompt) oleh guru. Model maksudnya guru memberikan contoh tugas yang perlu dilakukan atau mendemonstrasikan keterampilan yang diajarkan. Kemudian penggunaan prompt untuk membantu siswa. prompt yang diberikan secara berangsur – angsur dikurangi agar siswa dapat melakukan tugas dengan mandiri. Dijelaskan lebih lanjut lagi oleh Mumpuniarti (2011: 5), agar siswa dapat menguasai materi, maka guru perlu melakukan adaptasi salah satunya pada strategi dan metode serta yang dapat dikolaborasikan dengan siswa lebih baik dikolaborasikan. Kolaborasi dalam hal ini ialah kolaborasi siswa dan guru. Guru membantu siswa untuk mencapai keterampilan yang diharapkan.
Selain adaptasi dalam metode dan strategi, adaptasi juga dilakukan dalam pengembangan materi, Phyl Foreman (2005) (dalam Mumpuniarti, 2011: 6-7) menyebutkan terdapat tiga alternatif dalam mengembangkan materi yaitu bahan ajar yang sudah ada diadaptasi, meminjam berbagai bahan ajar yang dipadukan dengan tema, atau menciptakan materi baru dengan cara mengkombinasikan keduanya. Adaptasi pada materi juga berpengaruh pada proses pembelajaran. Adaptasi proses tentunya disesuaikan dengan karakteristik siswa. Tim penyususn modul TOT (dalam Mumpuniarti, 2011: 7-8) menjelaskan pada siswa dengan hambatan emosi dan perilaku adaptasi proses dapat dilakukan dengan kegiatan belajar dibuat menjadi berkelompok, pemberian pelajaran tambahan yang memungkinkan merubah perilaku, dan penempatan tempat duduk guru.
67
Berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran vokasional adaptif bagi siswa autis bidang keterampilan membatik dapat dibentuk dengan berbagai penyesuaian komponen-komponen pembelajaran. Secara khusus adaptasi terletak pada materi, strategi pembelajaran yang meliputi media dan metode, dan evaluasi (termasuk pemberian tugas-tugas) pembelajaran. Adaptasi dalam materi pembelajaran terletak pada sedikit banyaknya materi yang diberikan, waktu pengerjaan, tingkat kesulitan, dan model pengembangan materi. Adaptasi pada strategi pembelajaran terkait penggunaan metode, media pembelajaran berbasis visual dan konkrit, serta tingkat dukungan (bantuan) yang diperlukan siswa dalam proses pembelajaran. Adaptasi pada evaluasi terletak pada cara siswa merespon instruksi, cara siswa menjawab pertanyaan, waktu merespon instruksi, dan waktu mengerjakan tes.