• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN UMUM PERJANJIAN SEWA MENYEWA

E. Berakhirnya Sewa Menyewa

a. Meminta pengurangan harga sewa sebanding dengan bahagian yang musnah.93

b. Menuntut pembatalan perjanjian sewa.

Untuk melihat batas kemusnahan antara keseluruhan dan sebahagian dapat ditegaskan bahwa jika barang yang musnah secara material hanya sebahagian dan akibat kemusnahan barang itu masih dapat dipakai dan dinikmati untuk bahagian yang masih tinggal, maka kemusnahan seperti itu adalah “meliputi sebahagian saja”.94Akan tetapi walaupun barang yang musnah secara materil hanya sebahagian namun kemusnahan atas sebahagian tadi telah menghilangkan kegunaan dan penikmatan atas seluruh barang, kemusnahan demikian harus dianggap “meliputi seluruh barang”.

Oleh karena barang yang disewakan musnah sama sekali, perjanjian sewa sudah tidak ada lagi atau kembali seperti keadaan semula sebelum lahirnya perjanjian sewa menyewa. Masing-masing pihak kembali dalam posisi semula sebelum sewa menyewa.Dalam hal ini, barang sewa yang hancur merupakan tanggung jawab pihak yang menyewakan selaku pemilik barang.Demikian pulaapabila ada barang-barang yang merupakan milik pihak penyewa yang turut musnah, maka barang tersebut juga menjadi tanggung jawab penyewa.95

E. Berakhirnya Sewa Menyewa

Persetujuan sewa menyewa dapat berakhir dengan sendirinya pada waktu tertentu, setelah dihentikan dengan memperhatikan suatu tenggang tertentu

      

93Ibid., hal. 235.

94Ibid., hal. 236.

(Opzeggingstermijn).96Meskipun sewa menyewa merupakan suatu perjanjian yang konsesnsuil, namun oleh undang-undang diadakan perbedaan antara sewa tertulis dan sewa lisan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1570 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bahwa : “Jika sewa dibuat dengan tulisan maka sewa itu berakhir demi hukum apabila waktu yang ditentukan telah lampau tanpa diperlukannya sesuatu pemberhentian untuk itu.” Jika sewa tidak dibuat dengan tulisan, itu tidak berakhir pada waktu yang ditentukan, melainkan jika pihak yang satu memberitahukan kepada pihak yang lain bahwa ia hendak menghentikan sewanya dengan mengindahkan tenggang waktu yang diharuskan menurut kebiasaan setempat, hal ini terdapat dalam ketentuan Pasal 1571 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.97Jika tidak ada pemberitahuan seperti itu, maka dianggap sewa itu diperpanjang untuk waktu yang sama.98

Apabila jangka waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian sewa menyewa yang dibuat secara tertulis itu telah habis, sedang pihak penyewa tetap mempergunakan barang yang disewa itu dan dibiarkan saja oleh pemilikannya maka dianggap ada perjanjian baru yang dibuat secara tidak tertulis dan akibatnya diatur oleh peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perjanjian sewa menyewa yang dibuat secara lisan.99 Tetapi jika salah satu pihak telah memberitahukan pemutusannya kepada pihak lain, maka tidaklah dianggap ada suatu perjanjian baru.

      

96 Hasim Purba, Op.Cit., hal. 89.

97 Handri Raharjo(2), Op.Cit., hal. 28.

98Subekti(2), Op.Cit., hal. 94.

 

Ada dua hal yang perlu diketahui berkenaan dengan berakhirnya sewa menyewa yakni :100

1. Perjanjian sewa tidak sekali-kali hapus dengan meninggalnya pihak yang menyewakan maupun dengan meninggalnya pihak yang menyewa. Hal ini diatur dalam Pasal 1575 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2. Dengan dijualnya barang yang disewa, suatu sewa menyewa yang telah dibuat sebelumnya tidaklah putus kecuali apabila hal tersebut telah diperjanjikan pada waktu menyewakan barang dan apabila ada diperjanjikan demikian, si penyewa tidak berhak menuntut suatu ganti rugi jika tidak ada suatu janji yang tegas. Tetapi apabila janji yang demikian itu memang ada, si penyewa tidak diwajibkan mengosongkan barang yang disewa selama ganti rugi yang terutang belum dilunasi.101Hal ini diatur dalam Pasal 1576 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Dengan ketentuan ini undang-undang bermaksud melindungi pihak penyewa terhadap pemilik baru, apabila barang yang sedang disewa itu dipindahkan ke lain tangan.Dengan mengingat maksud undang-undang ini maka maksud dari kata “dijual” dalam Pasal 1576 sudah lazim ditafsirkan secara luas hingga tidak terbatas pada jual beli sajatetapi meliputi perpindahan hak miliknya.102 Sebaliknya, kata “sewa” atau persewaan dalam pasal tersebut harus ditafsirkan secara sempit atau terbatas, dalam arti bahwa yang tidak diputuskan atau harus dihormati oleh pemilik baru itu hanya hak sewa saja. Sebab sangat mungkin dalam perjanjian sewa dimasukkan janji-janji untuk kepentingan pihak penyewa yang bukan hak sewa, misalnya kepada penyewa dijanjikan bahwa       

100 I.G. Rai Widjaya,Op.Cit., hal. 174.

101Ibid., hal. 175.

setelah persewaan berlangsung sepuluh tahun, ia diperkenankan membeli barang yang disewanya itu dengan harga yang murah. Hak seperti ini lazim dinamakan hak opsi yang tidaklah berlaku terhadap pemilik baru apabila barang itu dijual kepada orang lain.

Demikian juga si pembeli yakni pihak yang menyewakan yang telah menjual barang yang disewakan tersebut dengan “janji membeli kembali” tidak dapat menggunakan kekuasaannya untuk memaksa pihak penyewa untuk mengosongkan barang yang disewa, sebelum ia dengan lewatnya tenggang waktu yang ditentukan untuk pembelian kembali, yakni menjadi pemilik mutlak.103

Secara umum undang-undang memberi beberapa ketentuan tentang berakhirnya sewa menyewa.Dan akibat yang paling jauh dari berakhirnya sewa menyewa adalah “pengosongan” barang yang disewa. Pada dasarnya sewa menyewa akan berakhir bila :

1. Berakhir sesuai dengan batas waktu yang ditentukan secara tertulis (Pasal 1576 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata).

Dalam perjanjian sewa menyewa yang masa berakhirnya telah ditentukan secara tertulis; sewa menyewa dengan sendirinya berakhir sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan para pihak.Jadi jika lama sewa menyewa sudah ditentukan dalam persetujuan secara tertulis, perjanjian sewa berakhir tepat pada saat yang telah ditetapkan.Pemutusan sewa dalam hal ini tidak perlu lagi diakhiri dengan surat lain.104

2. Sewa menyewa yang berakhir dalam waktu tertentu yang diperjanjikan secara lisan.(Pasal 1571 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata).

      

103 I. G. Rai Widjaya., Loc.Cit.

 

Dalam hal ini berakhirnya sewa tidak disudahi sesaat setelah lewatnya batas waktu yang ditentukan. Melainkan setelah adanya pemberitahuan dari salah satu pihak yang menyatakan kehendak akan mengakhiri sewa menyewa. Pemberitahuan pengakhiran sewa tersebut harus memperhatikan jangkauan waktu yang layak menurut kebiasaan setempat.Batas waktu antara penghentian dengan pengakhiran inilah yang disebut jangka waktu penghentian.Jangka waktu penghentian tidak boleh terlampau pendek.Tetapi memberi jangka waktu yang layak memungkinkan pihak penyewa mempersiapkan segala sesuatu mengatasi akibat dari pengakhiran sewa.105

3. Pengakhiran sewa menyewa; baik tertulis maupun dengan lisan yang tidak ditentukan batas waktu berakhirnya.

Dalam bentuk perjanjian sewa menyewa seperti ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa penghentian dan berakhirnya berjalan sampai pada saat yang dianggap pantas oleh kedua belah pihak.Atau batas waktu pengehentian yang selayaknya ini berpedoman kepada kepatutan dan kebiasaan setempat.Misalnya pengakhiran sewa berjangka waktu seminggu seperti pada sewa menyewa penginapan ditempat rekreasi, dapat juga dengan jangka waktu sebulan tergantungpada pemakaian barang yang bersangkutan.Hal ini dikemukakan karena undang-undang tidak mengatur cara pengakhiran perjanjian sewa tanpa batas waktu.106

4. Ketentuan khusus pengakhiran sewa.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1579 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menentukan bahwa : “Pihak yang menyewakan tidak boleh mengakhiri sewa       

105Ibid., hal. 239.

dengan menyatakan hendak memakai sendiri barang yang disewakan, kecuali jika telah diperjanjikan. Namun apabila ketentuan seperti ini tidak disebut dalam persetujuan, maka pihak yang menyewakan tidak dapat mempergunakan alasan tersebut.107

Dalam ketentuan Pasal 1575 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, perjanjian sewa menyewa tidak hapus atau tidak berhenti dengan meninggalnya salah satu pihak.Meninggalnya pihak yang menyewakan tidak menyebabkan hapusnya perjanjian sewa menyewa.Perjanjian dapat dilanjutkan oleh masing-masing ahli waris.

      

   

BAB IV

PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUANGAN TOKO (STUDI PADA

PUSAT PERBELANJAAN RAMAYANA BUANA PLAZA MEDAN)

A. Gambaran Umum Mengenai Ramayana Buana Plaza Medan

Ramayana Buana Plaza Medan merupakan salah satu cabang dari PT. Ramayana Tbk yang merupakan Ramayana pertama yang berpusat di Jakarta. PT. Ramayana Tbk ini mempunyai beberapa cabang di wilayah Sumatera Utara yakni :

1. Ramayana Jl. Sisimangaraja, Ramayana Super Center (R58), Yang merupakan Pusat dari Ramayana yang ada di wilayah Sumatera Utara.

2. Ramayana Pringgan (R62). 3. Ramayana P. Siantar (R41). 4. Ramayana Buana Plaza (R65). 5. Ramayana Binjai (R64).

Ramayana Buana Plaza ini terletak di jalan Aksara No. 2 Medan.Tepatnya pada tanggal 25 Mei 2005, menjadi hari bersejarah bagi toko ini dan tetap eksis dalam dunia peretailan yang mampu bersaing dengan toko retail lainnya.

Adapun yang menjadi kegiatan usaha di Ramayana Buana Plaza Medan ini mencakup ruang lingkup yang sangat luas yaitu mulai dari penjualan produk-produk fashion, supermarket, fast food dan bakery, produk-produk elektronik, dan zone 2000 yang telah bergerak khusus di departemen arena bermain keluarga.

Berdasarkan struktur organisasi yang ada terlihat jelas bahwa setiap bawahan akan menerima perintah, tugas, dan wewenang dari atasan. Sebaliknya seorang atasan akan mendelegasikan tugas dan wewenang serta memberikan

perintah kepada bawahannya langsung, kemudian menerima pertanggungjawaban atas hasil kerja yang telah mereka lakukan. Dalam kegiatan pengorganisasian seluruh aspek yang ada di dalam tubuh organisasi, maka dalam hal ini Kepala Toko memberikan peranan yang lebih besar kepada Asisten Manager untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya, setelah itu mandate diberikan kepada Supervisor masing-masing departemen yang selanjutnya kepada Kepala Counter dan masing-masing karyawan pada departemennya masing-masing. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas-tugasnya maka setiap bagian masing-masing memiliki uraian tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap tugas-tugas pekerjaannya yang disebut dengan JobDesc, yang merupakan garisan yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan yang dalam pelaksanaan tugas tidak boleh menyimpang dari standarisasi peraturan yang telah ditetapkan masing-masing pemegang jabatan mulai dari Kepala Toko hingga Departemen-departemen. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala Toko

a. Melakukan kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan

b. Mengatur, merencanakan dan memutuskan rancangan kerja masing-masing departemennya.

c. Mengambil keputusan dan kebijaksanaan sehubungan dengan rencana dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Merchandiser (MCD)

a. Mengontrol stok, Sales dari setiap event barang

 

c. Mempromosikan barang-barang baru serta acara produk khusus. 3. Asisten Manager Fashion

a. Mengatur kebijaksanaan perusahaan di bagian internal b. Membawahi bagian Suporting Unit

c. Mengatur Unit kerja monitor untuk mengumumkan promosi barang. 4. Asisten Manager Bazar

a. Mengontrol Center Point dan Selling Point Supermarket

b. Membuat departemen-departemen seperti Toys, Stationary, House-Hold, Foods

c. Mengontrol 300 barang masuk 5. Kepala Kasir

a. Membawahi Junior Supervisor Kasir, KPT, Kasir-Helper b. Mengkondisikan titik Kasa

c. Mengontrol pembayaran, penyetoran, dan pengelolaan uang. 6. Supervisor Administrasi

a. Mengawasi segala sesuatu kegiatan yang bersifat administrative

b. Melaksanakan pengurusan administrasi atas usaha-usaha pekerjaan di kegiatan dalam membantu serta melancarkan distribusi stok barang.

7. ADM - SDM

a. Pelatihan dan pengembangan karyawan b. Kompensasi dengan pengimputan absensi. 8. Supervisor Area

a. Membawahi per departemen di dalam toko

9. Administrasi

a. Membantu departemen

b. Departemen dalam bidang administrasi. 10.Kepala Conter

a. Mengontrol pendisplayan barang b. Center point dan selling point. 11.Departemen Gudang

a. Distribusi gudang b. Pengecekan barang.

B. Prosedur Pelaksanaan Dan Bentuk Perjanjian Sewa Menyewa

Ruangan Toko

Perjanjian sewa menyewa merupakan suatu perbuatan hukum.Dalam melaksanakan suatu perjanjian sewa menyewa terdapat para pihak yang mengikatkan diri pada perjanjian ini yaitu pihak yang menyewakan dan pihak penyewa yang dapat disebut sebagai subjek hukum.Dalam hal ini yang melakukan perjanjian sewa menyewa yakni PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk sebagai pihak yang menyewakan salah satu ruangan toko yang terdapat di Ramayana Buana Plaza Medan yang merupakan cabang dari PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk dan Ernawati Tarigan sebagai pihak penyewa yang melakukan penyewaan ruangan toko tersebut.Ruangan toko yang disewakan dalam perjanjian ini yakni khusus untuk ruangan toko counter handphone.

Perjanjian ini telah dibuat atas dasar telah adanya kesepakatan antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa.Perjanjian sewa menyewa ini adalah

 

suatu perjanjian konsensualisme yang artinya perjanjian tersebut telah sah dan mengikat pada detik tercapainya “sepakat” mengenai dua unsur pokoknya yaitu barang dan harga.108

Setelah melakukan wawancara dengan pihak penyewa ruangan toko di Ramayana Buana Plaza Medan yaitu bersama Ernawati Tarigan, dapat diketahui bahwa dalam melakukan perjanjian sewa menyewa ruangan toko yang terdapat di Ramayana Buana Plaza Medanini Ernawati Tarigan selaku pihak penyewa pada awalnya terlebih dahulu datang ke Ramayana Buana Plaza Medan dan bertemu dengan Kepala Toko (Store Manager) di Ramayana Buana Plaza Medan untuk memberitahu bahwa akan melakukan penyewaan ruangan toko di lokasi tersebut untuk melaksanakan serta mengembangkan kegiatan usahanya yakni dalam bidang usaha penjualan handphone, accessories handphone, serta voucher handphone, setelah itu pihak Kepala Toko (Store Manager) bersama menemani Ernawati Tarigan sebagai pihak penyewa kepada pihak marketing dan membicarakan mengenai penyewaan ruangan toko itu, seperti mengenai lokasi ruangan toko tersebut, harga penyewaansesuai dengan peraturan yang di buat di Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.109

Setelah Ernawati Tarigan setuju dengan peraturan-peraturan yang dibuat dalam penyewaan tersebut maka setelah itu dibuatlah surat perjanjian sewa menyewa atas persewaan ruangan toko yang terdapat di Ramayana Buana Plaza Medan tersebut sebagai bukti tertulis lalu pihak Ernawati Tarigan langsung melakukan pembayaran uang sewa dengan mentransfer biaya sewa tersebutke rekening yang telah ditentukan untuk pembayaran uang sewa. Dalam hal ini pihak       

108Handri Raharjo, Buku Pintar Transaksi Jual Beli dan Sewa Menyewa, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010), hal. 25.

Ramayana Buana Plaza Medan bertindak aktif dalam menentukan lokasi persewaan ruangan toko counter handphone yang akan dipakai oleh Ernawati Tarigan, penentuan lokasi ruangan toko yang akan digunakan yaitu berdasarkan lokasi mana yang masih kosong maka lokasi ruangan toko yang masih kosong tersebut yang akan diberikan kepada pihak penyewa.110Lokasi ruangan toko yang disewakan yakni di Ramayana Buana Plaza Medan lantai 4 M1 dan M2.

Adapun spesifikasi dari ruangan toko yang disewakan di Ramayana Buana Plaza Medan adalah :

1. Lantai : Lantai menggunakan keramik. 2. Plafon :Menggunakan asbes.

3. Dilengkapi dengan barang-barang penunjang usaha yang dibutuhkan pihak penyewa berupa kursi, meja, lampu ruangan, lemari tempat penyimpanan barang pemilik usaha tersebut.

Namun dalam pelaksanaan kegiatan usaha penjualan handphone yang dilakukan Ernawati Tarigan ini show case yang digunakan adalah show case milik pribadi pihak penyewa, tidak ada penyewaan ataupun tidak ada disediakan show case dari pihak Ramayana.

Dalam pelaksanaan perjanjian ini dimana pihak yang satu wajib melakukan prestasi dan pihak yang lain berhak atas prestasi yang dilakukan tersebut. Pemenuhan prestasi merupakan hakikat dari suatu perikatan.Prestasi yang dimaksud yaitu sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaan yang mana

      

 

sesuai dengan condition sebagaimana disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.111

Wujud dari prestasi tersebut yaitu berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu.Kemudian para pihak melakukan kesepakatan dalam perjanjian sewa menyewa ruangan toko tersebut. Sebagai pihak yang menyewakan dengan ini berjanji mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak penyewa atas kenikmatan suatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak penyewa disanggupi pembayarannya dan dengan ini pihak penyewa berjanji dan mengikatkan diri untuk membayar harga sewa dan menikmati dengan memakai ruangan toko counter handphone dari pihak yang menyewakan sebagaimana yang telah diuraikan dalam perjanjian sewa menyewa tersebut.

Dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa ruangan toko counter handphone ini akan merumuskan suatu hak dan kewajiban yang akan diterima dan dilaksanakan oleh masing-masing pihak. Adapun yang menjadi hak-hak yang akan diterima oleh pihak yang menyewakan yaitu :

a. Pihak yang menyewakan berhak menerima uang sewa yang dibayar oleh pihak Ernawati Tarigan sebagai pihak penyewa pada waktu yang telah ditetapkan, apabila pembayaran uang sewa tidak dilakukan sesuai pada waktunya maka pihak Ramayana Lestari Sentosa, Tbk akan memutuskan kontrak secara sepihak dan berhak menyewakan lagi ruangan toko counter handphone yang ada di Ramayana Buana Plaza Medan tersebut kepada pihak lain.

      

b. Pihak Ramayana Lestari Sentosa, Tbk sebagai pihak yang menyewakan ruangan toko di Ramayana Buana Plaza Medan berhak untuk mengakhiri perjanjian sewa menyewa ruangan toko counter handphone apabila tidak ada pemberitahuan dari pihak Ernawati Tarigan dalam jangka waktu 14 hari dan lokasi sewa ruangan toko secara otomatis kembali menjadi milik pihak yang menyewakan.

c. Selain itu apabila pada tanggal yang telah ditentukan, pihak Ernawati Tarigan tidak juga membuka usahanya maka pihak Ramayana Lestari Sentosa, Tbk selaku pihak yang menyewakan ruangan toko counter handphone di Ramayana Buana Plaza Medan berhak membatalkan perjanjian sewa menyewa secara sepihak dan segala pembayaran yang telah dibayarkan menjadi hak dari pihak yang menyewakan serta sebagai pihak yang menyewakan Ramayana Lestari Sentosa, Tbk berhak menyewakan ruangan toko tersebut kembali kepada pihak lain, dan jika selama tiga hari berturut-turut pihak Ernawati Tarigan meninggalkan ruangan toko counter handphonenya tanpa pemberitahuan secara tertulis kepada pihak Ramayana Buana Plaza Medan maka show case beserta isinya akan menjadi milik pihak yang menyewakan.

Hal-hal yang menjadi kewajiban yang akan dilaksanakan oleh pihak yang menyewakan dalam perjanjian sewa menyewa ruangan toko yang terdapat di Ramayana Buana Plaza Medan yaitu :

a. Dalam perjanjian sewa menyewa ruangan toko ini kewajiban pihak yang menyewakan adalah menyerahkan ruangan toko counter handphone yang akan disewakan kepada Ernawati Tarigan untuk mengembangkan usaha yang akan

 

dilakukan pihak penyewa di Ramayana Buana Plaza yang diserahkan dalam keadaan terpelihara.

b. Pihak yang menyewakan berkewajiban untuk menyediakan lampu penerangan dan AC sentral sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pihak Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

c. Serta pihak yang menyewakan berkewajiban menyediakan daya listrik (PLN atau genset) tanpa atau dengan KWH meter yang dibutuhkan oleh pihak Ernawati Tarigan sebagai penyewa (jika diperlukan dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan) yaitu minimum sebesar 450 Watt/counter (tanpa KWH meter) untuk memberikan kenikmatan yang tentram dari ruangan yang disewakan selama berlangsungnya persewaan. Apabila pihak penyewa menggunakan penyediaan listrik dengan KWH Meter maka pihak Ernawati Tarigan akan dikenakan deposit listrik yang akan disesuaikan dengan standar gedung yang berlaku dan biaya pemakaian listrik tersebut akan ditagih setiap bulannya. Namun dalam perjanjian ini pihak Ernawati Tarigan tidak menggunakan penyediaan listrik dengan KWH Meter. Biaya pemakaian listrik tanpa KWH Meter telah disatukan dengan biaya persewaan ruangan toko yang disewa oleh Ernawati Tarigan.

Selain hak dan kewajiban yang diterima dan dilaksanakan oleh pihak yang menyewakan, pihak penyewa juga memiliki hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa. Hal-hal yang menjadi hak dari pihak penyewa yaitu :

a. Pihak Ernawati Tarigan berhak atas penyerahan ruangan toko counter handphone yang diserahkan oleh pihak Ramayana Buana Plaza Medan dalam

keadaan yang baik dan terpelihara sehingga pihak Ernawati Tarigan dapat mempergunakan ruangan tersebut untuk keperluan usahanya.

b. Selain itu pihak Ernawati Tarigan juga berhak atas kenikamatan tentram dan damai atas ruangan toko yang di sewa penyewa yakni dengan adanya penyediaan lampu penerangan dan AC sentral yang sesuai standar dan pihak yang menyewakan akan menyediakan daya listrik (PLN atau Genset) tanpa atau dengan KWH Meter apabila dibutuhkan oleh pihak Ernawati Tarigan yakni minimum sebesar 450 Watt per counter.

c. Serta pihak Ernawati Tarigan berhak untuk melakukan kegiatan usaha penjualan sebagaimana telah di sepakati dalam perjanjian tersebut bahwa pihak Ernawati Tarigan akan melakukan kegiatan usaha dengan jenis usaha penjualan handphone, accessories handphone, dan voucher handphone maka pihak Ernawati Tarigan tidak diperbolehkan untuk merubah jenis usaha tersebut karena ruangan toko yang terdapat di Ramayana Buana Plaza Medan tersebut di sewakan khusus untuk kegiatan usaha penjualan handphone.

Hal-hal yang menjadi kewajiban pihak penyewa dalam perjanjian sewa menyewa ruangan toko ini yaitu :

a. Pihak Ernawati Tarigan mempunyai kewajiban untuk menggunakan ruangan toko counter handphone yang disewakan di Ramayana Buana Plaza Medan dengan hati-hati yaitu dengan menjaga dan memelihara keutuhan ruangan serta tempat untuk usahanya dari kerusakan dan menjaga kebersihan di area sewa dan sekitarnya, serta menyediakan sarana pengamanan tempat atau lingkungan seperti alat pemadam kebakaran, kunci lemari, dan tempat

Dokumen terkait