• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DATA

A. Bentuk, Faktor yang Melatarbelakangi dan Fungsi Alih Kode dalam

Ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon, Surakarta

1. Bentuk Alih Kode Menurut Bahasa Pembentuknya

Alih kode pada rapat ibu-ibu PKK di Kepatihan Kulon Surakarta dapat dibedakan menurut bahasa pembentuknya menjadi 4 macam yaitu (1) alih kode dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Indonesia, (2) alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Indonesia, (3) alih kode dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Jawa ragam ngoko, (4) alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Jawa ragam krama. Berikut ini bentuk penggunaan alih kode yang terjadi dalam rapat ibu-ibu PKK di Kepatihan Kulon, Surakarta.

commit to user

a. Alih Kode dari Bahasa Jawa Ragam Krama ke dalam Bahasa Indonesia (5) Bu Sri Rahayu Juwito : ... Mila nggih nyaosaken pirsa Panjenengan nggih kedah

bak mandi menika pendhak tigang dinten menika pun kuras. Salajengipun menika kula aturaken laporan

keuangan. Keuangan bulan Januari, saldo menika tujuh

ratus dua puluh lima.Potongan lain-lain tujuh ribu... ‘... Untuk itu saya memberitahukan kepada anda semuanya. Supaya bak mandi itu setiap tiga hari segera anda kuras airnya (ganti air). Setelah itu saya beritahukan laporan keuangan. Keuangan bulan ini saldo tujuh ratus dua puluh lima. Potongan lain-lain tujuh ribu...’

Data (5) merupakan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Sri Rahayu Juwito, seorang ketua PKK Lansia.

Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dari tuturan tersebut terdapat alih kode intern. Alih kode intern terjadi dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Indonesia. Alih kode terjadi pada peralihan tuturan dari bahasa Jawa ragam krama yaitu

Mila nggih nyaosaken pirsa Panjenengan nggih kedah bak mandi menika pendhak tigang

dinten menika pun kuras. Menuju ke dalam bahasa Indonesia yaitu Keuangan bulan

menika, saldo menika tujuh ratus dua puluh lima. Potongan lain-lain tujuh ribu Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode tersebut adalah berubahnya topik. Awalnya tuturan menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang berisi himbauan untuk membersihkan bak mandi agar terhindar dari demam berdarah, kemudian beralih kode ke tuturan bahasa Indonesia dengan topik mengenai laporan keuangan.

Tujuan atau fungsi penggunaan alih kode adalah lebih komunikatif dalam memberikan informasi kepada ibu-ibu PKK mengenai laporan keuangan.

commit to user

40

(6) Bu Nuk (Harmini) : ... Mangga Bu. Panjenengan serat lho Bu Bambang!

Diserat. Terus yang satu sampai dua siapa?

‘... Silahkan Bu. Anda tulis Bu Bambang! Ditulis. Selanjutnya yang satu sampai dua siapa?’

Mbak Lismi : Tante Ros. ‘Tante Ros.’

Data (6) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) seorang wakil ketua PKK Inti, kemudian dilanjutkan oleh Mbak Lismi selaku ketua SKD.

Bentuk peristiwa tutur adalah dialog, dari percakapan tersebut terdapat alih kode intern yang dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini), kemudian dilanjutkan oleh Mbak Lismi. Alih kode tersebut terjadi dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Indonesia. Alih kode dari bahasa Jawa ragam krama yaitu Mangga Bu. Panjenengan serat lho Bu

Bambang! Diserat. Dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Terus yang satu sampai

dua siapa? Kemudian direspon oleh Mbak Lismi yaitu Tante Ros.

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode tersebut adalah berubahnya topik. Awalnya tuturan menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang berisi perintah untuk menulis kepada Bu Bambang, kemudian berganti topik menjadi percakapan mengenai siapa yang akan memberikan sosialisasi pada ibu-ibu yang mempunyai anak umur satu sampai dua tahun.

Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih sopan untuk menyuruh atau memberi tugas melakukan sesuatu. Dengan alih kode ke dalam bahasa Indonesia Bu Nuk (Harmini) tidak menggunakan kata perintah tetapi dengan sendirinya pihak yang bersangkutan yaitu Tante Ros mengetahui sendiri tugas yang akan dilakukan.

commit to user

(7) Mbak Lismi : ... Bu Harmi, Panjenengan sowan Mbak Niken, nyuwun arta

kangge mundhut gelaran. Bulan depan konsumsi Hapsari

2A. Ibu-ibu sebelum kita pulang marilah kita tutup menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdoa mulai. ‘... Bu Harmi, anda berkunjung ke rumah Mbak Niken, minta uang untuk membeli tikar. Bulan depan konsumsi Hapsari 2A. Ibu-ibu sebelum kita pulang marilah kita tutup menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdoa mulai.’ Data (7) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Mbak Lismi, Mbak Lismi adalah seorang ketua PKK SKD.

Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan menunjukkan adanya alih kode intern yang dilakukan oleh Mbak Lismi. Mulanya Mbak Lismi menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang ditandai dengan kalimat Bu Harmi, Panjenengan sowan

Mbak Niken, nyuwun arta kangge mundhut gelaran. Kemudian dilanjutkan dengan

bahasa Indonesia yaitu Bulan depan konsumsi Hapsari 2A. Ibu-ibu sebelum kita pulang marilah kita tutup menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdoa mulai.

Faktor yang melatarbelakangi alih kode adalah topik yang dibicarakan. Mulanya topik yang dibicarakan adalah perintah kepada Bu Harmi untuk membeli tikar. Topik kemudian berganti menjadi informasi mengenai konsumsi pertemuan selanjutnya dibebankan pada Posyandu Hapsari 2A, yang terakhir penutup.

Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif untuk memberi informasi dan mengarahkan bahwa bulan depan yang bertugas menyediakan konsumsi adalah Posyandu Hapsari 2A. Tuturan kemudian dilanjutkan dengan mengarahkan ibu-ibu PKK untuk berdoa sebelum pulang.

commit to user

42

b. Alih Kode dari Bahasa Jawa Ragam Ngoko ke dalam Bahasa Indonesia

(8) Bu Nuk (Harmini) : ... Uwong kuwi ndhek mau nyatane, ora karo apa-apa mung

gur sak kucing kahanane sampai seperti itu. Belum lagi di

sini, apa namanya ini pundak ini retak, mestinya harus dioperasi pada saat itu. Ningnga kepala we rung mari dadine kuwi ngrampungne kepalanya dulu, wis rada garing baru ngurusi kene itu.

‘... Orang itu tadi kenyataannya seperti itu, tidak ada sebab apa-apa hanya karena satu kucing keadaannya sampai seperti itu. Belum lagi di sini apa namanya ini pundak ini retak, mestinya harus dioperasi pada saat itu. Tetapi kepala saja belum sembuh jadi itu menyelesaikan kepalanya dulu, kalau sudah sedikit kering baru mengurus ini.’

Data (8) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon.

Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan tersebut menunjukkan adanya alih kode intern dari bahasa Jawa ragam ngoko, ditandai dengan tuturan Uwong kuwi ndhek mau nyatane ora karo apa-apa mung gur sak kucing kahanane sampai

seperti itu. kemudian beralih menjadi bahasa Indonesia pada tuturan Belum lagi di sini,

apa namanya ini pundak ini retak,mestinya harus dioperasi pada saat itu...

Faktor yang melatarbelakangi alih kode yang digunakan Bu Nuk (Harmini) adalah pergantian topik yang dibicarakan, mulanya membicarakan mengenai kucing yang membuat seseorang mengalami kecelakaan kemudian membicarakan mengenai kondisi yang dialami sesorang yang menderita kecelakaan yaitu patah tulang dan harus dioperasi. Tujuan atau fungsi alih kode adalah membangkitkan rasa simpatik dalam menyampaikan informasi mengenai kondisi yang dialami oleh salah seorang kader PKK

commit to user

di Kelurahan Kepatihan Kulon. Tuturan tersebut menunjukkan kepedulian ibu-ibu PKK terhadap semua anggota masyarakat di lingkungan Kepatihan Kulon.

(9) Bu Nuk (Harmini) : ... Sapa meneh? Bu Andi ya?

‘... Siapa lagi? Bu Andi ya?’ Bu Purwanti : Ke rumah sakit?

‘Ke rumah sakit?’

Bu Nuk (Harmini) : Ya ke rumah sakit Bu pada saat itu, jadi sudah ada perwakilanlah kalau ke sana tapi misalnya ibu kalau mau, sekarang udah pulang...

‘Ya ke rumah sakit Bu pada saat itu, jadi sudah ada perwakilanlah kalau ke sana tetapi misalnya ibu kalau mau, sekarang udah pulang...’

Data (9) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon dan Bu Purwanti selaku sekertaris PKK RW II.

Bentuk peristiwa tutur adalah percakapan, dalam percakapan tersebut terdapat alih kode intern antara tuturan Bu Purwanti kemudian diikuti Bu Nuk (Harmini). Percakapan itu terjadi pada forum resmi. Alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko ditandai dengan tuturan Bu Nuk (Harmini): ... Sapa meneh? Bu Andi ya? ‘... Siapa lagi? Bu Andi ya?’ Percakapan beralih kode ke dalam bahasa Indonesia diawali dengan tuturan Bu Purwanti yaitu Ke rumah sakit? Kemudian Bu Nuk (Harmini) juga mengikuti beralih kode ditandai dengan Ya ke rumah sakit Bu pada saat itu, jadi sudah ada perwakilanlah kalau ke sana tapi misalnya ibu kalau mau, sekarang udah pulang...

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode adalah penutur (O1) ingin mengimbangi bahasa yang dipergunakan oleh mitra tutur (O2). Pada saat mitra tutur (O2) menggunakan bahasa Indonesia maka penutur (O1) ikut menggunakan bahasa Indonesia.

commit to user

44

Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi mengenai siapa saja yang sudah menjenguk dan keberadaan Bu Endang (salah seorang kader PKK yang mengalami kecelakaan) pada saat itu.

(10) Bu Nuk (Harmini) : ... Bu Bejo Mulyono rung eneng iki? Bu Bambang iki kekna

Bu Bejo ya!Dua tiga, terus tiga empat. Oh lha kuwi Bu Budi

Yulianto nuk, nya!

‘... Bu Bejo Mulyono belum ada ini? Bu Bambang tolong ini berikan Bu Bejo ya! Dua tiga, terus tiga empat. Ternyata itu ada Bu Budi Yulianto, ini!’

Bu Budi Yulianto : Ndak pernah itu Bu, sekarang aku di Lansia. ‘Tidak pernah itu Bu, sekarang aku di Lansia.’

Bu Nuk (Harmini) : Sekarang sudah tidak pernah di Posyandu balita ta? Lha iki sapa anggotane?

‘Sekarang sudah tidak pernah di Posyandu balita ya? Kemudian ini siapa anggotanya?

Bu Prihatin : Ningrum.

‘Ningrum.’

Data (10) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) wakil ketua PKK Inti, Bu Budi Yulianto seorang bendahara PKK Lansia, dan Bu Prihatin seorang kader PKK.

Bentuk peristiwa tutur adalah percakapan, dalam percakapan diketahui bahwa terjadi alih kode intern dari bahasa Jawa ragam ngoko menuju ke dalam bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Bu Budi Yulianto. Alih kode dilakukan oleh Bu Budi Yulianto yang selanjutnya diikuti oleh Bu Nuk (Harmini). Alih kode tersebut dari bahasa Jawa ragam

ngoko ditandai oleh Lha kuwi Bu Budi Yulianto nuk, nya! Kemudian beralih menjadi

bahasa Indonesia yang ditandai Ndak pernah itu Bu, sekarang aku di Lansia. Selanjutnya diikuti oleh Bu Nuk (Harmini) pada tuturan Sekarang sudah tidak pernah di Posyandu balita ta?

commit to user

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode tersebut adalah penutur (O1) mengimbangi bahasa yang digunakan oleh mitra tutur (O2).

Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif untuk menjelaskan bahwa Bu Budi Yulianto sudah tidak ikut Posyandu balita tetapi sudah pindah dan aktif di PKK Lansia.

(11) Bu Nuk (Harmini) : Ka ngene ya diongkrokne, tulisan ya diongkrokne, buku

ya diongkrokke, APE ya diongkrokke, padahal harganya

mahal ibu-ibu. Bu Nuk di sini ora ngayawara lho ki aku.

Sekarang begini Bu, saya minta tolong kepada ibu-ibu.

Wong nyatane ya sregep tenan kog nek SKD ya rawuh terus,

nek Posyandu ya rawuh terus. Sekarang begini saya pengen

bagaimana kalau Posyandu itu mbok digabung karo BKB karena ibu-ibunya itu ya disuruh hadir saja…

‘… Seperti ini ya dibiarkan saja terbengkalai, tulisan ya dibiarkan saja terbengkalai, buku ya dibiarkan saja terbengkalai, APE juga dibiarkan saja terbengkalai. Padahal harganya mahal ibu-ibu, Bu Nuk di sini tidak omong kosong (lho) saya. Sekarang begini saya ingin bagaimana kalau Posyandu itu digabung dengan BKB karena ibu-ibunya itu ya disuruh hadir saja.’

Data (11) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon.

Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi 3 kali, semua berawal dari bahasa Jawa ragam ngoko menuju ke dalam bahasa Indonesia. Pertama, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Ka ngene ya diongkrokne, tulisan ya diongkrokne, buku ya diongkrokke, APE ya diongkrokke.

Kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu …, padahal harganya mahal ibu-ibu.

commit to user

46

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa alih kode tersebut adalah topik yang dibicarakan. Awalnya tuturan mengenai alat-alat peraga edukasi atau APE yang terbengkalai begitu saja kemudian berganti menyinggung masalah harga APE yang mahal.

Tujuan atau fungsi alih kode pada data (11) adalah lebih persuasif membujuk ibu-ibu PKK supaya memanfaatkan APE yang sebelumnya terbengkalai, mengingat harganya yang mahal.

Kedua, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Bu Nuk di sini ora

ngayawara lho ki aku. Kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu Sekarang

begini Bu,saya minta tolong kepada ibu-ibu.

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa alih kode tersebut adalah bergantinya topik yang dibicarakan. Mulanya topik yang dibicarakan mengenai Bu Nuk (Harmini) yang tidak mengada-ada atau omong kosong kemudian berganti menjadi meminta tolong kepada ibu-ibu PKK.

Tujuan atau fungsi alih kode pada data (11) adalah lebih komunikatif untuk meminta tolong kepada ibu-ibu PKK.

Ketiga, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Wong nyatane ya sregep

tenan kog nek SKD ya rawuh terus, nek Posyandu ya rawuh terus. Kemudian dilanjutkan

dengan bahasa Indonesia yaitu Sekarang begini saya pengen bagaimana kalau Posyandu itu mbok digabung karoBKB karena ibu-ibunya itu ya disuruh hadir saja…

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa alih kode adalah topik yang dibicarakan. Awalnya topik pembicaraan mengenai ibu-ibu PKK yang rajin datang pada

commit to user

pertemuan SKD dan Posyandu kemudian berganti menjadi keinginan Bu Nuk (Harmini) untuk menggabungkan BKB dengan Posyandu balita.

Tujuan atau fungsi alih kode pada data (11) adalah lebih argumentatif meyakinkan ibu-ibu PKK untuk menggabungkan BKB dengan Posyandu balita.

(12) Bu Nuk (Harmini) : Ya lha padha-padha enam puluh lima mbok ning nggone Bu Endang servisnya oke anune wangi kabeh terus engko karo sadari barang. Dadine iki susunya ini payudaranya

ini dingonokke ya wangi banget taleke, ndhek wingi kuwi

kayake pira? Tujuh puluh ya awake dhewe.

‘Ya kalau sama-sama enam puluh lima ribu mending di tempatnya bu Endang, servisnya oke, badannya harum semua, terus nanti dengan periksa payudara sendiri juga. Jadi payudaranya ini di begitukan, ya harum sekali bedaknya, kemarin kita kira-kira berapa? Tujuh puluh ya kita.’

Mbak Mimi Ismiyati : Tujuh lima Bu. ‘Tujuh lima Bu.’ Bu Nuk (Harmini) : Oh tujuh lima...

‘Oh tujuh lima…’

Data (12) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) seorang wakil ketua PKK Inti dan Mbak Mimi Ismiyati seorang sekertaris PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon.

Bentuk peristiwa tutur adalah dialog percakapan, dalam percakapan tersebut terdapat alih kode intern yang terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Ya lha padha-padha enam puluh lima mbok ning nggone Bu Endang servisnya oke anune wangi kabeh

terus ngko karo sadari barang. Kemudian beralih kode ke bahasa Indonesia yang

dilakukan oleh Mbak Mimi Ismiyati yaitu Tujuh lima Bu dan diperkuat dengan tuturan Bu Nuk (Harmini) yaitu Oh tujuh lima...

commit to user

48

Faktor yang melatarbelakangi alih kode adalah penutur (O1) ingin mengimbangi bahasa yang digunakan oleh mitra tuturnya (O2). Awalnya Bu Nuk (Harmini) menggunakan BJRN untuk menjelaskan kemudian berganti menjadi BI setelah orang kedua hadir dalam percakapan

Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi kepada ibu-ibu PKK mengenai harga yang harus dibayar dalam melakukan pemeriksaan kesehatan.

c. Alih Kode dari Bahasa Jawa Ragam Krama ke dalam Bahasa Jawa Ragam

Ngoko

(13) Bu Siswoko : Nggih anu mawon mrikane pama rampung nggih suk Maret,

nggih ngoten. Pokoke positif Februari ten mriki. Pama wis

dadi yo suk Maret.

‘Ya begitu saja, ke sana apabila sudah selesai, nanti kalau Maret, ya begitu. Pokoknya positif Februari di sini. Seandainya sudah jadi ya nanti Maret.’

Data (13) merupakan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Sri Rahayu Juwito, seorang ketua PKK Lansia.

Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan menunjukkan adanya alih kode intern yang dilakukan oleh ibu Siswoko dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Jawa ragam ngoko. Tuturan bahasa krama ditandai Nggih anu mawon mrikane

pama rampung nggih suk Maret,nggih ngoten. Terdapat alih kode ke dalam bahasa Jawa

ragam ngoko pada kalimat Pama wis dadi yo suk Maret. Dalam bahasa Jawa krama

dapat dibuat dengan tuturan berikut. Umpami sampun dados nggih benjing Maret.

commit to user

Faktor yang melatarbelakangi alih kode dalam tuturan tersebut adalah penutur topik pembicaraan. Awalnya topik pembicaraan Bu Siswoko yang menentukan bulan sebelum tempat pertemuan jadi direnofasi kemudian berganti menentukan bulan setelah tempat pertemuan jadi direnofasi.

Tujuan atau fungsi alih kode tersebut adalah lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi bahwa tempat pertemuan kembali kesemula pada bulan Maret yaitu di Dalem Pusaka Wiryamartanan.

d. Alih Kode dari Bahasa Jawa Ragam Ngoko ke dalam Bahasa Jawa Ragam

Krama

(14) Bu Nuk (Harmini) : Mbok arepe tata lair, Bu Nuk nyuwun pangapunten. Aku

ya mangsuli, inggih kula nggih nyuwun pangapunten.

Batine, apa wis kowe lunga wa, apa. Saya kira setiap orang itu gram-gramanya minta maaf dan memaafkan itu tetep

berbeda.

‘Walaupun secara lahiriah, Bu Nuk saya mohon maaf. Saya juga menjawab, ya saya juga minta maaf. Lalu nanti secara batin, apa udah sana pergi saja, apa? Saya kira setiap orang itu timbangan keikhlasannya minta maaf dan memaafkan itu tetap berbeda.’

Data (14) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon.

Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat 2 kali alih kode intern yang dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Jawa ragam krama. Pertama, bahasa Jawa ragam ngoko ditunjukkan pada kalimat

Mbok arepe tata lahir, kemudian alih kode terjadi menjadi bahasa Jawa ragam krama

commit to user

50

ngoko yaitu Aku ya mangsuli, diteruskan dengan bahasa Jawa ragam krama yaitu …,

inggih kula nggih nyuwun pangapunten.

Faktor yang melatarbelakangi penggunaan alih kode adalah prinsip kesopanan dan kesantunan karena apabila menggunakan ragam bahasa Jawa krama pada saat minta maaf dianggap lebih halus, sopan dan santun sesuai dengan kebiasaan orang Jawa.

Tujuan atau fungsi alih kode lebih komunikatif dalam menjelaskan pada ibu-ibu PKK yang lain bahwa kalau ada yang meminta maaf padanya dengan sopan maka akan dijawab pula dengan sopan.

(15) Bu Nuk (Harmini) : Kuwi sakiki resik wis-an ndhek mben kae walah yen

Panjenengan pirsa gumun mesthi...

‘Sekarang itu sudah bersih, dulu kalau anda semua melihat pasti kaget.’

Data (15) menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk (Harmini) seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon.

Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Kuwi sakiki resik wis-an ndhek

mben kae walah yen ke dalam bahasa Jawa krama yaitu Panjenengan pirsa gumun

mesthi...

Faktor yang melatarbelakangi alih kode tersebut adalah prinsip kesopanan dan kesantunan yaitu keinginan penutur (O1) untuk menghormati mitra tutur (O2), pada saat manafsirkan bahwa ibu-ibu PKK akan kaget melihat tempat yang kotor.

Dokumen terkait