• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3.1 Bentuk-Bentuk Perubahan Makna

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa menurut Chaer (1996) perubahan makna terdiri dari tiga macam, yaitu penambahan makna, pengurangan makna, dan penggantian makna.

2.3.1.1. Penambahan Makna

Makna sebuah kata seringkali mengalami penambahan sehubungan dengan berkembangnya bidang aktivitas manusia. Khuli dalam Juariah ( 2007 ) menyebutkan dalam Skripsi “ Analisis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Kedalam Bahasa Aceh Dalam Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku Di Meukek “ mengatakan bahwa makna meluas dalam bahasa arab dikenal dengan istilah ﻊﺳﺍﻮﻣ ﻰﻨﻌﻣ / maʽnā mawāsiʽun / .

Menurut Chaer ( 2008 : 111 ) makna meluas atau penambahan makna disebabkan oleh adanya kebutuhan konsep baru, namun tidak selamanya harus dijawab dengan penciptaan kata baru, tetapi yang justru lebih sering ditempuh oleh pemakai bahasa adalah dengan memperluas komponen makna kata-kata yang sudah ada. Seperti contoh pada kata ‘akar’ bermakna ‘ bagian tumbuhan yang berfungsi untuk memperkokoh tumbuhan bersangkutan’. Akan tetapi dengan berkembangnya ilmu matematika, kata ini mengalami penambahan makna lain yaitu, yakni ‘ penguraian pangkat ‘ ata masih banyak makna sekunder lainnya yang pada hakikatnya juga merupakan perluasan konsep makna primer atas dasar berbagai persamaan.

Contoh kata serapan yang terdapat dalam KUHP RI dari bahasa arab kedalam bahasa Indonesia yang mengalami penambahan makna dapat dilihat pada table dibawah ini :

Jika hadiah atau perjanjian diberikan dengan maksud supaya hakim menjatuhkan hukuman dalam suatu perkara pidana … dst ( KUHP RI , 1993 : 167 pasal 210 ayat 2 ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti dari B. Arab Arti dari B. Indonesia

ﻢﻛﺎﺣ/hākimun / Hakim ﻢﻛﺎﺤﻟﺍ ﻆﻔﻨﻤﻟﺍ : ﻲﺿﺎﻗ /al-qāḍī : al -munazzamu al-ḥākimu/ ‘orang yang mengadili’ ( Ma’luf : 146 )

Orang yang mengadili perkara (di pengadilan atau mahkamah):

keputusan -- tidak dapat diganggu gugat;, juri; penilai (dalam perlombaan) ( KBBI, 2007 : 383)

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna kata ﻢﻛﺎﺣ/hākimun

/ dalam bahasa arab yang bermakna ‘ﻢﻛﺎﺤﻟﺍ ﻆﻔﻨﻤﻟﺍ : ﻲﺿﺎﻗ /qāḍī : al-munazzamu al-ḥākimu/ ‘orang yang mengadili’ ( Ma’luf : 146 ) ‘ akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna dilihat dari segi makna leksikal.

Kata hakim yang terdapat dalam KUHP RI pasal 210 ayat 2 hal 163 KUHP RI 1993 bermakna Orang yang mengadili perkara (dl pengadilan atau mahkamah. Sehingga terjadi persamaan makna dilihat dari sudut makna gramatikal.

2.3.1.2. Pengurangan Makna

Khuli dalam Juariah ( 2007 ) menyebutkan dalam Skripsi “ Analisis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Kedalam Bahasa Aceh Dalam Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku Di Meukek “ mengatakan bahwa Pengurangan makna dalam bahasa Arab dikenal dengan ﺮﺴﺤﻨﻣ ﻰﻨﻌﻣ / maʽnā munhasarun /. Menurut chaer ( 1996 : 88 ), pengurangan makna adalah gejala yang terjadi pada kata yang pada mulanya memiliki makna yang cukup luas, kemudian berubah terbatas. Contoh pada saat sekarang, kata kitab hanya ditujukan kepada buku-buku suci atau keagamaan,

sedangkan bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Belanda yaitu buku untuk menunjuk konsep yang lebih umum.

Contoh kata serapan yang terdapat dalam KUHP RI dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia yang mengalami pengurangan makna dapat dilihat pada table dibawah ini :

Barangsiapa sengaja merusakkan kesopanan dimuka orang lain yang hadir tidak dengan kemauannya sendiri, dihukum penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,- ( KUHP RI, 1993 : 204 pasal 281 2e ).

B. Arab B. Indonesia Pengurangan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﺮﻀﺣ/haḍara / Hadir ﺏﺎﻏ ﺪﺿ / ḍiddu

ghāba / ‘ tidak

hilang, hadir ‘ ( Ma’luf : 139 )

Datang, ( KBBI, 2007 : 380 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﺮﻀﺣ /haȡara /dalam bahasa arab yang bermakna ﺏﺎﻏ ﺪﺿ/ ḍiddu ghāba / ‘ tidak hilang, hadir ‘ ( Ma’luf : 139 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi pengurangan makna dilihat dari segi makna leksikal.

Kata hadir yang terdapat dalam KUHP RI pasal 281 ayat 2e hal 204 KUHP RI 1993 bermakna ‘hadir,’. Sehingga terjadi persamaan makna dilihat dari sudut makna gramatikal.

2.3.1.3. Penggantian Makna

Khuli dalam Juariah ( 2007 ) menyebutkan dalam Skripsi “ Analisis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Kedalam Bahasa Aceh Dalam Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku Di Meukek “ mengatakan bahwa penggantian makna atau

perubahan makna secara total dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ﻲﻟﻻﺩ ﺭﻮﻄﺗ / taṭawwurun dalāliyyun /. Menurut Chaer ( 1996 : 143 ) adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dari makna asalnya, walaupun kemungkinan ditemukan unsure keterkaitan antara makna asal dengan makna yang baru.

Contoh kata serapan yang terdapat dalam KUHP RI dari bahasa arab kedalam bahasa Indonesia yang mengalami makna menyempit dapat dilihat pada table dibawah ini :

Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan dalam hal ia diijinkan untuk membuktikan tuduhannya itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika tuduhannya itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah

memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun ( KUHP RI, 1993 : 227 pasal 311 ayat 1 )

B. Arab B. Indonesia Penggantian Makna Arti dari B. Arab Arti dari B.

Indonesia ﺔﻨﺘﻓ / fitnatun / Fitnah ءﻼﺘﺑﻻﺍﻭ ﺓﺮﺒﺨﻟﺍ / khibratu wa al-ibtilāu / ‘ menjelekkan dan berbohong ‘( Ma’luf : 568 ) Perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang): -- adalah perbuatan yang tidak terpuji, (

KBBI, 2007 : 318 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna kata ﺔﻨﺘﻓ / fitnatun / dalam bahasa arab yang bermakna ءﻼﺘﺑﻻﺍﻭ ﺓﺮﺒﺨﻟﺍ / al-khibratu wa al-ibtilāu / ‘ menjelekkan dan berbohong ‘( Ma’luf : 568 ), akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia, makna kata tersebut mengalami penggantian makna yaitu perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang, ditinjau dari makna leksikal.

Kata fitnah dalam KUHP RI pasal 311 ayat 1 hal 227 KUHP RI 1993 bermakna berkata bohong, sehingga terjadi persamaan makna, ditinjau dari sudut gramatikal.

2.3.1.4. Persamaan Makna / Makna Tetap

Persamaan makna / Makna tetap dalam istilah Semantik disebut dengan makna Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat adanya persamaan sifat (Tarigan : 1985).

Contoh kata serapan yang terdapat dalam KUHP RI dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia yang mengalami persamaan makna dapat dilihat pada table dibawah ini :

Barangsiapa meniru atau memalsukan uang atau uang kertas Negara atau uang kertas

Bank dengan maksud akan mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang kertas negara atau mata uang kertas Bank itu serupa yang asli dan tiada dipalsukan, dihukum penjara selama-lamanya lima belas tahun, ( KUHP RI, 1993 : 184 Pasal 244 ).

B. Arab B. Indonesia Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﻚﻨﺑ/ bankun/ Bank ﻪﻴﻓ ﻊﺿﻮﺗ ﻱﺬﻟﺍ ﻞﺤﻤﻟﺍ

ﻝﺍﻮﻣﻻﺍ/ al-maḥallu al-lażī tauḍa’u fīhi

badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan

al-amwāli / ‘ tempat menyimpan harta ‘ ( Ma’luf : 50 ) mengeluarkan uang dalam masyakarat, ( KBBI, 2007 : 103 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﻚﻨﺑ / bankun/ dalam bahasa arab yang bermakna ﻝﺍﻮﻣﻻﺍ ﻪﻴﻓ ﻊﺿﻮﺗ ﻱﺬﻟﺍ ﻞﺤﻤﻟﺍ/ al-maḥallu al-lażī tauḍa’u fīhi al

-amwāli / ‘ tempat menyimpan harta ‘ ( Ma’luf : 50 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi persamaan makna dilihat dari segi makna leksikal.

Dokumen terkait