• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK DOKUMEN LAINNYA

Dalam dokumen Dokumen Lelang RDTRK.Krian2011 (Halaman 111-176)

LAMPIRAN 1 : SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

Nomor : __________ __________, __ __________ 20__ Lampiran : __________

Kepada Yth. ____________ di __________

Perihal : Penunjukan Penyedia Barang/Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ___________________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor ____________ tanggal _____________ perihal _____________________ dengan nilai penawaran setelah dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya oleh

Pokja ____________ ULP ____________ sebesar Rp__________

(_____________________) termasuk PPN, telah ditetapkan sebagai pemenang oleh Pokja ____________ ULP ____________.

Selanjutnya kami menunjuk Saudara untuk melaksanakan pekerjaan

______________________________, dan meminta Saudara untuk

menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah dikeluarkannya SPPBJ ini sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Pemilihan.

Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan.

Proyek/Satuan Kerja __________ Pejabat Pembuat Komitmen [tanda tangan]

[nama lengkap] [jabatan]

NIP. __________

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) LAMPIRAN 2 : SURAT PERINTAH MULAI KERJA

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen] SURAT PERINTAH MULAI KERJA

Nomor: __________ Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini: __________[nama Pejabat Pembuat Komitmen] __________[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]

__________[alamat proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen] selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini memerintahkan:

__________[nama penyedia] __________[alamat penyedia]

yang dalam hal ini diwakili oleh: __________

selanjutnya disebut sebagai Penyedia Jasa Konsultansi;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;

2. Tanggal mulai kerja: __________;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan

Kontrak;

4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari

kalender/bulan/tahun [pilih salah satu] dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal __________

5. Hasil Pekerjaan: __________

6. Sanksi: Terhadap keterlambatan penyerahan hasil kerja dan laporan akhir, Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dan pembayaran kepada penyedia dapat dihentikan sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) Untuk dan atas nama __________

Pejabat Pembuat Komitmen [tanda tangan]

[nama lengkap] [jabatan]

NIP: __________

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________[nama penyedia] [tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha] [jabatan]

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) LAMPIRAN 3 : JAMINAN SANGGAH BANDING

[Kop Bank Penerbit Jaminan] GARANSI BANK

sebagai

JAMINAN SANGGAHAN BANDING No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini _________________________________ dalam jabatan selaku _____________________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:

Nama : _____________________________[Panitia Pengadaan

Barang/Jasa]

Alamat :______________________________________________________

selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ___________________________________________ (terbilang

_____________________________________________________________) dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding atas pekerjaan ____________________ berdasarkan Dokumen Pemilihan No. ______________ tanggal ____________, apabila:

Nama : _____________________________ [penyedia Jasa Konsultansi]

Alamat : ______________________________________________________

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan oleh YANG DIJAMIN dinyatakan tidak benar.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Berlaku selama ______ (____________) hari kalender, dari tanggal

________________ s/d ________________

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis oleh Penerima Jaminan dengan melampirkan Surat Jawaban Sanggahan Banding dari

[Menteri / Pimpinan Lembaga / Kepala Daerah / Institusi]

_______________________, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding sebagaimana tercantum dalam butir 1.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan

tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa Sanggahan Banding tidak benar.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya

benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain. 6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Jaminan Sanggahan

Banding ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : ____________ Pada tanggal : ___________ [Bank] Materai Rp 6.000,- _________________ [nama dan jabatan]

Untuk keyakinan, Penerima Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke Bank ________ [bank]

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) LAMPIRAN 4 : JAMINAN UANG MUKA

[Kop Bank Penerbit Jaminan] GARANSI BANK

sebagai

JAMINAN UANG MUKA No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini _________________________________ dalam jabatan selaku _____________________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:

Nama : _____________________________[Pejabat Pembuat Komitmen]

Alamat :______________________________________________________

selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ___________________________________________ (terbilang

_______________________________________________________________) dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan ____________________ berdasarkan Kontrak No. ______________ tanggal ____________, apabila :

Nama : _____________________________ [penyedia Jasa Konsultansi]

Alamat : ______________________________________________________

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, YANG DIJAMIN lalai/ tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN atas uang muka yang diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Berlaku selama ______ (____________) hari kalender, dari tanggal

______________________ s/d __________________________

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagai Jaminan Uang Muka sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan

tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya

benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Jaminan Uang Muka ini,

masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : ____________ Pada tanggal : ___________ [Bank] Materai Rp 6.000,- ____________ [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, Penerima Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke Bank ________ [bank]

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

[Kop Asuransi/Perusahaan Penjaminan Penerbit Jaminan] JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan : __________________ Nilai : Rp__________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _________________________ [nama

dan alamat penyedia] sebagai Penyedia Jasa Konsultansi, selanjutnya disebut

TERJAMIN, dan _________________________ [nama dan alamat

perusahaan penjaminan] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada

_________________________ [nama dan alamat PPK] sebagai Pemilik,

selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp

________________(terbilang_____________________________) yang

harus dibayarkan kepada PENERIMA JAMINAN.

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk

melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _______________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. ________________ tanggal ______________dari PENERIMA JAMINAN. 3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan

efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________ 4. Jaminan ini berlaku apabila :

TERJAMIN lalai/tidak memenuhi kewajibannya atau melakukan

pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka dimaksud yang wajib dibayar menurut Kontrak tersebut.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN Uang Muka atau Sisa Uang Muka yang belum dikembalikan oleh TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasarkan Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus

sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) Dikeluarkan di _______________ Pada tanggal ________________ TERJAMIN _____________________ Nama Jelas PENJAMIN Materai Rp 6.000,- _____________________ Nama Jelas

Untuk keyakinan, Penerima Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke ________ [penerbit jaminan]

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN

RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kondisi geografis Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Metropolitan Surabaya memberikan dampak yang sangat besar baik dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai contoh adalah perubahan peruntukan lahan, dari lahan pertaniaan berubah menjadi kawasan permukiman dan kawasan industry. Hal tersebut karena tingginya perkembangan ekonomi dan segala aktivitasnya di wilayah Metropolitan Surabaya yang berpengaruh terhadap perkembangan kota-kota disekitarnya termasuk di Kabupaten Sidoarjo ikut tumbuh secara signifikan.

Suatu kota selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan berbagai kegiatan yang ada, baik itu direncanakan ataupun tidak direncanakan. Perkembangan suatu kota ini tidak akan sama antara satu kota dengan kota lainnya. Wilayah/kawasan yang mempunyai potensi besar cenderung berkembang dengan cepat, sementara wilayah/kawasan yang potensinya kurang maka perkembangannya relatif lambat. Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah/kawasan ditandai tingginya intensitas kegiatan, penggunaan tanah yang semakin intensif, tingginya mobilisasi penduduk, sehingga menyebabkan kebutuhan tanah untuk pengembangan fisik semakin meningkat. Pada sisi lain ketersediaan lahan dapat dikatakan semakin terbatas.

Fenomena tersebut juga terjadi pada berbagai wilayah Kabupaten Sidoarjo baik pada kawasan perkotaan maupun pada kawasan perdesaan. Pada sisi lain perkembangan pada kota-kota besar cenderung melampaui daya dukung lahan, sehingga kawasan terbangun perkotaan meluas

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

sampai kawasan pinggiran bahkan sampai melewati batas administratif yang ada. Selain itu pada perkotaan yang dilewati jaringan jalan regional juga akan cenderung mempunyai perkembangan yang sangat cepat.

Pola ini menjadikan kondisi tersebut menyebabkan rawannya konflik antar kegiatan dan antar sektor, sehingga dibutuhkan penyusunan tata ruang. Seperti halnya di Perkotaan Krian dengan semakin pesatnya perkembangan dan pertumbuhan suatu kota memerlukan adanya penataan ruang rinci yaitu dalam bentuk RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan) sebagai upaya untuk mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan perkotaan agar tidak menimbulkan konflik antar kegiatan yang terdapat di kawasan yang ada, baik pada kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan.

Dengan adanya Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, diharapkan akan tercapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan pemanfaatan ruang dari seluruh kegiatan yang terdapat di kawasan perencanaan, dengan tetap memperhatikan faktor daya dukung lingkungan, fungsi lingkungan, lokasi dan struktur kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan yang terbentuk.

Perencanaan Rencana Detai Tata Ruang Kawasan Perkotaan Krian ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan pada berbagai kawasan perkotaan dan perdesaan yang mengalami perubahan secara menerus dalam jangka waktu tertentu akibat adanya intensitas kegiatan yang dilakukan oleh penduduk perkotaan. Perkembangan tersebut dapat bergerak menuju ke arah yang lebih baik, tetapi dapat pula mengakibatkan terjadinya penurunan efisiensi dan keefektifan struktur, bentuk kota dalam mendukung kegiatan kehidupan masyarakat, penurunan keserasian struktur dan bentuk arsitektural perkotaan dan perdesaan, penurunan kualitas lingkungan hidup, penurunan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.

Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terdiri atas tiga tingkatan yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Di Wilayah Kabupaten, setelah disusunnya RTRW Kabupaten maka dilanjutkan penyusunan rencana strategis dan rencana rinci.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Dengan kondisi Kabupaten Sidoarjo saat ini dan disesuaikan dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007, maka beberapa permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Sidoarjo antara lain:

a. Dalam penyusunan produk rencana di Kabupaten Sidoarjo hanya mengacu pada produk RTRW Kabupaten Sidoarjo dan langsung rencana terperinci di bawahnya.

b. Belum tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang pada kawasan perkotaan di sebagian Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. c. Pola perkembangan lahan bersifat linier.

d. Kecenderungan yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo adalah proses pengalih fungsian lahan yang terjadi dalam kurun waktu yang relatif cepat dan sering kali berlokasi pada tempat yang rawan konflik antara kawasan permukiman dan kawasan industri, kawasan lindung setempat dengan kawasan industri dsb.

e. Permasalahan drainase kota yang memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi, dan kurangnya kesadaran untuk tidak membuang sampah pada badan sungai membuat debit run off atau aliran permukaan yang terus meningkat.

Kabupaten Sidoarjo sebagian besar memiliki kegiatan: perdagangan/jasa, perkantoran, permukiman padat, dan berbagai kegiatan skala kota lainnya. Penumpukan kegiatan ini menjadikan Kabupaten Sidoarjo sebagai pusat kegiatan memiliki berbagai permasalahan, antara lain: kurang tertatanya kawasan perdagangan, parkir yang semakin padat, kemacetan mulai sering terjadi, PKL semakin berkembang dan mulai tidak terkendali, kurangnya RTH dsb. Dengan demikian diperlukan penataan ruang dalam skala detail yakni RDTRK pada wilayah ini.

Adanya perkembangan Kabupaten Sidoarjo yang diatur dalam RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008 - 2028 telah menunjukkan bahwa pada 20 tahun yang akan datang merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang diprediksikan memiliki perubahan dan perkembangan yang signifikan. Menghadapi perkembangan dan perubahan wilayah Kabupaten Sidoarjo, maka perlu adanya kelanjutan perencanaan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang mengatur wilayah yang lebih kecil di bawahnya.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Azas dan tujuan penataan ruang sering diinterpretasikan beragam, untuk itu sebaiknya disesuaikan dengan muatan yang ada pada UU 26 tahun 2007 yang konteksnya dapat saja disesuaikan dengan azas dan tujuan penataan ruang dan pembangunan secara umum.

Azas :

a. Keterpaduan

b. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan c. Keberlanjutan

d. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan e. Keterbukaan

f. Kebersamaan dan kemitraan g. Perlindunpan Kepentingan Umum h. Kepastian hukum dan Keadilan i. Akuntabilitas

Tujuan:

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang perkotaan yang aman, nyaman produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasicnal dengan:

a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

1.3. Dimensi Waktu Perencanaan

Penyusunan RDTRK Kawasan Kecamatan Krian secara menyeluruh mempunyai dimensi waktu perencanaan selama 20 tahunan.

1.4. Landasan Hukum RDTRK

Landasan hukum penyusunan RDTRK adalah :

1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

4. Undang-undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

5. Undang-undang Nomor : 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

6. Undang-undang Nomor : 38 tahun 2004 tentang Jalan.

7. Undang-undang Nomor : 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1982

tentang Irigasi.

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1991 tentang Sungai.

10.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

11.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No : 35 tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan UU No : 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

12.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung.

13.Permendagri No : 2 Tahun 1987 tentang Penyusunan Rencana Kota. 14.Permendagri No 8 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan

Ruang di Daerah.

15.Permendagri No : 9 tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam proses Perencanaan Tata Ruang di daerah.

16.Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai.

17.Kepmendagri Nomor : 650 - 658 Tentang Keterbukaan Rencana Kota Untuk Umum.

18.Kepmendagri Nomor : 59 Tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permendagri Nomor 2 Tahun 1987.

19.Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang.

20.Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum 2008.PRN.K.016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten.

21.Surat Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri Nomor : 648-384 tahun 1992, Menteri Pekerjaan Umum Nomor 738/KPTS/1992 dan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 09/KPTS/1992 tentang

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang Berimbang.

22.Inmendagri No 14 Tahun 1988 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.

23.Perda Jawa Timur No : 11 Tahun 1991 tentang Penetapan Kawasan Lindung Propinsi Jawa Timur.

24.Perda Jawa Timur No : 53 Tahun 1996 tentang Pengairan.

25.Perda Kabupaten Sidoarjo No : 3 Tahun 1988 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota dalam Kabupaten Dati II Sidoarjo.

26.Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo.

27.Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2002 tentang Analisa Dampak Lalu Lintas.

28.Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 16 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2003 - 2013. 29.Peraturan Perundangan yang terkait.

1.5. Pengertian RDTRK dan RDTRK

Pengertian RDTRK dan RDTRK adalah sebagai berikut :

a. RDTRK merupakan penjabaran dari RUTR wilayah Kota/Kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan.

b. RDTRK adalah rencana pemanfaatan Bagian Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan.

c. RDTRK juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran "kegiatan" ke dalam wujud ruang dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsianal agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

d. RDTRK adalah rencana kota yang memuat ketentuan penetapan fungsi Bagian Wilayah Kota yang pada hakekatnya menjadi arahan lokasi dari berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi maupun lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu, pengarahan penetapan lokasi berbagai kegiatan yang terinci dan tertuang pada peta dengan skala 1: 5.000.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

e. RDTRK pada hakekatnya merupakan dasar pertimbangan bagi penyusunan RTRK yang mencakup ketentuan mengenai bagian wilayah tersebut dan ketentuan mengenai kerangka materi pokok bagi penyusunan RTRK.

f. RDTRK Kabupaten adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kabupaten secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program - program pembangunan kabupaten.

g. RDTRK Implementasinya sebagai dasar bagi penyusunan Peraturan Zonasi.

1.6. Ruang Lingkup Materi RDTRK

Beberapa lingkup materi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Krian :

1. Tujuan pengembangan kawasan fungsional perencanaan

Tujuan pengembangan kawasan fungsional perencanaan dirumuskan sesuai dengan permasalahan dan arahan kebijakan berdasarkan urgensi/ keterdesakan penanganan kawasan tersebut.

2. Rencana Struktur Kawasan Perencanaan

a. Rencana Persebaran Penduduk b. Struktur Kawasan Perencanaan. c. Rencana Blok Kawasan

d. Rencana Skala Pelayanan Kegiatan e. Rencana Sistem Jaringan

 Rencana Sistem Jaringan Pergerakan.  Rencana Sistem Jaringan Utilitas.

3. Rencana Peruntukan Blok Kawasan

a. Kawasan Fungsional Binaan b. Kawasan Fungsiona Alami

4. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (Amplop

Ruang)

a. Tata Kualitas Lingkungan b.Tata Bangunan

 Arahan Bentuk dan Ukuran Kaveling  Arahan Intensitas Bangunan

- Kepadatan Bangunan (KDB)

- Luas Lantai Bangunan (KLB)

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) c. Arahan Garis Sempadan

5. Pengendalian Rencana Detail Tata Ruang

a. Zonasi

b.Atruran Insentif dan Disinsentif c. Perijinan dalam Pemanfaatan Ruang

d.Pengendalian Pemanfaatan Ruang Melaui Pengawasan

6. Kelembagaan dan Peran Masyarakat

a. Kelembagaan

Pelaksanaan penyusunan RDTR Kabupaten dilaksanakan oleh lembaga formal pemerintah kabupaten dibawah koordinasi BAPPEDA Kabupaten dan didukung oleh dinas/instansi terkait. b. Peran Masyarakat

 Bentuk Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Penataan Ruang  Bentuk Peran Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

 Tata Cara Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Peraturan Zonasi

1.7. Lingkup Wilayah Perencanaan

Lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Krian pada tahun anggaran 2011 meliputi satu wilayah Kecamatan Krian, dengan batas - batas:

Sebelah Utara : Kecamatan Gresik Sebelah Selatan : Kecamatan Wonoayu Sebelah Barat : Kecamatan Balongbendo

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) BAB II

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Secara keseluruhan, lingkup pekerjaan ini adalah 5 tahap, yaitu : Penyusunan Laporan Pendahuluan, Fakta dan Analisa RDTR Kawasan Perkotaan Krian, menyusun Draft Rencana RDTR Kawasan Perkotaan Krian dan menyusun Laporan Rencana RDTR Kawasan Perkotaan Krian serta Draft Raperda RDTR RDTR Kawasan Perkotaan Krian.

2.1. Pelaksanaan Kegiatan

Pada tahap persiapan ini pada dasarnya merupakan batu pijakan (Mailstone) dari seluruh rangkaian kegiatan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Krian, pada tahap ini dibagi menjadi beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Persiapan dasar, mencakup telaah studi yang dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan asumsi, hipotesa wilayah yang direncanakan dapat diperoleh dari studi literature (RTRW Propinsi 2011/2012, RTRW Kabupaten Sidoarjo 2009 – 2029, Pokok-pokok Pembangunan Reformasi Daerah Kabupaten Sidoarjo RDTRK Kecamatan Krian yang sudah disusun tahun sebelumnya.

Aspek yang dikaji dari literature tersebut paling tidak terkait pada masalah-masalah: Struktur tata ruang skala kota, untuk mendapatkan arahan terhadap besaran dan fungsi pusat-pusat unti distrik / perwilayahan; kedudukan unti distrik yang direncanakan dalam lingkup Propinsi Jawa Timur dan Kabupaten sidoarjo, Kebijakan sektoral dalam penyediaan fasilitas dan utilitas

b. Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan survey; seperti kuesioner, checklist data, dan peta dasar, sedangkan peralatan survey

Dalam dokumen Dokumen Lelang RDTRK.Krian2011 (Halaman 111-176)

Dokumen terkait