• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berakhirnya Suatu perjanjian dapat terjadi karena suatu tindakan atau peristiwa tertentu, baik yang dikehendaki atau

tidak dikehendaki oleh para pihak. Hal tersebut antara lain :

a.

Telah dit ent ukan dalam perjanjian oleh para pihak.

b.

Undang-undang t elah menet apkan batas w akt u berlakunya perjanjian.

c.

Para pihak at au undang-undang dapat menent ukan bahw a dengan t erjadinya perist iw a t ertent u maka perjanjian akan hapus.

d.

Adanya suatu pernyataan untuk menghentikan perjanjian.

e.

Karena putusan hakim .

f.

Tujuan perjanjian telah t ercapai.13 1.5.3.10.2 Hapusnya Perikat an

M enurut ket entuan Pasal 1381 BW, t erdapat sepuluh cara hapusnya perikat an, yait u:

a.

Pem bayaran

b.

Penaw aran pembayaran t unai diikut i dengan penyimpanan at au penit ipan

c.

Pem baharuan utang

d.

Perjumpaan ut ang at au kompensasi

e.

Percampuran ut ang

f.

Pem bebabasan ut ang

g.

M usnahnya barang yang t erut ang

h.

Pem batalan

i.

Berlaku suatu syarat batal

j.

Lew atnya w aktu (daluarasa)

12Op.cit.

, Abdulkadir Muhammad, 2010, hal 239-243. 13Op.cit

1.5.4Tinjauan Umum Perjanjian Kredit . 1.5.4.1Pengert ian Kredit .

Kredit menurut ket entuan Pasal 1 angka (11) Undang-Undang Nomer 7 t ahun 1992 t entang perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang nomer 10 t ahun 1998 t entang perbankan selanjutnya disingkat UU Perbankan, menyat akan :

“ Kredit adalah penyediaan uang at au t agihan yang dapat dipersamakan dengan it u, berdasarkan perset ujuan at au kesepakat an pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mew ajibkan pihak memijam untuk melunasi utangnya set elah jangka w akt u t ertent u dengan pemberian bunga”

Pengert ian kredit sendiri sebenarnya berasal dari bahasa romawi yait u Credere yang berarti percaya at au Credo at au Credit um yang berarti saya percaya, maka seseorang yang t elah menyat akan kepercayaan dari kredit ur. Kredit juga berarti meminjamkan uang at au pemindahan pembayaran apabila orang menyat akan mem beli secara kredit maka hal ini berart i si pembeli tidak harus mem bayarnya pada saat it u juga.14

Apabila diart ikan secara ekonomi, kredit berart i “ peenundaan peembayaran” art inya uang at au barang yang dit erima sekarang akan dikem balikan pada masa yang akan datang. Bisa 1 minggu 1 bulan bahkan beberapa t ahun. Oleh karena it u dalam pemberian kredit selalu t erkandung resiko, yait u resiko bagi pemberi kredit bahw a uang at au barang yang t elah diberikan kepada penerim a kredit t idak kembali sepenuhnya. Dalam ruang lingkup maka kontra prest asi yang akan

14Op.cit.,

dit erim a kredit ur berupa sejumlah nilai ekonomi t ert ent u yang dapat berupa uang, barang, dan sebagainya. Dengan kondisi demikian maka t idak berlebihan apabila dari konteks ekonomi kredit mem punyai pengert ian suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang dimana prest asi yang diberikan sekarang, dim ana prest asi t ersebut pada dasarnya akan berbentuk nilai uang. Kredit berfungsi koperatif antara pemberian kredit dan si penerim a kredit at au antara kredit ur dan debit ur. M ereka menarik keuntungan dan saling menanggung resiko.

Dengan demikian dapat dikat akan bahw a int isari dari art i kredit sebenarnya menurut M olenaar yang dikut ip Prof. Dr M ariam Darus Badrulzaman, S.H. dalam buku aneka bisnis mengem ukakan bahw a kredit adalah meminjamkan benda at au uang pada peminjam dengan kepercayaan, bahw a benda at au uang it u akan dikembalikan dikemudian hari kepada pihak yang meminjamkan.15

M enurut pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomer 4 Tahun 1996 t entang Hak Tanggungan At as Tanah Besert a Benda-benda yang berkait an dengan Tanah, Kredit ur adalah pihak yang berpiut ang dalam suatu hubungan utang-piut ang t ertent u, sedangkan Pasal 1 ayat (3) debit ur adalah pihak yang berutang dalam suatu hubungan utang-piut ang t ertent u.

15Op.cit.,

Buku III Kit ab Undang-Undang Hukum Perdat a atau B.W mksud isi dari kredit ur at au pihak berpiut ang adalah pihak yang berhak menunt ut, sedangkan pihak yang w ajib mem enuhi t untutan dinamakan pihak berhutang atau Debit ur.16

1.5.4.2Pengert ian Perjanjian Kredit .

Perjanjian adalah suatu perist iw a dim ana dua orang at au dua pihak saling berjanji untuk melakukan suatu hal at au suatu perset ujuan yang dibuat oleh dua pihak at au lebih, masing-m asing bersepakat akan menaat i apayang t ersebut dalam perset ujuan it u.

Perjanjian kredit merupakan perikat an at ara dua pihak at au lebih yang menggunakan uang sebagai obyek dari perjanjian, jadi dalam perjanjian kredit ini t it ik beratnya adalah pemenuhan prest asi antara pihak yang menggunakan uang sebagai obyek at au sesuat u yang dipersamakan dengan uang.

Perjanjian kredit merupkan perjanjian konsensuil at ara Debit ur dengan Kredit ur ( dalam hal ini bank ) yang melahirkan hubungan hutang piut ang, dim ana Debit ur berkew ajiban membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh Kredit ur, dengan berdasarkan syarat dan kondisi yang t elah disepakati oleh para pihak.

Dalam Buku III KUH Perdat a t idak t erdapat ket entuan yang khususnya mengat ur perihal Perjanjian Kredit . Namun dengan berdasarkan asas kebebasan berkontrak, para pihak bebas untuk

16

menent ukan isi dari perjanjian kredit sepanjang tidak bert ent angan dengan undang-undang, ket ertiban umum, kesusilaan, dan kepat ut an. Dengan disepakat i dan dit andatanganinnya perjanjian kredit t ersebut oleh para pihak, maka sejak det ik it u perjanjian lahir dan mengikat para pihak yang membuat nya sebagai undang-undang.

Perjanjian kredit adalah perjanjian pokok ( prinsipil ) yang bersifat riil. Sebagaimana perjanjian perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan adalah assessor-nya. Ada at au berakhirnya perjanjian jaminan bergant ung pada perjanjian pokok. Art i riil ialah bahw a perjanjian kredit dit entukan oleh penyerahan uang oleh bank kepada nasabah kredit ur. Kredit yang diberikan oleh bank sebagai kredit ur kepada nasabahnya sebagai kredit ur selalu dilakukan dengan membuat suatu perjanjian. M engenai bentuk perjanjian ini t idak ada bentuk yang pasti karena t idak ada peraturan yang mengat ur, t etapi yang jelas perjanjian kredit selalu dibuat dalam bent uk t ertulis dan mengacu pada pasal 1320 KUH Perdat a t entang syarat-syarat sahnya perjanjian.17

1.5.4.3Jenis Perjanjian Kredit .

Dilihat dari pembuatannya, suatu perjanjian kredit dapat digolongkan menjadi:

a. Perjanjian Kredit dibaw ah t angan, yait u perjanjian kredit yang dibuat oleh dan antara para pihak yang t erlihat dalam perjanjian kredit t ersebut t anpa melibat kan pihak pejabat yang berw enang/ Notaris. Perjanjian Kredit dibaw ah t angan ini terdiri dari:

Perjanjian Kredit dibaw ah t angan biasa;

17

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 71.

Perjanjian Kredit dibaw ah t angan yang dicatat kan di Kantor Not aris (Waarmeking);

Perjanjian Kredit dibaw ah t angan yang dit andatangani di hadapan Not aris namun bukan merupakan akt a notarial (legalisasi). b. Perjanjian Kredit Not arial yait u perjanjian yang dibuat dan

dit andatangani oleh para pihak di hadapan Not aris. Perjanjian Not arial merupakan akt a yang bersifat otent ik (dibuat oleh dan di hadapan pejabat yang berw enang/ Notaris).

1.5.4.4St ruktur Perjanjian Kredit .

Suatu perjanjian kredit pada umumnya t erdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :

a. Kepala/ Judul b. Komparisi

Komparasi adalah bagian dari perjanjian kredit yang mem uat ket erangan ident it as para pihak.

c. Prem is

Prem is merupakan bagian dari akt a yang berisi uraian yang mem uat alasan-alasan at au dasar pert imbangan para pihak dalam membuat perjanjian kredit . Dalam premis dim uat hal-hal at au pokok-pokok pikiran yang merupakan konstalasi fakt a-fakt a secara singkat dan yang menggerakkan para pihak untuk mengadakan perjanjian kredit . d. Bat ang Tubuh

Bat ang t ubuh berisikan hal-hal yang diset ujui oleh para pihak, berupa klausula-klausula, baik klausula hukum maupun klausula komersial yang berkait an dengan pemberian fasilit as kredit .

e. Kolom Tanda Tangan (Signature Page)

Kolom t anda t angan berisikan t anda t angan para pihak pembuat perjanjian.18

1.5.4.5Fungsi Perjanjian Kredit .

Perjanjian kredit yang t elah dit andatangani para pihak, baik yang berbentuk akt a dibaw ah t angan (dibuat para pihak sendiri) at au dalam bentuk akt a otent ik (dibuat oleh dan dihadapan Notaris), mem punyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

18legalbanking.wordpress.comperjanjian-kredit-dan-pengakuan-hutang/

, Sabtu, 14 april 2012, jam 16:20.

a. Perjanjian kredit sebagai alat bukti bagi Kredit ur dan Debit ur yang mem butikan adanya hak dan kew ajiban t imbal balik antara bank sebagi Kredit ur dan Debit ur. Hak Debit ur adalah menerima pinjam an dan menggunakan sesuai t ujuannya dan kewajiban Debit ur mengembalikan hutang t ersebut baik pokok dan bunga sesuai w akt u dit entukan. Hak Kredit ur unt uk mendapatkan pem bayaran bunga dan kew ajiban Kredit ur adalah mem ijamkan sejumlah uang kepada Debit ur, dan Kredit ur berhak menerima pembayaran kembali pokok dan bunga.

b. Perjanjian kredit dapat digunakan sebagai alat at au sarana pemant auan at au pengaw asan kredit yang sudah diberikan, karena perjanjian kredit berisi syarat dan ket entuan dalam pemberian kredit dan pemngembalian kredit . Unt uk mencairkan kredt dan penggunaan kredit dapat dipant au dari ket entuan perjanjian kredit .

c. Perjanjian kredit merupakan perjanjian pokok yang menjadi dasar dari perjanjian ikutannya yait u perjanjian pengikat an jaminan. Pem berian kredit pada umumnya dijam in dengan benda-benda bergerak at au benda t idak bergerak milik Debit ur at au milik pihak ket iga yang harus dilakukan pengikat an jaminan.

d. Perjanjian kredit hanya sebagai alat bukti biasa yang membukt ikan adanya hutang Debit ur art inya perjanjian kredit t idak mempunyai kekuat an eksekut oria at au t idak mem berikan kekuasaan langsung kepada Bank at au Kredit ur untuk mengeksekusi barang jaminan apabila Debit ur t idak mampu melunasi hutangnya(wanprestasi).19

1.5.5Tinjauan Umum Jaminan

1.5.5.1Pengert ian Jaminan

Istilah ”jaminan merupakan terjemahan dari istilah zekerheid atau