• Tidak ada hasil yang ditemukan

c Fungsi Yang Terkait Dengan Pelaksanaan Ketentuan Perbankan Keterkaitan jaminan kredit dengan ketentuan perbankan yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia, misalnya dapat diperhatikan dari

ketentuan-ketentuan persyaratan agunan untuk restrukturisasi kredit

yang dilakukan dengan cara pemberian tambahan fasilitas kredit,

terhadap jaminan kredit dalam rangka manajemen risiko kredit, dan

sebagainya.

25

1.5.6Tinjauan Umum M engenai Hak At as Tanah.

Sebagaimana t elah diuraikan di muka, pada dasarnya suat u HAT(hak at as t anah) lahir dan mengikat pihak-pihak yang melaksanakan perbuatan hukum mencipt akan hak t ersebut sert a pihak ket iga, saat mana HAT(hak at as t anah) dibukukan pada buku t anah melalui kegiat an pendaftaran t anah. M enurut pasal 1 (1) Perat uran Pemerint ah Nomer 24 Tahun 1997 pendaftaran t anah adalah rangkaian kegiat an yang dilakukan pemerintah secara t erus-menerus, kesinambungan dan t eratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan,

25

M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesiat, Jakarta, Rajawali Pers, 2007 hal. 102

dan penyajian sert a pemeliharan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk pet a dan daftar, mengenai bidang-bidang t anah yang sudah ada haknya dan hak milik at as sat uan rumah susun serta hak-hak t ert entu yang mebebaninya.

1.5.7Hukum Tanah

Hukum t anah adalah keseluruhan ket entuan-ketent uan hukum, baik t ertulis maupun t idak t ertulis yang semuanya mempunyai obyek pengat uran yang sama yait u hak-hak penguasaan at as t anah sebagai lembaga-lembaga hukum dan sebagai hubungan hukum konkret, beraspek publik dan privat yang dapat disusun dan dipelajari secara sist emat is, hingga keseluruhannya menjadi sat u kesat uan yang merupakan sat u sist em. Sert a ket entuan-ketent uan hukum t anah yang t ertulis bersumber pada UUPA dan perat uran pelaksanaannya yang secara khusus berkait an dengan t anah sebagai sumber hukum ut amanya, sedangkan ket entuan- ket entuan Hukum Tanah yang t idak t ertulis bersumber pada hukum adat t entang t anah dan yurisprudensi t ent ang t anah sebagai sumber hukum pelengkapnya.

Obyek Hukum Tanah adalah Hak Penguasaan at as t anah yang dibagi menjadi 2, yait u:

a. Hak penguasaan at as t anah sebagai lembaga hukum.

Hak penguasaan at as t anah ini belum dihubungkan dengan t anah dan orang at au badan hukum t ert entu sebagai subjek atau pemegang haknya.

b. Hak penguasaan at as t anah sebagai hubungan hukum yang konkret .

Hak penguasaan at as t anah ini sudah dihubungkan dengan hak t ertent u sebagai obyeknya dan orang at au badan hukum t ertentu sebagai subjek at au pemegang haknya.26

1.5.8Hak At as Tanah.

26

Urip santoso, S.H., M.H., hukum agraria dan hak-hak atas tanah, Jakarta, kencana, 2007, ke 3, halaman 12.

Hak At as t anah adalah Hak yang mem berikan w ew enang kepada seseorang yang mem punyai hak untuk mem pergunakan at au mengambil maanfaat at as t anah t ersebut . Sebagai pula w ewenang yang dipunyai oleh pemegang hak at as t anah dibagi menjadi 2, yait u:

a. Wew enang umum.

Wew enang bersifat umum yait u pemegang hak at as t anah mem punyai w ew enang untuk menggunakan t anahnya, t ermasuk juga t ubuh bumi, air, dan ruang yang ada di at asnya sekedar diperlukan untuk kepent ingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan t anah it u dalam batas-batas menurut UUPA dan perat uran-peraturan hukum lain yang lebih t inggi (pasal 4 ayat (2) UUPA).

b. Wew enang Khusus.

Wew enang yang bersifat khusus yait u pemegang hak at as t anah mem punyai w ew enang untuk menggunakan t anahnya sesuai dengan macam hak at as t anahnya, misalnya w ew enang pada t anah Hak At as milik adalah dapat untuk kepent ingan pert anian dan at au mendirikan bangunan, w ew enang pada t anah Hak Guna Bangunan adalah menggunakan t anah hanya untuk mendirikan dan mem punyai bangunan di at as t anah yang bukan miliknya, w ew enang pada t anah Hak Guna Usaha adalah menggunakan t anah hanya untuk kepent ingan perusahan di bidang pert anian, perikanan, pet ernakan, at au perkebunan.27

1.5.9Pengert ian Hak At as Tanah Yang Belum Terdaft ar.

27

M engenai pengert ian Hak At as Tanah Yang Belum Terdaftar penjelasan pasal 15 ayat 4 UU No. 4 t ahun 1996 ( UU Hak Tanggungan ) menyat akan bahwa hak at as t anah yang belum t erdaft ar adalah t anah sebagaimana dim aksud dalam pasal 10 ayat 3 UU No. 4 t ahun 1996 ( UU Hak Tanggungan ) Pasal 10 ayat 3 UU No.4 tahun 1996 berbunyi:

“ apabila obyek Hak Tanggungan berupa hak at as t anah yang berasal dari konversi hak lama yang t elah memenuhi syarat untuk didaft arkan akan t etapi pendaftarannya belum dilakukan, pemberian Hak Tanggungan dilakukan bersamaan dengan pemohonan pendaftaran hak at as t anah yang bersangkut an. Penjelasan Pasal 10 ayat 3 UU No. 4 t ahun 1996 yang dim aksud dengan hak kepemilikan at as t anah menurut hukum adat yang t elah ada akan t etapi proses administ rasi dalam konversinya belum selesai dilaksanakan” .

Jadi pengert ian hak at as t anah yang belum t erdaft ar adalah t anah yang hak kepemilikan at as t anah t ersebut menurut hukum adat yang t elah ada akan t etapi proses administ rasi dalam konversinya belum selesai dilaksanakan.

1.5.10Pengert ian Obyek Jaminan Hak Tanggungan.

Pengert ian obyek jaminan dihubungkan dengan jaminan kredit . Jaminan kredit adalah segala sesuat u yang mem punyai nilai mudah untuk diuangkan yang diikat dengan janji yang sebagai jaminan untuk pembayaran dari utang debit ur berdasarkan perjanjian kredit yang dibuat kredit or dan debit ur. Sedangkan pengertian obyek jaminan adalah barang at au benda yang mem punyai nilai mudah untuk diuangkan yang diikat dengan janji sebagai jaminan untuk pembayaran dari hutang debit or berdasarkan perjanjian kredit yang dibuat antara kredit or dan debit or. Dan Pengert ian Hak Tanggungan berdasarkan Pasal 1 UU Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan

pada hak at as t anah sebagaimana dim aksud dalam Undang-undang Nomer 5 t ahun 1960 t entang Perat uran Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut at au t idak berikut benda-benda lain yang merupakan sat u kesatuan dengan tanah it u untuk pelunasan utang t ertent u yang mem berikan kedudukan yang diut amakan kepada kredit or t ertent u t erhadap kredit ur-kredit ur lain. Jadi pengertian obyek jaminan Hak Tanggungan adalah barang at au benda yang mempunyai nilai mudah untuk diuangkan yang diikat dengan janji sebagai jaminan untuk pembayaran dari hutang debit ur berdasarkan perjanjian kredit yang dibuat antara kredit ur dan debit ur, yang dibebenkan pada hak at as t anah sebagaimana dim aksud dalam Undang-undang Nomer 5 t ahun 1960 t entang Perat uran Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut at au t idak berikut benda-benda lain yang merupakan sat u kesat uan dengan t anah it u untuk pelunasan utang t ertent u yang memberikan kedudukan yang diut amakan kepada kredit ur t ertent u t erhadap kredit ur-kredit ur lain.

1.6M et ode Penelit ian.

1.6.1 Pendekat an M asalah

Penelit ian ini merupakan penelit ian yang bersifat yuridis normatif. Di dalam pembahasan masalah ini memakai pendekat an perundang-undangan (St at ut e Approach) yang dikombinasikan dengan pendekatan konsep (Concept ual Approach) yakni pembahasan dengan berdasarkan pada perundang-undangan t erkait sert a pembahasan t eori yang t erdapat dalam lit erat ure maupun t eori yang diungkapkan oleh para ahli. Kait anya dengan jaw aban at as permasalahan yang

dibahas didasarkan pada norma hukum yang t erdapat pada peraturan perundang-undangan yang terkait .28

1.6.2 Sumber Dat a.

Sumber data dalam penelit ian ini yait u menggunakan data sekunder adalah data dari penelit ian kepustakaan dim ana dalam data sekunder t erdiri dari 2 (dua) bahan hukum, yait u bahan hukum prim er, bahan hukum sekunder sebagai berikut :

a. Bahan hukum Primer.

Bahan hukum prim er adalah bahan hukum yang sifat nya mengikat berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ada kait annya dengan permasalahan yang dibahas terdiri dari:

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 t entang perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 t ent ang Perbankan.

Undang-Undang No.4 Tahun 1996 t entang Hak Tanggungan at as Tanah Benda-Benda Yang Berkait an Dengan Tanah.

Kit ab Undang-Undang Hukum Perdat a (BW).

Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 at au Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA).

Pasal 10 Ayat 3 Undang-Undang No.4 t ahun 1996 t ent ang Hak At as Tanah yang belum Terdaft ar.

b. Bahan Hukum Sekunder.

28

Bahan Hukum sekunder ini didapat dari berbagai lit erat ure, hasil w aw ancara, sert a pengambilan bahan hukum khususnya mengenai perjanjian kredit dengan obyek jaminan berupa hak at as t anah yang belum t erdaft ar.

1.6.3 Pengumpulan Dat a

M etode pengumpulan data merupakan t eknik at au cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. M etode pengumpulan dat a yang digunakan dalam menem puh penelit ian ini dibedakan 2 cara, yait u:

a. St udi kepustakaan.

Pengum pulan data yang diperoleh dengan membaca dan mem pelajari peraturan perundang-undangan dan lit eratur kemudian diklasifikasikan berdasarkan priorit as sehubungan dengan permasalahan yang dibahas. b. Penelit ian lapangan.

Pengum pulan data yang diperoleh melalui w aw ancara di salah sat u Bank yang berlokasi di Surabaya, maupun dengan pengambilan bahan hukum khususnya mengenai perjanjian kredit dengan obyek jaminan berupa hak at as t anah yang belum t erdaft ar dengan didasarkan pada peraturan perundang- undangan yang berlaku besert a t eori-t eori yang berkait an dengan masalah yang dibahas. Dan Wakt u penelit ian ini adalah 3 (t iga) bulan, dim ulai dari bulan M aret sampai dengan bulan Juni. Penelit ian ini dilaksanakan pada bulan M aret hingga April t ahap persiapan penelit ian ini meliput i: penentuan judul penelitian, penulisan skripsi, seminar skripsi, dan perbaikan skripsi. Tahap pelaksanaan penelit ian selam a 3 bulan t erhit ung mulai minggu t erkhir

bulan M aret sampai bulan Juni aw al minggu, meliput i pengumpulan sumber data prim er dan sekunder.

1.6.4 Teknik Analisis Dat a.

Dalam menganalisis data yang diperoleh digunakan met ode berfikir deskript if yait u memaparkan t eori-t eori yang berhubungan dengan pembahasan masalah lalu menganalisis data yang t erhimpun untuk kemudian dihubungkan dengan t eori-t eori ilm u hukum yang ada. Pada akhirnya dit emukan suatu penyelesaian masalah sehingga dapat digunakan untuk mem bantu penulisan dalam penulisan kesimpulan dan saran.

1.7 Sist emat ika Penulisan.

Skripsi ini merupakan sat u kesat uan pemikiran secara utuh dim ulai dari pendahuluan sampai pada penutup, agar dapat mem peroleh hasil penulisan yang t epat dan t erarah sesuai dengan judul skripsi ini disusun secara sist emat is menjadi empat bab, set iap bab memiliki ket erkait an antara yang sat u dengan yang lainnya. Unt uk pembahasan secara jelas dan t erperinci sebagai berikut :

Bab I merupakan pendahuluan, yang berisi uraian dari isi t ulisan ini yang bert ujuan mem berikan gam baran kepada pembaca mengenai t opik yang akan dibahas dalam skripsi ini. Bab I t erdiri dari beberapa sub bab, yait u lat ar belakang masalah, rumusan masalah, t ujuan penelit ian, manfaat penelit ian, kajian pustaka, met odologi penelit ian dan sist ematika penelit ian.

Bab II membahas t ent ang perumusan m asalah yang pert ama m engenai t entang bagaimana pelaksanaan pemberian kredit oleh bank BRI ( Bank Rakyat Indonesia ) di Surabaya dengan jaminan tanah yang belum bersert ifikat .

Bab III membahas t entang perumusan masalah yang kedua mengenai t entang bagaimana perlindungan hukum bagi Bank BRI ( Bank Rakyat Indonesia ) di Surabaya selaku kredit or t erhadap jaminan t anah yang bersertifikat .

Bab IV merupakan bab penutup, terdiri atas kesimpulan dan saran terhadap