• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.2 Pemanfaatan Koleksi

2.2.3 Bentuk pemanfaatan koleksi

Koleksi perpustakaan Perguruan Tinggi dapat berupa koleksi tercetak dan tidak tercetak. Berdasarkan perbedaan tersebut, tentunya perbedaan juga terdapat dalam bentuk pemanfaatan setiap koleksi. Berikut ini adalah bentuk-bentuk pemanfaatan koleksi di perpustakaan yang dibedakan antara koleksi tercetak dan elektronik.

1. Koleksi Tercetak a. Peminjaman

Peminjaman dilakukan di meja sirkulasi setelah pengguna mendapatkan bahan pustaka yang dibutuhkannya. Peminjaman merupakan salah satu cara untuk pengguna memanfaatkan bahan pustaka yang dipinjamnya. Dengan meminjam maka pengguna mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memanfaatkan bahan pustaka. Terdapat batas waktu peminjaman pada setiap perpustakaan. Sejalan dengan pendapat Salim (Salim 2002, 1165), “Makna meminjam adalah memakai barang (dalam hal ini buku) orang lain untuk sementara waktu”.

b. Baca di tempat

Menurut Salim (Salim 2002, 114), “Makna membaca adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dalam hati)”. Pengguna yang memiliki waktu luang dapat memanfaatkan bahan pustaka dengan dibaca di tempat. Setelah mengambil buku dari rak, kemudian pengguna memilih tempat di ruang baca untuk membaca bahan pustaka yang telah dipilihnya tersebut. Hal ini dibatasi dengan jam layanan perpustakaan.

c. Mencatat Informasi dari buku

Beberapa pengguna melakukan pencatatan informasi yang dianggapnya penting pada suatu bahan pustaka. Hal ini biasanya dilakukan dengan berbagai bahan pustaka sehingga pengguna mendapatkan informasi yang dibutuhkannya dari berbagai sumber. Seperti pendapat Salim (Salim 2002, 263), “Makna mencatat adalah menulis atau memasukkan sesuatu dalam buku sebagai peringatan”.

d. Memperbanyak (Foto Copy)

Salim (Salim 2002, 425) berpendapat bahwa, “Menjelaskan makna memfotokopi adalah membuat salinan bahan cetakan atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotokopi”. Dengan jasa layanan foto copy yang disediakan oleh pepustakaan, tentu pengguna dapat memilih-milih setiap lembar bahan pustaka yang berisi informasi yang dibutuhkannya. Dengan cara ini, pengguna yang memiliki waktu terbatas akan dapat memanfaatkan bahan pustaka. Namun, dengan cara memperbanyak bahan pustaka cenderung akan melanggar hak cipta karena kebanyakan dari pengguna lupa untuk mengikutsetakan cover atau halaman judul yang berisi bibliografi buku tersebut yang berguna untuk diajadikan sumber atau daftar pustaka atas dokumen tercopy tersebut.

2. Koleksi elektronik

Dengan koleksi elektronik pengguna lebih leluasa dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya. Karena koleksi elektronik tidak mengharuskan pengguna untuk datang ke perpustakaan dan melakukan peminjaman. Jadi, dalam pemanfaatan koleksi elektronik yang dimiliki oleh perpustakaan, pengguna harus

terlebih dahulu tersambung untuk mengakses web ataupun database koleksi elektronik. Kemudian memilih pilihan view untuk hanya melihat dokumen elektronik tersebut atau memilih download pada koleksi elektronik untuk mengunduh dokumen elektronik yang diinginkan, setelah melakukan download, file dapat disimpan maupun dicetak.

Akses terhadap koleksi elektronik di perpustakaan biasanya dibatasi dengan keanggotaan perpustakaan atau yang telah mendaftar untuk mendapatkan akses saja yang bisa melakukannya. Hal ini dibuat dengan tujuan untuk menjaga hak cipta koleksi elektronik yang cenderung lebih mudah untuk disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

Beberapa Perpustakaan Perguruan Tinggi yang tidak lagi mempublikasikan koleksi seperti skripsi, tesis, dan disertasi menjadi koleksi elektronik karena kecenderungan semakin meningkatnya plagiatisme dalam penulisan kaya ilmiah. Namun, hal ini tetap dapat berjalan dan menjadi suatu hal yang berguna jika perpustakaan menemukan cara yang tepat dalam publikasi koleksi elektronik.

Kesenjangan informasi serta pemahaman yang tidak cukup baik yang dimilki pengguna perpustakaan, memerlukan adanya bantuan serta peran pustakawan untuk membantu pengguna memanfaatkan koleksi perpustakaan.

Peran pustakawan bukan hanya mengolah dan menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Namun, juga memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari dan memanfaatkan informasi di perpustakaan yang telah tersedia agar pencarian informasi efisien, efektif serta tepat sasaran. Selain itu,

Pustakawan juga bekerjasama dengan pengguna untuk memilih bahan pustaka yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dalam dunia pendidikan tinggi dengan sivitas akademika sebagai masyarakat yang dilayani, maka tenaga pengelola perpustakaan harus memiliki kriteria tertentu. Pengelola perpustakaan harus dapat merubah image dan paradigma bahwa pustakawan adalah seorang dengan kacamata tebal, tua, dan tidak bersahabat.

Peran pustakawan harus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Pustakawan membantu mengarahkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang berorientasi kebutuhan pengguna serta informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu indikator peningkatan mutu pelayanan yang terkait dengan kompetensi dan peran pustakawan dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah peningkatan jumlah pengunjung ke perpustakaan.

Menurut Hadi (2005, 17) bahwa :

Peran pustakawan yang penting adalah sebagai penyaji informasi yang relevan dan berkualitas. Pustakawan harus mampu menyediakan fasilitas, suasana, dan sistem yang memungkinkan pencarian dan penemuan informasi yang relevan dan berkualitas di tengah banjir informasi yang semakin deras melanda para pengguna perpustakaan dan pencari informasi pada umunya.

Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa banjirnya informasi saat ini, menyulitkan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkualitas serta relevan bagi kebutuhannya. Pentingnya pustakawan dalam hal ini adalah menyajikan informasi yang relevan dan berkualitas tersebut kepada pengguna. Dan juga pustakawan harus mampu menyediakan sistem yang memungkinkan

pengguna untuk melakukan pencarian dan penemuan terhadap informasi yang relevan dan berkualitas tersebut. Selain itu pustakawan juga berperan dalam menyediakan fasilitas serta suasana perpustakaan yang nyaman bagi pengguna.

Selain itu Hasanah (Hasanah 1993, 47) menyatakan bahwa “Pendidikan pemakai merupakan salah satu kegiatan pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam meningkatkan keterampilan pemakai menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat”.

Tidak hanya dalam ruang lingkup pencarian koleksi di perpustakaan, Pustakawan juga harus dapat membantu pengguna dalam melakukan penelusuran informasi melalui internet. Memandu pengguna menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya serta menunjukkan informasi-informasi yang berkualitas.

Dokumen terkait