• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PRAKTIK PERKAWINAN POLIANDRI DI DUSUN

C. Praktik Perkawinan Poliandrdi Dusun Canggal Desa sidoharjo

2. Bentuk Perkawinan Poliandri

Berdasarkan proses perkawinan yang dilakukan oleh Ibu Mm dan Ibu L diatas, bila kita kaitkan dengan bentuk-bentuk keluarga, maka dapat disimpulkan bentuk keluarga Ibu Mm dan Ib L sebagai berikut:

a. Berdasarkan Keturunan

Seperti halnya keluarga-keluarga lainnya yang berada di daerah Jawa Tengah, bahwa keluarga Ibu Mm maupun Ibu L merupakan keluarga Parental atau Bilateral. Dimana pada kedua keluarga tersebut memiliki ciri yang sama dalam menarik garis keturunan, yaitu dengan menarik garis keturunan baik dari keluarga suami maupun istri.

b. Berdasarkan Pemukiman

Jika didasarkan pada tempat dimana keluarga Ibu Mm dan Ibu L selama perkawinan, baik ketika dengan suami pertama maupun sumi kedua, maka dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Neolokal, yang termasuk pada bentuk keluarga ini adalah

berdasarkan tempat tinggal Ibu Mm dengan suami pertamanya, dimana Ibu Mm dan suami pertamanya setelah menikah mereka menetap di dusun Canggal yang merupakan jauh dari keluarga sedarah dari Ibu Mm maupun suami pertamanya, mengingat Ibu Mm berasal dari Desa Suruh dan Bapak SP berasal dari Kabupaten Boyolali.

2) Matrilokal, yang termasuk pada bentuk keluarga ini adalah

keluarga Ibu L dengan suami pertamanya. Karena setelah perkawinan pertama Ibu L, Ibu L beserta suami pertamanaya tersebut menetap di tempat asal Ibu L di Pandeglang bersama orang tua Ibu L.

3) Patrilokal, yang termasuk pada bentuk keluarga ini adalah

keluarga Ibu Mm dengan suami keduanya dan keluarga Ibu L dengan suami keduanya. Setelah perkawinan keduanya, baik Ibu Mm maupun Ibu L mengikuti dan bertempat tinggal di tempat asal suami kedua mereka.

Berdasarkan paparan diatas maka dapat peneliti paparkan dalam tabel 3.3 sebagai berikut:

No. Bentuk keluarga

Berdasarkan pemukiman

Profil Keluarga

1. Neolokal Ibu Mm dengan suami

pertama

kedua

3. Matrilokal Ibu L dengan suami

pertama

4. Patrilokal Ibu L dengan suami kedua

c. Berdasarkan jenis anggota keluarga

1) Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family)

merupakan keluarga yang terdiri dari seorang perempuan dan seorang laki-laki yang tidak terikat dalam perkawinan yang sah secara hukum negara serta anak-anak mereka yang tinggal bersama. Baik Ibu Mm maupun Ibu L dengan suami kedua

mereka termasuk kedalam keluarga Common law Family,

karena keduanya dalam perkawinan kedua mereka dilakukan dengan cara perkawinan siri (tidak resmi).

2) Keluarga Inti (Traditional Nuclear), dimana suatu keluarga

tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. Yang termasuk dalam keluarga jenis ini ialah kularga Ibu L dengan suami pertamanya.

3) Keluarga Reconstitutional nuclear, merupakan pembentukan

baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan suatu rumah dengan anak-anaknya, baik itu anak dari perkawinan lama maupun hasil dari

perkawinan baru.yang termasuk pada kategori ini adalah keluarga Ibu Mm dengan suami pertamanya, dimana Ibu Mm merupakan seorang janda dan suaminya seorang duda dan mereka tinggal bersama dengan anak Ibu Mm dengan mantan suaminya.

Berdasarkan bentuk keluarga berdasarkan jenis anggota keluarga diatas maka dapat peneliti paparkan dalam tabel 3.3 sebagai berikut:

No. Bentuk Keluarga

berdasarkan Jenis Anggota Keluarga Profil Keluarga 1. Reconstitutional nuclear Ibu Mm dengan Suami Pertama

2. Common Law Family Ibu Mm dengan Suami

Kedua

3. Traditional Nuclear Ibu L dengan Suami Pertama

4. Common Law Family Ibu L dengan Suami Kedua

d. Berdasarkan bentuk perkawinan

Mengenai bentuk keluarga berdasarkan perkawinan, jika didasarkan pada perbedaan ekonomi, maka dapat dikatakan jika pada keluarga Ibu Mm dengan suami pertama dan kedua, maupun Ibu L dengan suami pertama dan kedua dapat dikategorikan dalam bentuk keluarga homogami. Pengelompokan keluarga tersebut sesuai dengan keadaan ekonomi, dimana baik Ibu Mm, suami pertama dan kedua Ibu Mm serta Ibu L dan suami pertama maupun kedua Ibu L merupakan berasal dari keluarga menengah kebawah. Hal tersebut sesuai dengan profil pekerjaan mereka.

Sedangkan, berdasarkan bentuk perkawinan jika didasarkan pada suku maka dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Endogami, yang termasuk pada bentuk keluarga ini adalah

keluarga Ibu Mm dengan suami pertama maupun kedua dan keluarga Ibu L dengan suami kedua, karena mereka termasuk dalam satu suku yaitu jawa dan masih dalam wilayah pulau jawa.

2) Exsogami, yang termasuk pada bentuk keluarga ini adalah

keluarga Ibu L dengan suami kedua, karena suami pertama Ibu L merupakan dari luar jawa dan bukan merupakan keturunan orang jawa.

Dari bentuk keluarga berdasarkan bentuk perkawinan diatas maka dapat peneliti paparkan dalam tabel 3.4 sebagai berikut:

No. Bentuk Keluarga berdasarkan Bentuk Perkawinan

Profil Keluarga

1. Endogami Ibu Mm dengan Suami

Pertama

2. Endogami Ibu Mm dengan Suami

Kedua

3. Exsogami Ibu L dengan Suami

Pertama

4. Enddogami Ibu L dengan Suami

Kedua

e. Berdasarkan jenis perkawinan

Berdasarkan jenis perkawinan yang dilakukan oleh Ibu Mm maupun Ibu L, maka dapat dikatakan bahwa keduanya merupakan keluarga poliandri. Dimana baik Ibu Mm maupun Ibu L memiliki suami lebih dari satu dengan proses perkawinan sebagai berikut:

1) Perkawinan Resmi

Yang dimaksud dengan perkawinan resmi disini ialah perkawinan yang didaftarkan ke KUA dan perkawinan tersebut tercatat secara hukum. Berdasarkan hal tersebut, maka keluarga yang termasuk dalam perkawinan resmi disini ialah keluarga Ibu Mm dengan suami pertama yang tercatat di KUA Susukan

dan Ibu L dengan suami pertama yang tercatat di KUA Pandeglang.

2) Perkawinan Siri

Yang dimaksud dengan perkawinan siri disini ialah perkawinan yang tidak tercatat secara hukum negara. Sesuai dengan prosesnya maka yang termasuk dalam perkawinan siri ialah keluarga Ibu Mm dengan suami kedua serta Ibu L dengan suami kedua, mengingat perkawinan mereka tidak di daftarkan ke KUA dan perkawinannya dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak aparatur daerah.

Dokumen terkait