• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Sosialisasi Yang Dilakukan KPP Pratama Medan Kota

ANALISIS DAN EVALUASI

B. Bentuk Sosialisasi Yang Dilakukan KPP Pratama Medan Kota

Media sosialisasi langsung yang digunakan oleh Tim Sosialisasi Pajak KPP Pratama Medan Kota yaitu :

a. Early Tax Education

Penyuluhan langsung yang diberikan kepada calon wajib pajak khususnya mahasiswa, yaitu dengan memberikan pemahaman tentang perpajakan terlebih dahulu seperti pemahaman perpajakan, pembuatan NPWP dan pentingnya membayar pajak.

b. Tax Goes To Campus

Merupakan media untuk calon wajib pajak yaitu mahasiswa. Sosialisasi yang sifatnya dating langsung ke universitas biasanya berupa kuliah umum, seminar, workshop dan materi yang disampaikan yaitu seperti pemahaman perpajakan, pembuatan NPWP dan pengisian SPT Orang Pribadi dan Badan yang bersifat praktis. Dan apabila sosialisasi atau penyuluhan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak, maka Tim Sosialisasi Perpajakan KPP Medan Kota akan mengundang mahasiswa-mahasiswa untuk mengikuti sosialisasi di KPP.

c. Tax Gathering/Sarasehan

Ditujukan kepada wajib pajak terdaftar, yaitu wajib pajak yang dianggap telah memberikan kontribusi yang baik untuk KPP Pratama Medan Kota untuk Tim

Sosialisasi Perpajakan KPP Pratama Medan Kota. Sosialisasi perpajakan dengan media Tax Gathering / Sarasehan pernah dilakukan pada tahun 2012 kemarin. Tax Gathering / Sarasehan sendiri dilakukan untuk meningkatkan hubungan emosional kepada wajib pajak dan memberikan informasi-informasi tentang perekembangan yang ada di KPP Medan Kota.

d. Kelas Pajak / Klinik Pajak

Merupakan penyuluhan kepada wajib pajak terdaftar. Disini Kelas Pajak / Klinik Pajak merupakan penyuluhan yang dilakukan secara personal, dimana wajib pajak yang kurang mengerti meminta dilatih lagi secara personal lewat Klinik Pajak.

e. Help Desk

Untuk wajib pajak yang mempunyai masalah, kurang memahami tentang perpajakan. Berikut ada beberapa media sosialisasi tidak langsung yang diberikan oleh Tim KPP Pratama Medan Kota yaitu :

1. Suplemen ( tambahan)

Suplemen yang diberikan oleh Tim Sosialisasi Pajak KPP Pratama Medan Kota ini berbentuk brosur yang diberikan kepada masyarakat, stiker pajak yang ditempel di madding Kantor Pelayanan Pajak, spanduk yang dipasangkan di luar Kantor Pelayanan Pajak dan standing banner yang diletakkan di Kantor Pelayanan Pajak.

2. Iklan di media cetak

Penyuluhan atau sosialisasi yang menggunakan iklan di media cetak jarang dilakukan oleh Tim Sosialisasi Pajak KPP Pratama Medan Kota dikarenakan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, biasanya untuk pembuatan iklan sendiri dilakukan saat dekat dengan batas penyampaian SPT.

3. Artikel

Sosialisasi atau penyuluhan menggunakan artikel dibuat langsung oleh petugas pajak, tapi sifatnya tidak rutin karena tidak adanya aturan yang mengikat atau kewajiban untuk pembuatan artikel dan juga tidak semua petugas pajak dapat menulis artikel pajak.

KPP Pratama Medan Kota memiliki jumlah wajib pajak yang terdaftar sebanyak 138.187 wajib pajak, dengan wajib pajak aktif sebanyak 91.732 dan wajib pajak NE 46.445 orang dan dengan bidang pekerjaan serta usaha yang berbeda-beda. Dengan sekian banyaknya jumlah wajib pajak, kinerja AR di KPP Pratama Medan Kota mengalami banyak hambatan untuk menangani wajib pajak karena seharusnya menurut John Hutagaol dalam bukunya “Perpajakan Isu-isu Kontemporer” (2007), setiap satu orang AR harus menangani 3 ( tiga) hingga 5 ( lima) wajib pajak besar tertentu dan sekaligus mengawasi kepatuhan wajib pajak tersebut di dalam melaksanakan pemenuhan kewajibannya di bidang perpajakan. KPP Pratama Medan Kota saat ini menunjukkan bahwa tiap satu orang AR justru

menangani wajib pajak puluhan hingga lebih, hal tersebut ditunjukkan melalui statistic wajib pajak berdasarkan Account Representative sebagai berikut :

Tabel 1. Statistik Wajib Pajak dan Account Representative (AR)

No Nama AR

WP Bendaharawan

WP Badan WP Orang Pribadi

D NE E D NE E D NE E 1 AR1 21 0 21 570 4 566 6414 10 6404 2 AR2 5 0 5 428 2 426 2741 8 2733 3 AR3 12 0 12 779 6 773 6884 12 6872 4 AR4 32 0 32 359 11 348 3358 14 3344 5 AR5 17 0 17 232 1 231 2068 2 2066 6 AR6 23 0 23 442 7 435 6314 9 6305 7 AR7 34 0 34 398 3 395 4621 1 4620 8 AR8 15 0 15 320 1 319 2968 4 2964 9 AR9 36 0 36 273 1 272 5601 2 5599 10 AR10 64 0 64 308 4 304 1731 1 1730 11 AR11 19 0 19 355 10 345 2767 3 2764 12 AR12 9 0 9 495 1 494 5539 2 5537 13 AR13 16 0 16 286 1 2865 4005 3 4002 14 AR14 21 0 21 337 3 334 3814 3 3811 15 AR15 22 0 22 501 22 479 4963 23 4940

Sumber : KPP Pratama Medan Kota ( Kinerja Account Representative di KPP Medan Kota)

Kinerja Account Representative dinilai oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi setiap semester. Bila AR bekerja dengan baik, pengaruhnya akan terlihat di grading golongan yang digunakan untuk menentukan jumlah gaji yang diterima. Tolak ukur akhir kinerja AR memang terletak pada jumlah penerimaan pajak, tetapi proses kerja AR sehari-hari juga dinilai oleh kepala seksi. Penilaian kinerja pegawai pajak mencakup tiga hal seperti penilaian kinerja pelaksana atau disebut evaluasi kinerja pelaksana yaitu : (1) pelaksanaan tugas ( sesuai target dengan bobot penilaian

40%, (2) disiplin ( kehadiran dan berada di tempat dengan bobot penilaian 30%, (3) sikap dalam melaksanakan tugas dengan bobot penilaian 30%.

Terkait dengan perubahan peraturan dan penerbitan peraturan baru oleh DJP, AR harus selalu update peraturan pajak. Dengan rajin membaca peraturan dan artikel-artikel pajak serta mengikuti berbagai diklat, AR juga dapat mengetahui perkembangan perpajakan di Indonesia dan meningkatkan kapasitas dan pengetahuan perpajakannya. Kemudian peraturan ini diberitahukan / disosialisasikan ke WP baik secara langsung maupun kegiatan social maupun secara tidak langsung lewat surat. Kedua cara ini sudah dilakukan oleh AR di KPP Pratama Medan Kota sehingga wajib pajak dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan pajak. Sanksi administrasi berupa bunga dan denda kelalaian pemenuhan kewajiban pajak pun bisa dicegah bila AR selalu mengabarkan perubahan peraturan pajak kepada wajib pajak.

Kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang mengikat pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Peraturan mengenai kode etik pegawai DJP terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM 3/2007 DAN Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-33/PJ/2007. Berdasarkan kondisi di KPP Pratama Medan Kota bisa disimpulkan bahwa AR sudah bekerja sesuai dengan kode etik pegawai DJP baik kode etik bersifat kewajiban maupun yang bersifat lamaran bagi pegawai. Dengan demikian diharapkan AR dapat juga bersikap baik saat berhadapan dengan wajib pajak, disiplin dalam melaksanakan pekerjaanya, dapat

menjaga citra sebagai pegawai DJP, bisa menjadi panutan bagi wajib pajak, dan tidak melanggar larangan-larangan atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik pegawai sebagaimana yang disebutkan dalam peraturan-peraturan di atas.

Kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak adalah pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan yang mengikat pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Peraturan mengenai kode etik pegawai DJP terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM 3/2007 dan Surat Edaran Ditjen Pajak Nomor SE-33/PJ/2007. Berdasarkan kondisi di KPP Pratama Medan Kota bisa disimpulkan bahwa AR sudah bekerja sesuai dengan kode etik pegawai DJP baik kode etik yang bersifat kewajiban maupun yang bersifat larangan bagi pegawai. Dengan demikian diharapkan AR dapat bersikap baik saat berhadapan dengan wajib pajak, disiplin dalam melaksanakan pekerjaannya, dapat menjaga citra sebagai pegawai DJP, bisa menjadi panutan pekerjaannya, dapat menjaga citra sebagai pegawai DJP, bisa menjadi panutan bagi wajib pajak, dan tidak melanggar larangan-larangan atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik pegawai sebagaimana yang disebutkan di atas.

Dokumen terkait