• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PERSEPSI DAN FAKTOR MEMPENGARUHINYA

2. Bentuk-bentuk persepsi

Persepsi itu di bedakan berdasarkan obyeknya yaitu persepsi yang obyeknya non manusia disebut dengan persepsi Interpersonal adalah

a. Pada persepsi obyek stimulasi (pesan dan informasi) di tangkap oleh indera manusia berbeda-beda fisik, sedangkan persepsi interpersonal stimulus sampai lambang-lambang verbal atau grafis yang di sampaikan oleh pihak ketiga.

b. Persepsi objek hanya ditanggapi saat luarnya, sedangkan pada persepsi interpersonal manusia memahami apa yang tidak tampak pada saat indera manusia atau di teliti sifat-sifanya. Manusia tidak hanya bisa lihat perilakunya tetapi bisa melihat mengapa ia berprilaku seperti itu, atau dengan kata lain seseorang bisa dipahami bukan saja dari tindakannya tapi juga pada motif dari tindakannya .

c. Persepsi objek tidak mempunyai tidak mempunyai hubungan reaksi sedangkan persepsi interpersonal bisa memberi reaksi hubungan emosional.

d. Pada persepsi objek relatif tetap, tapi pada persepsi interpersonal cendrung berubah.

e. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa persepsi merupakan suatu cara atau proses bagaimana individu menilai, memilih, menyimpulkan, mengorganisasikan dan menafsirkan sesuatu atau stimulasi dari sudut pandang itu sendiri.

3. Proses Persepsi

15Jalalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2000) h. 81

Dari sudut pandang psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara memandang, oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari merubah Persepsinya. Dalam Persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu:

a. Seleksi, yaitu sebuah proses penyaringan indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak dan sedikit.

b. Interprestasi, yaitu proses pengorganisasian informsai, sehingga mempunyai arti bagi seseorang interprestasi di pengaruhi oleh sebagai faktor,seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, kepribadian, dan kecerdasan.

c. Interprestasi dan Persepsi, kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai redaksi. Oleh karena itu proses penginderaan tidak lepas dari proses persepsi dan proses penginderaan merupakan proses pendahuluan dari persepsi.

Proses penginderaan akan berlangsung tiap saat, pada saat individu menerima stimulus melalui indera, yaitu mata, Telinga, Hidung, Lidah, dan Kulit yang di gunakan untuk menerima stimulus dari luar individu tidak sama, maka dalam Persepsi suatu stimulus hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, karena Persepsi itu bersifat individual.

d. Sebagaimana yang telah di uraikan diatas dalam persepsi individu, mengorganisasikan dan menginterprestasikan stimulus yang di terimanya, dengan demikian dapat di kemukakan bahwa stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi

4. Prinsip Persepsi

Seseorang dapat memahami bahwa persepsi itu sangat tergantung kepada stimulus yang di dapat dari proses penangkapan alat panca indera atau dengan kata lain persepsi itu bersifat relatif bagi setiap orang. Artinya orang yang berbeda akan memilih persepsi yang berbeda terhadap sesuatu. Slameto memformulasikan hal ini menjadi prinsip-prinsip persepsi.

a. Persepsi itu relatif bukannya absolut

Manusia bukannya instrument ilmiah yang mampu menyerap secara praktis seperti keadaan yang sebenarnya.

b. Persepsi itu selektif 16

Seseorang hanya mremperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat tertentu. Iniberarti bahwa rangsangan yang ia terima tergantung dengan apa yang ia pelajari.

c. Persepsi itu mempunyai tatanan

Seseorang menerima rangsanagan tidak dengan cara yang sembarangan. ia akan menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok.

Jika rangsanagan tidak lengkap, ia akan melengkapi sendiri sehingga hubungan itu jelas.

d. Persepsi di pengaruhi oleh harapan dan kesiapan.

Harapan dan kesiapan menerima pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana dipilih itu akan di tata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan di interprestasikan.

e. Persepsi seseorang atau kelompok dapatjauh beda dengan persepsi.

16 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor dan Mempengaruhinya, (PT.Rineka Ciprta, 1995) h. 101

Seseorang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi ini dapat di telusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual.

Perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.

5. Faktor-faktor yang memepengaruhi persepsi

Seperti yang telah di sebutkan yang di atas, persepsi merupakan proses pemberian makana-makna terhadap stimnulus-stimulus yang di peroleh melalui panca indera, maka persepsi-persepsi dimiliki seseorang tidak lahir dan muncul dengan sendirinya melainkan di pengaruhi oleh beberapa faktor.di antara faktor-faktor yang memepengaruhi persepsi adalah:

a. Faktor Fungsional

Faktor fungsional di hasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan dan pengalaman masa lalu seseorang individu. Pada dasarnya, Persepsi tidak di tentukan oleh jenis atau bentuk Stimuli, tetapi tergantung karakteristik orang yang memberikan respon terhadap Stimuli tersebut.

Faktor ini dipengaruhi oleh kebutuhan kesiapan mental, suasana emosional dan latar belakang budaya. Ketika persepsi di pengaruhi oleh kebutuhan manusia akan akan memakai stimuli sesuai dengan kebutuhannya, begitu juga dengan kesiapan mental seseorang ketika menerima Stimuli, maka kecendrungan seseorang untuk mengungkapkan suasana gelisah akan sesuai dengan yang di alaminya.

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal yang termasuk apa yang di sebut faktof personal. Yang menentukan persepsi

bukan stimulitetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu.

Seseorang juga mempengaruhi persepsinya terhadap sesuatu contoh:

1) Suasana mental mempengaruhi persepsi. Sekelompok anak-anak disuruh menceritakan gambar-gambar seseorang laki-laki sebelum sebelum dan sesudah bermain “perang-pengan” sesudah perang anak-anak cendrung lebih banyak menceritakan kekejaman orang pada wajah orang dalam gambar itu.

2) Suasana emosi mempengaruhi persepsi.emosi mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengelolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatian emosinya.

3) Pengaruh kebudayaan pada persepsi sudah merupakan tersendiri dalam psikologi antar budaya dan komunikasih antar budaya, misalnya budaya indonesia, bila kita melihat orang sukses kita cendrung menanggapinya sebagai orang yang memiliki karakteristik baik. Sebaliknya kepada orang yang gagal kita melimpahkan segala dosa

4) Pengaruh pengalaman terhadap persepsi. Seseorang akan cendrung mempersepsikan berdasarkan kebutuhannya saat ini. Comntoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium baru masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.

b. Faktor Struktural.

Faktor-faktor struktural berasal atau di hasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang di timbulkan dari sistem saraf individu. Menurut psikolog gestalt kemudian yang di kenal dengan teori gestalt berpendapat bahwa bila kita mempersepsikan sesuatu yang kita mempersepsinya secara keseluruhan

maksudnya jika kita ingin memahami seseorang kita harus melihat perilakunya tetapi kita juga melihat mengapa ia berprilaku seperti itu. Kita mencoba memahami bukan saja tindakan tetapi motif tindakan itu.

c. Faktor Situasonal

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situansional. Menurut pendekatan ini perilaku manusia di pengaruhi oleh lingkungan atau situasi, faktor-faktor situansional ini berupa17

1) Faktor Elologis, misal kondisi alam atau iklim.

2) Faktor kecendrungan atau Arsitektural, misalnya penataan ruang.

3) Faktor Temporal, misalnya keadaan emosi suasana perilaku, misalnya cara berpakaian dan cara berbicara teknologi.

4) Faktor Sosial, mencakup sistem peran, struktural soaial dan karakteristik sosial individu. Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannnya. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.

d. Faktor Personal

Faktor keempat yang mempengaruhi persepsi adalah faktor Personal yang terdiri atas pengalaman, Motivasi, dan Kepribadian, membuktikan bahwa pengalam akan memebantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan persepsi.

Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah di hadapi.

Faktor yang mempengaruhi Stimuli yang akan di proses adalah motivasi.

Orang yang lapar cedrung memperhatikan makanan. Orang memperhatikan

17 Alex Sobur, Psikologi Umum,( Bandung: Pustaka Setia,2000) h. 462

makanan. Orang dengan kebutuhan hubungan interpersonal yang sangat tinggi lebih memperhatikan tingkah laku kolega terhadap tingkahlakunya terhadap dirinya dari pada orang yang kebutuhan hubungan interpersonal rendah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi itu dapat di kelompokkan yaitu faktor perhatian, fungsional seperti mental, suasana emosiaonal, pengalaman motivasi, kepribadian dan latar belakang budaya dan faktor struktural yang dapat diperoleh berdasarkan kedekatan atau persamaan dan situasi dalam persepsi suatu objek selanjutnya berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi itu antara lain:

1) Perhatian.

Perhatian di sini adalah suatu proses saat stimulus menonjol dalam keadaan seseorang, pada stimulus yang mulai melemah. Dalam hal ini dapat menangkap keseluruhannya, karena individu dapat mempokuskan pada suatu obyek.

Menurut Jalaludin rahmat bahwa in dividu tidaak dapat menangkap keseluruhan rangsangan yang ada yang disekitar sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian satu atauy dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengan yang lainnya ini menyebabkan timbulnya persepsi.

Perhatian ini dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor luar dan dalam.

Faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek yang di amati itu sendiri yaitu intensitas dan ukuran, kontras, pengulangan dan gerakan, sedangkan faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu sipengamat yaitu motif, kesediaan dan harapan.

Ada beberapa prinsip dalam perhatian ini perhatian ini agar perhatian tetap tertuju pada:

a) Perhatian seseorang di arahkan kepada hal-hal yang baru, hal-hal yang berlawanan dengan pengalaman yang baru di peroleh atau pengalaman yang dapat selama hidupnya.

b) Perhatian seseorang tertuju dan tetap berada dan di arahakan pada hal-hal yang di anggap rumit

c) Orang yang mengarahkan perhatiannya pada orang di kehendaki.

2) Ciri-ciri rangsangan

Ciri-ciri rangsangan dapat mempengaruhi persepsi yaitu rangsangan yang bergerak di antara rangsangan yang bergerak di antara rangsangan yang diam akan tetapi lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsangan yang lebih besar di antara yang kecil, yang kontras dengan latar belakang dan identitas rangsangan paling kuat.

3) Nilai dan kebutuhan

Nilai dan kebutuhan individu mempengaruhi persepsi seseorang maksudnya adalah nilai objek tergantung pada kelompok sosial seseorang menilai satu.

Misalnya dua kelompok anak disuruh untuk mengukur bermacam-macam uang recehan, kelompok anak-anak miskin cendrung memberikan ukuran uang yang lebih besar dari kelompok anak-anak kaya. Sedangkan kebutuhan biologis seseorang akan mempengaruhi persepsi.

Pengalaman daahulu dapat mempengaruhi persepsi yaitu yang dialami tiap-tiap individu dan kebudayaan tertentu. Pengalaman ini lebih erat

hubungannya dengan peranan seseorang dalam masyarakat. Pengalaman tidak selalu dalam proses belajar formal tetapi pengalaman bertambah melalui peristiwa yang pernah di alami.

6. Teori-teori persepsi18

Alex sobur dlam bukunya psikologi umum, yang mengutip teori dari beberapa pakar psokologi, mengenai proses terbentuknya sebuah persepsi,yakni a. Rangsangan-tangggapan(stimulus-respon)

Pesepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan di terapkan kepada manusia

b. Teori kepribadian(implicit)

Teori ini mengacu kepada teori kepribadian individu yang diyakini seseorang dan yang mempengaruhi bagaiamana persepsinya kepada orang lain.

Setiap orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang suatu sifat berkaitan dengan sifat lainnya. Konsepsi ini merupakan teori yang di pergunakan orang ketika membentuk kesan tentang orang lain.

c. Ramalan yang dipenuhi sendiri

Ramalan yang dipenuhi sendiri terjadi apabila seseorang membuat ramalan atau merumuskan keyakinan yang menjadi kenyataan karena seseorang yang membuat ramalan itu benar.

Dalam proses ramalan ada empat langkah, diantaranya

1. Membuat prediksi untuk merumuskan keyakinan tentang seseorang atau situasi itu benar.

18 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum,(Bandung: Pustaka Setia, 2000) h. 455-460

2. Bersikap kepada seseorang atau situasi tersebut seakan-akan situasi itu benar.

3. Karena seseorang bersikap demikian, keyakinan itu menjadi kenyataan.

4. Mengenai efek terhadap seseorang atau akibat terhadap situasi, dan apayang disaksikan memperkuat keyakinan.

d. Aksentuasi perceptual

Teori ini membuat seseorang melihat apa yang diharapakan dan apa yang ingin dilihat, melihat orang lain yang disukai itu lebih pandai ketimbang orang yang disukai.

e. Primasi-Resensi

Primasi-Resensi inimengacu pada pengaruh relasi stimulasi sebagai akibat urutan kemunculannya. Jika yang muncul yang pertama lebih besar pengaruhnya, maka mengalami efek primasi dan jika yang muncul kemudian mempunyai pengaruh yang lebih besar, maka mengalami efek resensi

f. Konsistensi

Konsistensi mengacu kepada kecendrungan untuk merasakan appa yang memungkinkan mencapai keseimbangan atau kenyamanan psikologis diantara berbagai sikap dan hubungan anatara mereka. Misalnya, disaat menyukai seseorang yang selanjutnya memiliki kecendrungan untuk berharap orang disukai itu menyukai apa yang disukai, dan membenci apa yang disukai.

g. Stereotip

Stereotip mengacu kepada kecendrungan untuk mengembangakan dan mempeertahankan persepsi yang tetap dan tidak berubah mengenai sekelompok manusia dan menggunakan ersepsi ini untuk mengevaluasi anggota ke,lompok dengan mengabaikan karakteristik individual yang unik.

Dari penjelasan yang telah penulis kemukakan, maka dapat dipahami, bahwa dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, pada intinya persepsi, pada intinya persepsi itu sangat mempengaruh terhadap faktor yang ada pada diri manusia itu sendiri dan faktor yang muncul dari diri manusia.

Dari teori persepsi yang telah penulis uraikan di atas maka teori persepsi yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teori kepribadian(implict) teori ini mengatur kepada kepribadian individu yang di yakini seseorang dan yang mempengaruhi bagaimana pandangan kepada orang lain. Saya memakai teori kepribadian ini karena saya mewawancarai seseorang dengan pendapat pribadi masing-masing tidak mempunyai referensi langsung dari ide yang mereka ciptakan, karena dlam penelitian yang saya teliti untuk menanyakan pandangan mereka tentang sewa menyewa tanah untuk memproduksi batu bata.

BAB III LANDASAN TEORI

A. Ijarah dalam Islam 1. Pengertian al-ijarah

Al-ijarah secara etimologis terambil dari kata ز ج dengan tasrif سا از جي berarti Sewa, disewa, menyewa. Dalam pengertian lain kata ijarah menurut etimologis akan mengandung pengertian umum yang meliputi ganti atas kemanfaatan. Sesuatu benda atau imbalan terhadap suatu kegiatan atau upah karena melakukan aktifitas pada Ijarah sebenarnya manfaat yang didapatkan oleh kedua belah pihak. Dengan demikian pengertian ijarah adalah suatu pekerjaan

yang dilakukan dalam bentuk sewa menyewa, upah-mengupah dan jual beli manfaat.

Sedangkan secara etimologis, al-ijarah didefinisikan oleh para ulama sebagai berikut:19

a. Ulama Syafi‟iyah mendefinisikan ijarah adalah:

ً٘يؼٍ ض ٘ؼب ةح اب لا ا ٗ ه صبى ةيب اق ةح ابٍ ةٍ ٘يؼٍ د سصقٍ ثؼفٍْ ىيػ سقػ

“Akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, ser ta menerima pengganti atu kebolehan dengan pengganti tertentu.

Definisi di atas memberlakukan ijarah secara khusus karena dalam akad ijarah hanya diberlakukan apabila akad suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu. Dengan demikian ijarah atau suatu kemanfaatan dan apabila mengandung maksud tujuan yang mubah, serta menerima kebolehan pengganti.

b. Ulama Malikiyah dan Hanabilah mendefinisikan ijarah adalah20

ض ٘ؼب ةٍ ٘يؼٍ دٍ ةح ابٍ ءىث غف اٍْ لييَج Menjadikan milih suatu kemanfaatan yang dalam waktu dengan pengganti

Definisi di atas memberlakukan ijarah secara umum karena ijarah tidak hanya di tentukan pada suatu maksud tertentu saja tetapi juga suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu yang di tentukan sampai mendapat pengganti manfaat tersebut.

c. Ulama hanafiyah mendefinisikan ijarah adalah:

ض ٘ؼي غف ِى ا ىيػ سفػ

19 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Jakarta: PT.Pena Pundi Aksara, 2009), h.149

20 Chairuman Pasaribu dan Suhrawadi K .Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta:

Sinar Grafika, 1996), h, 2

Akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti

Definisi di atas bersifat terlalu umum karena tidak memberlakukan ijarah pada suatu kemanfaatan tertentu dengan adanya pengganti. Dengan demikian akad ijarah adalah suatu bentuk kerja sama atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu.

Definisi di atas juga menjelaskan bahwa ijarah merupakan bentuk akad yang berisi penukaran manfaat suatu benda dengan memberikan imbalan atau ganti untuk pemilik barang tersebut. Hal ini berarti menjual manfaat benda bukan menjual manfaat materi benda. Oleh sebab itu tidak dinamakan sewa menyewa barang yang diambil atau dimiliki „ainnya seperti pohon untuk diambil buah, sapi, domba untuk diambil susunya. Karena hal hal tersebut tidak mengambil manfaat melainkan „ainnya itu sendiri.21

Menurut Jumhur Ulama Fiqih berpendapat bahwa ijarah adalah menjual manfaat dan yang boleh disewakan adalah manfaat bukan bendanya. Oleh karena itu, mereka melarang menyewakan Pohon untuk diambil buahnya, Domba yang diambil Susunya, Sumur untuk diambil airnya. Sebab itu bukan manfaatnya tapi bendanya. Jadi sewa menyewa pengambilan manfaat suatu benda tanpa mengurangi bendanya sama sekali.

Dari pengertian di atas terlihat bahwa yang dimaksud dengan sewa menyewa itu adalah pengambilan manfaat suatu benda tanpa mengurangi bentuk atau wujud benda yang disewakan. Jadi dalam hal ini bendanya tidak berkurang sama sekali, dengan kata lain terjadinya peristiwa sewa menyewa yang berpindah

21 Rahmad Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.122

adalah manfaat bebnda yang disewakan tersebut. Dalam hal ini dapat berupa manfaat barang seperti kendaraan, rumah, dan manfaat seperti pemusik bahkan dapat juga berupa pribadi, seperti pekerjaan.

Sewa menyewa sebagaimana perjanjian lainnya, adalah merupakan perjanjian yang bersifat konsensial, perjanjian ini mempunyai keku atan hukum yaitu pada saat sewa menyewa berlangsung apabila akad sudah berlangsung, maka pihak yang menyewakan berkewajiban untuk menyerahkan barang atau benda maka pihak penyewa berkewajiban pula untuk menyerahkan uang sewanya.

2. Dasar-Dasar Hukum al-ijarah

Ijarah disyariatkan dalam Islam berdasarkan Al-quran. Sunna h dan Ijma.

Dalam al-quran kitab al-ajru banyak ditemukan dengan makna balasan, pahala atau upah dan ganjaran terhadap setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia, akan tetapi sebagai dasar hukum tentang ijarah terdapat dalam beberapa ayat sebagai berikut:

a. QS. Az-zukhruf ayat 32 yang berbunyi :



Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

Kata mengisyaratkan bahwa saling mendapatkan manfaat dari rahmat Allah antara sesama anggota masyarakat meliputi kontrak dan hubungan yang diikat dalam sewa menyewa.

b. QS. Al-qashash ayat 26-27 yang berbunyi : Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

(27) Berkatalah Dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, Maka aku tidak hendak memberati kamu. dan kamu insya Allah akan mendapatiku Termasuk orang- orang yang baik".

c. QS.al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa

bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

Gambaran upahnya mengupah tentang pekerjaan yang ditawarkan yang terdapat dalam ayat di atas, Oleh para ulama dijadikan sebagai hukum asal pengkiasan terhadap tindakan sewa menyewa yang terjadi pada masa setelah Rasulullah SAW wafat dan selanjutnya samapai pada masa saat sekarang ini.

Dari beberapa ayat diatas bahwa secara tegas telah disebutkan tentang ijarah benda akan tetapi menunjukkan syarat ijarah itu diqiyaskan pada pelaksanaan yang ada pada Rasulullah SAW, yaitu dalam bentuk penyewaan seorang wanita yang menyusukan seorang anak dan penyewaan terhadap para budak yang disewakan oleh tuannya.

Adapun landasan ijarah berdasarkan hadist-hadist sebagai berikut:

a. Hadist yang di riwayatkan oleh shahih muslim yang berbunyi:22

ٍطْيَق ِِْب َةَيَظَْْح َِْػٗ Artinya :”Dari Hanthalah bin Qais Radhiyallahu Anhu berkata, "Aku bertanya

kepada Rafi' bin Khadij tentang menyewakan tanah dengan emas dan perak. Ia berkata, 'Tidak apa-apa.' Orang-orang pada zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyewakan tanah dengan imbalan pepohonan yang tumbuh di tempat perjalanan air, pangkal-pangkal parit, dan aneka tumbuhan. Lalu dari tetumbuhan itu ada yang hancur dan ada yang selamat, sedangkan orang-orang tidak mempunyai sewaan lainnya kecuali ini. Maka Rasulullah Shallallahu

22 Imam Bukhari, Shahih Bukhori, (Subulus Salam: kitab Bulughul Maram: 2005) ,h, 0845

Alaihi wa Sallam melarang hal itu. Adapun imbalan dengan barang yang nyata dan terjamin, maka tidak apa-apa. (HR. Muslim)

Dalam hadits terdapat petunjuk sahnya penyewaan tanah dengan upah yang dapat diketahui berupa emas dan perak. Diqiyaskan dengan keduanya semua bentuk pembayaran yang sah dan dibolehkan pula dengan bagian tertentu dari hasilnya seperti, sepertiga atau seperempat hasil tanahnya sebagaimana

Dalam hadits terdapat petunjuk sahnya penyewaan tanah dengan upah yang dapat diketahui berupa emas dan perak. Diqiyaskan dengan keduanya semua bentuk pembayaran yang sah dan dibolehkan pula dengan bagian tertentu dari hasilnya seperti, sepertiga atau seperempat hasil tanahnya sebagaimana

Dokumen terkait