Tepak Kendang Suwanda
3. Bentuk dan Struktur Tepak
Bentuk tepak adalah format dan ukuran panjang-pendeknya 'kalimat lagu' atau susunan beragam tepak yang merupakan komponen tepak itu.20 Bentuk tepak kendang Jaipongan adalah ‘sagoongan’ sesuai dengan awal penciptaanya ‘ti goong ka goong’ (dari goong ke goong). Sagoongan dalam tepak kendang Jaipongan adalah sebuah kesatuan ragam tepak yang diakhiri dengan pukulan goong (ngagoongkeun). Sagoongan, terdiri dari beberapa ragam tepak. Panjang pendeknya ragam tepak, bergantung pada banyaknya frase, banyaknya frase tergantung dari susunan tepak yang ada. Dengan demikian, dalam setiap goongan, memiliki panjang-pendek dan jumlah ragam tepak yang berbeda.
20 Disarikan dari pengertian Sri Hatanto dalam bukunya Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa (Surakarta: ISI Press Surakarta, 2009), 50.
Struktur pada dasarnya merupakan rancangan umum yang terjalin dari gabungan atau kesatuan ragam-ragam tepak sesuai dengan embat dan irama yang disajikan.21 Struktur dasar tepak kendang Jaipongan dibagi tiga meliputi angkatan wirahma, tataran wirahma, dan pungkasan wirahma.
Angkatan wirahma memiliki dua goongan, goongan pertama berisi ragam tepak pangkat atau intro, goongan kedua berisi ragam tepak pangjadi. Tataran wirahma terdiri dari dua goongan, goongan pertama berisi ragam tepak bukaan, goongan kedua berisi ragam tepak mincid. Pungkasan wirahma terdiri sagoongan berisi ragam tepak ngeureunkeun. Ketiga
struktur tersebut digambarkan sebagai berikut.
Kelima struktur di atas memiliki jumlah ragam tepak yang berbeda.
Goongan kesatu memiliki satu ragam tepak yaitu ragam tepak pangkat atau
dengan intro, goongan kedua memiliki satu ragam tepak yaitu ragam tepak
pangjadi, goongan ketiga memiliki satu ragam tepak yaitu ragam tepak bukaan, goongan keempat memiliki satu ragam tepak yaitu ragam tepak mincid, sedangkan goongan kelima memiliki satu ragam tepak yaitu ragam tepak ngeureunkeun yang diawali dari bukaan atau mincid.
Anis Sujana menjelaskan bahwa kekayaan motif-motif pukulan kendang merupakan kreativitas khas Jaipongan yang digali dari sumber tari rakyat. Kreativitas tari Jaipongan dilakukan mulai dari bukaan, pencugan,
nibakeun dan mincid.22 Pernyataan Anis Sujana ditegaskan pula oleh Een
21 Periksa Sunarto, 2009, 148.
22 Periksa Abdul Aziz, “Pencugan Merupakan Kreativitas Tari Jaipong” dalam Endang Caturwati dan Lalan Ramlan, ed. Gugum Gumbira Dari Chacha Ke Jaipongan (Bandung: Sunan Ambu Press STSI Bandung, 2007), 23-26.
Herdiani bahwa beberapa gerak para bajidor selain gerak improvisasi, sering menggunakan pola bukaan, mincid, pencugan dan nibakeun. Pola yang dimaksud di sini bukan pola tarian, tetapi dititikberatkan pada pola
tepakan kendang yang telah baku.23
Sunarto dalam tulisannya menjelaskan pula bahwa ragam tepak dasar kendang Jaipongan terdiri dari tepak liwung atau bukaan, tepak selut atau pencug, tepak séréd atau besot, tepak rubuh atau nibakeun dan tepak
mincid.24 Kelima ragam tepak dasar ini terdapat dalam bagian tataran
wirahma tepak kendang Jaipongan. Bagian angkatan wirahma diisi
dengan ragam tepak pangkat, intro, pangjadi, sedangkan bagian pungkasan
wirahma diisi dengan ragam tepak ngeureunkeun.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, struktur tepak kendang
Jaipongan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Angkatan Wirahma
Angkatan wirahma adalah bagian awal dari penyajian lagu atau
gending yang akan dibawakan. Angkatan wirahma diisi oleh ragam tepak
pangkat, intro, dan ragam tepak pangjadi atau gelenyu. Tepak pangkat
adalah ragam tepak yang digunakan untuk permulaan lagu yang akan disajikan. Pangkat biasanya diawali dengan waditra rebab, saron, atau
intro kendang. Ragam tepak pangkat Jaipongan diambil dari tepak kendang Kiliningan untuk menyajikan lagu-lagu kepesindenan. Ragam tepak intro
merupakan gending kreasi baru yang mendapat pengaruh dari gamelan
Wanda Anyar karya Mang Koko.
Ragam tepak pangjadi adalah ragam tepak kendang sebagai jembatan untuk menuju ragam tepak bukaan. Tepak pangjadi berada di antara tepak
pangkat dengan tepak bukaan. Tepak pangjadi Jaipongan berasal dari tepak
kendang Kiliningan untuk sajian vokal kepesindenan.
23 Periksa Een Herdiani, “Bajidoran Sebagai Pertunjukan Hiburan Pribadi pada Masyarakat Karawang: Kontinuitas dan Perubahannya” (Tesis untuk mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Fakultas Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1999), 103-104.
b. Tataran Wirahma
Tataran wirahma adalah bagian tengah, sebagai inti dari sajian garap
kendang, lagu atau gending. Dalam bagian ini, lagu, gerak, dan irama sudah tetap dalam embat yang diinginkan, misalnya dalam embat dua
wilet atau embat opat wilet. Tataran wirahma diisi dengan ragam tepak bukaan dan ragam tepak mincid. Kedua ragam tepak ini merupakan ragam tepak pokok kendang Jaipongan. Dalam praktiknya, kedua ragam tepak ini
memiliki pengulangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan lagu dan tarian.
Ragam tepak bukaan adalah ragam tepak untuk mengisi gerakan-gerakan penari dan nu ngibing. Dalam tepak bukaan, berbagai gerakan-gerakan penari mulai ada variasi. Jika nu ngibing laki-laki, biasanya banyak memunculkan gerakan-gerakan penca silat. Dalam ragam tepak bukaan memiliki ciri khas yaitu banyak tepak improvisasi atau di Karawang disebut sebagai tepak pencugan. Ragam tepak bukaan banyak berasal dari tepak kendang penca silat dan bajidoran dengan ciri khas tepak improvisasi.
Ragam tepak bukaan terdiri dari enam tepak pokok yakni tepak
nunggu, bukaan, pencugan, sérédan, cindek dan ngagoongkeun. Tepak nunggu adalah ragam tepak yang berfungsi sebagai penantian. Artinya,
sebelum ragam tepak yang lain hadir, terlebih dahulu di awali dengan
tepak nunggu. Tepak bukaan adalah ragam tepak awal ketika penari
mulai melakukan berbagai gerakan, kemudian dilanjutkan dengan
tepak pencugan dan sérédan. Tepak cindek adalah ragam tepak sebagai
jembatan untuk masuk ke ragam tepak ngagoongkeun. Tepak ngagoongkeun adalah ragam tepak untuk mengakhiri setiap ragam tepak bukaan dalam
sagoongan.
Ragam tepak mincid adalah ragam tepak selanjutnya setelah ragam
tepak bukaan. Dalam tepak ini, irama sudah mulai tetap serta tabeuhan
gamelan mulai dirangkep (dirangkap). Ragam tepak mincid memiliki tiga ragam tepak yakni tepak ngala, tepak mincid kendor (carang) dan tepak
mincid gancang (kerep). Tepak mincid ngala adalah ragam tepak sebagai
jembatan atau peralihan dari ragam tepak bukaan ke ragam tepak mincid.
Tepak mincid carang adalah tepak mincid dengan tempo masih lambat,
sedangkan tepak mincid kerep adalah ragam tepak mincid dengan tempo sudah mulai cepat.
c. Pungkasan Wirahma
Pungkasan wirahma adalah bagian akhir sajian lagu atau
gending. Pungkasan wirahma berisi ragam tepak ngeureunkeun atau memberhentikan. Ragam tepak ngeureunkeun adalah ragam tepak untuk mengakhiri suatu lagu dalam Jaipongan. Ragam tepak ngeureunkeun bisa bermacam-macam sesuai dengan lagu dan kebutuhan tarian. Ragam tepak
ngeureunkeun bisa dimulai dari ragam tepak mincid, bisa pula dimulai dari
ragam tepak bukaan.
Struktur tepak kendang Jaipongan yang lengkap dengan pengembangannya dibagi dua, ada yang berangkat dari pangkat rebab atau
saron, ada pula yang berangkat dari intro kendang atau gending kreasi
baru. Jika pangkat diawali dengan rebab, strukturnya meliputi pangkat,
pangjadi (gelenyu), bukaan (nunggu, bukaan, pencugan, sérédan, cindek, ngagoongkeun), ngala (peralihan), mincid (mincid carang dan mincid kerep), pengulangan bukaan dan mincid, ngeureunkeun.
Jika berawal dari gending kreasi baru, struktur tepak kendang
Jaipongan terdiri dari intro, bukaan (nunggu, bukaan, pencugan, sérédan, cindek, ngaggoongkeun), ngala (peralihan), mincid (mincid carang dan mincid kerep), pengulangan bukaan dan mincid, ngeureunkeun. Bisa pula
strukturnya meliputi intro, pangjadi (gelenyu), bukaan (nunggu, bukaan,
pencugan, sérédan, cindek, ngagoongkeun), ngala (peralihan), mincid
(mincid carang dan mincid kerep), pengulangan bukaan dan mincid,
ngeureunkeun. Dengan demikian, struktur pokok tepak kendang Jaipongan
A. Jika pangkat dari waditra rebab strukturnya sebagai berikut. 1. Ragam Tepak Pangkat
2. Ragam Tepak Pangjadi atau Gelenyu
3. Ragam Tepak Bukaan a. Tepak Nunggu b. Tepak Bukaan c. Tepak Pencugan d. Tepak Sérédan e. Tepak Cindek f. Tepak Ngagoongkeun
4. Ragam Tepak Mincid
a. Tepak Ngala (Peralihan)
b. Tepak Mincid Kendor atau Mincid Carang dan Mincid
Gancang atau Mincid Kerep)
c. Pengulangan Ragam Tepak Bukaan dan Mincid) 5. Ragam Tepak Ngeureunkeun
B. Jika pangkat dari Intro strukturnya sebagai berikut. 1. Ragam Tepak Intro atau Ragam Tepak mandiri
2. Ragam Tepak Pangjadi atau Gelenyu
3. Ragam Tepak Bukaan
a. Tepak Nunggu b. Tepak Bukaan c. Tepak Pencugan d. Tepak Sérédan e. Tepak Cindek f. Tepak Ngagoongkeun