• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Penyajian Kesenian Topeng Lengger di Dusun Giyanti

Dalam dokumen UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta (Halaman 29-49)

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

D. Bentuk Penyajian Kesenian Topeng Lengger di Dusun Giyanti

Bentuk adalah organisasi dan kekuatan-kekuatan sebagai hasil struktur internal atau bagian tari.8 Bentuk merupakan hasil kaeseluruhan dari tata hubungan yang saling terkait satu sama lain berdasarkan faktor yang mendukungnya. Apabila dikaitkan dengan bentuk penyajian tari, maka diartikan segala sesuatu yang disajikan dari awal atau akhir untuk dapat dinikmati atau dilihat, yang didalamnya mengandung unsur keindahan yang disampaikan oleh penciptanya. Bentuk pertunjukan kesenian Topeng Lengger selalu diawali dengan penampilan émblék pada rangkaian pembukaan. Émblék yang dipentaskan saat ini sudah tidak pakem menggunakan 9 penari putra, akan tetapi pertunjukan yang dipentaskan sudah mengikuti permintaan para penikmat kesenian. Kuda kepang sekarang biasanya dalam satu babakan menampilkan 6 penari putra, 4 penari putra, bisa dikatakan 2 pasang penari putra. Waktu pementasannya hanya berdurasi 10 sampai dengan 15 menit saja.

Seiring dengan fungsinya yang sebagai tontonan masyarakat saat ini, pementasan tidak dilakukan selama berjam-jam supaya penonton tidak merasakan jenuh. Usai kuda kepang dipentaskan, biasanya rangkaian selanjutnya adalah pertunjukan Topeng Lengger. Kesenian yang menampilkan babakan dalam runtutan pertunjukannya, Topeng Lengger disajikan dengan pertunjukan utuh

8R. M Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, 45.

67

yang diiringi 30 gendhing. Akan tetapi untuk saat ini, kesenian Topeng Lengger biasanya hanya dipentaskan dengn babakan pendek sesuai dengan permintaan dalam sebuah hajat. Babakan yang disajikan hanya babakan dengan satu fragmen, yakni 7 sampai dengan 11 gendhing saja. Gendhing yang biasa disajikan adalah Lancaran kinayakan, sulasih, menyan putih, kebogiro, gondang keli. Adapun urutan rangkaian penyajian kesenian Lengger sebagai seni tontonan adalah sebagai berikut:

a). Émblék atau Kuda kepang

Émblék atau kuda kepang menggambarkan prajurit yang sedang berlatih

perang. Tarian ini bertujuan sebagai pembuka sajian tari topeng lénggér dan menarik perhatian penonton untuk segera menuju tempat pertunjukan

Lénggér. Tari kuda kepang ini biasanya ditarikan oleh 7 atau 9 penari

putra, namun berdasarkan perkembangannya tarian ini untuk massa sekarang bisa ditarikan oleh kelompok penari putra yang berjumlah 10 penari.

b). Gambyong lengger

Gambyong lengger disajikan sebelum masuk pada bagian lenggeran. Bagian ini bertujuan sebagai ucapan selamat datang bagi penonton yang mulai mendekat di sekitar tempat pertunjukan.

e). Lenggeran

Lenggeran merupakan tari berpasangan antara penari putra yang memakai topeng dan penari putri atau disebut lengger. Tari yang masuk dalam sajian pertunjukan lenggeran sesuai dengan gendhing yang mengiringinya.

68

Sekarang ini bagian lenggeran hanya menampilkan 7 hingga 11 gendhing saja, adapun urutannya adalah sebagai berikut:

 Tari Sulasih : menggambarkan permohonan untuk kelancaran pertunjukan

 Tari Kinayakan : menggambarkan perjuangan para leluhur dalam labuh negara, hal ini digambarkan melalui syair tembang

 Tari Sontoloyo : penggambaran seorang perwira yang menggembala sebuah ajaran melalui sebuah syiar

 Tari Menyan Putih : syair untuk mengajak beribadah

 Tari Kebogiro : menggambarkan karakter putera keras

 Tari Gondhang Keli : mengisahkan kematian

 Tari Rangu-rangu : menggambarkan keraguan seseorang dalam bertindak

 Tari Jangkrik Genggong : menggambarkan sakitnya berjalan diatas lumpur dalam masalah

Aspek pendukung dalam sajian pertunjukan tari topeng Lénggér antara lain : aspek tema, gerak, iringan, tata rias, tata busana / kostum, tempat pertunjukan, pola lantai, tata lampu, tata suara, dan properti.

1) Aspek Tema

Tema dalam pertunjukan tari topeng Lénggér merupakan tema literal. Tema literal adalah komposisi tari yang digarap dengan tujuan untuk menyampaikan pesan-pesan seperti: cerita, pengalaman pribadi,

69

interpretasi karya sastra, dongeng, legenda, cerita rakyat, dan sejarah.9

Tema dalam tari topeng Lénggér tidak spesifik, namun pertunjukan ini lebih berpijak pada tari berpasangan yang berakar dari syiar islam.

2) Aspek Gerak

Gerak adalah dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak kita temui sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang diekspresikan lewat medium yang tidak rasional, yakni gerakan tubuh atau (ebahing sadaya

sarandhuning badhan) gerakan seluruh tubuh.10 Gerak dalam tari kerakyatan seperti tari topeng Lénggér cenderung diulang-ulang (repetisi). Penari Lénggérmemanfaatkan seluruh anggota tubuhnya mulai dari kepala, leher, badan, tangan, lambung, pantat, dan kaki. Inti dari gerak dalan tari topeng Lénggér lebih kepada komunikasi antara penari topeng atau

pengibing dengan penari Lénggér atau penari putri. Penari Lénggér harus

tanggap dalam memahami situasi dan kondisi dalam bergerak, sehingga gerak saling mengisi dengan pasangan akan terlihat luwes.

Ragam geraknya meliputi gerak Majeg melambangkan kemantapan dalam melakukan gerak, egolan melambangkan keerotisan wanita, lembehan melambangkan sikap pasrah mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, untal

tali melambangkan pertentangan baik dan buruk, egol muter

melambangkan manusia sedang memutari kiblat (jagad/ dunia), kipatan melambangkan kewaspadaan agar terlindung dari segala sesuatu yang

9Sal Murgiyanto, Dasar-Dasar Koreografi Tari, dalam buku Pengetahuan Elementer Tari Dan Beberapa Masalah Tari, Jakarta: Direktorat Kesenian, 1986, 123.

10Y. Sumandiyo Hadi, Kajian Tari Teks Dan Konteks, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007, 25.

70

kurang baik, penthangan melambangkan penyatuan tujuan dari segala penjuru, arah gerak/langkah, dan seblak sampur melambangkan gambaran dalam menghalau zat-zat yang negatif. Motif gerak dalam tari Lengger meliputi ; lampah sekar, mincek, jinjitan golekan, ngencek, sindir

(sabetan), dan sendi (srisig). Gerak penari topeng lebih memunculkan

gerak berdasarkan karakter topeng yang sedang dipakai oleh penari topeng. Topeng memiliki pengaruh kuat pada si pemakai topeng, sehingga gerak penari sebelum dan sesudah memakai topeng terlihat tampak berbeda.

No. Motif Gerak Dasar Dalam Kesenian Lengger 1. Putri: a. Lampah sekar b. Mincék c. Jinjitan golékan d. Ngencek e. Sindir (sabetan) Putra (pengibing): Menurut kreativitas masing-masing pengibing, dengan kata lain tidak ada patokan khusus dalam

geraknya.

Motif Pengembangan Dalam Kesenian Lengger 2. Putri: a. Seblak sampur b. Indhir c. Jamangan d. Trap sumping e. Ngencek Putra: Tidak mengalami pengembangan, gerak putra mengikuti gerak putri. Tabel 2

Motif gerak penari lengger dan penari topeng (pengibing)

71

3) Aspek Jumlah Penari

Penari dalam sebuah pertunjukan tentu menjadi syarat utama, tanpa penari sebuah pertunjukan tari pastinya tidak bisa dikatakan menjadi pertunjukan. Analisis jumlah penari dalam kajian koreografis, dapat dianalisis jenis kelamin, dan postur tubuh penari. Pemahaman analisis ini adalah mengidentifikasi keseluruhan jumlah penari terutama dalam komposisi kelompok yang berkaitan dengan karakter dan penokohannya. 11 Tari topeng Lengger yang menjadi objek penelitian ini menganilisis dari jenis kelamin penari dan jumlah penarinya. Penari tari topeng Lengger berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Penari yang berjenis kelamin perempuan dalan tari topeng Lengger berperan sebagai penari Lenggernya, sedang penari yang berjenis kelamin laki-laki berperan sebagai penari kuda kepang, penari topeng, dan penari pengibing. Kesenian ini massa sekarang ini juga mengalami perubahan pemain dalam setiap bagian yang ditampilkan, seperti saat ini penari perempuanpun bisa berperan menampilkan karakter putra misal dalam sebuah sajian pertunjukan sebelum dimulainya lenggeran. Bagian awal sebelum lenggeran biasanya saat ini juga menampilkan tari tombak prajurit yang diperankan oleh penari perempuan dalam sebuah komposisi kelompok.

11Y. Sumandiyo Hadi, Kajian Tari Teks Dan Konteks, Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2007, 51.

72 Gambar 12. Beberapa penari putri yang memerankan karakter putra

dalam tari tombak (foto : Harry, 2016)

Aspek jumlah penari dalam tari topeng Lengger saat ini beragam sesuai dengan ketentuan masing-masing paguyuban. Paguyuban yang menjadi objek peneliti ini adalah paguyuban Rukun Putri Budaya yang dipimpin oleh Dwi Pranyoto. Jumlah penari dan anggota dalam paguyuban ini kurang lebihnya 35 anggota yang berprofesi sebagai petani, pelajar, buruh, dan pegawai. Jumlah penari putri (penari lengger) 10 orang, penari putra 10 orang, pemain musik (pengrawit) 10 orang. Penari lengger khususnya tidak hanya berasal dari desa Giyanti saja, akan tetapi penari Lengger di paguyuban Rukun Putri Budaya ini berasal dari berbagai desa yang masih warga Wonosobo.

Pertunjukan tari topeng Lengger dalam bentuk penyajiannya pada bagian lenggeran penari memiliki peran yang berbeda. Penari putri dalam pertunjukan ini disebutkan sebagai penari Lengger yang dalam ceritanya sebagai penggambaran penyamaran Panji Asmara Bangun. Kesenian ini diangkat berdasarkan cerita

73

hilangnya Dewi Sekartaji, kemudian dengan cara menyamar menjadi seorang penari perempuan yang disebut tledhek pada massanya demi menarik munculnya Dewi Sekartaji. Upaya ini mebuahkan hasil dan menggemparkan masyarakat akan hadirnya sosok laki-laki yang menyamar menjadi perempuan dan menari. Sebab itulah kesenian Lengger ini awalnya diperankan oleh penari laki-laki. Seiiring berkembangnya jaman, kesenian ini berubah dalam pembagian peran penari, dikarenakan surutnya minat penonton akan kesenian Lengger Kakung.

Sejak tahun 70-an hingga saat ini peran penari laki-laki sebagai lengger digantikan oleh perempuan demi mempertahankan kesenian tari topeng Lengger agar terus dilestarikan oleh generasi penerusnya. Minat penontonpun kembali menyukai kesenian topeng Lengger sebagai kesenian yang hingga saat ini dimanfaatkan masyarakat dalam berbagai acara. Peran penari putra saat ini hanya sebagai penari emblek dan penari topeng saja. Penari Lengger hingga saat ini menari dipasangkan dengan penari putra yang memakai topeng. Topeng yang dipakai oleh penari putra menampilkan karakter berbeda yang menggambarkan penyampaian sebuah pesan nasehat, selain topeng syair tembanglah yang lebih menguatkan penyampaian pesan dalam kesenia tari topeng Lengger Wonosobo.

74 Gambar 13. Penggambaran peran penari topeng Lengger massa sekarang

Penari putri (penari lengger), Penari putra (penari topeng) (dok. Ela, 2015)

4) Aspek Iringan

Pemahaman secara artistik bahwa tari harus diiringi dengan musik, penata tari menyadari bahwa tari dan musik saling berkaitan. Ketika membahas konsep “waktu sebagai elemen setetis koreografi” telah dibicarkan panjang lebar; intinya bahwa dalam pertunjukan tari, musik betul-betul sebagai pengiring, yaitu “mengiring” tari.12 Musik atau iringan dalam tari tidak hanya sekedar sebagai iringan saja, tetapi juga sebagai pelengkap tari yang sangat terkait, yang dapat menciptakan suasana yang diinginkan dan mendukung alur cerita.

Iringan dalam tari topeng Lénggér menggunakan lancaran dengan laras

slendro dan pelog. Macam gamelan yang dipakai adalah: Bonang Barung, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking, Kethuk Kenong, Gong, Bendhe, Kempul,

12 Y. Sumandiyo Hadi, Koreografi Bentuk-Teknik-Isi, Yogyakarta: Cipta Media, 2011, 115.

75 Kendang Batangan. Gendhing-gending yang digunakan adalah gending Babadono

atau gendhing pembuka, sedangkan lancaran yang dipakai adalah :13Lancaran Sulasih, slendro manyura

Lancaran Kinayakan, slendro manyura

Lancaran Sontoloyo, slendro sanga

Lancaran Menyan Putih, pelog sanga

Lancaran Kebo Giro, slendro sanga a. Lancaran sulasih Laras : slendro Pathet : manyuro Buka :6616 .2.3 .5.g6 .N PN P N P N 1616 1653) 5316 1653) 5323 6532) 3216 235g6 Keterangan: N : kenong P : kempul

Vokal: sulasih sulasih solanjono 2x

Sulasih sulanjono

Menyan putih pengudang dewo

13Wawancara dengan Dwi Pranyoto, Ketua Paguyuban Rukun Putri Budaya, 21 Oktober 2015, diijinkan untuk dikutip.

76 b. Lancaran Kinayakan Laras : slendro Pathet : manyuro Buka:3365 .3.6 .3.g2 .NPN PNPN 5616 2523) 5616 2523) 5616 1216) 5365 363g2 Keterangan: N : kenong P: kempul Vokal : kinayakan

Yo mas aduh kangmas

Tuku brambang sak sen lima 2x

Berjuanglah labuh negara Sore-sore kinayakan c. Lancaran Sontoloyo Laras : slendro Pathet : sanga Buka :6132 12 . 5516 .2.3 .6.g5 .NPN PNPN 1632 5653) 5365 3632) 3235 2353)

77 5365 3632) 5616 3532) 3216 236g5 Keterangan : N : kenong P : kempul

Vokal : yo kuning-kuning ra patiyo

Yo sing kuning-kuning duweke sopo Kencur loyo ala bapak sontoloyo Angon bebek ilang loro

d. Lancaran Menyan Putih Laras : pelog Pathet : sanga Buka :6656 .356 .5.g3 .NPN PNPN 5353 6532) 3236 5421) 2121 2321) 3256 365g3 Keterangan : N : kenong P : kempul

78

Vokal : sulasih sulanjono

Menyan putih pangundang dewa Ana dewa dewi sukma

Widadari tumuruna e. Lancaran Kebogiro Laras : slendro Pathet : sanga Buka :1216 .5.2 .3.g5 .NPN PNPN 6516 1635) 6532) 5616 3123) 5365 3632) 3565 2356) 1216 523g5 Keterangan : N : kenong P : kempul

Vokal : jahe wono jahe wono

Lempuyang amba godenge Yo la elo elo ya e lo la.... Elo....ya...e...lo...la...sore

Kebone giro, sore-sore kebonegiro

79

5) Aspek Tata Rias

Tata rias dalam sebuah pertunjukan terlihat paling peka dihadapan penonton, sebelum pertunjukan dimulai hal pertama yang diamati penonton adalah wajah penari untuk mengetahui peran atau karakter penarinya. Fungsi rias adalah untuk mengubah karakter pribadi dari penari menjadi karakter tokoh yang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan menambah menariknya penampilan.

Rias dalam tari bisa berupa rias korekti, rias karakter, dan rias fantasi. Rias korektif adalah rias yang bertujuan untuk mempertegas garis wajah, sedangkan rias karakter lebih mmempertegas karakter tokoh yang dimainkan. Tata rias dalam pertunjukan tari topeng Lénggér dikelompokan menjadi dua, yaitu rias korektif untuk penari putri dan rias karakter untuk penari putra.

a) Tata rias penari putri

Rias penari putri atau Lénggér adalah rias korektif yang hanya bertujuan mempertegas garis wajah. Riasan menggunakan bentuk alis cantik, memakai bedak, pemulas mata atau eye shadow, pemulas pipi atau

rose, bayangan hidung, lipstik sebagai pewarna bibir, dan ditambahkan jamang bulu untuk aksesoris kepala.

b) Tata rias penari putra

Rias yang digunakan oleh penari topeng atau penari putra meski menggunakan rias karakter, namun tidak untuk mempertegas karakter tertentu. Karakter yang muncul berasal dari topeng yang dikenakan penari putra. Riasan hanya menggunakan eye shadow, rose pipi, pemerah bibir,

80

ditambahkan pensil alis untuk membuat godhég dan kumis. Aksesoris kepala yang dipakai adalah ikét yang merupakan ciri khas Wonosobo. 6) Aspek Tata busana

Busana merupakan sesuatu yang terbuat dari bahan kain membentuk kostum yang bertujuan untuk menutupi bagian tubuh manusia. Busana tari adalah adalah sesuatu yang dipakai pada tubuh manusia untu kebutuhan pertunjukan tari dan biasanya menimbulkan kesan keindahan dan ciri khas daerah tari berasal. Pertunjukan tari topeng Lénggér menggunakan busana sebagai berikut:

 Penari Putri : jamang bulu, sumping, baju rompi / kemben, selendang mute, kain jarik, korset / stagen, sampur.

 Penari Putera : iket kepala, kain jarik, celan selutut (cinde/ bludru), bara samir, sabuk kamus, sampur, stagen, gelang tangan, baju (sorjan dengan gulon ster karakter gagah dan halus, baju rompi dengan kace untuk karakter keras).

Gambar 14. Rias dan busana penari Lengger ( Dok. Ela : Giyanti, 2016 )

81

7) Aspek Tempat pertunjukan

Pertunjukan dalam menyajikan pementasan pastinya membutuhkan ruang pementasan atau tempat pertunjukan. Tempat pertunjukan adalah lokasi yang dipergunakan untuk membawakan suatu pementasan. Tari topeng Lénggér di desa Giyanti pada mulanya adalah sebuah panggung. Berdasarkan perkembangannya tempat pertunjukan saat ini tidak lagi hanya berada di panggung yang dibuat (sifatnya tidak permanen), namun bisa juga dipentaskan di arena terbuka yang tidak memiliki batas sesuai permintaan pasar (tanggapan). Sebagai seni tontonan tari topeng Lénggér biasanya disajikan lebih dekat dengan penonton, agar penikmat hiburan dapat berkomunikasi langsung dengan penyaji pertunjukan. Tempat pertunjukan memang tidak memiliki sifat keeharusan yang selalu dipentaskan panggung.

a

Gambar 15. Skema Tempat Pertunjukan A

B

82

Keterangan skema:

A Pemusik Penonton Penonton B Penari dan Pengibing Penonton

8) Aspek Pola lantai

Komposisi yang ada di dalam tari Lengger tidak terdapat banyak variasi, Lengger termasuk jenis kesenian kerakyatan yang bentuk pola lantai ataupun geraknya terkesan monoton. Adapun bentuk pola lantai dalam bentuk penyajian tari Lengger dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Motif Gerak Pola lantai 1. Bagian Kuda Kepang

a. Awal

Komposisi sejajar berderet (penari putra), motif gerak junjungan kaki, tangan ukel kanan, sabetan

Gerak dilakukan berulang-ulang 8x8 hitungan

b. Tengah

Transisi, sendi sabetan

Penari melakukan gerak duduk sila berhadapan, tangan ukel sabetan, gerak kepala toleh kanan pada hitungan ke-8, dilakukan berulang-ulang kanan kiri 2x8 hitungan, sendi Gerak tangan sembahan, posisi penari masih duduk sila 1x8 hitungan

Dilanjutkan gerak ulap-ulap tangan kanan, tangan kiri ngepel siku-siku di depan dada, 4x8 hitungan

c. Akhir

Komposisi penari berhadapan Penari berdiri, deretan penari sisi kiri mengangkat properti kuda kepang, gerak penari jingklik menaiki kuda kepang

83

Deretan penari sisi kanan berdiri tanpa properti melakukan gerak sabetan 1x8 hitungan dilanjutkan gerak ogek lambung toleh kanan, kiri dilakukan 4x8 hitungan, diakhiri dengan gerak penari melingkar. Gerak menuju klimaks atau akhir, ditutup dengan gerak perangan penari kuda kepang yang dilakukan bergantian saling mengisi.

2. Bagian Gambyong Lengger

 Tiga penari Lengger (penari putri), komposisi berderet dari kanan ke kiri.

Gerak penari putri diawali dengan sembahan kepada penonton, seblak sampur, kemudian dilanjutkan gerak jamangan 4x8 hitungan, trap sumping 2x8 hitungan, ngencek (sendi) 1x8 hitungan, seblak sampur, kemudian pengulangan gerak kembali dari awal jamangan dan seterusnya berdurasi 5-7 menit. 3. Bagian Lenggeran

a. Tari sulasih

Diawali masuknya penari putra (penari topeng), menari dengan arah hadap menghadap kepada posisi duduknya penari lengger (putri). Gerak awal yang dilakukan sabetan, sekaran hingga satu bagian awal. Kemudian disusul masuknya penari putri pada bagian tengah, srisig berhadapan dengan penari putra, gerak yang dilakukan penari putra dan putri hampir sama hanya penekanan saja yang membedakan. Gerak yang dilakukan adalah motif gerak sabetan, jamangan, trap sumping, sindir (sabetan). Hingga menuju bagian akhir (diulang-ulang).

Pada bagian akhir, penari putra

84

sudah mengenakan topeng sesuai karakter yang dibawakan (sulasih). Komposisi penari masih saling berhadapan hanya bertukar tempat. Tari ini berdurasi 5-7 menit.

b. Tari Kinayakan

Sama halnya dengan tari sulasih, bagian kinayakan ini juga diawali dengan masuknya penari putra. Komposisi tari berpasangan, gerak penari putra karakter gagah.

Diawali dengan sabetan 1x8 hitungan, kemudian dilanjutkan gerak trap jamang, srisig menghampiri penari lengger.

Arah hadap penari saling berhadapan, melakukan gerak ngibing.

Bagian akhir penari putra memakai topeng, pada dasarnya semua gerak sama, hanya terdapat pengulangan gerak saja dalam setiap bagian atau babakan.

Tabel 3. Pola Lantai Dalam Tari Topeng Lengger

Keterangan :

: penari putri (lengger) : penari putra (penari topeng) : penari kuda kepang

9) Tata lampu

Tata cahaya adalah suatu metode atau sitem yang diterapkan pada pencahayaan yang didasari demi menunjang kebutuhan seni pertunjukan dan

85

penonton.14 Peranan tata cahaya dalam pertunjukan tari sangat mendukung sifatnya. Kesenian tari topeng Lénggér termasuk kesenian kerakyatan yang mungkin saja pertunjukannya dilakukan pada malam hari. Tata cahaya selain sebagai penerangan juga berfungsi sebagai pendukung suasana pementasan. Pertunjukan tari topeng Lénggér menggunakan penerangan yang sifatnya masih sederhana yaitu menggunakan lampu jenis neon.

10) Aspek Properti

Properti merupakan unsur pendukung tari yang dapat memperjelas tentang makna pertunjukan. Jenis properti yang berkaitan langsung dengan tari sering disebut dance property yaitu segala peralatan yang digunakan dan dimainkan oleh penari guna mendukung pertunjukan tari, misalnya: keris, kipas, payung, topeng, sampur, dll. Rangkain pertunjukan tari topeng Lénggér biasanya menggunakan kuda kepang, pecut, dan tombak kecil yang dimainkan pada bagian émblék. Topeng sebagai penggambaran roh leluhur yang dipakai pada bagian Lénggér, yang digunakan oleh penari topeng. Topeng disini kadang juga sebagai media untuk menghadirkan arwah leluhur tersebut. Penari topeng menyiapkan raganya sebagai wadah roh leluhur.

Dalam tari Lengger properti yang digunakan utamanya adalah topeng. Karakter topeng Wonosobo berkarakter putra gagah, namun topeng Wonosobo adalah topeng yang muncul karena pengaruh gaya Banyumas. Karakter yang dimiliki topeng Banyumas lebih berkarakter lucu atau gecul, sehingga topeng

14Hendro Martono, Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan, Yogyakarta: Cipta Media, 2010, 1.

86

gaya Wonosobopun mengalami akulturasi gaya dengan wujud topeng yang memiliki karakter gagah namun lucu. Dalam penyajiannya tari Lengger memiliki babak, dan dalam setiap babaknya tentu properti yang ada untuk kelengkapan menaripun juga berbeda.

Gambar 16. Karakter topeng sebagai properti dalam pertunjukan Tari Topeng Lengger Wonosobo

(dok. Ela, Wonosobo : 2015)

Dokumentasi topeng di atas hanya menunjukkan mengenai wujud properti yang digunakan dalam tari topeng Lengger, akan tetapi tidak semua topeng yang ada dalam gambar dikenakan oleh penari topeng. Topeng yang digunakan sebagai properti hanya topeng yang dimainkan sesuai dengan gendhing yang dibawakan. Umumnya saat ini topeng yang diperankan hanya topeng Kinayakan, Sulasih, Gondang Keli, Rangu-rangu, Jangkrik Genggong, Bribil, dan Kebo Giro.

Dalam dokumen UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta (Halaman 29-49)

Dokumen terkait