• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk partisipasi seorang istri petani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya di Desa Tampeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten

Jumlah 39 100 Sumber : Kuesioner

4.3.2 Bentuk partisipasi seorang istri petani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya di Desa Tampeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten

Gayo Lues

Partisipasi adalah keikut sertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkitan dengan keadaaan lahiriahnya (Sastropoetro;1995). Participation becomes, then, people's involvement in reflection and action, a process of empowerment and active involvement in decision making throughout a programme, and access and control over resources and institutions (Cristóvão, 1990).

Theodorson dalam Mardikanto (1994) mengemukakan bahwa dalam pengertian sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas maka partisipasi istri/ibu rumah tangga di Desa Tempeng Kecamatan Gayo Lues dalam ekonomi keluarganya adalah berpartisipasi dalam membantu suami mencari nafkah di dalam dan di luar rumah.

Merujuk pada tipologi partisipasi masyarakat, maka masyarakat (istri/ibu rumah tangga) di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues masuk dalam kategori Self mobilization (mandiri) memiliki karakter masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas (tidak dipengaruhi oleh pihak luar) untuk mengubah sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki.

Hal ini dapat di lihat dari hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukkan apakah adat istiadat di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues melarang para istri/perempuan/ibu rumah tangga untuk bekerja di luar rumah?, dari hasil penelitian diketahui bahwa subjek penelitian yang menjawab apakah adat istiadat di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues melarang para istri/perempuan/ibu rumah tangga untuk bekerja di luar rumah?, dengan jawaban tidak, melarang sebanyak 26 orang atau 66,7%, kemudian yang menjawab apakah adat istiadat di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues melarang para istri/perempuan/ibu rumah tangga untuk bekerja di luar rumah?, dengan jawaban ya, melarang sebanyak 13 orang atau 33,3%

Tanggapan apakah adat istiadat di daerah ini melarang par istri/perempuan/ibu rumah tangga untuk bekerja di luar rumah? seperti hasil wawancara dengan ibu Ridah (43 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

Tidak ada larangan adat di sini yang melarang kaum perempuan/ibu

rumah tangga untuk bekerja di luar rumah, selama melakukan pekerjaan yang halal untuk membantu pekerjaan suami saya rasa hal tersebut wajar-wajar saja.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Murhani (35 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

Larangan kaum perempuan/ibu rumah tangga bekerja di luar rumah

tidak ada, selama bekerja halal, tidak melarang norma agama, sah-sah saja bekerja di luar rumah bagi kaum perempuan/inu rumahtangga.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Rahmah (33 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Bukan larangan adat istiadat yang melarang perempuan bekerja di luar rumah, hanya saja mungkin bagi sebagian orang tidak wajr jika istri turut bekerja sampai satu harian di luar rumah, seharusnya yang bekeja adalah suami”.

Narasumber (Ibu Ratna Diana (37 tahun) yang mengatakan ada larangan adat istiadat di daerah ini melarang para istri/perempuan/ibu rumah tangga untuk bekerja di luar rumah menyatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Kalau melihat kondisi sekarang ini mungkin larangan tersebut sudah tidak berlaku lagi, karena kemampuan ekonomi yang terbatas jadi para istri turut membantu bekerja di luar rumah untuk membantu perekonomian keluarga.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Sarainah (39 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Áda larangan dari para orang tua kita dulu, yang mengatakan istri/ibu rumah tangga itu seharusnya dirumah mengurus rumah tangga, mengurus suami, anak, dan yang bekerja mencari nafkah di luar rumah adalah suami bukannya istri.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Riska Andaiyani (33 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Larangannya ada, tetapi sudah bergeser pemaknaanya, mungkin yang idlarang adalah perempuan yang bekerja di luar rumah sehingga menimbulkan fitnah, sehingga dilarang jika istri beraktifitas di luar rumah tanpa seijin suami karena dapat menimbulkan fitnah.”

Berdasarkan hasil penelitian tersebut para perempuan/ibu rumah tangga yang merupakan istri petani mayoritas berpendapat tidak ada larangan adat istiadat bagi para istri/perempuan/ibu rumah tangga untuk bekerja di luar rumah di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues. Hal ini menggambarkan bahwa tidak ada larangan adat bagi para perempuan/ibu rumah tangga di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues untuk bekerja di luar rumah. Sehingga banyak dari istri petani perempuan/ibu rmah tangga melakukan pekerjaan di luar rumah setelah melakukan tugas dan kewajibannya dalam rumah tangga seperti berjualan, menjadi buruh tani, menganyam, dan pekerjaan lainnya yang menambah penghasilan untuk ekonomi keluarga, sementara itu ada juga subjek penelitian yang mengatakan ada larangan adat istiadat di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gato Lues bagi para istri/perempuan/ibu rumahtangga untuk bekerja di luar rumah, larangan adat istiadat tersebut sudah lama bergeser dan mulai ditinggalkan masyarkat petani di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gato Lues, hal ini dikarenakan kesulitan ekonomi rumahtangga dan niat para istri/perempuan/ibu rumah tangga untuk membantu perekonomian keluarga serta meringankan pekerjaan suami mencari nafkah, ada juga dikarenakan para perempuan/ibu rumah tangga ini bosan jika harus berada di rumah terus, dan kesetaraan gender yang mereka inginkan bahwa perempuan juga bisa bekerja mencari napkah membantu suami.

Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal, yaitu:

1. Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.

2. Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain

Berdasarkan pendapat di atas maka bentuk partisipasi yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di Desa Tempeng Kecamatan Gayo Lues dalam meningkatkan ekonomi keluarganya masuk ke dalam partisipasi horizontal, hal ini dapat di lihat dari hasil penelitian pada tabel 4.4. menunjukkan tanggapan subjek penelitian terhadap kegiatan dan aktifitas para perempuan/ibu rumah tangga di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues terhadap perempuan/ibu rumah tangga di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues yang bekerja di luar rumah, dari hasil penelitian diketahui bahwa subjek penelitian yang berpendapat kegiatan dan aktifitas para perempuan/ibu rumah tangga di luar rumah dengan pendapat setuju sebanyak 26 orang atau 66,7%, kemudian sangat setuju sebanyak 8 orang atau 20,5%, dan yang berpendapat biasa saja 2 orang atau 5,1 %, kurang setuju 2 orang atau 5,1%, serta tidak setuju sebanyak 1 orang atau 2,6%.

Tanggapan terhadap kegiatan dan aktifitas para perempuan/ibu rumah tangga di desa yang bekerja di luar rumah seperti hasil wawancara dengan ibu Andrian (40 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Saya setuju, karena sekarang perempuan juga boleh bekerja di luar rumah, kalau dirumah saja seharian tidak ada kerjaan kan bingung juga mau melakukan apa.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Santy Mutiara (33 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Setuju, perempuan harus bisa mandiri, jangan berdiam diri di rumah saja, kalau ada kegiatan kan tidak suntuk dirumah.

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Srtika Ratu (36 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

Setuju, kalau di rumah tidak ada kerjaan kan suntuk, yang penting

pekerjaan rumah seperti mengurus rumah tangga, memasak, mencuci pakaian, beres-beres rumah, mengurus suami, mengurus anak sudah dilakukan dengan baik, jadi saya setuju jika kaum ibu beraktifitas di luar rumah biar ada kegiatan.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Sakinah Mawaddah (38 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Saya tidak setuju, karena perempuankan seharusnya di rumah membereskan rumah, mengurus suami, anak, memasak, mencuci dan sebagainya, urusan di luar rumah ya urusan suami sebagai kepala keluarga.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Yuli Novita Sari (31 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

Biasa saja sekarang perempuan beraktifitas diluar rumah, ada yang

bekerja, ada yang berjualan, kan tidak ada larangan selama masih tidak bertentangan dengan hukum agama, ya boleh-boleh saja menurut saya perempuan/ibu rumah tangga beraktifitas di luar rumah.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Sri Wesaka Giara Laen (45 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Saya tidak setuju jika para istri/ibu rumah tangga harus di rumah saja (tidak perlu bekerja di luar) dan mengurus keluarga dan anak-anaknya, karena jika hanya di rumah saja akan membosankan dikarenakan tidak ada pekerjaan sampingan, perempuan juga perlu ke luar rumah agar bisa mengetahui dunia luar asalkan tetap menjaga martabat suami dan tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum agama.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Hinayah (37 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Kalau dirumah saja setiap harinya akan bosan, maka saya bekerja setelah melakukan tugas rumah tangga, saya berladang dari siang sampai sore hari untuk mengisi waktu luang, dari hasl panen ladang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari dan membantu perekonomian keluarga juga.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Sri Batu mren (33 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Penghasilan suami saya sebagai buruh tani tidak mencukupi untuk keperluan rumah tangga selama satu bulan, maka saya bekerja membantu suami menjadi buruh tani juga, terkadang saya menganyam tikar untuk mengisi waktu luang di rumah, dan saya juga berladang menanam cabai, jagung untuk tambahan uang belanja dan kebutuhan sehari-sehari.”

Hal senada juga dikatakan oleh narasumber penelitian Ibu Mukminah (45 tahun) mengatakan tanggapannya sebagai berikut:

“Saya setuju, karena kita juga perlu bermasyarakat, mengenal tetangga, bergorong royong sesekalinya, saya tetap melakukan tugas dan fungsi saya sebagai ibu rumah tangga tetapi saya juga melakukan aktifitas di luar rumah seperti ikut pengajian, wirid ibu-ibu, kelompok tani untuk mengisi kekosongan waktu agar bermanfaat dibandingkan saya menghabiskan waktu di rumah lebih baik saya melakukan kegiatan yang positif, asalkan pekerjaan dan tanggung jawab kita sebagai seorang ibu dan seorang istri telaj kita laksanakan dengan baik.”

Berdasarkan hasil penelitian tersebut para perempuan/ibu rumah tangga yang merupakan istri petani mayoritas setuju dengan aktifitas perempuan/ibu rumah tangga di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues yang bekerja di luar rumah. Hal ini menggambarkan bahwa para perempuan/ibu rumah tangga di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues

sering melakukan aktifitas diluar rumah seperti berjualan, berbelanja, dan kegiatan lainnya dan umumnya masyarakat disana setuju jika para perempuan/ibu melakukan aktifitas di luar rumah

4.3.3 Respon masyarakat Gayo Lues terhadap istri yang bekerja untuk

Dokumen terkait