• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan oleh dua negara yang akan melaksanakan sister city. Dari ketujuh tahapan yang telah dilakukan, kedua negara menyusun rencana kerjasama atau

plan of action pada tahapan ketiga. Setelah ditandatanganinya LoI Pemerintah

Kota Bandung segera menyusun rencana kerjasama atau Term of Reference dan

Plan of Action yang menjelaskan maksud dan tujuan kerjasama serta manfaat

yang akan diperoleh. Rencana kerjasama antara kedua kota berfokus pada pengembangan green city. Kedua walikota sepakat untuk melakukan pertukaran dan kerjasama dengan berbagi keahlian dan praktik-praktik terbaik dalam bidang: manajemen limbah padat, manajemen air, manajemen kualitas udara.36

36

Bagian kerjasama Kota Bandung. Diakses dari http://kerjasama.bandung.go.id/ksln/ksdpl (1/11/20)

61 Kelima bidang tersebut menjadi fokus utama dalam kerjasama sister city Bandung-Kawasaki. Adapun yang dimaksud dengan manajemen limbah padat adalah tentang mengenai bagaiamana upaya pemerintah kota Bandung dalam melakukan pengelolaan limbah padat yang terjadi di kota Bandung baik itu limbah industry maupun limbah perkotaan.37 Mengenai pengelolaan limbah padat merupakan titik terburuk dari kota Bandung yang mana persoalan sampah di kota Bandung menjadi hal yang tidak pernah berhenti. Upaya yang terus dilakukan pemerintah kota Bandung untuk mereduksi limbah padat adalah upaya serius untuk kenyamanan serta menjaga lingkungan hidup kota Bandung. 38 Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah yang rumit bagi pemerintah Kota Bandung dalam melakukan hal manajemen limbah padat. Sebab, apabila dilihat dari letak geografis di Provinsi Jawa Barat Kota Bandung bukanlah sebuah kota yang mempunyai banyak pabrik-pabrik industry seperti kota atau kabupaten tetangganya Kabupaten Bandung. Apabila sebuah kota atau kabupaten mempunyai banyak pabrik otomatis akan resiko limbah padat akan semakin meningkat, akan tetapi berbeda Kota Bandung kalah dengan Kabupaten Bandung dalam hal pengelolaan limbah padat. Kabupaten Bandung yang dikenal dengan pabrik-pabrik industrinya lebih mampu mengelola limbah padat disbanding kota Bandung yang hanya beberapa mempunyai pabrik industry. Hal ini menjadi kritik

37

Pengelolaan Limbah Industri Kota Bandung Terburuk. Diakses dari

https://kabar24.bisnis.com/read/20160621/78/559902/pengelolaan-limbah-industri-kota-bandung-terburuk (2/11/20)

38

62 tersendiri kepada pemerintah Kota Bandung. Hal tersebut yang mendorong kerjasama tersebut dilakukan 39

Sama dengan manajemen limbah padat, bidang manajemen air menjadi fokus pengolalaan dan penataan sebab Bandung sendiri dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan temperature rata-rata 23,06 derajat selsius, curah hujan rata-rata 156,4 mm, dan jumlah hujan rata-rata 15 hari perbulannnya.40 Resiko kemungkinan terjadinya banjir menjadi alasan pemerintah kota Bandung memperbaiki manajemen air, terlebih kota Bandung memiliki beberapa sungai yang menjadi tempat berlabuhnya genangan air dari beberapa kota atau kabupaten tetangga. Sungai yang ada di kota Bandung dapat tergolong kritis, hal ini menyebabkan sungai di kota Bandung tidak lagi bisa menampung aliran air dan menyebabkan banjir. Aliran sungai yang semakin sempit dikarenakan banyaknya pemukiman yang dibangun menggerus sungai yang harusnya menjadi tempat penampungan air dari hulu ke hilir. Ditambah pendangkalan akibat sedimentasi juga sampah yang dibuang sembarangan.41

Pencemaran udara merupakan salah satu permasalah utama di kota-kota besar di Indonesia salah satunya Kota Bandung. Permasalahan ini muncul akibat semakin tingginya kebutuhan dan tingkat aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Hal ini menjadi salah satu pemicu semakin tingginya konsentrasi polutan di

39

Kota Bandung dinilai paling buruk tangani limbah industry. Diakses dari

https://regional.kompas.com/read/2016/06/21/15143791/kota.bandung.dinilai.paling.buruk.tangani .limbah.industri (2/11/20)

40

Op.cit,

41

Zuli Istiqomah, 2019. Sungai Kota Bandung dalam Keadaan kritis. Diakses dari

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/ptdzvp368/sungai-kota-bandung-dalam-kondisi-kritis (2/11/20)

63 atmosfer yang dapat memengaruhi kehidupan manusia maupun ekosistem. Dari hasil beberapa penelitian bahwa emisi terbesar Kota Bandung bersumber dari kendaraan bermotor.42 Sejak tahun 2015 atau sejak awal dari kerjasama Kota Bandung -Kawasaki kondisi baku mutu di Kota Bandung semakin buruk. Hal itu, terlihat dari berapa variable uji kandungan udara yang dianggap membahayakan semakin tinggi. Berdasarkan penelitian ITB, kadar timbal dalam darah dari anak-anak telah mencapai 46 persen. Angka ini, sudah melebihi standar WHO yang hanya 10 persen.

Sementara itu keberadaan kota Bandung hampir sama dengan kota Kawasaki di tahun 1967. Kota Kawasaki yang dikenal memiliki puluhan pabrik industry memiliki polusi udara yang sangat kritis, sebab pencemaran udara yang dihasilkan oleh pabrik tidak dapat dimobilisasi pemerintah untuk mengurangi emisi carbon yang dihasilkan. Seiring berjalannya waktu menjadi fokus kota Kawasaki dalam menangani permasalah tersebut dengan membangun system eco-town terpadu yang didukung dengan teknologi terbaharukan yang mampu mereduksi hasil polusi udara yang dihasilkan dan itu terjadi sejak awal tahun 2010. 43

42

Alvin Pratama, 2020. Analisis Dispersi Pencemar Udara PM10 di Kota Bandung Menggunakan WRFCHEM Data Asimilasi. Vol 26.

43

Kawasaki Envirinmental Research Institut of Kawasaki. Diakses dari

https://www.uncrd.or.jp/content/documents/2806Plenary%20Session%20(2)-%20Presentation-3-%20Ogihara%20(ii).pdf. (3/11/20)

64

Tabel Perencanaan Eco Town

Year Major Countermeasures

1960 Promulgations and enactment of the Kawasaki city ordinance for Pollution Prevention

1968 Establishment of a Continous Monitoring System fot Sulfur Dioxides etc. through use of centralized air pollution monitoring equipment. 1969 Establishment and enforcement of Regulation concerning relief

measures for persons affected by pollution and the beginning of relief for pollution victims

1970 Commencement of agreements signed with 39 factories within Kawasaki city regarding the prevention of air pollution to tighten antipollution measures aimed at polluting sources

1972 Promulgation of the Kawasaki City Ordinance for Pollution Prevention ,introduction of regulations on total emissions, and completion of the Pollution Monitor Center

1976 Completion of the Promulgation of the Kawasaki City Ordinance on Environmental Assessment and the introduction of a mechanism to prevent environmental degradation before it occurs

1978 Completion of an automatic system for monitoring nitrogen oxides at the source of release (achievement of the environmental standard for sulfur dioxide concentrations at 32 major factories in the city in all major areas)

65 1979 Concentration of sulfur dioxide reduction achieved by satisfying the

environmental standard in the entire city area

1999 Establishment and promulgation of the Kawasaki City Ordinance for conservation of Living Environment including Pollution Prevention

Dari Tabel diatas dapat kita lihat bagaimana proses Kawasaki melakukan perbaikan lingkungannya dimulai sejak 1960 hingga 1999 program tersebut berjalan. Dengan sinergitas terhadap akademisi, beberapa perusahaan yang konsern terhadap lingkungan, serta peran masyarakat Kawasaki untuk merubah bagaimana kondisi lingkungannya.

Upaya kerjasama yang dilakukan Kota Bandung untuk mewujudkan green city selain melakukan sister city dengan Kawasaki ada beberapa kota sebelumnya yang telah dilakukan, kerjasama terkait lingkungan untuk memperbaiki permasalahan lingkungan yang ada di Kota Bandung. Kemudian berawal dari forum-forum tentang lingkungan yang diadakan oleh PBB, sehingga lahirnya kerjasama antara Bandung-Kawasaki serta beberapa faktor pendorong baik dari internal maupun eksternal untuk mewujudkan kerjasama Bandung-Kawasaki. Sehingga terbentuklah Kerjasama sister city Bandung-Kawasaki yang mendorong terwujudnya Kota Bandung sebagai green city.

Dalam kerjasama Bandung-Kawasaki seperti yang telah kita ketahui merupakan sebuah paradiplomasi yang dilakukan oleh Kota Bandung, dalam praktek paradiplomasi terdapat prinsip-prinsip yang membentuk sebuah

66 kerjasama. Begitu juga dalam kerjasama Bandung-Kawasaki, ada beberapa Prinsip yang telah diterapkan oleh pemerintah pusat yang pertama, kerjasama internasional hanya dapat dilakukan dengan negara atau pemerintah yang telah memiliki hubungan diplomatic dengan pemerintah Indonesia. Kedua, is i atau substansi kerjasama luar negeri harus sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah seperti yang tertuang dalam UU No.32 tahun 2004 dimana kewenangan pemerintah daerah menyangkut berbagai bidang yang memungkinkan daerah untuk melakukan kerjasama dengan pihak asing demi memajukan daerahnya. Ketiga, kerjasama harus disetujui oleh DPRD secara formal mewikili aspirasi dan kepentingan rakyat. Keempat, kerjasama dengan pihak luar negeri oleh pemerintah daerah tidak boleh menganggu stabilitas dan keamanan nasional. Kelima, kerjasama dengan asing tidak mengarah kepada campur tangan actor internasional kedalam urusuan atau yurisdiksi Indonesia sebagai negara berdaulat. Keenam, kerjasama pihak asing hendaknya dilandaskan pada asas persamaan hak dan kedudukan serta saling menguntungkan dengan sikap saling menghormati. Ketujuh, kerjasama dengan pihak asing harus ditujukan untuk mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan nasional dan pemberdayaan rakyat didaerah.44

44

Dyah Estu Kurniawati, Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemerintah Daerah di Era Otonomi Daerah (Studi Pada Pemkab Malang), Humanity, Vol. 5, No.2 (2010)

Dokumen terkait