Berkaitan dengan perjanjian pembiayaan konsumen diatur dalam KUHPerdata. Dimana suatu perjanjian harus memenuhi ketentuan Pasal
1320 KUHPerdata yang menyatakan bahwa supaya terjadi persetujuan yang sah, harus memenuhi ketentuan yang dipenuhi oleh 4 (empat) syarat antara lain: 1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu pokok persoalan tertentu;
4. Suatu sebab yang tidak terlarang.51
Perjanjian dianggap sah apabila kedua belah pihak secara penuh mengikat, sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, tidak melanggar kesusilaan dan ketertiban umum. Jadi dapat dikatakan perjanjian merupakan undang-undang bagi setiap pihak yang mengikatkan dirinya kepada perjanjian tersebut. Perlu diketahui juga bahwa perjanjian bersifat memaksa. Kata memaksa di sini berarti setiap orang yang mengikatkan dirinya pada suatu perjanjian wajib menjalankan seluruh isi perjanjian.
Mengenai perikatan, yaitu suatu hubungan hukum antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, memberi hak pada yang satu untuk menuntut sesuatu barang dari pihak yang lain, sedangkan pihak yang satunya diwajibkan memenuhi tuntutan itu. Pihak yang berhak menuntut dinamakan pihak yang berpiutang atau kreditur, sedangkan pihak yang wajib memenuhi tuntutan dinamakan pihak yang berutang atau debitur. Adapun suatu barang yang dapat dituntut itu dinamakan prestasi, yang menurut Pasal 1234 KUHPerdata dapat berupa :
1. Menyerahkan suatu barang; 2. Melakukan suatu perbuatan;
51 https://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f39b6c38b7a3/penyelesaian-hukum-kasus-mobil-cicilan-yang-hilang, diakses tanggal 21 Mei 2016
3. Tidak melakukan suatu perbuatan.
Mengenai sumber-sumber suatu perikatan bahwa perikatan dapat lahir dari suatu perjanjian atau dari undang-undang. Hal ini jelas telah terjadi perikatan antara debitur dengan pihak kreditur. Jadi sebenarnya menurut undang-undang, perikatan antara debitur dengan pihak kreditur telah hapus karena mobil yang dibeli oleh debitur telah hilang di luar kesalahan debitur. Berdasarkan Pasal 1381 KUHPerdata yang mengatur tentang hapusnya perikatan, yaitu perikatan hapus karena pembayaran, karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan, pembaharuan utang, perjumpaan utang atau kompensasi, percampuran utang, pembebasan utang, musnahnya barang yang terhutang, kebatalan atau pembatalan. Berlakunya suatu syarat pembatalan yang diatur dalam Bab I KUH Perdata adalah karena lewat waktu.
Mengenai, musnahnya barang yang terutang menurut Pasal 1444 KUHPerdata, yaitu jika barang tertentu yang menjadi pokok persetujuan musnah, tak dapat diperdagangkan, atau hilang hingga tak diketahui sama sekali apakah barang itu masih ada atau tidak, maka hapuslah perikatannya, asal barang itu musnah atau hilang di luar kesalahan debitur dan sebelum ia lalai menyerahkannya. Bahkan meskipun debitur lalai menyerahkan suatu barang, yang sebelumnya tidak ditanggung terhadap kejadian-kejadian yang tak terduga, perikatan tetap hapus jika barang itu akan musnah juga dengan cara yang sama ditangan kreditur, seandainya barang tersebut sudah diserahkan kepadanya.
Debitur diwajibkan membuktikan kejadian tak terduga yang dikemukakannya. Dengan cara bagaimanapun suatu barang hilang atau musnah,
orang yang mengambil barang itu sekali-kali tidak bebas dan kewajiban untuk mengganti harga.
Terkait dengan permasalahan ini, jika berkaca pada ketentuan hukum yang berlaku dalam KUH Perdata, jika terjadi kehilangan terhadap barang terutang yang dilakukan dengan tidak sengaja oleh debitur, maka debitur tidak diwajibkan untuk menyelesaikan pembayaran terhadap cicilan barang tersebut. Namun, jika dilihat dari segi keadilan akan sangat merugikan pihak kreditur karena tidak akan mendapat apa-apa dari hilangnya barang tersebut, sehingga saat ini telah berkembang pemikiran untuk mengasuransikan risiko kerugian melalui perusahaan Asuransi. Perusahaan Asuransi yang nantinya akan melakukan penanggungan risiko atas kejadian-kejadian yang diperjanjikan untuk ditanggung. Sehingga debitur diharuskan untuk membayar biaya asuransi oleh pihak kreditur ketika pertama kali mengambil kredit kendaraan. Dalam hal ini, jika suatu hari terjadi kehilangan, maka pihak asuransi akan membayarkan kepada kreditur sejumlah biaya yang ditanggung, selanjutnya pihak kreditur akan menggantikan kendaraan debitur yang hilang dengan kendaraan baru atau bisa saja sejumlah uang tunai sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian.
Dalam hal ini, debitur perlu terlebih dahulu melakukan tindakan yaitu melaporkan kehilangan mobil tersebut ke polisi. Bukti laporan polisi tersebut dapat diberikan kepada kreditur dalam jangka waktu maksimum 72 jam setelah kejadian dan debitur tidak diperbolehkan mengambil tindakan apapun sebelum mendapat persetujuan dari kreditur. 52
52 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operation PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.
Hal ini yang menjadi bukti bahwa mobil yang dicicil oleh debitur telah hilang bukan karena kesalahan yang dilakukan oleh debitur melainkan dicuri oleh orang lain.
Berikut data-data yang diperlukan dalam membuat laporan: 1. Nomor polis asuransi
2. Tempat kejadian 3. Nama pemilik polis 4. Kerugian benda 5. Merek kendaraan
6. Nomor polis kendaraan terjadinya kecelakaan 7. Tanggal kejadian kerugian53
Dalam mengajukan klaim kehilangan, maka PT. Astra Credit Company meminta debitur untuk melengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. STNK asli
2. Kunci kontak kendaraan
3. Surat keterangan Kadit Reserse Polda 4. BPKB asli dan faktur
5. Kwitansi pembayaran angsuran
6. Blanko kwitansi kosong rangkap 3 (tiga) 7. Pemblokiran STNK54
53 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operation PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.
54 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operation PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.
Dalam melaksanakan ganti kerugian, pihak asuransi akan memperhitungkan dengan premi yang masih terhutang untuk masa asuransi yang masih berjalan atas kendaraan bermotor tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi persentase asuransi khusus untuk nilai penggantian klaim kehilangan (total loss) yaitu 6 bulan pertama 100%, 6 bulan kedua 90%, tahum kedua 80%, tahun ketiga 80%, tahun keempat 70%, tahun kelima 70%.55
Dalam hal penentuan nilai ganti rugi yang tertera di polis berdasarkan pasal 15, klaim akan disetujui oleh pihak asuransi jika terjadi kerusakan dan/atau kerugian sama dengan atau diatas 75% akan digantikan atau dipulihkan ke keadaan semula dan hilang karena pencurian dan tidak diketemukan dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya pencurian. 56
Hak debitur selain mendapatkan barang dan memakai barang sesuai dengan kontrak yang dibuat, juga haknya adalah untuk mendapatkan informasi secara jelas dan jujur. Tidak terpenuhinya hak debitur untuk mendapatkan informasi secara jelas dan jujur dapat dikaitkan dengan penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden). Penyalahgunaan keadaan berkaitan dengan kondisi yang ada pada saat kesepakatan terjadi. Kondisi itu membuat adanya salah satu pihak berada dalam keadaan tidak bebas untuk menyatakan kehendak. Itulah sebabnya, para ahli berpendapat penyalahgunaan keadaan ini sebagai salah satu bentuk dari cacat kehendak.
55 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operatioan PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.
56 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operatioan PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.
PT. Astra Credit Company merupakan pihak yang kedudukannya sangat penting disamping pihak asuransi. Pihak asuransi dapat menentukan secara bebas, apakah akan melanjutkan perjanjian pertanggungan ataukah akan menghentikannya. Sesuai dengan KUHPerdata terkait dengan hak dan kewajiban yang tertera di polis pada Pasal 11, adapun kewajiban dari pihak PT. Astra Credit Company dalam hal terjadi kerugian yaitu:
1. Memberitahu pihak asuransi secara tertulis atau secara lisan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kalender sejak terjadinya kerugian dan/atau kerusakan.
2. Melaporkan dan mendapat surat keterangan dari serendah-rendahnya Kepolisian Sektor (Polsek) di tempat kejadian, jika terjadi kerugian dan atau kehilangan sebagian yang disebabkan oleh pencurian.
3. Melaporkan dan mendapat surat keterangan dari Kepolisian Daerah (Polda) di tempat kejadian dalam hal kerugian total akibat pencurian.
Hilangnya hak debitur mendapat ganti rugi dalam asuransi kendaraan bermotor disebabkan oleh :
1. Tidak memenuhi kewajiban pembayaran polis
2. Tidak melakukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 bulan sejak terjadinya kerusakan dan kerugian
3. Tidak mengajukan keberatan atau menempuh penyelesaian melalui hukum dalam waktu 6 bulan sejak penaggung mmberitahukan secara tertulis bahwa tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan ganti rugi.57
57 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operatioan PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.
Kewajiban utama pihak asuransi adalah memberi ganti kerugian. Meskipun demikian kewajiban memberi ganti rugi itu merupakan suatu kewajiban bersyarat atas terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang diperjanjikan yang mengakibatkan timbulnya suatu kerugian. Artinya, pelaksanaan kewajiban penanggung itu masih tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang telah diperjanjikan oleh para pihak sebelumnya. Pencurian termasuk pencurian yang didahului atau disertai dengan kekerasan atau ancaman dengan kekerasan kepada orang dan lainnya.
KESIMPULAN DAN SARAN