• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Tanggung Jawab Tertanggung dalam Hal Hilangnya Kendaraan Bermotor yang Diasuransikan dan Masih Terikat Perjanjian

Pembiayaan Konsumen

Perkembangan asuransi kendaraan bermotor sudah mencakup bidang-bidang lain seperti pada bidang-bidang otomotif yang merupakan hasil dari kemajuan

45 Lailati Alifah, dkk. Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Kehilangan Kendaraan Bermotor pada PT. Raksa Pratikara Berdasarkan Kontrak Dan Melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2015, hal 7

teknologi dan risiko yang muncul sangat tinggi. Hal ini mengingat kendaraan bermotor beroda dua atau lebih yang mempunyai kecepatan yang tinggi maka dapat dikatakan bahwa pemakai kendaraan bermotor mengandung risiko yang relatif tinggi di banding dengan pemakaian terhadap berada benda lainnya.46

Jika kendaraan bermotor yang diasuransikan pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan oleh suatu bahaya ditanggung dalam asuransi kendaraan bermotor ini, harga sebenarnya kendaraan bermotor tersebut lebih besar daripada harga asuransi, maka penanggung akan menggantinya menurut hitungan dari bagian yang diasuransikan terhadap bagian yang tidak diasuransikan.

Asuransi kendaraan bermotor adalah asuransi kerugian yang tidak mendapat pengaturan khusus dalam KUHD. Polis standar asuransi kendaraan bermotor adalah sebagai berikut: (1) Wilayah Negara berlakunya asuransi; (2) Pembayaran premi; (3) Pemberitahuan kecelakaan, tindakan pencegahan, tuntutan dari pihak ketiga, tuntuatn pidana tehadap tertanggung; (4) Kerugian, ganti kerugian, asuransi rangkap, laporan tidak benar, subrogasi Pasal 284 KUHD, dan hilangnya hak ganti kerugian; (5) Perselisihan dan arbitase; (6) Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor.

Kerugian ini disebut kerugian sebagian (partial loss) dan asuransi ini disebut asuransi dibawah harga (under insurance). Selain itu ada yang disebut kerugian total (total loss) yaitu kerusakan atau kerugian yang biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari harga sebenarnya kendaraan bermotor tersebut bila diperbaiki atau hilang karena

46 Komar Andasasmita, Problem Asuransi kendaraan bermotor dan Praktek Ikatan

dicuri atau tidak ditemukan dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya pencurian atas kendaraan bermotor yang disuransikan tersebut.

Menyimpang dari Pasal 277 ayat (1) KUHD, dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor yang diasuransikan dengan polis ini, yang kendaraan bermotor tersebut sudah ditanggung oleh 1 (satu) atau lebih asuransi lain dan jumlah segala asuransi itu lebih dari harga kendaraan bermotor yang dimaksudkan itu, maka jumlah yang telah diasuransikan dengan polis ini dianggap berkurang menurut perbandinagan antara jumlah segala asuransi dengan harga yang diasuaransikan. Akan tetapi premi tidak dikurangi atau dikembalikan. Asuransi ini disebut asuransi rangkap

Jadi oleh karena asuransi atau pertanggungan itu merupakan suatu perjanjian, maka di dalamnya paling sedikit tersangkut dua pihak. Pihak yang satu adalah pihak yang seharusnya menanggung risikonya sendiri, tetapi kemudian mengalihkannya kepada pihak lain, pihak pertama ini lazim disebut sebagai tertanggung atau dengan kata lain ialah pihak yang potensial mempunyai risiko. Sedangkan pihak yang lain ialah pihak yang bersedia menerima risiko dari pihak pertama dengan menerima suatu pembayaran yang disebut premi. Pihak yang menerima risiko pihak yang satu tersebut lazim disebut sebagai penanggung (biasanya perusahaan pertanggungan atau asuransi).47

Kewajiban utama penanggung dalam perjanjian asuransi sebenarnya adalah memberi ganti kerugian. Meskipun demikian kewajiban memberi ganti rugi itu merupakan suatu kewajiban bersyarat atas terjadi atau tidak terjadinya

suatu peristiwa yang diperjanjikan yang mengakibatkan timbulnya suatu kerugian. Artinya, pelaksanaan kewajiban penanggung itu masih tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang telah diperjanjikan oleh para pihak sebelumnya.48

Apabila suatu kerugian terjadi sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak tertentu yang tidak diperjanjikan, maka tentu saja penanggung harus memenuhi kewajibannya untuk memberi ganti kerugian. Meskipun demikian tidak setiap kerugian dan setiap adanya peristiwa selalu berakhir dengan pemenuhan kewajiban penanggung terhadap tertanggung, melainkan harus dalam suatu rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat. Perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan tegas memberikan kriteria dan batasan luasnya proteksi atau jaminan yang diberikannya kepada tertanggung. Kriteria dan batasan tersebut dicantumkan di dalam polis, sesuai dengan jenis asuransi yang bersangkutan. Sehingga setiap polis tercantum jenis peristiwa apa saja yang menjadi tanggung jawab penanggung. Jadi apabila terjadi kerugian yang disebabkan karena peristiwa-peristiwa yang diperjanjikan itulah penanggung akan membayar ganti kerugian.

Salah satu unsur yang terdapat dalam pengertian asuransi menurut Pasal 246 KUHD adalah hak dan kewajiban para pihak, yaitu penanggung berhak atas premi sebagai imbalan dari pengalihan risiko, dan berkewajiban mengganti kerugian kepada tertanggung. Apabila premi dibayar maka sejak itulah risiko ganti kerugian beralih kepada penanggung. Hal ini juga dinyatakan dalam Pasal 1

angka (1) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Usaha Perasuransian. Berdasarkan undang-undang tersebut maka dinyatakan bahwa yang berhak atas ganti kerugian adalah tertanggung, apabila tertanggung mengalami kecelakaan dan menimbulkan adanya kerugian, maka tertanggung berhak mengajukan klaim kepada pihak penanggung dan pihak penanggung berhak mengganti kerugian tersebut.

Bahwa alasan PT. Astra Credit Company (ACC) tidak memberikan jaminan kerugian yang disebabkan oleh hipnotis dan penggelapan. Hipnotis sangat sulit di-cover.Hal itu juga sudah diatur dalam aturan pemerintah dan juga di Surat Keputusan Bank Indonesia yang dikecualikan karena susah dibuktikan. Sulitnya polis asuransi terkait hipnotis karena konsumen yang menjadi korban memang menyerahkan langsung kendaraannya mulai dari kunci hingga STNK. Polis yang biasanya tidak mendapatkan klaim dari pihak asuransi yakni penggelapan. "Contoh penggelapan oleh sopir pribadi. Karena si sopir digaji pemilik, selain itu kunci dan STNK juga dikasih langsung oleh majikan, tapi sopir itu bawa kabur, Selain itu, kasus penggelapan lainnya yang bisa terjadi biasanya dilakukan karena dipinjamkan oleh pemilik kepada orang lain (teman dekat) atau pihak kedua49

Tujuh hal yang perlu dihindari oleh debitur pada PT. Astra Credit Company dalam mengajukan klaim asuransi kendaraan bermotor antara lain : 1. Pengemudi Tidak Memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM)

49 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Administras PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.

Pengemudi yang tidak memiliki SIM jelas melanggar aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia, oleh karenanya perusahaan asuransi umumnya tidak menerima klaim seperti ini karena merupakan tindak kriminal.

2. Pengemudi Berada Dalam Keadaan Mabuk

Sama seperti poin di atas, mengemudi saat berada di bawah pengaruh minuman keras atau obat terlarang bertentangan dengan hukum dan pihak asuransi tidak dapat bertanggung jawab atas kerusakan pada mobil yang ditimbulkan karena hal ini.

3. Kecerobohan Pengemudi

Pengemudi yang memiliki SIM dan tidak berada di bawah pengaruh minuman keras atau obat terlarang bukan berarti tidak pernah melakukan kecerobohan. Kecerobohan yang dimaksud di sini umumnya adalah tindakan yang disengaja seperti menerobos lampu merah, berjalan di atas kecepatan maksimum yang disarankan, meninggalkan kendaraan dalam keadaan tidak terkunci, dan sejenisnya. Beberapa dari tindakan tersebut termasuk dalam pelanggaran peraturan dan akibatnya tidak dapat ditanggung oleh asuransi.

4. Kendaraan Tidak Layak Pakai

Masalah kecil seperti spion pecah yang belum diganti atau lampu mobil yang rusak dapat mengakibatkan kecelakaan fatal. Jika tertanggung diketahui mengendarai mobil yang tidak layak, otomatis klaim asuransi tertanggung akan ditolak.

5. Pengemudi Tidak Tercantum Dalam Polis Asuransi

Kadang kala, perusahaan asuransi hanya bersedia menyetujui klaim yang diajukan oleh pemilik kendaraan atau orang lain yang namanya telah dicantumkan dalam polis asuransi (biasanya merupakan anggota keluarga). Jika tertanggung mengalami kecelakaan saat menggunakan jasa pengemudi di luar kebijakan polis asuransi tertanggung, pihak asuransi berhak menolak klaim tertanggung.

6. Kendaraan Digunakan Untuk Keperluan Lain Selain Keperluan Sehari-hari Jika kendaraan tertanggung digunakan untuk hal-hal lain seperti berdagang atau bahkan digunakan dalam perlombaan balap, pihak asuransi mungkin akan menolak klaim tertanggung dengan anggapan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut lebih besar daripada yang telah disepakati dalam polis asuransi.

7. Kendaraan Tidak Diparkir di Tempat yang Aman

Kendaraan yang diparkir di tempat dengan tingkat kejahatan yang tinggi dapat menjadi sebab penolakan klaim asuransi. Umumnya pihak asuransi tidak bertanggung jawab atas kehilangan yang disebabkan oleh buruknya keamanan lingkungan.50

C. Bentuk Perlindungan Hukum dan Hak-Hak Debitur dalam Perjanjian

Dokumen terkait