II. TINJAUAN PUSTAKA
5. Bentuk-bentuk Pola Asuh Orang Tua
Menurut Hersey & Blanchard dalam Prasetyawati (2007 : 23) “ pola asuh orang tua terdiri atas 4 macam yaitu pola asuh neglectfulling, pola asuh indulgent, pola asuh otoriter, dan pola asuh authoritative.”
Kebanyakan anak yang berhasil setelah menjadi dewasa berasal dari keluarga dengan orang tua yang bersikap positif yang mana sikap ini disebut sebagai pola asuh orang tua yang bersikap positif, yang mana sikap ini disebut sebagai pola asuh orang tua kepada anak.
Empat macam pola asuh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pola asuh neglectfulling
Adalah bentuk pola asuh dimana orang tua tidak mau terlibat dan tidak mau ambil pusing mempedulikan kehidupan anaknya. Biasanya anak yang hidup dalam keluarga yang menerapkan pola asuh seperti ini akan mengalami banyak kesulitan, antara lain :
1) Anak mempunyai harga diri yang rendah 2) Anak tidak mempunyai kontrol diri yang baik 3) Kemampuan sosial anak yang buruk
4) Anak akan merasa ia bukan bagian yang penting untuk orang tuanya.
Biasanya anak yang terbiasa dengan pola asuh seperti ini akan terus terbawa sampai ia dewasa dan melakukan hal yang sama pula terhadap anaknya kelak.
b. Pola asuh Indulgent
Pola asuh indulgent adalah istilah bagi pola asuh orang tua yang selalu terlibat dalam semua aspek kehidupan anak. Namun tidak ada tuntutan dan kontrol dari orang tua terhadap anak. Orang tua cenderung membiarkan anak melakukan apa saja sesuai keinginan anaknya. Bahasa sederhananya, orang tua selalu menuruti keinginan anak, apapun keinginan tersebut, tanpa pertimbangan apakah baik/buruk bagi anak. Biasanya orang tua yang menerapkan pola asuh seperti ini akan berkilah bahwa sikap yang diambilnya didasarkan rasa sayang terhadap anak.
c. Pola asuh Otoriter
Pola pengasuhan otoriter adalah pola pengasuhan yang kaku, diktator dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orang tua tanpa banyak alasan. Banyak ditemukan penerapan hukuman fisik dan aturan-aturan tanpa merasa perlu menjelaskan kepada anak apa guna dan alasan di baliknya. Orang tua tak mau repot-repot berpikir bahwa peraturan yang kaku seperti itu justru akan menimbulkan serangkaian efek negatif bagi anak.
Dampak buruk pola asuh otoriter terhadap anak, antara lain : 1) Anak merasa tidak bahagia
2) Anak menjadi ketakutan
3) Anak tidak terlatih untuk berinisiatif 4) Selalu tegang
5) Tidak mampu menyelesaikan masalahnya (problem solvingnya buruk)
6) Kemampuan berkomunikasi juga buruk d. Pola asuh authoritative
Orang tua yang menerapkan pola asuh seperti ini akan membiarkan anak memilih untuk melakukan apa yang menurut anak baik, tetapi tetap harus ada batasan apa yang seharusnya dilakukan. Pola ini sering mendorong anak untuk mandiri, tetapi orang tua tetap menetapkan batasan kontrol. Orang tua biasanya bersikap hangat, penuh welas asih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua tindakan anak, mendukung tindakan anak yang konstruktif. Anak yang terbiasa dengan pola asuh ini akan membawa dampak yang menguntungkan, antara lain :
- Anak merasa bahagia
- Anak mempunyai kontrol diri dan rasa percaya dirinya terpupuk - Anak mampu mengatasi stress
- Anak mempunyai keinginan untuk berprestasi
- Anak mampu berkomunikasi secara baik dengan teman-temannya dan orang dewasa.
Sedangkan Menurut Baurin (2007 : 34), terdapat 4 macam pola asuh orang tua:
a. Pola asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka.
Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat. b. Pola asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.
c. Pola asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.
Sedangkan Menurut Baumrind dalam Wawan (2010) pola asuh orang tua dapat diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:
a. Pola asuh Demokratis
Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung.
b. Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak.
c. Pola asuh Permisif
Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak.
Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bentuk-bentuk pola asuh orang tua bermacam-macam, yang menjadi bentuk pola asuh orang tua dan selanjutnya oleh penulis dijadikan indikator dalam peneltian ini adalah ; Pola asuh Demokratis, Pola asuh Otoriter, Pola asuh Permisif dan Pola asuh Penelantar.